P1 Rahm Dan PU
P1 Rahm Dan PU
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
CSTR Non Adiabatis
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI
PROSES
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah
Model dan Komputasi Proses dengan judul “Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR
Non Adiabatis untuk Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehid dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka
laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko dan Luqman Buchori, S.T., M.T. selaku dosen
mata kuliah Model dan Komputasi Proses.
2. M. Teguh Riyanto selaku koordinator asisten Laboratorium Komputasi Proses.
3. Lutfi Af’idatul Kalimah selaku asisten pembimbing.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menuju kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Seorang sarjana teknik kimia harus dapat membuat perancangan proses untuk
selanjutnya merancang konstruksi dan operasi dari peralatan skala pabrik.
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih sehingga pemograman dalam
perancangan reaktor, permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih
teliti. Asetaldehid dapat dihasilkan melalui reaksi dehidrogenasi ethanol yang
dijalankan di dalam reaktor tangki berpengaduk (CSTR). Perancangan proses ini
dapat dilakukan dengan menggunakan program Scilab 5.5.2; yang nantinya akan
didapatkan volume reaktor yang dibutuhkan, hubungan konsentrasi (C) dengan
waktu (t), dan hubungan antara waktu (t) dengan suhu (T) dan hubungan waktu (t)
dengan konversi (X).
Untuk mendapatkan hasil volume reaktor yang dibutuhkan, maka dibuatlah
algoritma dan function. Langkah awal adalah menentukan data-data awal yang
dibutuhkan, lalu menetukan konversi yang diinginkan, akan didapatkan suhu dalam
reaktor. Dengan mengetahui suhu reaktor maka nilai konstanta kecepatan reaksi
yang baru didapatkan. Nilai k yang baru telah didapatkan maka volume reaktor yang
dibutuhkan akan didapatkan.
BAB I
PENDAHULUAN
distribusi fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di semua tempat dan
reactor (Rosadi,2000).
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih. Namun, hal yang paling penting
dalam penggunaan permodelan matematis ini adalah pemahaman mengenai konsep-
konsep fundamental sehingga model yang disusun dan hasil model yang diperoleh
mendekati dengan fenomena yang terjadi. Dengan digunakannya pemrograman
dalam bidang Teknik Kimia, khususnya dalam perancangan reaktor, semua
permasalahan diubah kedalam bentuk matematis. Setelah itu, dengan diubahnya
permasalahan tersebut, algoritmanya dapat langsung diaplikasikan ke dalam
program. Dengan diaplikasikannya pemograman dalam perancangan reaktor,
permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih teliti.
1.3. Tujuan
1. Merancang/ menyusun volume reaktor yang valid dalam reaksi dehidrogenasi
asetaldehid pada reaktor CSTR dengan algoritma neraca massa dan energi yang
penyelesaiannya menggunakan program Scilab 5.5.2.
2. Menentukan hubungan waktu vs konversi.
3. Mensimulasikan dan menentukan profil hubungan waktu terhadap suhu
4. Menentukan hubungan konsentrasi vs waktu
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang volume reaktor yang valid dalam reaksi
dehidrogenasi asetaldehid pada reaktor CSTR dengan algoritma neraca massa dan
energi yang penyelesaiannya menggunakan program Scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu menentukan hubungan waktu vs konversi.
3. Mahasiswa mampu mensimulasikan dan menentukan profil hubungan waktu
terhadap suhu
4. Mahasiswa mampu menentukan hubungan konsentrasi dengan suhu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dN A
rA V
dt
X
dX
t N AO
rA V
0 (Levenspiel, 1999)
FAΙV - FAIV+ΔV + rA ΔV = 0
X
dX A
V FAo
0
rA
X
V dX A
FAO 0 rA
(Levenspiel, 1999)
V XA
FAO (-rA ) keluar
(Levenspiel, 1999)
i i i n
Q W N AO H iO N A H (rAxVxH) ni Cpi dT/dt
i 1 i 1
karena Q=0 sehingga
𝑑𝑇
[(∆HRX)(-rA)V] = ∑i ni Cpi 𝑑𝑡
𝑑𝑇 [(∆HRX)(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp
(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
Reaktor CSTR
Persamaan umum neraca energi
KECEP. ENERGI KECEP. ENERGI
MASUK MELALUI KELUAR MELALUI KECEP. PERPAN
DARI HE KE REAKTOR 0
ALIRAN ALIRAN
n
Q W FAO i C P (T TiO ) [H RX (TR ) C P (T TR )]FAO X 0
O
i 1
i 1
n
Q W FAO i C P (T TiO ) [H RX (TR ) C P (T TR )]FAO X 0
O
i 1
i 1
Reaksi paralel
Merupakan reaksi dimana reaktan akan bergerak ke 2 arah
reaksi yang berbeda seperti
AB
AC
Reaksi seri
Merupakan reaksi dimana produk yang dihasilkan akan
mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah menjadi produk
lain (Fogler, 2004). Reaksi seri digambarkan sebagai berikut
A B C
Untuk reaksi yang disimulasikan / dehidrogenasi etanol menjadi
asetaldehid, reaksi tersebut merupakan reaksi seri karena produk yang
dihasilkan akan mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah menjadi
produk lain. Seperti digambarkan sebagai berikut
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Produk asetaldehid pertama mengalami reaksi lebih lanjut menjadi
etil ethanoate maka reaksi nya tergolong reaksi seri.
2.1.5. Jenis Proses
Berdasarkan kemolekulan reaksi
Reaksi unimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan satu jenis molekul reaktan.
Selain itu molekul tunggal saling bertumbukan menjadi
susunan molekul baru. Contoh: reaksi dehidrogenisasi,
dekomposisi, cracking, polimerisasi kondensasi. Berikut
contoh reaksi unimolekuler :
N2O5 N2O4 + 1/2O2
Reaksi bimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan 2 jenis molekul reaktan
yang berbeda atau sama bergabung menghasilkan satu atau
sejumlah molekul produk. Contoh : reaksi asosiasi (kebalikan
dari reaksi dekomposisi). Berikut contoh reaksi binomlekuler :
H2 + I2 2HI
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9 KJ/mol
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9 / (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)
(Susila,2009)
2.2. Studi Kasus Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehide
2.2.1. Reaksi Dehidrogenasi Ethanol
Reaksi monomolekuler merupakan reaksi berlangsung dengan molekul
reaktan yang sama. Sebagai contoh adalah reaksi polimerisasi, kondensasi,
dekomposisi, dehidrogenasi (cracking), dan lain-lain. Reaksi paralel
merupakan reaksi dimana suatu reaktan akan menghasilkan produk yang
berbeda, sehingga ada selektivitas reaktan untuk menghasilkan produk yang
satu terhadap yang lain.
Reaksi dehidrogenasi ethanol dapat dituliskan sebagai berikut :
C2H5OH (g) ↔ CH3CHO (g) + H2 (g)
Reaksi dehidrogenasi ini juga menimbulkan reaksi samping sebagai berikut:
CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Turunkan ke persamaan Kpada suhu operasi
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9 / (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)
k = A.e-E/RT
E = energi aktivasi
T = temperatur mutlak
dimana :
k1 = konstanta kecepatan reaksi utama
A = faktor frekuensi tumbukan = 1,14 x 107
E = energi aktivasi = 16310
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak (K)
16310
−( )
k1= 1,14 × 107 . 𝑒 8,314 × 𝑇
dimana :
k2 = konstanta kecepatan reaksi samping
A = faktor frekuensi tumbukan = 8,207
E = energi aktivasi = 1112,733
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak (K)
1112,733
−( )
k2 = 8,207. 𝑒 8,314 × 𝑇
DAFTAR PUSTAKA
Bittker, D.A. 1988. Detailed Mechanism of Toluene Oxidation and Comparison With
Benzene. https://ntrs.nasa.gov/archive/nasa/casi.ntrs.../19880004046.pdf.
Diakses tanggal 5 November 2016.
Kurniawati, Lanny & Kurnia, Monica. 2010. Prarancangan Pabrik Paraxylene dari
Selektivitas Disproporsionasi Toluene dengan Kapasitas 3000 Ton/Tahun.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/18544/Prarancangan-Pabrik-Paraxylene-
dari Proses-Selektivitas-Disproporsionasi-Toluene-dengan-Kapasitas-300000-
TonTahun. Diakses tanggal 6 November 2016.
Nag, N.K., Frances, T., and Mars, P. The Oxidation of Toluene on Various
Molybdenum Containing
Catalysts.www.sciencedirect.com/science/article/pii/0021951781900415 Diakses
tanggal 4 November 2016.
Perry, R.H and Chilson. 2008. “Chemical Engineering Handbook”, 8th ed. Mc Graw
Hill Book.
Utomo, Arif Fajar & Rosyidi Pramitha. 2011. Pra-Rancangan Pabrik Paraxylene
Disproporsionasi Toluene Kapasitas 30000 Ton/Tahun.
eprints.undip.ac.id/view/person/ARIF=3A_FAJAR_UTOMO=3A=3A.html.
Diakses tanggal 4 November 2016.