P4 Rahma Dan PU
P4 Rahma Dan PU
Disusun Oleh:
Andhika Pudji Utama NIM 21030115130122
Rahma Wulan Maulida NIM 21030114120093
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI
PROSES
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah
Model dan Komputasi Proses dengan judul “Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR
Non Adiabatis untuk Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehid dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
makalaporan ini tidak akanterselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko dan Luqman Buchori, S.T., M.T. selaku
dosen mata kuliah Model dan Komputasi Proses.
2. M. Teguh Riyanto selaku koordinator asisten Laboratorium Komputasi Proses.
3. Lutfi Af’idatul Kalimah selaku asisten pembimbing.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap laporanini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenappembaca umumnya.Penulis menyadari bahwa laporanini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menuju kesempurnaan laporanini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Seorang sarjana teknik kimia harus dapat membuat perancangan proses untuk
selanjutnya merancang konstruksi dan operasi dari peralatan skala pabrik.
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih sehingga pemograman dalam
perancangan reaktor, permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih
teliti. Asetaldehid dapat dihasilkan melalui reaksi dehidrogenasi ethanol yang
dijalankan di dalam reaktor tangki berpengaduk (CSTR). Perancangan proses ini
dapat dilakukan dengan menggunakan program Scilab 5.5.2; yang nantinya akan
didapatkan volume reaktor yang dibutuhkan, hubungan konsentrasi (C) dengan
waktu (t), dan hubungan antara waktu (t) dengan suhu (T) dan hubungan waktu (t)
dengan konversi (X).
Untuk mendapatkan hasil volume reaktor yang dibutuhkan, maka dibuatlah
algoritma dan function. Langkah awal adalah menentukan data-data awal yang
dibutuhkan, lalu menetukan konversi yang diinginkan, akan didapatkan suhu dalam
reaktor. Dengan mengetahui suhu reaktor maka nilai konstanta kecepatan reaksi
yang baru didapatkan. Nilai k yang baru telah didapatkan maka volume reaktor
yang dibutuhkan akan didapatkan.
BAB I
PENDAHULUAN
bila dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran reaktan yang kontinyu dan hasil reaksi
diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung. Selain itu CSTR juga
digunakan apabila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperatur
dalam proses. Pada CSTR ini terjadi pengadukan yang memungkinkan adanya
distribusi fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di semua tempat
dan reactor (Rosadi,2000).
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih. Namun, hal yang paling penting
dalam penggunaan permodelan matematis ini adalah pemahaman mengenai konsep-
konsep fundamental sehingga model yang disusun dan hasil model yang diperoleh
mendekati dengan fenomena yang terjadi. Dengan digunakannya pemrograman
dalam bidang Teknik Kimia, khususnya dalam perancangan reaktor, semua
permasalahan diubah kedalam bentuk matematis. Setelah itu, dengan diubahnya
permasalahan tersebut, algoritmanya dapat langsung diaplikasikan ke dalam
program. Dengan diaplikasikannya pemograman dalam perancangan reaktor,
permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih teliti.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, akan dilakukan perancangan
dan simulasi reaktor tangki alir berpengaduk atau juga sering disebut CSTR pada
kondisi non adiabatis untuk reaksi dehidrogenasi asetaldehiddari ethanol, dimana
berjenis proses monomolekuler dan termasuk ke dalam jenis reaksi seri. Menurut
tinjauan thermodinamika reaksi tersebut bersifat endotermis dan reversibel.
Perancangan dan simulasi tersebut akan dilakukan menggunakan program Scilab
5.5.2.
Perangkat lunak ini hampir menyerupai Matlab, sebagai sebuah program
interaktif untuk komputasi numerik dan visualisasi data (Sasongko, 2010). MatLab
merupakan program yang dijual dengan harga yang cukup mahal karena MatLab ini
merupakan program yang terdapat lisensi dalam penggunaan programnya. Versi
MatLab yang cukup murah adalah Student Version yang dikeluarkan oleh Prentice
Hall. MatLab versi student ini memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya
adalah keterbatasan dalam ukuran array. Scilab ini dapat dikatakan suatu alternatif
dari MatLab dimana perintah-perintahnya mirip dengan perintah-perintah MatLab.
Kelebihan utama dari Scilab yaitu gratis (freeware) dan tersedia untuk berbagai
sistem operasi seperti Windows, Mac OS/X, Unix dan Linux (Arief, 2003).
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui volume optimum reaktor CSTR non adiabatis untuk reaksi
dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid menggunakan program scilab 5.5.2.
2. Dapat mensimulasikan dan menentukan profil hubungan suhu terhadap konversi.
3. Dapat mensimulasikan dan menentukan profil hubungan konversi terhadap
volume.
4. Dapat mengetahui kebutuhan laju pendingin dalam reactor CSTR non adiabatis
untuk reaksi dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid menggunakan program
scilab 5.5.2.
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang volume reaktor yang valid dalam reaksi
dehidrogenasi asetaldehid pada reaktor CSTR non adiabatis dengan algoritma
neraca massa dan energi yang penyelesaiannya menggunakan program Scilab
5.5.2.
2. Mahasiswa mampu menentukan hubungan suhu vs konversi.
3. Mahasiswa mampu mensimulasikan dan menentukan profil hubungan konversi
terhadap volume.
4. Mampu mengetahui kebutuhan laju pendingin dalam reactor CSTR non
adiabatis untuk reaksi dehidrogenasi isopropanol menjadi aseton menggunakan
program scilab 5.5.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Dasar Teori
2.1.1. Jenis-Jenis Reaktor
Ada berbagai jenis reaktor, hal yang paling mendasar dalam
penggolongan reaktor adalah kondisi operasi dari reaksi yang diinginkan
untuk dioperasikan. Reaktor yang sering digunakan bisa dibagi menjadi 3
jenis reaktor utama, diantaranya Batch Reaktor (BR), Plug Flow Reaktor
(PFR), dan Continuous Stirred Tank Reaktor (CSTR).
a. Batch Reactor (BR)
Didalam batch reactor , bahan baku atau reaktan yang dimasukkan
semua pada awal proses dalam container atau tangki, kemudian
dicampur dengan merata , dan dibiarkan reaktan bereaksi pada jangka
waktu tertentu. Proses yang terjadi merupakan unsteady state atau tidak
tetap dimana komposisi berubah bergantung waktu, akan tetapi
komposisi saat berada dalam reactor tetap constant. Keuntungan dari
penggunaan reactor batch ini diantaranya lebih murah dan lebih mudah
dalam pengoperasian dan pengontrolan. Sedangkan kekurangannya
adalah tidak bisa untuk memproduksi dengan skala yang besar, tidak
baik atau tidak sesuai dengan bahan gas karena rentan bocor serta lebih
banyak membutuhkan pekerja untuk melakukan pengawasan dari awal
proses hingga akhir proses.
KECEP. ALIRAN KECEP. PERUBAHAN A KECEP. ALIRAN AKUMULASI A DLM
A MASUK SISTEM KRN REAKSI DLM SISTEM A KELUAR SISTEM SISTEM
X
dX
t N AO
rA V
0 (Levenspiel, 1999)
+ r A V - FA = 0
FAO - FA = -rA V
FA = FAO (1-XA)
FAO X A
V
(-rA ) keluar
V XA
FAO (-rA ) keluar
(Levenspiel, 1999)
i i i n
Q W N AO H iO N A H (rAxVxH) ni Cpi dT/dt
i 1 i 1
karena Q=0 sehingga
𝑑𝑇
[(∆HRX)(-rA)V] = ∑i ni Cpi 𝑑𝑡
𝑑𝑇 [(∆HRX)(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp
(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
Reaktor CSTR
Persamaan umum neraca energi
KECEP. ENERGI KECEP. ENERGI
MASUK MELALUI KELUAR MELALUI KECEP. PERPAN
DARI HE KE REAKTOR 0
ALIRAN ALIRAN
n
Q W FAO i C P (T TiO ) [H RX (TR ) C P (T TR )]FAO X 0
O
i 1
i 1
n
FAO i C P (T TiO )
X i 1
[H RX (TR ) C P (T TR )]FAO
O
n
Q W FAO i C P (T TiO ) [H RX (TR ) C P (T TR )]FAO X 0
O
i 1
i 1
Reaksi seri
Merupakan reaksi dimana produk yang dihasilkan akan
mengalamireaksi lebih lanjut dan berubah menjadi produk
lain (Fogler, 2004). Reaksi seri digambarkan sebagai berikut
A B C
Untuk reaksi yang disimulasikan / dehidrogenasi etanol menjadi
asetaldehid, reaksi tersebut merupakan reaksi seri karena produk
yang dihasilkan akan mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah
menjadi produk lain. Seperti digambarkan sebagai berikut
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Produk asetaldehid pertama mengalami reaksi lebih lanjut menjadi
etil ethanoate maka reaksi nya tergolong reaksi seri.
2.1.5. Jenis Proses
Berdasarkan kemolekulan reaksi
Reaksi unimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan satu jenis molekul
reaktan. Selain itu molekul tunggal saling bertumbukan
menjadi susunan molekul baru. Contoh: reaksi
dehidrogenisasi, dekomposisi, cracking, polimerisasi
kondensasi. Berikut contoh reaksi unimolekuler :
N2O5 N2O4 + 1/2O2
Reaksi bimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan 2 jenis molekul reaktan
yang berbeda atau sama bergabung menghasilkan satu atau
sejumlah molekul produk. Contoh: reaksi asosiasi (kebalikan
dari reaksi dekomposisi). Berikut contoh reaksi binomlekuler:
H2 + I2 2HI
2.1.6. Arah Reaksi
Berdasarkan arah reaksi
Reaksi reversibel
secara merata dari zat yang bereaksi disetiap dalam reactor. Selain memiliki
beberapa kelebihan tentunya reactor ini memiliki kelemahan contohnya
adalah perubahan reaktan per volumenya relative kecil dibandingkan reactor
lainnya dibutuhkan suatu tangki reactor yang besar untuk menutupi
kekurangan ini dan tentunya akan menambah biaya pengeluaran
(Rosadi,2000).
2.2.3. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis atau eksotermis) dan arah reaksi (reversibel atau irreversibel).
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHO2 + ΔHof H2) –(ΔHof C2H5OH)
= (-166,36-(-243,81) kkal/mol
= 77,45 kkal/mol
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermis yang
membutuhkan panas.
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO(g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
melepaskan panas.
ΔGo reaksi utama = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-31,46+0)– (-26,06)
= -5,4
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Karena reaksi berlangsung pada temperatur 290oC, maka :
𝐾 −∆𝐺298 1 1
𝐿𝑛 𝐾563 = − .(𝑇 − )
298 𝑅 1 𝑇2
𝐾 563 −5,4 1 1
𝐿𝑛 1,0092 = − 1,9872.(298 − )
563
𝐾 563
𝐿𝑛 1,0092 = −4,2921 × 10−3
K563 = 1,0048
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9KJ/mol
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9/ (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)
Karena reaksi berlangsung pada temperatur 290oC, maka :
𝐾 −∆𝐺298 1 1
𝐿𝑛 𝐾563 = − .(𝑇 − )
298 𝑅 1 𝑇2
𝐾563 −161,9 1 1
𝐿𝑛 1,067 = − .(298 − )
8,314 563
𝐾563
𝐿𝑛 1,067 = 0,030
K563 = 1,0995
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi berlangsung
secara bolak-balik (reversibel).
2.2.4. Tinjauan Kinetika
Tinjauan secara kinetika dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi. Secara kinetika, reaksi
pembentukan asam asetat merupakan reaksi orde dua dengan persamaan
kecepatan reaksisebagai berikut :
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
Laju reaksi: -rA = k1.CA + k2.CB.CC + k3.CB+ k4.CD
= 3,1422
𝑘
k2 = 𝐾 1
563
16310
−( )
1,14 × 107 .𝑒 8,314 × 563
=
1,0048
=3,1271
dimana :
k2 = konstanta kecepatan reaksi utama ke arah reaktan
k3 = A.e-E/RT
dimana :
k3 = konstanta kecepatan reaksi samping ke arah produk
A = faktor frekuensi tumbukan = 8,207
E = energi aktivasi = 1112,733
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak(K)
1112,733
−( )
k3= 8,207. 𝑒 8,314 × 𝑇
= 6,4705
𝑘
k4=𝐾 3
563
1112,733
−( )
8,207.𝑒 8,314 × 563
= 1,0995
= 5,885
Dimana;
k4 = konstanta kecepatan reaksi samping ke arah reaktan
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1. Permodelan
Simulasi dan perancangan reaktor yang akan dibuat adalah CSTR (Continuous
Stirred Tank Reactor), non adiabatis dari reaksi yang bersifat reversibel,
endotermis, monomolekular dan reaksi seri.
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
A ↔ B + C
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
B ↔ D
FAO + rA V - FA = 0
FAO - FA = -rA V
FA = FAO (1-XA)
FAO X A
V
(-rA ) keluar
V XA
FAO (-rA ) keluar
𝐹𝐴 𝐹𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = = …………………………… (1)
𝑣 𝑣
Terjadi dua reaksi, maka:
𝑃.𝑉 𝑍 𝑁 𝑇 𝑅
= 𝑍 .𝑁 .𝑇 .𝑅
𝑃0 .𝑉0 0 0 0 0
𝑃0 𝑇
𝑣 = 𝑣𝑜(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ). . …………….…….…… (2) (Fase Gas)
𝑃 𝑇0
Karena perubahan tekanan dianggap kecil dan suhu reaktor dengan keluar
sama, maka
𝑣 = 𝑣𝑜(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ) …………………………. (3)
CA0 = 0,3
𝐶𝐵0 = 𝐶𝐶0 = 𝐶𝐷0 = 0
Jika:
𝑦𝐴0 = 0,96 (Kemurnian Reaktan Etanol)
𝛿 = 1+1−1=1
𝜀 = 𝑦𝐴0 𝛿 = 0,96.1
𝜀 = 0,96
S =
XA =
XA1= S. XA=
Persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (1), menjadi
𝐴𝑜 𝐹 𝐴 (1−𝑋 ) 𝐶𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = 𝑣𝑜(1+𝜀.𝑋 )
= (1+𝜀.𝑋𝐴 )
…………………… (4)
𝐴
(1 − 𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = 𝐶𝐴0
(1 + 0,96𝑋𝐴 )
𝐶𝐵
𝐶𝐴
− 𝑋𝐴
𝐶𝐵 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐴
𝐶𝐶
𝐶𝐴
+ 𝑋𝐴
𝐶𝐶 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐼
𝐶𝐷
𝐶𝐴
+ 𝑋𝐴
𝐶𝐷 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐴
Kombinasi
(1 − 𝑋𝐴 ) (1 − 𝑋𝐴 )
−𝑟𝐴 = 𝑘1. 𝐶𝐴0 + 𝑘2𝐶𝐴0
(1 + 0,96𝑋𝐴 ) (1 + 0,96𝑋𝐴 )
𝐹𝐴𝑜 𝑋𝐴
𝑉= (1−𝑋𝐴 ) (1−𝑋𝐴 )
𝑘1. 𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋 ) + 𝑘2𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋
𝐴 𝐴)
5. 𝑋𝐴
𝑉= (1−𝑋𝐴 ) (1−𝑋 )
𝐴
3,1422. 𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋 + 3,1271𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋
𝐴) 𝐴)
Jika :
Q = 𝑈𝐴 (𝑇𝑎 − 𝑇) karena non-adiabatis
Ws = 0 karena kerja pengaduk kecil
Maka :
FAO XA
UA(Ta-T) - FA0 ∑ni=1 θi Cpi (T − T0 ) + [∆HRX (TR ) + ∆Cp T − ∆Cp TR )][rA . −rA
]=0
UA.Ta - UA.T - FA0 ∑ni=1 θi Cpi T + FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 + FA0 X A ∆HRX
0
TR − FA0 XA ∆Cp T +
FA0 XA ∆Cp T R = 0
-UA.Ta- FA0 ∑ni=1 θi Cpi T − FA0 X A ∆Cp T + UA. Ta + FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 +
0
FA0 XA ∆Cp T R (∆Cp − ∆HRX ) T ( UA + FA0 ∑ni=1 θi Cpi + FA0 X A ∆Cp ) = UA. Ta +
FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 + FA0 X A T R (∆Cp − ∆HRX
0
)
𝐹𝐴0
𝑦𝐴0 =
𝐹𝑇0
3.1 Logika Pemrograman
CSTR
X ditentukan T dihitung
𝑈𝐴
FA0
+ ∑ni=1 θi Cpi T0 + XA T R (∆Cp − ∆H0RX )
T= 𝑈𝐴
FA0
+ ∑ni=1 θi Cpi + XA ∆Cp
T didapat dari X
tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Arief, S.2003.Sekilas Tentang Scilab.http://ilmukomputer.org/wp
content/uploads/2008/04/sarief-sekilas-tentang-scilab.pdf.Diakses tanggal 29
Oktober 2017.
Bittker, D.A. 1988.Detailed Mechanism of Toluene Oxidation and Comparison With
Benzene.https://ntrs.nasa.gov/archive/nasa/casi.ntrs.../19880004046.pdf.Diakses
tanggal 5 November 2016.
Chemeo, 2016.Chemical Properties of Benzaldehyde (CAS 100-52-
7).https://www.chemeo.com/cid/49-102-4/Benzaldehyde#ref-nist-
webbook.Diakses tanggal 8 November 2016.
Kurniawati, Lanny & Kurnia, Monica. 2010.Prarancangan Pabrik Paraxylene dari
Selektivitas Disproporsionasi Toluene dengan Kapasitas 3000
Ton/Tahun.https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/18544/Prarancangan-Pabrik-
Paraxylene-dariProses-Selektivitas-Disproporsionasi-Toluene-dengan-
Kapasitas-300000-TonTahun.Diakses tanggal 6 November 2016.
Levenspiel, Octave. 1990. Chemical Engineering Science Chemical Reaction
Engineering. 2nd ed. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Nag, N.K., Frances, T., and Mars, P.The Oxidation of Toluene on Various Molybdenum
ContainingCatalysts.www.sciencedirect.com/science/article/pii/002195178190
0415Diakses tanggal 4 November 2016.
Oba, Mashahiro; Mita, Hajime; and Shimoyama, Akira.2002.Determination of
activation energy and pre-exponential factor for individual compounds on
release from kerogen by a laboratory heating
experiment.https://www.jstage.jst.go.jp/article/geochemj1966/36/1/36_1_51/_a
rticle.Diakses tanggal 6 November 2016.
Perry, R.H and Chilson. 2008.Chemical Engineering Handbook, 8th ed.Mc Graw Hill
Book.
Siswoyo, Bambang.2011.Scilab: Matlab Open Source.
http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2011/12/scilab-matlab-open-source/.Diakses
tanggal 2 November 2016.