Anda di halaman 1dari 12

Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang

ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PRODUK


KOSMETIK SARIAYU MARTHA TILAAR DI KOTA SEMARANG
Gita Sugiyarti
gitaayuaris@gmail.com
Aris Mardiyono
aris.05untagsmg@gmail.com
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Abstraksi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
Target khusus penelitian ini menguji secara empiris pengaruh budaya, sosial, pribadi terhadap
kepuasan konsumen dalam memilih produk kosmetik. Teknik sampling berdasarkan purposive
sampling, sampel sebanyak 104 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dengan
cara wawancara. Pengumpulan data dengan menggunakan kombinasi pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup yang diberikan kepada responden. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan SEM ( Structural Equation Modeling ). Temuan teoritis dalam studi ini
adalah memperkaya literatur untuk menciptakan kepuasan konsumen. Sedangkan temuan manajerial
dalam studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya, sosial dan pribadi terhadap kepuasan
konsumen.
Kata kunci : Budaya, Sosial, pribadi , Kepuasan Konsumen
merupakan serangkaian sikap individu
dalam mencapai sesuatu spesifik sesuai
1. Pendahuluan dengan tujuannya. Setiadi (2010),
mengatakan motivasi ialah pemberi daya
1.1. Latar Belakang Masalah gerak untuk menciptakan gairah
Persaingan industri kosmetik pada seseorang agar berkerja sama, bekerja
dewasa ini semakin ketat, ditandai efektif, dan terintegrasi dengan segala
dengan semakin meningkatnya upayanya untuk mencapai kepuasan.
pertumbuhan industri kosmetik pada Kepuasan konsumen dapat dicapai
setiap tahunnya. Pada tahun 2010, dengan berbagai cara yang berbeda
industri kosmetik mengalami antara satu dengan yang lain. Dalam
pertumbuhan sebesar 6%. Pada tahun mengukur kepuasan konsumen dengan
2011, pertumbuhan sekitar 6-10% atau kegiatan menarik agar konsumen mau
lebih. Artinya ada peningkatan jumlah membeli sehingga iklim bisnis saat ini
konsumen yang menggunakan kosmetik. dapat tercipta. Pengukuran kepuasan
Peningkatan tersebut membuat konsumen sangat penting bagi setiap
persaingan industri kosmetik menjadi pemilik usaha supaya dapat mengetahui
salah satu peluang yang dapat apakah pelanggan merasa puas atau tidak
meningkatkan pendapatan Mars (2011). terhadap barang atau jasa yang
Motivasi konsumen agar tampil lebih ditawarkan. Situasi saat ini,
baik dan menarik dibanding orang lain menunjukkan bahwa konsumen lebih
dapat membuat konsumen melakukan berpikir secara rasional, sebab mereka
pembelian terhadap produk kosmetik. mempunyai informasi sempurna
Schiffman dan Kanuk (2008) mengenai pasar sehingga konsumen
menjelaskan bahwa motivasi merupakan dapat meraih nilai optimal untuk
tenaga pendorong dalam diri individu pembeliannya. Oleh karena itu seorang
dengan memaksa mereka untuk manager harus mampu memahami
bertindak. Tenaga pendorong dihasilkan bagaimana konsumen bereaksi terhadap
dari keadaan tertekan, kemudian timbul rangsangan dan kebijakan dari berbagai
sebagai akibat pemenuhan kebutuhan. bentuk harga ,produk, daya tarik iklan,
Rivai (2006) menerangkan motivasi serta reaksi terhadap rangsangan

16
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

lingkungan kekuatan utama yang terjadi 2.2. Pengertian Perilaku


dilingkungan makro pembelian. Konsumen
Keseluruhan rangsangan akan
Kotler dan Armstrong (2004)
menghasilkan keputusan konsumen
mendefinisikan perilaku konsumen
dalam bentuk pilihan produk, merek,
merupakan perilaku pembelian
penyalur, maupun waktu pembelian.
konsumen akhir, baik individu maupun
rumah tangga, yang membeli produk
1.2. Perumusan Masalah
untuk konsumsi personal. Perilaku
Berdasarkan latar belakang
konsumen adalah tindakan individu yang
masalah dapat dikemukakan perumusan
secara langsung terlibat dalam usaha
masalah yakni “faktor – faktor apakah
memperoleh menggunakan barang-
yang mempengaruhi kepuasan konsumen
barang jasa ekonomis termasuk proses
?
pengambilan keputusan yang mendahului
1.3. Tujuan Penelitian dan menentukan tindakan tersebut.
Untuk mengetahui faktor- faktor (Mangkunegara, 2002: 3). Sedangkan
yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Setiadi, 2003, perilaku
konsumen adalah interaksi dinamis
antara afeksi (perasaan) dan kognisi
2. Telaah Pustaka (pikiran), perilaku dan lingkungannya
dimana manusia melakukan kegiatan
2.1. Pengertian Pemasaran pertukaran dalam hidup mereka. Dari
Pemasaran adalah kegiatan yang beberapa definisi dapat diartikan perilaku
dilakukan perusahaan dalam rangka konsumen ialah suatu proses
menyalurkan produk kepada masyarakat pengambilan keputusan dan suatu
atau konsumen. Sedang menurut Kotler kegiatan untuk mengevaluasi,
& Armstrong, (2004), pemasaran ialah mendapatkan barang & jasa dan semua
suatu proses sosial dan manajerial aktivitas, tindakan, proses psikologis
dimana individu dan kelompok yang mendorong tindakan tersebut
memperoleh apa yang mereka butuhkan sebelum membeli suatu produk atau
dan inginkan melalui penciptaan dan barang/jasa.
pertukaran produk serta nilai dengan Tingkah laku konsumen dipengaruhi
pihak lain. beberapa hal, baik bersifat eksternal
Untuk memasarkan produknya maupun internal konsumen itu sendiri.
perusahaan harus memilki konsep Ada empat faktor yang mempengaruhi
pemasaran yang dapat mencari peluang perilaku konsumen menurut Setiadi
dan strategi agar produk yang ditawarkan (2003: 11-15):
dapat diterima pasar. Konsep pemasaran 1) Faktor Kebudayaan
meliputi prinsip perusahaan mempunyai Kebudayaan adalah seperangkat nilai,
peran dalam pencipta perubahan, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar
menemukan, memperkenalkan gagasan yang dipelajari oleh seseorang anggota
ide baru berkelanjutan dalam masyarakat dari keluarga dan lembaga-
mengadakan riset dengan tujuan lembaga penting lainnya (Kotler dan
memperkenalkan produk-produk baru. Amstrong 2004:154) dan terdiri dari :
a. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor
penentu yang paling dasar dari
keinginan dan perilaku seseorang.

17
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

Bila makhluk-makhluk lainnya tabungan dan hartanya, kemampuan


berdasarkan naluri, maka perilaku untuk meminjam.
manusia umumnya dipelajari. d) Gaya Hidup
b. Sub-Budaya Gaya hidup merupakan pola hidup
Setiap kebudayaan terdiri dari sub- yang diekspresikan oleh aktivitas,
budaya-sub-budaya yang lebih kecil minat dan pendapat seseorang. Gaya
yang memberikan identifikasi dan hidup menjelaskan seseorang secara
sosialisasi yang lebih spesifik untuk keseluruhan dalam berinteraksi
para anggotanya. Sub-budaya dapat dengan lingkungannya. Gaya hidup
dibedakan menjadi empat jenis: mencerminkan kelas sosial seseorang.
kelompok nasionalisme, kelompok e) Kepribadian dan Konsep Diri
keagamaan, kelompok ras, area Kepribadian ialah karakteristik
geografis. psikologis yang berbeda pada setiap
c. Kelas Sosial orang dengan memandang responnya
Kelas-kelas sosial adalah kelompok- terhadap lingkungan yang relatif
kelompok yang relative homogen dan konsisten. Kepribadian adalah sesuatu
bertahan lama dalam suatu yang dapat menganalisa perilaku
masyarakat, yang tersusun secara konsumen.
hierarki dan keanggotaannya 3) Faktor Sosial
mempunyai nilai, minat dan perilaku Perilaku sosial dipengaruhi faktor-
yang serupa. faktor sosial antara lain kelompok
2) Faktor Pribadi referensi, keluarga serta peran dan
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh status. Menurut Schiffman,(2004)
karakteristik pribadi. Karakteristik a. Kelompok Referensi
tersebut terdiri dari umur, tahapan Kelompok referensi seseorang
siklus hidup, pekerjaan, keadaan meliputi seluruh kelompok yang
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan saling mempengaruhi baik secara
konsep diri. langsung maupun tidak langsung
a) Umur, Tahapan Siklus Hidup terhadap suatu sikap atau perilaku
Konsumsi seseorang dibentuk dari seseorang. Kelompok keanggotaan
tahapan siklus hidup keluarga. Ada merupakan kelompok yang memberi
beberapa penelitian mengidentifikasi pengaruh langsung kepada seseorang.
tahapan-tahapan siklus hidup Seseorang menjadi anggotanya dan
psikologis. Orang dewasa mengalami saling berinteraksi. Kelompok
perubahan atau transformasi tertentu keanggotaannya meliputi:
dalam menjalani hidupnya. i. Kelompok primer, yaitu interaksi
b) Pekerjaan yang cukup berkelanjutan, seperti
Para pemasar berusaha keluarga, teman, tetangga dan
mengidentifikasi kelompok-kelompok teman sejawat. Kelompok ini
pekerja yang memiliki minat di atas cendrung bersifat formal.
rata-rata terhadap produk dan jasa ii. Kelompok-kelompok sekunder,
tertentu. lebih resmi dan interaksinya
c) Keadaan Ekonomi kurang berkelanjutan. Kelompok
Keadaan ekonomi seseorang terdiri ini lebih resmi atau formal, seperti
dari pendapatan yang dibelanjakan organisasi keamanan, serikat dan
terdiri dari tingkatan, stabilitas, pola, buruh.

18
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

iii. Kelompok aspirasional, kelompok pribadi nilai atau harga diri dan
ini dipengaruhi bukan kelompok cinta.
anggotanya. 2) Keluarga Prokreasi, merupakan
iv. Kelompok diasisoatif pasangan hidup anak-anak
(memisahkan diri), yaitu kelompok seseorang keluarga. Merupakan
yang perilakunya tidak disukai organisasi pembeli dan konsumen
oleh individu atau seseorang. yang paling dalam suatu masyarakat
Orang dipengaruhi oleh tiga jalur, dan telah diteliti secara intensif.
yaitu kelompok acuan c. Peran dan Status
menghadapkan seseorang pada Seseorang umumnya berpartisipasi
perilaku dan gaya hidup baru, dalam kelompok selama hidupnya-
kelompok acuan yang keluarga, klub, organisasi. Posisi
mempengaruhi perilaku dan seseorang dalam setiap kelompok
konsep pribadi seseorang dan dapat diidentifikasikan dalam peran
kelompok acuan menciptakan dan status.
tekanan untuk mengikuti 4) Faktor Psikologis
kebiasaan kelompok yang a) Motivasi
mungkin mempengaruhi pilihan Malayu, (2007) ada 2 kebutuhan yaitu
produk dan merek aktual pertama bersifat biogenik, kebutuhan
seseorang. ini timbul dari suatu keadaan
b. Keluarga psikologis tertentu, misal : rasa lapar,
Keluarga mempunyai pengaruh yang rasa haus, rasa tidak nyaman. Kedua
besar terhadap tingkah laku bersifat psikogenik ialah kebutuhan
pembelian konsumen dan merupakan timbul dari keadaan fisiologis
target utama bagi pemasaran produk tertentu, misal : kebutuhan untuk
dan berbagai jasa. Secara tradisonal diakui, kebutuhan harga diri dan
keluarga didefenisikan sebagai kebutuhan untuk diterima. Motivasi
duaatau lebih orang yang ialah kekuatan mendorong seseorang
dihubungkan dengan pertalian darah, dari dalam diri manusia yang
perkawinan atau adopsi yang membuat dirinya melakukan sesuatu,
memiliki tempat tinggal bersama. Dan dorongan tersebut disebabkan
secara dinamis,individu yang kebutuhan yang terpenuhi. Motivasi
membentuk sebuah keluarga dapat adalah kondisi yang menggerakkan
digambarkan sebagaianggota pegawai agar mampu mencapai tujuan
masyarakat yang paling dasar yang dari motifnya.
tinggal bersama dan berinteraksi Motivasi dibagi kedalam beberapa
untuk memenuhi kebutuhan individu bentuk yaitu: (Chaplin, 2005:
maupun antar individu mereka (: 398).
305). 1) Motivasi positif, merupakan
Kita dapat membedakan antara dua proses untuk mempengaruhi
keluarga dalam kehidupan pembeli, orang lain dengan cara
yaitu: (Setiadi, 2005: 12) memberikan penambahan tingkat
1) Keluarga orientasi, merupakan kepuasan tertentu.
orang tua seseorang. Dari orang tua 2) Motivasi negatif, merupakan
itulah seseorang mendapatkan proses untuk mempengaruhi
pandangan tentang agama, politik, orang lain dengan cara menakut-
ekonomi dan merasakan ambisi

19
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

nakuti atau mendorong untuk secara spesifik terhadap produk/jasa,


melakukan sesuatu secara paksa. sebab kepercayaan dibangun melalui
3) Perilaku rasional, merupakan citra produk/jasa untuk kemudian
perilaku konsumen yaitu mempengaruhi perilaku pembelian.
memilih tujuan berdasarkan Sikap merupakan evaluasi perasaan
kriteria, seperti ukuran, berat, dan kecendrungan seseorang secara
harga dan lain-lain. konsisten menyukai atau tidak
4) Motivasi emosional, merupakan terhadap suatu objek atau gagasan.
pilihan atas tujuan dengan Sikap merupakan kesiapan untuk
kriteria bersifat subjektif, menanggapi kepercayaan atau
misalnya kebanggaan, status dan pendapat. Sikap ialah kecenderungan
lain-lain. bertindak, berpikir, berpersepsi dan
b) Persepsi merasa dalam menghadapi objek, ide,
Thoha, (2004), persepsi adalah suatu situasi dan nilai.
proses seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan 2.3. Kepuasan konsumen
suatu informasi agar dapat Kotler (2007 : 177) mendefinisikan
menciptakan suatu gambaran yang kepuasan pelanggan: Perasaan senang
berarti. Prinsipnya yang dimaksud atau kecewa seseorang yang muncul
persepsi merupakan proses kongnitif setelah membandingkan kinerja (hasil)
yang dialami setiap orang didalam produk yang dipikirkan terhadap kinerja
memahami informasi tentang (atau hasil) yang diharapkan. Jika
lingkungan baik melalui penglihatan, kinerja berada di bawah harapan,
pendengaran, penghayatan, perasaan pelanggan tidak puas. Jika kinerja
dan penciuman. Prinsip memahami memenuhi harapan pelanggan puas. Jika
persepsi pada pengenalan artinya kinerja melebihi harapan, pelanggan
suatu penafsiran yang unik terhadap amat puas atau senang.
situasi. Menurut Rangkuti (2004 : 56),
c) Proses Belajar Kepuasan Pelanggan: “Bahwa yang
Setiadi, (2003), proses belajar dimaksud dengan kepuasan konsumen
merupakan perubahan perilaku adalah perbedaan antara tingkat
seseorang timbul dari pengalaman. kepentingan dan kinerja atau hasil yang
Proses belajar konsumen merupakan dirasakan“.
suatu perubahan perilaku terjadi dari Dari dua definisi dapat dijabarkan
hasil dari pengalaman masa lalunya. bahwa: Pelanggan akan merasa puas
Konsumen mempunyai pengalaman apabila keinginan pelanggan terpenuhi
dalam pembelian produk dan merek oleh sebab itu perusahaan harus dapat
produk apa yang disukainya. memenuhi keinginan pelanggan sesuai
d) Kepercayaan dan Sikap dengan selera. Nilai tambah suatu
Kotler dan Amstrong, (2004), produk, menjadikan pelanggan menjadi
kepercayaan merupakan gagasan lebih puas dan kemungkinan menjadi
deskriptif dimiliki seseorang terhadap pelanggan suatu produk tersebut dalam
sesuatu. Melalui proses belajar jangka waktu cukup lama. Kepuasan
seseorang dapat dipercaya dan pelanggan dapat dipengaruhi oleh
sikapnya mempengaruhi perilaku berbagai macam faktor, antara lain
pembelian. Para pemasar tertarik pada kualitas produk, pelayanan, aktivitas
kepercayaan yang diformulasikan penjualan, dan nilai-nilai perusahaan.

20
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

Dalam menghadapi persaingan dan disusun merupakan pondasi untuk


perubahan perilaku konsumen, banyak menyusun instrumen penelitian yang
perusahaan berpusat pada konsumen akan datang. Adapun konsep operasional
dalam memberikan nilai tambah kepada variabel dapat dilihat pada tabel Tabel 1
konsumen, sehingga memenangkan
persaingan. Perusahaan terus berusaha
sekuat tenaga dalam mempertahankan 3. Metode Penelitian
pelanggannya sebab biaya yang
dikeluarkan untuk menarik pelanggan 3.1. Pendekatan Penelitian
baru lebih tinggi dibandingkan biaya Penelitian agar terarah dan sesuai tujuan
untuk mempertahankan pelanggan yang yang diinginkan, penulis menggunakan
ada. pendekatan kuantitatif untuk mengolah
Kuswadi (2004:17) Kepuasan pelanggan data yang diperoleh dari lokasi
dipengaruhi oleh beberapa, yaitu : penelitian. Data Sugiyono (2010) adalah
1) Mutu produk atau jasa bahan mentah yang berbentuk angka atau
2) Mutu pelayanan data kualitatif yang diangkakan.
Berbagai jenis pelayanan akan Pendekatan Kuantitatif yaitu pencairan
selalu dikritik oleh pelanggan, tetapi data/informasi dari realitas permasalahan
bila pelayanan memenuhi harapan yang ada dengan mengacu pada
pelanggan maka secara tidak pembuktian konsep/teori yang digunakan
langsung pelayanan dikatakan
bermutu. 3.2. Tipe dan Dasar
3) Harga Penelitian
Harga adalah hal yang paling Tipe penelitian adalah tipe penelitian
sensitif untuk memenuhi kebutuhan deskriptif artinya untuk memberikan
pelanggan. gambaran secara jelas mengenai
Pelanggan akan cenderung memilih masalah-masalah yang diteliti,
produk atau jasa yang memberikan menginterpretasikan serta menjelaskan
penawaran harga lebih rendah dari data secara sistematis. Dasar penelitian
yang lain. survey, yaitu pembagian kuesioner
4) Waktu penyerahan kepada responden yang berisi pertanyaan
Maksudnya bahwa baik pertanyaan mengenai hal yang
pendistribusian maupun penyerahan berhubungan dengan penelitian.
produk atau jasa dari perusahaan
bisa tepat waktu dan sesuai dengan 3.3. Lokasi Penelitian
perjanjian yang telah disepakati. Lokasi penelitan adalah kota Semarang.
5) Keamanan Alasan penulis memilih obyek tersebut
Pelanggan akan merasa puas bila adalah dengan pertimbangan bahwa
produk atau jasa yang digunakan penulis berdomisili di kota yang sama
ada jaminan keamanannya yang yaitu di Semarang, sehingga
tidak membahayakan pelanggan mempermudah dalam perolehan data
tersebut. serta waktu, tenaga dan biaya dapat
Berdasarkan telaah pustaka di atas dapat digunakan seefisien mungkin.
dibuat sebuah model empirik Gambar 1
3.4. Populasi dan Sampel
2.4. Definisi Variabel 1. Populasi
Berdasarkan landasan teoritis, maka Populasi Sugiono (2010) adalah :
konsep operasional variabel dapat “Wilayah generalisasi yang terdiri atas

21
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

obyek atau subyek yang mempunyai 4. Hasil Penelitian dan


kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Pembahasan
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
pengambilan data dari para responden.
nilai-nilai perhitungan variabel bebas (X)
Data yang diambil adalah dari sampel
terhadap variabel terikat (Y) yaitu
yang mewakili seluruh populasi. Maka
perilaku konsumen pada Tabel 2 :dibuat
sampel yang diambil dari populasi harus
persamaan regresi linier berganda
betul-betul representative. Populasi
sebagai berikut : Y = 1,575 + 0,283X1 +
dalam penelitian ini adalah seluruh
0,133X2 + 0,345X3
penduduk kota semarang yang
Nilai konstanta sebesar 1,575 satuan
menggunakan kosmetik merk sari ayu.
menunjukkan peningkatan perilaku
2. Sampel
konsumen jika variabel budaya, sosial,
Sampel Sugiono (2006:73) adalah :
pribadi dianggap konstan (Cateris
“Bagian dari jumlah dan karakteristik
Paribus). Dimana hal ini berarti :
yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
1. Koefisien regresi variabel budaya
Jumlah sampel dalam penelitian
(X1) = 0,283 ini menunjukkan
ditentukan berdasarkan rumus Slovin
besarnya pengaruh variabel tersebut
dikutip oleh Husein Umar (2005:108)
terhadap kepuasan konsumen. Tanda
adalah sebagai berikut: n = N/1 + Ne2
positif menunjukkan koefisien arah
Di mana : n : Ukuran Sampel; N :
hubungan yang positif. Dengan arti
Ukuran populasi yaitu jumlah total
setiap ada perubahan satu-satuan
pelanggan kosmetik Sari ayu; e : Nilai
varibel budayal, maka kepuasan
kritis
konsumen akan berpengaruh sebesar
Dalam penelitian ini jumlah populasi
0,283 satuan persen dengan anggapan
pelanggan dengan batas kesalahan yang
bahwa varibel yang lain dianggap
diinginkan adalah 10 %, yaitu 100
konstan.
Konsumen pada Kosmetik Sari Ayu
2. Koefisien regresi variabel sosial (X2)
Martha Tilaar.
= 0,133 ini menunjukkan besarnya
3.5. Teknik Pengumpulan pengaruh variabel sosial terhadap
kepuasan konsumen. Tanda positif
Data menunjukkan koefisien arah
Penelitian ini menggunakan data primer
hubungan yang positif. Dengan arti
dengan melakukan pengamatan
setiap ada perubahan satu-satuan
langsung. Desain yang dibuat seefisien
varibel sosial, maka kepuasan
mungkin dengan alat dan teknik serta
konsumen akan berpengaruh sebesar
karakteristik dari responden.
0,133 satuan persen dengan anggapan
Pendistribusian kuesioner / angket
bahwa variabel yang lain dianggap
dilakukan dengan memberikan jawaban
konstan.
tertulis dari informasi atas daftar
3. Koefisien regresi variabel pribadi
kuesioner dari peneliti. Hal ini dilakukan
(X1) = 0,345 ini menunjukkan
terhadap responden yang telah dipilih
besarnya pengaruh variabel pribadi
sesuai kriteria peneliti, yaitu dengan
terhadap kepuasan konsumen. Tanda
metode purposive sampling dalam
positif menunjukkan koefisien arah
mencari responden.
hubungan yang positif. Dengan arti
setiap ada perubahan satu-satuan

22
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

varibel pribadi, maka kepuasan didapat hasil sebagai beriTabel 5.


konsumen akan berpengaruh sebesar Berdasarkan tabel 3.3 dapat dijelaskan
0,345 satuan persen dengan anggapan bahwa nilai F hitung diperoleh 95,899
bahwa varibel yang lain dianggap dan nilai Ftable sebesar 2,32. Jadi,
konstan. Fhitung (95,899) > Ftabel (2,32). Karena
Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan
4.2. Hasil Uji Hipotesis Hi diterima. Ini berarti variabel faktor
1. Uji Kualitas Data budaya, sosial dan pribadi, secara
a. Uji Validitas simultan memberikan pengaruh yang
Analisis ini bertujuan untuk signifikan terhadap kepuasan konsumen.
mengetahui sejauh mana ketepatan dan Dengan demikian model yang diajukan
kecermatan suatu alat ukur dalam dapat diterima, artinya model ini lakay
melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes untuk digunakan dalam penelitian ini.
dapat dikatakan mempunyai validitas 3. Uji Parsial (Uji - t)
yang tinggi bila alat tersebut Uji t merupakan uji yang digunakan
memberikan hasil ukur yang sesuai untuk menguji kesamaan rata-rata dari
dengan pengukuran. Analisis validitas variabel independent yang digunakan
dengan menggunakan uji korelasi dalam penelitian. Uji t dianalisa dengan
product moment kemudian diolah membandingkan nilai thitung dengan
menggunakan program SPSS for ttabel. Jika thitung > ttabel dengan
Windows. Syarat minimal untuk tingkat signifikan (alpha) 5% sebesar
dianggap memenuhi syarat adalah nilai 1,98 maka variabel bebas memiliki
rhitung > rtabel. Jika rhitung < rtabel pengaruh positif terhadap variabel
maka butir dalam instrumen tersebut terikat. Berdasarkan hasil perhitungan
dinyatakan valid. Selanjutnya kuesioner dengan menggunakan SPPS diperoleh
dapat digunakan dalam penelitian. koefisien regresi variabel bebas sebagai
Hasil pengujian validitas instrumen terlihat pada tabel 6. Berdasarkan tabel 6
penelitian pada Tabel 3. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel faktor
diketahui bahwa semua item budaya (X1) memiliki thitung sebesar
pertanyaan dari masing – masing 2,100 > ttabel 1,98. Dari uji ini dapat
dinyatakan valid karena memiliki nilai disimpulkan bahwa variabel faktor
rhitung > rtabel. budaya secara parsial berpengaruh
b. Uji Reliabilitas terhadap kepuasan konsumen dalam
Analisis reliabilitas merupakan nilai memilih produk kosmetik Sari ayu
indeks tingkat kekuatan suatu alat Martha Tilaar. Artinya semakin tinggi
pengukur dapat dipercaya dan faktor budaya maka akan semakin tinggi
diandalkan. Untuk pengujian kepuasan konsumen. Hal ini
reliabilitas dilakukan dengan teknik menunjukkan bahwa hipotesis diterima
cronbach alpha. Suatu instrumen dan variabel budaya mempunyai
penelitian dinyatakan reliable apabila pengaruh positif terhadap kepuasan
nilai r dengan alpha > 0,70 Gita ( konsumen.
2015). Perhitungan reliabilitas dalam Variabel faktor sosial (X2) memiliki
penelitian ini pada Tabel 4. thitung sebesar 2,915 > ttabel 1,98. Dari
2. Uji Simultan (Uji-F) uji ini dapat disimpulkan bahwa variabel
Langkah selanjutnya menguji apakah faktor sosial secara parsial berpengaruh
secara simultan untuk mengetahui terhadap kepuasan konsumen dalam
apakah model yang digunakan adalah memilih produk kosmetik Sari ayu
layak. Berdasarkan hasil pengujian

23
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

Martha Tilaar. Hal ini menunjukkan penampilan dengan menjaga kecantikan


bahwa hipotesis diterima dan variabel mereka dengan cara menggunakan
faktor sosial mempunyai pengaruh positif produk yang berkualitas tinggi dan
terhadap kepuasan konsumen. merek terkenal. Di Indonesia kosmetik
Variabel faktor pribadi (X2) memiliki Sari ayu adalah produk tradisional yang
thitung sebesar 3,877 > ttabel 1,98. Dari termasuk produk yang bermerk dan
uji ini dapat disimpulkan bahwa variabel berkualitas.
faktor pribadi secara parsial berpengaruh Perilaku konsumen dipengaruhi oleh
terhadap kepuasan konsumen dalam pekerjaan, keadaan ekonomi, dan konsep
memilih produk kosmetik Sari ayu diri. Pekerjaan mempengaruhi perilaku
Martha Tilaar. Artinya semakin tinggi konsumen seseorang. Ketika seseorang
faktor pribadi maka semakin tinggi memiliki pekerjaan bagus, maka gaya
kepuasan konsumen dalam memilih hidup semakin tinggi dan semakin
produk kosmetik Sari ayu Martha Tilaar. mengubah kebutuhannya. Kosmetik
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis adalah kebutuhan primer. Karena wanita
diterima dan variabel faktor pribadi identik dengan kosmetik. Apalagi zaman
mempunyai pengaruh positif terhadap sekarang banyak perusahaan dimana
kepuasan konsumen. tempat mereka bekerja menuntut
penampilan sempurna atau diwajibkan
4.3. Pembahasan memakai kosmetik. Agar mereka terlihat
Faktor budaya sangat berpengaruh dalam lebih menarik.
perilaku konsumen. Pemasar perlu
memahami peranan budaya, sub budaya
dan kelas sosial pembeli. Budaya 5. Kesimpulan
sifatnya sangat luas menyangkut semua
aspek kehidupan manusia. Budaya 5.1. Kesimpulan
adalah simbol dan fakta yang komplek Atas dasar hasil penelitian yang telah
dan diciptakan oleh manusia diturunkan dilakukan, maka dapat ditarik
dari generasi ke generasi sebagai penentu kesimpulan sebagai berikut :
dan pengatur tingkah laku manusia 1) Berdasarkan uji validitas dan
dalam masyarakat yang ada. reliabilitas, hasil semua variabel
Banyak orang membeli suatu produk yang diteliti yaitu faktor budaya,
tergantung dari lingkungan sekitarnya, sosial, pribadi, adalah valid dan
jika mereka merasa produk sari ayu reliabel.
sangat bagus dan berkualitas maka 2) Berdasarkan uji secara simultan (uji
mereka akan mengikutinya untuk F) diperoleh nilai Fhitung (95,899)
menggunakan produk tersebut. Hal ini > Ftabel (2,32). Uji ini
dikarenakan kebiasaan manusia ingin membuktikan bahwa variabel faktor
tampil lebih baik dengan melihat dari budaya, sosial, pribadi, secara
penampilan yang ada dilingkungan simultan berpengaruh signifikan
sekitarnya. Oleh karena itu faktor budaya terhadap kepuasan konsumen
sangat mempengaruhi kepuasan memilih produk kosmetik Sari ayu
konsumen. Martha Tilaar artinya model ini
Faktor sosial merupakan faktor homogen layak digunakan dalam penelitian
yang bertahan lama dalam masyarakat. ini.
Contoh ibu-ibu arisan yang menyenangi 3) Berdasarkan uji parsial (Uji – t),
perhiasan-perhiasan barang-barang ketiga variabel bebas (faktor
mewah. Mereka juga mengutamakan budaya, sosial, pribadi) memiliki

24
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

nilai thitung > ttabel, berarti variabel Kotler, Philip, (2007), Manajemen
bebas mempunyai pengaruh Pemasaran, Jilid 2, Edisi 12, PT
terhadap kepuasan konsumen. Indeks., New Jersey.
4) Ketiga variabel bebas tersebut Kuswadi. (2004). Cara mengukur
variabel faktor psikologis memiliki Kepuasan Karyawan . Jakarta : PT
pengaruh yang paling dominan Elex Media Komputind
terhadap kepuasan konsumen. Hal Mangkunegara, P. Anwar, (2002),
ini ditunjukkan dengan nilai thitung Perilaku Konsumen , Edisi Revis,
faktor psikologis lebih besar dari Bandung: Refika Aditama.
ttabel dari ketiga variabel penelitian Mars.(2011).Studi Pasar dan Kinerja
lainnya. Pemasaran Produk Kosmetika.
www.marsindonesia.com. Diakses
5.2. Penelitian mendatang 6 Februari 2012.
Berdasarkan hasil penelitian yang Rivai, Veithzal. (2006). Manajemen
dilakukan maka untuk penelitian Sumber Daya Manusia untuk
mendatang sebaiknya dengan menambah Perusahaan: dari Teorike Praktik,
jumlah sampel agar didapatkan data yang Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja
representative. Dan mencoba untuk Grafindo Persada.
menggunakan variable bebas lainnya Setiadi, J. Nugroho. (2010). Perilaku
sehingga dapat diketehaui variable – Konsumen. Edisi Revisi. Jakarta:
variable yang mempunyai kontribusi Kencana Prenada Media Group.
terbesar terhadap kepuasan konsumen. Setiadi, J. Nugroho. (2003), Perilaku
Konsumen Konsep dan Implikasi
Untuk Strategi dan Penelitian
Daftar Pustaka Pemasaran, Jakarta: Kencana.
Freddy Rangkuti, (2004). The Power Of Sugiyono (2010). MetodePenelitian
Brands , : PT Gramedia Pustaka Kuantitatif Kualitatif & RND.Bandung :
Utama. Jakarta. Alfabeta
Husein Umar, (2005). Metode Penelitian Schiffman dan Kanuk. (2008). Perilaku
. Jakarta : Salemba Empat Konsumen. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Gita Sugiyarti (2015). Membangun PT Indeks.
Keunggulan Bersaing Produk Schiffman, Leslie. (2004), Perilaku
Melalui Orientasi Pembelajaran , Konsumen, Edisi Ketujuh, Jakarta:
Orientasi Pasar Dan Inovasi Indeks.
Produk (Studi Empiris Pada Tohardi, Ahmad, 2002, Manajemen
Industry Pakaian Jadi Skala Kecil Sumber Daya Manusia, Penerbit
Dan Menengah Di Kota CV. Mandar Maju Universitas
Semarang). Serat Acitya Jurnal Tanjungpura.
Ilmiah UNTAG Semarang 4(2),
110
Kotler, dan Amstrong Gary ,(2004),
Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta:
PT. Raja Grafindo.

25
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

Lampiran
Gambar 1 : Model Empirik

Budaya

Sosial
Kepuasan
Konsume

Pribadi

Tabel 1
Variabel Definisi Variabel Indikator
Indikator
Budaya (X1) Budaya adalah seperangkat nilai, persepsi, keinginan, a. Kebudayaan
dan perilaku dasar yang b. Sub-Budaya
dipelajari oleh seseorang c. Kelas Sosial
anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga lembaga penting lainnya.
Sosial (X2) Faktor Sosial adalah a. Kelompok
kelompok-kelompok Referensi
relatif homogen b. Keluarga
bertahan lama c. Peran
disuatu masyarakat.
Pribadi (X3) Faktor Pribadi a. Umur dan
adalah sebagai Tahapan
karakteristik psikologis Siklus Hidup
seseorang yang berbeda b. Pekerjaan
dengan orang lain yang c. Keadaan Ekonomi
menyebabkan tanggapan d. Gaya Hidup
yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan.
Kepuasan Kepuasan konsumern a. Sistem Keluhan
konsumen (Y) adalah tingkat perasaan dan
konsumen diperoleh b. Saran
setelah konsumen c. Lost Customer
melakukan atau Analysis
menikmati sesuatu. d. Survei Kepuasan
Pelanggan
Tabel 2
Model Unstandardized Coefficients t Sig.
B Std. Error
1
(Constant) 1,575 ,524 2,800 ,006
Faktor Budaya ,283 ,100 3.211 ,003
Faktor Sosial ,133 ,088 2,344 ,002
Faktor Probadi ,345 ,921 3.322 ,003
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen

26
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang
ISSN : 2302-2752, Vol. 6 No. 1, 2017

Tabel 3 : Uji Validitas


Variabel Indikator r tabel r hitung
Budaya (X1) a. Kebudayaan 0,197 0,629
b. Sub-Budaya 0,747
c. Kelas Sosial 0,744
Sosial (X2) a. Kelompok Referensi 0,197 0,729
b. Keluarga 0,647
c. Peran 0,749
0,712
Pribadi (X3) a. Umur dan Tahapan Siklus Hidup 0,197 0,733
b. Pekerjaan
c. Keadaan Ekonomi
d. Gaya Hidup 0,747
0,755
0,733
0,745
Kepuasan konsumen (Y) a. Sistem Keluhan dan Saran 0,197 0,717
c. Lost Customer Analysis 0,725
d. Survei Kepuasan Pelanggan 0,723
Sumber : Data primer yang diolah (2017)
Tabel 4 : Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Batas Penerimaan Keterangan
Budaya (X1) 0,701 0,60 Reliabel
Sosial (X2) 0,699 0,60 Reliabel
Pribadi (X3) 0,732 0,60 Reliabel
Kepuasan konsumen (Y) 0,712 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah (2017)
Tabel 5. Uji Simultan (F)
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
1
Regression 364,105 4 84,778 95,899 ,000a
Residual 92,881 96 ,977
Total 454,630 98
Sumber : Data primer yang diolah (2017)
Tabel 6 : Uji Partial
Variabel T hitung T table Sig
Faktor budaya 2,100 1,98 0,004
Faktor social 2,915 1,98 0,045
Faktor pribadi 3,877 1,98 0,000
Sumber : Data primer yang diolah (2017)

27

Anda mungkin juga menyukai