Anda di halaman 1dari 3

VULNUS

KLINIK No. Dokumen :


GRACIA
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 3 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Ramli Randan
197112112006041009
1. Pengertian Vulnus adalah keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan, dapat ditimbulkan oleh
berbagai macam akibat trauma, meliputi luka robek (laserasi) , luka akibat gesekan
(abrasi) , luka akibat tarikan (avulsi), luka tembus (penetransi), gigitan, luka bakar
dan pembedahan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan vulnus.
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Gracia Nomor: ................................ tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis
4. Referensi a. Kementrian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. 2014
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesa dan mengalinya berdasarkan mekanisme trauma,
Langkah- terdiri dari:
langkah a. Vulnus Puctum (luka tusuk)
 Penyebab adalah benda runcung tajam atau sesuatu yang masuk ke
dalam kulit, merupakan luka teerbuka dari luar tampak kecil tapi
didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax
disebut vulnus penetrosum (luka tembus)
b. Vulnus scissum/insivum (luka sayat)
 Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum
merupakan luka terbuka akibat dariterapi untuk dilakukan tindakan
invasive, tepi luka tajam dan licin.
c. Vulnus schlopetrum (luka Tembak)
 Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak
kehitam-hitaman, bias tidak teratur kadang ditemukan corpus alienum.
d. Vulnus morsum (luka gigitan)
 Penyebab adalah gigitan binatang ata manusia, kemungkinan infekasi
besar bentuk luka tergantungg dari bentuk gigi.
e. Vlnus perforatum (luka tembus)
 Jenis luka ini merupakn luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh
Karen apanah, tombak atau oleh proses infeksi yang meluas hingga
melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
f. Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)
 Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran
besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran sesuai dengan organ
yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat pathom
limb

Trauma tumpul yang menyebabkan luka tertutup (vulnus occlusum), atau luka
terbuka (vulnus apeterum), misalnya:
a. Vulnus laceratum (Laserasi/robek)
 Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tmpul,
dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan
meningkatkan resiko infeksi
b. Vulnus Excroriasi (luka lecet)
 Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet
pada permukan kulit merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya
daerah kulit
c. Vulnus Contussum (luka Lecet)
 Penyebabnya: benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka
tertutup, akibat dari kerusakan pada soft tissue dan rupture pada
pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma) bila kecil
maka akan diseraop oleh jaringan disekitarnya jika organ dalam
terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius.

Trauma termal, (vulnus Combustion-luka bakar), yaitu kerusakan kulit karena


suhu yang ekstrim, misalnya air panas, api, sengatan lisrik,bahan kimia, radiasi
atau suhu yang sangat dingin (frostbite) Jaringan kulit rusak dengan berbagai
derajat mulai Dari melepuh (bula), sampai karbonisasi(hangus). Terdapat sensai
nyeri dan atau anesthesia.

Macam-macam luka menurut tipenya luka dibedakan menjadi 4 tipe luka yaitu :
a. Luka bersih
 Luka bersih adalah luka karena tindakan opretasi dengan teknik steril,
misalnya pada daerah diding perut, dan jaringan lain yang letaknya lebih
dalam (non contaminated deep tissue), misalnya tiroid, kelenjar,
pembuluh darah, otak dan tulang
b. Luka bersih – kontaminasi
 Merupkan luka yang terjadi karena benda tajam, bersih danrapih,
lingkungan tidak steril atau operasi yang mengenai daerah usus halus
dan brochial
c. Luka kontaminasi
 Luka ini tidak rapih, terkontaminasi oleh lingkungan kotor, opreasi pada
saluran terinfeksi (usus besar, rectum, infeksi bronchial, saluran kemih)
d. Luka infeksi (infected wound)
 Jenis luka ini diikuti oleh adanya infeksi, kerusakan jaringan, serta
kurangnya vaskularisasi pada jaringan luka.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
a. Inspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah trauma, adanya perdarahan,
edema sekitar area trauma, melepuh, kulit warna kemerahan sampai
kehitaman
b. Palpasi: nyeri tekan, anesthesia
3. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan.
4. Petugas melakukan tatalaksana:
a. Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum, tergantung berat dan letak
luka, serta keadaan penderita, luka dan sekitar luka dibersihkan dengan
antiseptic. Bahan yang dapat dipakai adalah larutan yodium povidon 1%
dan larutan klorheksidin ½ %, laruan yodium 3% atau alcohol 70% hanya
digunakan untuk membersihkan luka disekitar luka
b. Kemudian daerah disekitar lapangan kerja tertutup dengan kain steril dan
secara steril dilakukan kembali pembersihan luka dan kontaminasi secara
mekanis, misalnya pembungan jaringan mati dengangunting atau pisau dan
dibersihkan dengan bilasan atau guyuran Nacl 0,9%
c. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka tertutup
dengan mengandung vaselin ditambah dengan kassa penyerap dan dibalut
dengan pembalut elastatis.
5. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarganya
a. Control secara teratur
b. Menjaga luka tetap bersih dan hygiene
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
7. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien dan e-
puskesmas.
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran.

6. Bagan Alir
Petugas menganamnesis: Pemeriksaan TV & fisik
riwayat trauma
 Inspeksi
 Palpasi
7. Unit terkait 1. Pelayanan Umum & Lansia
2. Pelayanan Anak & MTBS/SDIDTK
3. Ruang Tindakan
8. Rekaman
historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
perubahan berlakukan

Anda mungkin juga menyukai