Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUGAS BESAR

MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES

Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Non Adiabatis untuk


Reaksi Dehidrogenasi asetaldehid dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2

Disusun Oleh:

Andhika Pudji Utama NIM 21030115130122


Rahma Wulan Maulida NIM 21030114120093

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
CSTR Non Adiabatis

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI
PROSES

Judul : Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Non Adiabatis untuk


Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehida dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2
Kelompok : 5/ Kamis siang
Nama/NIM : Andhika Pudji Utama/ 21030115130122
Nama/NIM : Rahma Wulan Maulida/ 21030115120093

Semarang, November 2017


Menyetujui
Asisten Pengampu

Lutfi Af’idatul Kamilah


NIM. 21030114120045

Model dan Komputasi Proses ii


CSTR Non Adiabatis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah
Model dan Komputasi Proses dengan judul “Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR
Non Adiabatis untuk Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehid dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka
laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko dan Luqman Buchori, S.T., M.T. selaku dosen
mata kuliah Model dan Komputasi Proses.
2. M. Teguh Riyanto selaku koordinator asisten Laboratorium Komputasi Proses.
3. Lutfi Af’idatul Kalimah selaku asisten pembimbing.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menuju kesempurnaan laporan ini.

Semarang, November 2017

Penulis

Model dan Komputasi Proses iii


CSTR Non Adiabatis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
INTISARI .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori ......................................................................................... 4
2.2. Studi Kasus Reaksi Dehidrogenasi Ethanol ....................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI

Model dan Komputasi Proses iv


CSTR Non Adiabatis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Batch Reactor....................................................................................4


Gambar 2.2. Plug Flow Reactor............................................................................5
Gambar 2.3. CSTR Reactor...................................................................................6

Model dan Komputasi Proses v


CSTR Non Adiabatis

INTISARI
Seorang sarjana teknik kimia harus dapat membuat perancangan proses untuk
selanjutnya merancang konstruksi dan operasi dari peralatan skala pabrik.
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih sehingga pemograman dalam
perancangan reaktor, permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih
teliti. Asetaldehid dapat dihasilkan melalui reaksi dehidrogenasi ethanol yang
dijalankan di dalam reaktor tangki berpengaduk (CSTR). Perancangan proses ini
dapat dilakukan dengan menggunakan program Scilab 5.5.2; yang nantinya akan
didapatkan volume reaktor yang dibutuhkan, hubungan konsentrasi (C) dengan
waktu (t), dan hubungan antara waktu (t) dengan suhu (T) dan hubungan waktu (t)
dengan konversi (X).
Untuk mendapatkan hasil volume reaktor yang dibutuhkan, maka dibuatlah
algoritma dan function. Langkah awal adalah menentukan data-data awal yang
dibutuhkan, lalu menetukan konversi yang diinginkan, akan didapatkan suhu dalam
reaktor. Dengan mengetahui suhu reaktor maka nilai konstanta kecepatan reaksi
yang baru didapatkan. Nilai k yang baru telah didapatkan maka volume reaktor yang
dibutuhkan akan didapatkan.

Model dan Komputasi Proses vi


CSTR Adiabatis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknik Kimia adalah disiplin ilmu yang mempelajari desain dan operasi pada
proses kimia skala komersial. Proses-proses kimia ini mencakup berbagai langkah
pengolahan bahan mentah yang memanfaatkan reaksi kimia dan biokimia, dan
perubahan sifat fisik dan kimia dari bahan mentah untuk mengkonversi bentuk fisik,
kandungan energi, dan/atau komposisi kimia, sehingga tercipta produk bernilai
komersial. Teknik kimia menitikberatkan untuk menghasilkan proses produksi yang
ekonomis, dengan melakukan rekayasa pada bahan baku dan energi. Untuk mencapai
tujuan ini, seorang sarjana teknik kimia harus mampu menganalisis proses produksi,
baik dengan mengatur langkah proses yang dilakukan atau dengan merekayasa
kondisi operasi hingga diperoleh proses yang ekonomis. Sehingga seorang sarjana
teknik kimia dapat membuat perancangan proses untuk selanjutnya merancang
konstruksi dan operasi dari peralatan skala pabrik (Tathagati, 2015). Pabrik yang
dirancang dapat berupa pabrik kimia, bioproses, makanan, dan masih banyak lainnya
namun lebih fokus ke arah proses, baik meningkatkan kapasitas produksi maupun
memperbaiki proses yang ada. Salah satu perancangan yang dilakukan ialah
perancangan reaktor.
Reaktor kimia merupakan bagian terpenting pada industri kimia (Sylvia et
al.,2014), reaktor kimia merupakan bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia.
Berdasarkan bentuknya, reaktor kimia dibagi menjadi dua yaitu reaktor pipa dan
tangki. Sedangkan berdasarkan prosesnya, reaktor kimia dibagi menjadi tiga yaitu
batch, continuous flow dan semi batch.Reaktor aliran kontinyu dibagi menjadi dua
Continue Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan Plug Flow Reaktor (PFR). CSTR berupa
wadah yang umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana
sekeliling reactor bias dibiarkan terbuka (terjadu konveksi bebasantar reactor dengan
udara sekelilingnya), bias diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau bisa juga
dikelilingi (dialiri sekelilingnya) dengan cairan (air) pendingin/pemanas untuk
menyerap panas yang timbul. CSTR banyak digunakan dalam industri proses, bila
dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran reaktan yang kontinyu dan hasil reaksi
diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung. Selain itu CSTR juga
digunakan apabila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperatur
dalam proses. Pada CSTR ini terjadi pengadukan yang memungkinkan adanya

Model dan Komputasi Proses 29


CSTR Adiabatis

distribusi fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di semua tempat dan
reactor (Rosadi,2000).
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih. Namun, hal yang paling penting
dalam penggunaan permodelan matematis ini adalah pemahaman mengenai konsep-
konsep fundamental sehingga model yang disusun dan hasil model yang diperoleh
mendekati dengan fenomena yang terjadi. Dengan digunakannya pemrograman
dalam bidang Teknik Kimia, khususnya dalam perancangan reaktor, semua
permasalahan diubah kedalam bentuk matematis. Setelah itu, dengan diubahnya
permasalahan tersebut, algoritmanya dapat langsung diaplikasikan ke dalam
program. Dengan diaplikasikannya pemograman dalam perancangan reaktor,
permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih teliti.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, akan dilakukan perancangan
dan simulasi reaktor tangki alir berpengaduk atau juga sering disebut CSTR pada
kondisi non adiabatis untuk reaksi dehidrogenasi asetaldehid dari ethanol, dimana
berjenis proses monomolekuler dan termasuk ke dalam jenis reaksi seri. Menurut
tinjauan thermodinamika reaksi tersebut bersifat endotermis dan reversibel.
Perancangan dan simulasi tersebut akan dilakukan menggunakan program Scilab
5.5.2.
Perangkat lunak ini hampir menyerupai Matlab, sebagai sebuah program interaktif
untuk komputasi numerik dan visualisasi data (Sasongko, 2010). MatLab merupakan
program yang dijual dengan harga yang cukup mahal karena MatLab ini merupakan
program yang terdapat lisensi dalam penggunaan programnya. Versi MatLab yang
cukup murah adalah Student Version yang dikeluarkan oleh Prentice Hall. MatLab
versi student ini memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah keterbatasan
dalam ukuran array. Scilab ini dapat dikatakan suatu alternatif dari MatLab dimana
perintah-perintahnya mirip dengan perintah-perintah MatLab. Kelebihan utama dari
Scilab yaitu gratis (freeware) dan tersedia untuk berbagai sistem operasi seperti
Windows, Mac OS/X, Unix dan Linux (Arief, 2003).

Model dan Komputasi Proses 30


CSTR Adiabatis

1.3. Tujuan
1. Merancang/ menyusun volume reaktor yang valid dalam reaksi dehidrogenasi
asetaldehid pada reaktor CSTR dengan algoritma neraca massa dan energi yang
penyelesaiannya menggunakan program Scilab 5.5.2.
2. Menentukan hubungan waktu vs konversi.
3. Mensimulasikan dan menentukan profil hubungan waktu terhadap suhu
4. Menentukan hubungan konsentrasi vs waktu

1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang volume reaktor yang valid dalam reaksi
dehidrogenasi asetaldehid pada reaktor CSTR dengan algoritma neraca massa dan
energi yang penyelesaiannya menggunakan program Scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu menentukan hubungan waktu vs konversi.
3. Mahasiswa mampu mensimulasikan dan menentukan profil hubungan waktu
terhadap suhu
4. Mahasiswa mampu menentukan hubungan konsentrasi dengan suhu.

Model dan Komputasi Proses 31


CSTR Adiabatis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Jenis-Jenis Reaktor
Ada berbagai jenis reaktor, hal yang paling mendasar dalam
penggolongan reaktor adalah kondisi operasi dari reaksi yang diinginkan untuk
dioperasikan. Reaktor yang sering digunakan bisa dibagi menjadi 3 jenis
reaktor utama, diantaranya Batch Reaktor (BR), Plug Flow Reaktor (PFR), dan
Continuous Stirred Tank Reaktor (CSTR).
a. Batch Reactor (BR)
Didalam batch reactor , bahan baku atau reaktan yang dimasukkan
semua pada awal proses dalam container atau tangki, kemudian dicampur
dengan merata , dan dibiarkan reaktan bereaksi pada jangka waktu
tertentu. Proses yang terjadi merupakan unsteady state atau tidak tetap
dimana komposisi berubah bergantung waktu, akan tetapi komposisi saat
berada dalam reactor tetap constant. Keuntungan dari penggunaan
reactor batch ini diantaranya lebih murah dan lebih mudah dalam
pengoperasian dan pengontrolan. Sedangkan kekurangannya adalah
tidak bisa untuk memproduksi dengan skala yang besar, tidak baik atau
tidak sesuai dengan bahan gas karena rentan bocor serta lebih banyak
membutuhkan pekerja untuk melakukan pengawasan dari awal proses
hingga akhir proses.
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       

dN A
  rA V
dt
X
dX
t  N AO 
 rA V
0 (Levenspiel, 1999)

Model dan Komputasi Proses 32


CSTR Adiabatis

Gambar 2.1. Batch Reactor


b. Plug Flow Reactor (PFR)
Reaktor ini merupakan jenis reactor alir steady ideal yang sering
disebut PFR. Reaktor jenis ini ditandai dengan adanya aliran fluida
didalam reactor tanpa adanya pencampuran dengan pengadukan atau
difusi dari satu senyawa dengan senyawa lain. Pada reactor ini fluida
mengalir dan bereaksi dengan cara melewati tube dengan kecepatan
tinggi , tanpa terjadi pembentukan arus putar pada aliran cepat. Pada
umumnya reactor ini dilengkapi dengan selaput membrane untuk
menambah yield produk pada reactor. Produk secara selektif ditarik dari
reactor sehingga keseimbangan didalam reactor secara kontinyu bergeser
membentuk lebih banyak produk. Reaksi yang digunakan pada reactor
ini adalah reaksi fasa gas dan reaksi berlangsung disepanjang pipa
sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield yang dihasilkan
semakin tinggi. Kondisi yang perlu diperhatikan dalam PFR adalah
waktu tinggal senyawa didalamnya.
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       

FAΙV - FAIV+ΔV + rA ΔV = 0
X
dX A
V  FAo 
0
 rA
X
V dX A

FAO 0  rA
(Levenspiel, 1999)

Model dan Komputasi Proses 33


CSTR Adiabatis

Gambar 2.2. Plug Flow Reactor


c. Continous Stirred Tank Reactor (CSTR)
Reaktor alir tangki berpengaduk dimana umpan masuk, diproses
beberapa waktu (residence time) lalu produk keluar. Biasanya reactor
jenis ini disusun parallel sehingga mempunyai kapasitas yang besar dan
efisiensi waktu. Dalam reactor ini terdapat pengadukan yang mencampur
dan membuat campurannya homogen. Oleh karena itu produk yang
keluar reactor ini memiliki komposisi yang sama dengan fluida yang
berada didalam reactor. Kelebihan dari penggunaan reactor ini adalah
suhu dan konsentrasi ditiap titik sama karena menggunakan pengaduk
serta mudah dalam pengontrolan suhu sehingga kondisi operasi
isothermal dapat terpenuhi. Sedangkan kekurangan dalam penggunaan
reactor ini diantaranya tidak cocok digunakan jika reaktan dalam fase gas
dan untuk volume yang sama, konversi yang didapatkan lebih rendah dari
jenis reactor kontinyu yang lain yaitu plug flow reactor. Berikut
persamaan neraca massanya:
FAO + rA V - FA = 0
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       
FAO - FA = -rA V
FA = FAO (1-XA)
FAO X A
V
(-rA ) keluar

V XA

FAO (-rA ) keluar
(Levenspiel, 1999)

Model dan Komputasi Proses 34


CSTR Adiabatis

Gambar 2.3. CSTR Reactor


2.1.2. Kondisi Operasi Reaktor
Reaksi kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawa kimia
sehingga terbentuk senyawa kimia yang lain. Reaksi kimia melibatkan
perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar,
pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau
penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk atau terputusnya ikatan kimia (Wicaksono, 2013). Reaksi kimia
yang terjadi di dalam reaktor selalu menyesuaikan dengan kondisi operasi
reaktor, diantaranya;
a. Reaksi adiabatis (Q = 0) merupakan reaksi dengan kondisi tidak
adanya perpindahan kalor dan adanya perbedaan suhu. Masing-
masing reaktor memiliki neraca reaksi adiabatis, berikut ini;
 Reaktor Batch
Persamaan umum neraca energi
Kecepatan energi yang
Kecepatan aliran panas
Kecepatan kerja ditambahkan ke
ke sistem
[ ] - [ sistem dalam ] + sistem dari kecepatan -
dari
lingkungan alir massa yang
lingkungan
[ masuk ]
Kecepatan energi yang
Kecepatan Kecepatan akumulasi
meninggalkan sistem
[ ] + [ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 ] = [ energi pada ]
dari kecepatan alir massa
𝐴 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 sistem
yang keluar

i i i n
Q  W   N AO H iO   N A H  (rAxVxH)  ni Cpi dT/dt
i 1 i 1
karena Q=0 sehingga
𝑑𝑇
[(∆HRX)(-rA)V] = ∑i ni Cpi 𝑑𝑡

Model dan Komputasi Proses 35


CSTR Adiabatis

𝑑𝑇 [(∆HRX)(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp

(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
 Reaktor CSTR
Persamaan umum neraca energi
KECEP. ENERGI  KECEP. ENERGI 
MASUK MELALUI   KELUAR MELALUI   KECEP. PERPAN 
    DARI HE KE REAKTOR   0

ALIRAN  ALIRAN   

n  
Q  W  FAO  i C P (T  TiO )  [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Umumnya kerja=0 sehingga


n  
Q  FAO   i CP (T  TiO )  [H RX (TR )   CP (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Karena adiabatis (Q=0) sehingga diperoleh nilai


n 
FAO i CP (T  TiO )
X i 1

 [H RX (TR )   CP (T  TR )]FAO
O

 Pada Reaktor PFR


Persamaan umum neraca energi
Q - U A ( Ta – T )=0
Jika didefernsialkan
dQ = U a (Ta – T ) dA
dimana kondisi adiabatis (Q=0) sehingga dQ=0 dan Ua=0

Dan ∆Cp=0, diperoleh


(−∆𝐻𝑅𝑥 )𝑋
𝑇 = 𝑇0 +
∑ ∅𝑖 𝐶𝑝𝑖
b. Reaksi non adiabatis (Q ≠ 0) merupakan reaksi dimana kondisi operasi
suhunya tidak dijaga konstan sehingga adanya perubahan suhu dan
adanya perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau dari

Model dan Komputasi Proses 36


CSTR Adiabatis

lingkungan ke sistem. Untuk mengendalikan kondisi operasi tersebut,


pada desain reactor dilengkapi dengan jaket pendingin atau pemanas.
 Pada Reaktor Batch
i i i n
Q  W   N AO H iO   N A H  (rAxVxH)  ni Cpi dT/dt
i 1 i 1

 Pada Reaktor CSTR


Persamaan umum
KECEP. ENERGI  KECEP. ENERGI 
MASUK MELALUI   KELUAR MELALUI   KECEP. PERPAN 
    DARI HE KE REAKTOR   0
ALIRAN  ALIRAN   

n  
Q  W  FAO  i C P (T  TiO )  [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Umumnya kerja=0 sehingga


n  
Q  FAO   i CP (T  TiO )  [H RX (TR )   CP (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

 Pada Reaktor PFR


Q - U A (Ta – T) =0
dQ = U a (Ta – T) dA
dA = a dV
Dengan a = Luas perpindahan panas per unit volume reaktor
dQ = U a ( Ta – T ) dV

Gambar 2.3 Jenis reaktor berdasarkan kondisi operasi : (a) reaktor


isotermal, (b) reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis

2.1.3. Panas Reaksi


Berdasarkan entalpi atau panas yang dihasilkan atau diserap dalam
sebuah reaksi, dibagi menjadi dua yaitu :
 Reaksi eksotermis
Merupakan reaksi dimana akan terjadinya perpindahan kalor

Model dan Komputasi Proses 37


CSTR Adiabatis

dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut


menghasilkan panas, sehingga nilai delta entalpinya (∆H)
negatif. Contohnya :
CaO(s) + CO2 (g) CaCO3(s) ∆H = - 178.5 kJ
 Reaksi endotermis
Merupakan reaksi dimana akan terjadi perpindahan kalor dari
lingkungan ke system atau pada reaksi yang terjadi
membutuhkan panas, sehingga nilai delta entalpinya (∆H)
positif. Contohnya :
CaCO3(s) CaO(s) + CO2 (g) ∆H = + 178.5 kJ
Dalam reaksi yang disimulasikan merupakan reaksi endotermis
dimana didapatkan dari tinjauan secara termodinamika, berikut ini;
Reaksi utama : C2H5OH (g) ↔ CH3CHO (g) + H2 (g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHO 2 + ΔHof H2 ) – (ΔHof C2H5OH)
= (-166,36-(-243,81) kkal/mol
= 77,45 kkal/mol
Reaksi samping : CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO (g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
ΔH total = ΔHof reaksi utama + ΔHof reaksi samping
= 77,45 kkal/mol + -39,777 kkal/mole
= 37,673 kkal/mole
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermis yang
membutuhkan panas.
2.1.4. Jenis Reaksi
Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya dalam sebuah reaksi
hampir tidak mungkin ditemukan bahwa reaksi akan bergerak kearah 1
produk saja namun akan terdapat reaksi samping atau produk samping dari
sebuah reaksi. Produk samping yang terbentuk dapat terjadi melalui reaksi
paralel atau reaksi seri.

Model dan Komputasi Proses 38


CSTR Adiabatis

 Reaksi paralel
Merupakan reaksi dimana reaktan akan bergerak ke 2 arah
reaksi yang berbeda seperti
AB
AC
 Reaksi seri
Merupakan reaksi dimana produk yang dihasilkan akan
mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah menjadi produk
lain (Fogler, 2004). Reaksi seri digambarkan sebagai berikut
A B C
Untuk reaksi yang disimulasikan / dehidrogenasi etanol menjadi
asetaldehid, reaksi tersebut merupakan reaksi seri karena produk yang
dihasilkan akan mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah menjadi
produk lain. Seperti digambarkan sebagai berikut
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Produk asetaldehid pertama mengalami reaksi lebih lanjut menjadi
etil ethanoate maka reaksi nya tergolong reaksi seri.
2.1.5. Jenis Proses
Berdasarkan kemolekulan reaksi
 Reaksi unimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan satu jenis molekul reaktan.
Selain itu molekul tunggal saling bertumbukan menjadi
susunan molekul baru. Contoh: reaksi dehidrogenisasi,
dekomposisi, cracking, polimerisasi kondensasi. Berikut
contoh reaksi unimolekuler :
N2O5 N2O4 + 1/2O2
 Reaksi bimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan 2 jenis molekul reaktan
yang berbeda atau sama bergabung menghasilkan satu atau
sejumlah molekul produk. Contoh : reaksi asosiasi (kebalikan
dari reaksi dekomposisi). Berikut contoh reaksi binomlekuler :
H2 + I2 2HI

Model dan Komputasi Proses 39


CSTR Adiabatis

2.1.6. Arah Reaksi


Berdasarkan arah reaksi
 Reaksi reversibel
Merupakan reaksi dua arah dimana reaksi dapat bergerak dari
reaktan kearah produk. Zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali
membentuk pereaksi. Dalam reaksi reversible biasanya
dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi dari senyawa
yang terlibat dalam reaksi. Dalam hal ini akan terjadinya
kesetimbangan. Contohnya reaksi pembentukan ammonia dari
gas hydrogen dan gas nitrogen.
 Reaksi irreversibel
Merupakan reaksi satu arah, tidak ada keadaan setimbang,
meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-
betul tidak dapat balik. Banyak kasus kesetimbangan berada
sangat jauh di kanan sedemikian sehingga dianggap
irreversibel.Zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali
membentuk pereaksi. Contohnya reaksi pembentukan garam
klorida dari asam klorida dan natrium hidroksida
Untuk reaksi yang disimulasikan adalah reaksi dehidrogenasi etanol
menjadi asetaldehid berikut reaksi nya :
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Berdasarkan penjabaran reaksi diatas, reaksi dehidrogenasi etanol menjadi
asetaldehid merupakan reaksi reversible karena reaksi bergerak dari
reaktan kearah produk kemudian zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali
membentuk pereaksi.
Dapat dibuktikan melalui perhitungan yang diperoleh dari tinjuan
thermodinamika sebagai berikut;
Reaksi samping : CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO (g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis
yang melepaskan panas.

Model dan Komputasi Proses 40


CSTR Adiabatis

ΔGo reaksi utama = ΔGo produk - ΔGo reaktan


= (-31,46+0) – (-26,06)
= -5,4

ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9 KJ/mol

ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9 / (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)

(Susila,2009)
2.2. Studi Kasus Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehide
2.2.1. Reaksi Dehidrogenasi Ethanol
Reaksi monomolekuler merupakan reaksi berlangsung dengan molekul
reaktan yang sama. Sebagai contoh adalah reaksi polimerisasi, kondensasi,
dekomposisi, dehidrogenasi (cracking), dan lain-lain. Reaksi paralel
merupakan reaksi dimana suatu reaktan akan menghasilkan produk yang
berbeda, sehingga ada selektivitas reaktan untuk menghasilkan produk yang
satu terhadap yang lain.
Reaksi dehidrogenasi ethanol dapat dituliskan sebagai berikut :
C2H5OH (g) ↔ CH3CHO (g) + H2 (g)
Reaksi dehidrogenasi ini juga menimbulkan reaksi samping sebagai berikut:
CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)

2.2.2. Tinjauan Termodinamika


Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis atau eksotermis) dan arah reaksi (reversibel atau irreversibel).
Reaksi utama : C2H5OH (g) ↔ CH3CHO (g) + H2 (g)

Model dan Komputasi Proses 41


CSTR Adiabatis

ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan


= (ΔHof CH3CHO 2 + ΔHof H2 ) – (ΔHof C2H5OH)
= (-166,36-(-243,81) kkal/mol
= 77,45 kkal/mol
Cari yang suhu operasi
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermis yang
membutuhkan panas.
Reaksi samping : CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO (g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
Cari yang suhu operasi
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
melepaskan panas.
ΔGo reaksi utama = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-31,46+0) – (-26,06)
= -5,4

ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Turunkan ke persamaan Kpada suhu operasi
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).

ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan


= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9 KJ/mol

ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9 / (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)

Turunkan ke persamaan Kpada suhu operasi

Model dan Komputasi Proses 42


CSTR Adiabatis

Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi berlangsung


secara bolak-balik (reversibel).

2.2.3. Tinjauan Kinetika


Tinjauan secara kinetika dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi. Secara kinetika, reaksi
pembentukan asam asetat merupakan reaksi orde dua dengan persamaan
kecepatan reaksi sebagai berikut :
Reaksi utama : C2H5OH (g) ↔ CH3CHO (g) + H2 (g)
Reaksi samping : CH3CHO (g) ↔ CH3CHOOCH2CH3 (g)

Laju reaksi : -rA = k1.CA + k2.CB.CC + k3.CB+ k4.CD

Menurut persamaan Arhennius :

k = A.e-E/RT

Dalam hubungan ini :

k = konstanta kecepatan reaksi

A = faktor frekuensi tumbukan

E = energi aktivasi

R = tetapan gas ideal

T = temperatur mutlak

Dari persamaan Arhenius, diketahui bahwa pada reaksi utama,


dengan bertambahnya suhu reaksi maka akan memperbesar harga
konstanta kecepata reaksi (k), yang berarti mempercepat kecepatan
reaksinya.

2.2.4. Kondisi Operasi


Reaksi dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid dengan kondisi reaksi :
a. Suhu operasi :
b. Reaksinya monomolekuler, seri, bersifat endotermis
dan reversibel.
c. Reaktor beroperasi dengan kondisi non adiabatis (tidak
ada perpindahan kalor).

Model dan Komputasi Proses 43


CSTR Adiabatis

Dengan adanya kondisi operasi ini maka didapatkan:


Nilai konstanta kecepatan reaksi utama:
k1 = A.e-E/RT

dimana :
k1 = konstanta kecepatan reaksi utama
A = faktor frekuensi tumbukan = 1,14 x 107
E = energi aktivasi = 16310
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak (K)
16310
−( )
k1= 1,14 × 107 . 𝑒 8,314 × 𝑇

Nilai konstanta kecepatan reaksi samping:


k2 = A.e-E/RT

dimana :
k2 = konstanta kecepatan reaksi samping
A = faktor frekuensi tumbukan = 8,207
E = energi aktivasi = 1112,733
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak (K)
1112,733
−( )
k2 = 8,207. 𝑒 8,314 × 𝑇

Model dan Komputasi Proses 44


CSTR Adiabatis

DAFTAR PUSTAKA

Arief, S. 2003. Sekilas Tentang Scilab. http://ilmukomputer.org/wp


content/uploads/2008/04/sarief-sekilas-tentang-scilab.pdf. Diakses tanggal 29
Oktober 2017.

Bittker, D.A. 1988. Detailed Mechanism of Toluene Oxidation and Comparison With
Benzene. https://ntrs.nasa.gov/archive/nasa/casi.ntrs.../19880004046.pdf.
Diakses tanggal 5 November 2016.

Chemeo, 2016. Chemical Properties of Benzaldehyde (CAS 100-52-7).


https://www.chemeo.com/cid/49-102-4/Benzaldehyde#ref-nist-webbook.
Diakses tanggal 8 November 2016.

Kurniawati, Lanny & Kurnia, Monica. 2010. Prarancangan Pabrik Paraxylene dari
Selektivitas Disproporsionasi Toluene dengan Kapasitas 3000 Ton/Tahun.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/18544/Prarancangan-Pabrik-Paraxylene-
dari Proses-Selektivitas-Disproporsionasi-Toluene-dengan-Kapasitas-300000-
TonTahun. Diakses tanggal 6 November 2016.

Levenspiel, Octave. 1990. Chemical Engineering Science Chemical Reaction


Engineering. 2nd ed. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Nag, N.K., Frances, T., and Mars, P. The Oxidation of Toluene on Various
Molybdenum Containing
Catalysts.www.sciencedirect.com/science/article/pii/0021951781900415 Diakses
tanggal 4 November 2016.

Oba, Mashahiro; Mita, Hajime; and Shimoyama, Akira. 2002. Determination of


activation energy and pre-exponential factor for individual compounds on
release from kerogen by a laboratory heating experiment.
https://www.jstage.jst.go.jp/article/geochemj1966/36/1/36_1_51/_article.
Diakses tanggal 6 November 2016.

Perry, R.H and Chilson. 2008. “Chemical Engineering Handbook”, 8th ed. Mc Graw
Hill Book.

Siswoyo, Bambang. 2011. Scilab : Matlab Open Source.


http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2011/12/scilab-matlab-open-source/. Diakses
tanggal 2 November 2016.

Model dan Komputasi Proses 45


CSTR Adiabatis

Sumarni, A.P. 2009. PEMANFAATAN METODA NEWTON-RAPHSON DALAM


PERANCANGAN REAKTOR ALIR TANGKI BERPENGADUK.
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/185_193_Marni.pdf. Diakses tanggal
27 November 2016.

Utomo, Arif Fajar & Rosyidi Pramitha. 2011. Pra-Rancangan Pabrik Paraxylene
Disproporsionasi Toluene Kapasitas 30000 Ton/Tahun.
eprints.undip.ac.id/view/person/ARIF=3A_FAJAR_UTOMO=3A=3A.html.
Diakses tanggal 4 November 2016.

Model dan Komputasi Proses 46


REFERENSI
TANGGAL TANDA TANGAN
NO KETERANGAN
DIPERIKSA ASISTEN

Anda mungkin juga menyukai