Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TUGAS BESAR

MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES

Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Non Adiabatis untuk Reaksi


Dehidrogenasi Asetaldehid dari Ethanol Menggunakan Program Scilab 5.5.2

Disusun Oleh:
Andhika Pudji Utama NIM 21030115130122
Rahma Wulan Maulida NIM 21030114120093

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
CSTR Non Adiabatis

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI
PROSES

Judul : Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR Non Adiabatis untuk


Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehida dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2
Kelompok : 5 Kamis siang
Nama (NIM) : Andhika Pudji Utama (21030115130122)
Nama (NIM) : Rahma Wulan Maulida (21030115120093)

Semarang, November 2017


Menyetujui,
Asisten Pengampu

Lutfi Af’idatul Kamilah


NIM. 21030114120045

Model dan Komputasi Proses ii


CSTR Non Adiabatis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah
Model dan Komputasi Proses dengan judul “Perancangan dan Simulasi Reaktor CSTR
Non Adiabatis untuk Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehid dari Ethanol Menggunakan
Program Scilab 5.5.2”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
makalaporan ini tidak akanterselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko dan Luqman Buchori, S.T., M.T. selaku
dosen mata kuliah Model dan Komputasi Proses.
2. M. Teguh Riyanto selaku koordinator asisten Laboratorium Komputasi Proses.
3. Lutfi Af’idatul Kalimah selaku asisten pembimbing.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap laporanini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenappembaca umumnya.Penulis menyadari bahwa laporanini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menuju kesempurnaan laporanini.

Semarang, November 2017

Penulis

Model dan Komputasi Proses iii


CSTR Non Adiabatis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
INTISARI .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2
1.4. Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori ......................................................................................... 4
2.2. Studi Kasus Reaksi Dehidrogenasi Ethanol ....................................... 8
BAB III METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan ....................................................................................... 17
3.2 Algoritma Penyelesaian.................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Simulasi .................................................................................. 17
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17
5.2 Saran .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI

Model dan Komputasi Proses iv


CSTR Non Adiabatis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Batch Reactor....................................................................................4


Gambar 2.2. Plug Flow Reactor............................................................................5
Gambar 2.3. CSTR Reactor...................................................................................6

Model dan Komputasi Proses v


CSTR Non Adiabatis

INTISARI
Seorang sarjana teknik kimia harus dapat membuat perancangan proses untuk
selanjutnya merancang konstruksi dan operasi dari peralatan skala pabrik.
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih sehingga pemograman dalam
perancangan reaktor, permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih
teliti. Asetaldehid dapat dihasilkan melalui reaksi dehidrogenasi ethanol yang
dijalankan di dalam reaktor tangki berpengaduk (CSTR). Perancangan proses ini
dapat dilakukan dengan menggunakan program Scilab 5.5.2; yang nantinya akan
didapatkan volume reaktor yang dibutuhkan, hubungan konsentrasi (C) dengan
waktu (t), dan hubungan antara waktu (t) dengan suhu (T) dan hubungan waktu (t)
dengan konversi (X).
Untuk mendapatkan hasil volume reaktor yang dibutuhkan, maka dibuatlah
algoritma dan function. Langkah awal adalah menentukan data-data awal yang
dibutuhkan, lalu menetukan konversi yang diinginkan, akan didapatkan suhu dalam
reaktor. Dengan mengetahui suhu reaktor maka nilai konstanta kecepatan reaksi
yang baru didapatkan. Nilai k yang baru telah didapatkan maka volume reaktor
yang dibutuhkan akan didapatkan.

Model dan Komputasi Proses vi


CSTR Non Adiabatis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknik Kimia adalah disiplin ilmu yang mempelajari desain dan operasi pada
proses kimia skala komersial. Proses-proses kimia ini mencakup berbagai langkah
pengolahan bahan mentah yang memanfaatkan reaksi kimia dan biokimia, dan
perubahan sifat fisik dan kimia dari bahan mentah untuk mengkonversi bentuk
fisik, kandungan energi, dan/atau komposisi kimia, sehingga tercipta produk
bernilai komersial. Teknik kimia menitikberatkan untuk menghasilkan proses
produksi yang ekonomis, dengan melakukan rekayasa pada bahan baku dan energi.
Untuk mencapai tujuan ini, seorang sarjana teknik kimia harus mampu
menganalisis proses produksi, baik dengan mengatur langkah proses yang
dilakukan atau dengan merekayasa kondisi operasi hingga diperoleh proses yang
ekonomis. Sehingga seorang sarjana teknik kimia dapat membuat perancangan
proses untuk selanjutnya merancang konstruksi dan operasi dari peralatan skala
pabrik (Tathagati, 2015). Pabrik yang dirancang dapat berupa pabrik kimia,
bioproses, makanan, dan masih banyak lainnya namun lebih fokus ke arah proses,
baik meningkatkan kapasitas produksi maupun memperbaiki proses yang ada. Salah
satu perancangan yang dilakukan ialah perancangan reaktor.
Reaktor kimia merupakan bagian terpenting pada industri kimia (Sylvia et
al.,2014), reaktor kimia merupakan bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia.
Berdasarkan bentuknya, reaktor kimia dibagi menjadi dua yaitu reaktor pipa dan
tangki. Sedangkan berdasarkan prosesnya, reaktor kimia dibagi menjadi tiga yaitu
batch, continuous flow dan semi batch. Reaktor aliran kontinyu dibagi menjadi dua
Continue Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan Plug Flow Reaktor (PFR). CSTR
berupa wadah yang umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana
sekeliling reactor bias dibiarkan terbuka (terjadu konveksi bebasantar reactor
dengan udara sekelilingnya), bias diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau
bisa juga dikelilingi (dialiri sekelilingnya) dengan cairan (air) pendingin/pemanas
untuk menyerap panas yang timbul. CSTR banyak digunakan dalam industri proses,

Model dan Komputasi Proses 29


CSTR Non Adiabatis

bila dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran reaktan yang kontinyu dan hasil reaksi
diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung. Selain itu CSTR juga
digunakan apabila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperatur
dalam proses. Pada CSTR ini terjadi pengadukan yang memungkinkan adanya
distribusi fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di semua tempat
dan reactor (Rosadi,2000).
Pendekatan dan permodelan matematis dan penyelesaian numerik dalam bidang
Teknik Kimia terus berkembang penggunaannya yang didukung dengan
perkembangan komputer yang semakin canggih. Namun, hal yang paling penting
dalam penggunaan permodelan matematis ini adalah pemahaman mengenai konsep-
konsep fundamental sehingga model yang disusun dan hasil model yang diperoleh
mendekati dengan fenomena yang terjadi. Dengan digunakannya pemrograman
dalam bidang Teknik Kimia, khususnya dalam perancangan reaktor, semua
permasalahan diubah kedalam bentuk matematis. Setelah itu, dengan diubahnya
permasalahan tersebut, algoritmanya dapat langsung diaplikasikan ke dalam
program. Dengan diaplikasikannya pemograman dalam perancangan reaktor,
permasalahan dapat diselesaikan secara singkat dan lebih teliti.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, akan dilakukan perancangan
dan simulasi reaktor tangki alir berpengaduk atau juga sering disebut CSTR pada
kondisi non adiabatis untuk reaksi dehidrogenasi asetaldehiddari ethanol, dimana
berjenis proses monomolekuler dan termasuk ke dalam jenis reaksi seri. Menurut
tinjauan thermodinamika reaksi tersebut bersifat endotermis dan reversibel.
Perancangan dan simulasi tersebut akan dilakukan menggunakan program Scilab
5.5.2.
Perangkat lunak ini hampir menyerupai Matlab, sebagai sebuah program
interaktif untuk komputasi numerik dan visualisasi data (Sasongko, 2010). MatLab
merupakan program yang dijual dengan harga yang cukup mahal karena MatLab ini
merupakan program yang terdapat lisensi dalam penggunaan programnya. Versi
MatLab yang cukup murah adalah Student Version yang dikeluarkan oleh Prentice
Hall. MatLab versi student ini memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya

Model dan Komputasi Proses 30


CSTR Non Adiabatis

adalah keterbatasan dalam ukuran array. Scilab ini dapat dikatakan suatu alternatif
dari MatLab dimana perintah-perintahnya mirip dengan perintah-perintah MatLab.
Kelebihan utama dari Scilab yaitu gratis (freeware) dan tersedia untuk berbagai
sistem operasi seperti Windows, Mac OS/X, Unix dan Linux (Arief, 2003).
1.3. Tujuan
1. Dapat mengetahui volume optimum reaktor CSTR non adiabatis untuk reaksi
dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid menggunakan program scilab 5.5.2.
2. Dapat mensimulasikan dan menentukan profil hubungan suhu terhadap konversi.
3. Dapat mensimulasikan dan menentukan profil hubungan konversi terhadap
volume.
4. Dapat mengetahui kebutuhan laju pendingin dalam reactor CSTR non adiabatis
untuk reaksi dehidrogenasi etanol menjadi asetaldehid menggunakan program
scilab 5.5.2.
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mampu merancang volume reaktor yang valid dalam reaksi
dehidrogenasi asetaldehid pada reaktor CSTR non adiabatis dengan algoritma
neraca massa dan energi yang penyelesaiannya menggunakan program Scilab
5.5.2.
2. Mahasiswa mampu menentukan hubungan suhu vs konversi.
3. Mahasiswa mampu mensimulasikan dan menentukan profil hubungan konversi
terhadap volume.
4. Mampu mengetahui kebutuhan laju pendingin dalam reactor CSTR non
adiabatis untuk reaksi dehidrogenasi isopropanol menjadi aseton menggunakan
program scilab 5.5.2.

Model dan Komputasi Proses 31


CSTR Non Adiabatis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Dasar Teori
2.1.1. Jenis-Jenis Reaktor
Ada berbagai jenis reaktor, hal yang paling mendasar dalam
penggolongan reaktor adalah kondisi operasi dari reaksi yang diinginkan
untuk dioperasikan. Reaktor yang sering digunakan bisa dibagi menjadi 3
jenis reaktor utama, diantaranya Batch Reaktor (BR), Plug Flow Reaktor
(PFR), dan Continuous Stirred Tank Reaktor (CSTR).
a. Batch Reactor (BR)
Didalam batch reactor , bahan baku atau reaktan yang dimasukkan
semua pada awal proses dalam container atau tangki, kemudian
dicampur dengan merata , dan dibiarkan reaktan bereaksi pada jangka
waktu tertentu. Proses yang terjadi merupakan unsteady state atau tidak
tetap dimana komposisi berubah bergantung waktu, akan tetapi
komposisi saat berada dalam reactor tetap constant. Keuntungan dari
penggunaan reactor batch ini diantaranya lebih murah dan lebih mudah
dalam pengoperasian dan pengontrolan. Sedangkan kekurangannya
adalah tidak bisa untuk memproduksi dengan skala yang besar, tidak
baik atau tidak sesuai dengan bahan gas karena rentan bocor serta lebih
banyak membutuhkan pekerja untuk melakukan pengawasan dari awal
proses hingga akhir proses.
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       

X
dX
t  N AO 
 rA V
0 (Levenspiel, 1999)

Model dan Komputasi Proses 32


CSTR Non Adiabatis

Gambar 2.1. Batch Reactor


b. Plug Flow Reactor (PFR)
Reaktor ini merupakan jenis reactor alir steady ideal yang sering
disebut PFR. Reaktor jenis ini ditandai dengan adanya aliran fluida
didalam reactor tanpa adanya pencampuran dengan pengadukan atau
difusi dari satu senyawa dengan senyawa lain. Pada reactor ini fluida
mengalir dan bereaksi dengan cara melewati tube dengan kecepatan
tinggi , tanpa terjadi pembentukan arus putar pada aliran cepat. Pada
umumnya reactor ini dilengkapi dengan selaput membrane untuk
menambah yield produk pada reactor. Produk secara selektif ditarik dari
reactor sehingga keseimbangan didalam reactor secara kontinyu
bergeser membentuk lebih banyak produk. Reaksi yang digunakan pada
reactor ini adalah reaksi fasa gas dan reaksi berlangsung disepanjang
pipa sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield yang
dihasilkan semakin tinggi. Kondisi yang perlu diperhatikan dalam PFR
adalah waktu tinggal senyawa didalamnya.
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       
F
AΙV - FAIV+ΔV + rAΔV = 0
X
dX A
V  FAo 
0
 rA
X
V dX A

FAO 0  rA
(Levenspiel, 1999)

Model dan Komputasi Proses 33


CSTR Non Adiabatis

Gambar 2.2. Plug Flow Reactor

c. Continous Stirred Tank Reactor (CSTR)


Reaktor alir tangki berpengaduk dimana umpan masuk, diproses
beberapa waktu (residence time) lalu produk keluar. Biasanya reactor
jenis ini disusun parallel sehingga mempunyai kapasitas yang besar dan
efisiensi waktu. Dalam reactor ini terdapat pengadukan yang
mencampur dan membuat campurannya homogen. Oleh karena itu
produk yang keluar reactor ini memiliki komposisi yang sama dengan
fluida yang berada didalam reactor. Kelebihan dari penggunaan reactor
ini adalah suhu dan konsentrasi ditiap titik sama karena menggunakan
pengaduk serta mudah dalam pengontrolan suhu sehingga kondisi
operasi isothermal dapat terpenuhi. Sedangkan kekurangan dalam
penggunaan reactor ini diantaranya tidak cocok digunakan jika reaktan
dalam fase gas dan untuk volume yang sama, konversi yang didapatkan
lebih rendah dari jenis reactor kontinyu yang lain yaitu plug flow
reactor. Berikut persamaan neraca massanya:
F
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM
A

       
O

+ r A V - FA = 0
FAO - FA = -rA V
FA = FAO (1-XA)

Model dan Komputasi Proses 34


CSTR Non Adiabatis

FAO X A
V
(-rA ) keluar

V XA

FAO (-rA ) keluar
(Levenspiel, 1999)

Gambar 2.3. CSTR Reactor


2.1.2. Kondisi Operasi Reaktor
Reaksi kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawa kimia
sehingga terbentuk senyawa kimia yang lain. Reaksi kimia melibatkan
perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan
penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar,
pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil,
atau penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu
melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia (Wicaksono, 2013).
Reaksi kimia yang terjadi di dalam reaktor selalu menyesuaikan dengan
kondisi operasi reaktor, diantaranya;
a. Reaksi adiabatis (Q = 0) merupakan reaksi dengan kondisi tidak
adanya perpindahan kalor dan adanya perbedaan suhu. Masing-
masing reaktor memiliki neraca reaksi adiabatis, berikut ini;
 Reaktor Batch
Persamaan umum neraca energi

Model dan Komputasi Proses 35


CSTR Non Adiabatis

Kecepatan energi yang


Kecepatan aliran panas
Kecepatan kerja ditambahkan ke
ke sistem
[ ] - [ sistem dalam ] + sistem dari kecepatan -
dari
lingkungan alir massa yang
lingkungan
[ masuk ]
Kecepatan energi yang
Kecepatan Kecepatan akumulasi
meninggalkan sistem
[ ] + [ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 ] = [ energi pada ]
dari kecepatan alir massa
𝐴 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 sistem
yang keluar

i i i n
Q  W   N AO H iO   N A H  (rAxVxH)  ni Cpi dT/dt
i 1 i 1
karena Q=0 sehingga
𝑑𝑇
[(∆HRX)(-rA)V] = ∑i ni Cpi 𝑑𝑡
𝑑𝑇 [(∆HRX)(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp

(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
 Reaktor CSTR
Persamaan umum neraca energi
KECEP. ENERGI  KECEP. ENERGI 
MASUK MELALUI   KELUAR MELALUI   KECEP. PERPAN 
    DARI HE KE REAKTOR   0
ALIRAN  ALIRAN   

n  
Q  W  FAO  i C P (T  TiO )  [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Umumnya kerja=0 sehingga


n  
Q  FAO   i C P (T  TiO )  [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Karena adiabatis (Q=0) sehingga diperoleh nilai

Model dan Komputasi Proses 36


CSTR Non Adiabatis

n 
FAO  i C P (T  TiO )
X  i 1

 [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO
O

 Pada Reaktor PFR


Persamaan umum neraca energi
Q - U A ( Ta – T )=0
Jika didefernsialkan
dQ = U a (Ta – T ) dA
dimana kondisi adiabatis (Q=0) sehingga dQ=0 dan Ua=0
𝑑𝑇 𝑈𝑎 (𝑇𝑎 − 𝑇) + (−𝑟𝐴 )[−∆𝐻𝑅𝑥 (𝑇)]
=
𝑑𝑉 𝐹𝐴0 (∑ ∅𝑖 𝐶𝑝𝑖 + 𝑋∆𝐶𝑝 )
Dan ∆Cp=0, diperoleh
(−∆𝐻𝑅𝑥 )𝑋
𝑇 = 𝑇0 +
∑ ∅𝑖 𝐶𝑝𝑖
b. Reaksi non adiabatis (Q ≠ 0) merupakan reaksi dimana kondisi
operasi suhunya tidak dijaga konstan sehingga adanya perubahan
suhu dan adanya perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
dari lingkungan ke sistem. Untuk mengendalikan kondisi operasi
tersebut, pada desain reactor dilengkapi dengan jaket pendingin atau
pemanas.
 Pada Reaktor Batch
i i i n
Q  W   N AO H iO   N A H  (rAxVxH)  ni Cpi dT/dt
 P i 1 i 1

Pada Reaktor CSTR


Persamaan umum
KECEP. ENERGI  KECEP. ENERGI 
MASUK MELALUI   KELUAR MELALUI   KECEP. PERPAN 
    DARI HE KE REAKTOR   0
ALIRAN  ALIRAN   

n  
Q  W  FAO  i C P (T  TiO )  [H RX (TR )   C P (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

Model dan Komputasi Proses 37


CSTR Non Adiabatis

Umumnya kerja=0 sehingga


n  
Q  FAO   i CP (T  TiO )  [H RX (TR )   CP (T  TR )]FAO X  0
O

i 1

 Pada Reaktor PFR


Q - U A (Ta – T) = 0
dQ = U a (Ta – T) dA
dA = a dV
Dengan a = Luasperpindahan panasper unit volume reaktor
dQ = U a (Ta – T) dV

Gambar2.3 Jenisreaktor berdasarkan kondisi operasi :(a)


reaktorisotermal, (b) reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis

2.1.3. Panas Reaksi


Berdasarkan entalpi atau panas yang dihasilkan atau diserap dalam
sebuah reaksi, dibagi menjadi dua yaitu :
 Reaksi eksotermis
Merupakan reaksi dimana akan terjadinya perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut
menghasilkan panas, sehingga nilai delta entalpinya (∆H)
negatif.Contohnya :
CaO(s) + CO2 (g) CaCO3(s) ∆H = - 178.5 kJ
 Reaksi endotermis
Merupakan reaksi dimana akan terjadi perpindahan kalor dari
lingkungan ke system atau pada reaksi yang terjadi

Model dan Komputasi Proses 38


CSTR Non Adiabatis

membutuhkan panas, sehingga nilai delta entalpinya (∆H)


positif. Contohnya:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2 (g) ∆H = + 178.5 kJ
Dalam reaksi yang disimulasikan merupakan reaksi endotermis
dimana didapatkan dari tinjauan secara termodinamika, berikut ini;
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHO2 + ΔHof H2) –(ΔHof C2H5OH)
= (-166,36-(-243,81) kkal/mol
= 77,45 kkal/mol
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO(g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
ΔH total = ΔHof reaksi utama + ΔHof reaksi samping
= 77,45 kkal/mol + -39,777 kkal/mole
= 37,673 kkal/mole
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermis
yangmembutuhkan panas.
2.1.4. Jenis Reaksi
Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya dalam sebuah reaksi
hampir tidak mungkin ditemukan bahwa reaksi akan bergerak kearah 1
produk saja namun akan terdapat reaksi samping atau produk samping
dari sebuah reaksi. Produk samping yang terbentuk dapat terjadi melalui
reaksi paralel atau reaksi seri.
 Reaksi paralel
Merupakan reaksi dimana reaktan akan bergerak ke 2 arah
reaksi yang berbeda seperti
AB
AC

Model dan Komputasi Proses 39


CSTR Non Adiabatis

 Reaksi seri
Merupakan reaksi dimana produk yang dihasilkan akan
mengalamireaksi lebih lanjut dan berubah menjadi produk
lain (Fogler, 2004). Reaksi seri digambarkan sebagai berikut
A B C
Untuk reaksi yang disimulasikan / dehidrogenasi etanol menjadi
asetaldehid, reaksi tersebut merupakan reaksi seri karena produk
yang dihasilkan akan mengalami reaksi lebih lanjut dan berubah
menjadi produk lain. Seperti digambarkan sebagai berikut
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Produk asetaldehid pertama mengalami reaksi lebih lanjut menjadi
etil ethanoate maka reaksi nya tergolong reaksi seri.
2.1.5. Jenis Proses
Berdasarkan kemolekulan reaksi
 Reaksi unimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan satu jenis molekul
reaktan. Selain itu molekul tunggal saling bertumbukan
menjadi susunan molekul baru. Contoh: reaksi
dehidrogenisasi, dekomposisi, cracking, polimerisasi
kondensasi. Berikut contoh reaksi unimolekuler :
N2O5 N2O4 + 1/2O2
 Reaksi bimolekuler
Merupakan reaksi yang melibatkan 2 jenis molekul reaktan
yang berbeda atau sama bergabung menghasilkan satu atau
sejumlah molekul produk. Contoh: reaksi asosiasi (kebalikan
dari reaksi dekomposisi). Berikut contoh reaksi binomlekuler:
H2 + I2 2HI
2.1.6. Arah Reaksi
Berdasarkan arah reaksi
 Reaksi reversibel

Model dan Komputasi Proses 40


CSTR Non Adiabatis

Merupakan reaksi dua arah dimana reaksi dapat bergerak dari


reaktan kearah produk. Zat hasil reaksi dapat bereaksi
kembali membentuk pereaksi. Dalam reaksi reversible
biasanya dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi dari
senyawa yang terlibat dalam reaksi. Dalam hal ini akan
terjadinya kesetimbangan. Contohnya reaksi pembentukan
ammonia dari gas hydrogen dan gas nitrogen.
 Reaksi irreversibel
Merupakan reaksi satu arah, tidak ada keadaan setimbang,
meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-
betul tidak dapat balik. Banyak kasus kesetimbangan berada
sangat jauh di kanan sedemikian sehingga dianggap
irreversibel. Zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali
membentuk pereaksi. Contohnya reaksi pembentukan garam
klorida dari asam klorida dan natrium hidroksida
Untuk reaksi yang disimulasikan adalah reaksi dehidrogenasi etanol
menjadi asetaldehid berikut reaksi nya :
C2H5OH CH3CHO + H2
CH3CHO CH3CHCOC2H5
Berdasarkan penjabaran reaksi diatas, reaksi dehidrogenasi etanol
menjadi asetaldehid merupakan reaksi reversible karena reaksi bergerak
dari reaktan kearah produk kemudian zat hasil reaksi dapat bereaksi
kembali membentuk pereaksi. Dapat dibuktikan melalui perhitungan
yang diperoleh dari tinjuan thermodinamika pada suhu 298 K sebagai
berikut;
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
ΔGo reaksi utama = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-31,46+0)– (-26,06)
= -5,4
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT

Model dan Komputasi Proses 41


CSTR Non Adiabatis

ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)


K = 1,0092
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9KJ/mol
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9/ (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)
(Susila,2009)
2.2.Studi Kasus Reaksi Dehidrogenasi Asetaldehide
2.2.1. Deskripsi Proses Dehidrogenasi Asetaldehide
Proses dehidrogenasi asetaldehid dari etanol merupakan reaksi yang
bersifat endotermis dan dilakukan pada fasa gas pada suhu 260-290oC dan
tekanan 1 atm dengan katalis yang digunakan adalah Cu dan reaksi bersifat
reversible serta reaksinya monomolekuler. Berikut reaksi penjabaran dari
dehidrogenasi Asetaldehid:
Reaksi dehidrogenasi ethanol dapat dituliskan sebagai berikut :
C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
Reaksi dehidrogenasi ini juga menimbulkan reaksi samping sebagai berikut:
CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
2.2.2. Reaktor yang Digunakan dalam Proses Dehidrogenasi Asetaldehide
Pada proses dehidogenasi asetaldehide ini menggunakan reactor jenis
Continnue Stirred Tank Reactor dengan kondisi non adiabatic atau tidak ada
perpindahan kalor selama proses dehidrogenasi asetaldehide berlangsung
kedalam reactor ini. Sehingga tidak diperlukan jaket pendingin. Karena fase
reaksi nya adalah gas maka reactor diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu
supaya gas tidak keluar. Selain itu dalam reactor ini terdapat proses
pengadukan yang memungkinkan adanya distribusi sifat fisis dan kimiawi

Model dan Komputasi Proses 42


CSTR Non Adiabatis

secara merata dari zat yang bereaksi disetiap dalam reactor. Selain memiliki
beberapa kelebihan tentunya reactor ini memiliki kelemahan contohnya
adalah perubahan reaktan per volumenya relative kecil dibandingkan reactor
lainnya dibutuhkan suatu tangki reactor yang besar untuk menutupi
kekurangan ini dan tentunya akan menambah biaya pengeluaran
(Rosadi,2000).
2.2.3. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis atau eksotermis) dan arah reaksi (reversibel atau irreversibel).
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHO2 + ΔHof H2) –(ΔHof C2H5OH)
= (-166,36-(-243,81) kkal/mol
= 77,45 kkal/mol
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermis yang
membutuhkan panas.
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
ΔH reaksi = ΔHof produk - ΔHof reaktan
= (ΔHof CH3CHOOCH2CH3) – (ΔHof CH3CHO(g))
= (-444,5- (-243,81) KJ/mol
= -39,777 kkal/mole
Dengan demikian, reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
melepaskan panas.
ΔGo reaksi utama = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-31,46+0)– (-26,06)
= -5,4
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = -5,4 / (1,9872 × 298 K)
K = 1,0092
Karena reaksi berlangsung pada temperatur 290oC, maka :

Model dan Komputasi Proses 43


CSTR Non Adiabatis

𝐾 −∆𝐺298 1 1
𝐿𝑛 𝐾563 = − .(𝑇 − )
298 𝑅 1 𝑇2
𝐾 563 −5,4 1 1
𝐿𝑛 1,0092 = − 1,9872.(298 − )
563
𝐾 563
𝐿𝑛 1,0092 = −4,2921 × 10−3

K563 = 1,0048
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati1, maka reaksi
berlangsung secara bolak-balik (reversibel).
ΔGo reaksi samping = ΔGo produk - ΔGo reaktan
= (-328,1) –(-166,2)
= -161,9KJ/mol
ΔGo = -RT ln K
ln K = -ΔGo/RT
ln K = 161,9/ (8,314 J/mol K × 298 K)
K = 1,067 (reversible)
Karena reaksi berlangsung pada temperatur 290oC, maka :
𝐾 −∆𝐺298 1 1
𝐿𝑛 𝐾563 = − .(𝑇 − )
298 𝑅 1 𝑇2

𝐾563 −161,9 1 1
𝐿𝑛 1,067 = − .(298 − )
8,314 563
𝐾563
𝐿𝑛 1,067 = 0,030

K563 = 1,0995
Karena harga kosntanta kesetimbangan mendekati 1, maka reaksi berlangsung
secara bolak-balik (reversibel).
2.2.4. Tinjauan Kinetika
Tinjauan secara kinetika dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi. Secara kinetika, reaksi
pembentukan asam asetat merupakan reaksi orde dua dengan persamaan
kecepatan reaksisebagai berikut :
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
Laju reaksi: -rA = k1.CA + k2.CB.CC + k3.CB+ k4.CD

Model dan Komputasi Proses 44


CSTR Non Adiabatis

Menurut persamaan Arhennius :


k = A.e-E/RT
Dalam hubungan ini :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = faktor frekuensi tumbukan
E = energi aktivasi
R = tetapan gas ideal
T = temperatur mutlak
Dari persamaan Arhenius, diketahui bahwa pada reaksi utama,
dengan bertambahnya suhu reaksi maka akan memperbesar harga konstanta
kecepata reaksi (k), yang berarti mempercepat kecepatan reaksinya.
Berdasarkan reaksi utama dan samping pada reaksi dehidrogenasi
asetaldehide dari etanol maka nilai konstanta kecepatan reaksi nya sebagai
berikut
 k1 = A.e-E/RT
dimana :
k1 = konstanta kecepatan reaksi utama ke arah produk
A = faktor frekuensi tumbukan = 1,14x107
E = energi aktivasi = 16310
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak(K)
16310
−( )
k1= 1,14 × 107 . 𝑒 8,314 × 𝑇

= 3,1422
𝑘
 k2 = 𝐾 1
563
16310
−( )
1,14 × 107 .𝑒 8,314 × 563
=
1,0048

=3,1271

dimana :
k2 = konstanta kecepatan reaksi utama ke arah reaktan
 k3 = A.e-E/RT

Model dan Komputasi Proses 45


CSTR Non Adiabatis

dimana :
k3 = konstanta kecepatan reaksi samping ke arah produk
A = faktor frekuensi tumbukan = 8,207
E = energi aktivasi = 1112,733
R = tetapan gas ideal = 8,314
T = temperatur mutlak(K)
1112,733
−( )
k3= 8,207. 𝑒 8,314 × 𝑇

= 6,4705
𝑘
 k4=𝐾 3
563
1112,733
−( )
8,207.𝑒 8,314 × 563
= 1,0995

= 5,885
Dimana;
k4 = konstanta kecepatan reaksi samping ke arah reaktan

Model dan Komputasi Proses 46


CSTR Non Adiabatis

BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1. Permodelan
Simulasi dan perancangan reaktor yang akan dibuat adalah CSTR (Continuous
Stirred Tank Reactor), non adiabatis dari reaksi yang bersifat reversibel,
endotermis, monomolekular dan reaksi seri.
Reaksi utama : C2H5OH(g) ↔ CH3CHO(g) + H2(g)
A ↔ B + C
Reaksi samping : CH3CHO(g) ↔ CH3CHOOCH2CH3(g)
B ↔ D

Gambar 3.1. Permodelan reaktor CSTR


3.2. Algoritma Penyelesaian
3.2.1 Neraca Massa
KECEP. ALIRAN  KECEP. PERUBAHAN A  KECEP. ALIRAN  AKUMULASI A DLM 
A MASUK SISTEM   KRN REAKSI DLM SISTEM   A KELUAR SISTEM   SISTEM 
       

FAO + rA V - FA = 0
FAO - FA = -rA V
FA = FAO (1-XA)
FAO X A
V
(-rA ) keluar

V XA

FAO (-rA ) keluar

Model dan Komputasi Proses 47


CSTR Non Adiabatis

3.2.2 Laju Reaksi


-rA= k1.CA-k2.CA
rB= k1.CA-k2.CB.CC- k3.CB+ k4.CD
rC= k1.CA-k2.CB.CC
rD= k3.CB-k4.CD
3.2.3 Stoikiometri
A (mol/waktu) B (mol/waktu) C (mol/waktu) D (mol/waktu)
Mula-mula FA0 FB0 = 𝜃𝐵 FA0 FC0 = 𝜃𝐶 FA0 FD0 = 𝜃𝐷 FA0
𝑏 𝑐
R1 -FA0.XA FA0XA FA0XA -
𝑎 𝑎
R2 - FA0.XB - 𝑑
𝑏
FA0XB
𝑏 𝑐 𝑑
Sisa FA0(1-XA) FA0(𝜃𝐵 +𝑎XA+ XB) FA0(𝜃𝐶 + XA) FA0 (𝜃𝐷 +𝑏 XB)
𝑎

𝐹𝐴 𝐹𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = = …………………………… (1)
𝑣 𝑣
Terjadi dua reaksi, maka:
𝑃.𝑉 𝑍 𝑁 𝑇 𝑅
= 𝑍 .𝑁 .𝑇 .𝑅
𝑃0 .𝑉0 0 0 0 0
𝑃0 𝑇
𝑣 = 𝑣𝑜(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ). . …………….…….…… (2) (Fase Gas)
𝑃 𝑇0
Karena perubahan tekanan dianggap kecil dan suhu reaktor dengan keluar
sama, maka
𝑣 = 𝑣𝑜(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ) …………………………. (3)
CA0 = 0,3
𝐶𝐵0 = 𝐶𝐶0 = 𝐶𝐷0 = 0
Jika:
𝑦𝐴0 = 0,96 (Kemurnian Reaktan Etanol)
𝛿 = 1+1−1=1
𝜀 = 𝑦𝐴0 𝛿 = 0,96.1
𝜀 = 0,96
S =
XA =
XA1= S. XA=
Persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (1), menjadi
𝐴𝑜 𝐹 𝐴 (1−𝑋 ) 𝐶𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = 𝑣𝑜(1+𝜀.𝑋 )
= (1+𝜀.𝑋𝐴 )
…………………… (4)
𝐴

Persamaan (3) disubtitusikan ke persamaan (4) masing-masing spesies menjadi :

Model dan Komputasi Proses 48


CSTR Non Adiabatis

(1 − 𝑋𝐴 )
𝐶𝐴 = 𝐶𝐴0
(1 + 0,96𝑋𝐴 )

𝐶𝐵
𝐶𝐴
− 𝑋𝐴
𝐶𝐵 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐴

𝐶𝐶
𝐶𝐴
+ 𝑋𝐴
𝐶𝐶 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐼

𝐶𝐷
𝐶𝐴
+ 𝑋𝐴
𝐶𝐷 = 𝐶𝐴0 ( )
1 + 0,96𝑋𝐴

Kombinasi

−𝑟𝐴 = 𝑘1𝐶𝐴 − 𝑘2𝐶𝐴

(1 − 𝑋𝐴 ) (1 − 𝑋𝐴 )
−𝑟𝐴 = 𝑘1. 𝐶𝐴0 + 𝑘2𝐶𝐴0
(1 + 0,96𝑋𝐴 ) (1 + 0,96𝑋𝐴 )

𝐹𝐴𝑜 𝑋𝐴
𝑉= (1−𝑋𝐴 ) (1−𝑋𝐴 )
𝑘1. 𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋 ) + 𝑘2𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋
𝐴 𝐴)

5. 𝑋𝐴
𝑉= (1−𝑋𝐴 ) (1−𝑋 )
𝐴
3,1422. 𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋 + 3,1271𝐶𝐴0 (1+0,96𝑋
𝐴) 𝐴)

Neraca Energi CSTR:


𝑇 ̇ 𝑇
𝑄̇ − 𝑊̇𝑠 − 𝐹𝐴𝑂 ∫ ∑ 𝜃𝑖 𝐶𝑝𝑖 𝑑𝑇 + [∆𝐻𝑟𝑥
0 (𝑇 )
𝑅 + ∫ ∆𝐶𝑃 𝑑𝑇] [𝑟𝐴 𝑉] = 0
𝑇0 𝑇𝑅
𝑛

𝑄̇ − 𝑊̇𝑠 − ̇ 𝐹𝐴𝑂 ∑ 𝜃𝑖 𝐶𝑝𝑖 (𝑇 − 𝑇0 ) + [∆𝐻𝑟𝑥


0 (𝑇 )
𝑅 + ∆𝐶𝑃 (𝑇 − 𝑇𝑅 ) ][𝑟𝐴 𝑉] = 0
𝑖=1

Jika :
Q = 𝑈𝐴 (𝑇𝑎 − 𝑇) karena non-adiabatis
Ws = 0 karena kerja pengaduk kecil
Maka :
FAO XA
UA(Ta-T) - FA0 ∑ni=1 θi Cpi (T − T0 ) + [∆HRX (TR ) + ∆Cp T − ∆Cp TR )][rA . −rA
]=0

UA.Ta - UA.T - FA0 ∑ni=1 θi Cpi T + FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 + FA0 X A ∆HRX
0
TR − FA0 XA ∆Cp T +
FA0 XA ∆Cp T R = 0

Model dan Komputasi Proses 49


CSTR Non Adiabatis

-UA.Ta- FA0 ∑ni=1 θi Cpi T − FA0 X A ∆Cp T + UA. Ta + FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 +
0
FA0 XA ∆Cp T R (∆Cp − ∆HRX ) T ( UA + FA0 ∑ni=1 θi Cpi + FA0 X A ∆Cp ) = UA. Ta +
FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 + FA0 X A T R (∆Cp − ∆HRX
0
)

UA Ta + FAO ∑ni=1 θi Cpi T0 + FA0 XA T R (∆Cp − ∆H0RX )


T= ∶ FA0
UA + FAO ∑ni=1 θi Cpi + FA0 XA ∆Cp
𝑈𝐴
+ ∑ni=1 θi Cpi T0 + XA T R (∆Cp − ∆H0RX )
FA0
T= 𝑈𝐴
FA0
+ ∑ni=1 θi Cpi + XA ∆Cp

𝐹𝑇0 = 𝐹𝐴0 + 𝐹𝐵0 + 𝐹𝐶𝑂 +𝐹𝐷0

𝐹𝐴0
𝑦𝐴0 =
𝐹𝑇0
3.1 Logika Pemrograman
CSTR

Mencari Parameter yang diperlukan dari Studi


Pustaka/Literatur

Reaksi fase gas, seri, monomolekular


A B+C
A D+E
𝐹𝐴0 𝑋𝐴
Neraca Massa = 𝑉 = −𝑟𝐴
Kecepatan reaksi =−𝑟𝐴 = 𝑘1 . 𝐶𝐴 + 𝑘2 . 𝐶𝐴
1−𝑋
Stokiometri = 𝐶𝐴 = 𝐶𝐴0 (1+𝑋𝐴 )
𝐴
Kombinasi=
𝐹𝐴𝑜 𝑋𝐴
𝑉= (1−𝑋𝐴 ) (1−𝑋𝐴 )
𝑘1. 𝐶𝐴0 + 𝑘2𝐶𝐴0
(1+0,96𝑋𝐴 ) (1+0,96𝑋𝐴 )

Didapat nilai V pada X tertentu

Didapat grafik hubungan V terhadap X pada range


tertentu
Model dan Komputasi Proses 50
CSTR Non Adiabatis

X ditentukan T dihitung

𝑈𝐴
FA0
+ ∑ni=1 θi Cpi T0 + XA T R (∆Cp − ∆H0RX )
T= 𝑈𝐴
FA0
+ ∑ni=1 θi Cpi + XA ∆Cp

T didapat dari X
tertentu

Didapat Hubungan T vs X pada range


terntentu
Gambar 3. 1 Logika pemograman

3.4 Bahasa Pemrograman


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Simulasi
4.2.1 Hubungan Konversi dengan Volume (l)
4.1.2 Hubungan Konversi dengan Suhu (K)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Konversi (Xa) terhadap Volume Reaktor
4.2.2 Hubungan Konversi (Xa) terhadap Suhu Reaktor

Model dan Komputasi Proses 51


CSTR Non Adiabatis

DAFTAR PUSTAKA
Arief, S.2003.Sekilas Tentang Scilab.http://ilmukomputer.org/wp
content/uploads/2008/04/sarief-sekilas-tentang-scilab.pdf.Diakses tanggal 29
Oktober 2017.
Bittker, D.A. 1988.Detailed Mechanism of Toluene Oxidation and Comparison With
Benzene.https://ntrs.nasa.gov/archive/nasa/casi.ntrs.../19880004046.pdf.Diakses
tanggal 5 November 2016.
Chemeo, 2016.Chemical Properties of Benzaldehyde (CAS 100-52-
7).https://www.chemeo.com/cid/49-102-4/Benzaldehyde#ref-nist-
webbook.Diakses tanggal 8 November 2016.
Kurniawati, Lanny & Kurnia, Monica. 2010.Prarancangan Pabrik Paraxylene dari
Selektivitas Disproporsionasi Toluene dengan Kapasitas 3000
Ton/Tahun.https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/18544/Prarancangan-Pabrik-
Paraxylene-dariProses-Selektivitas-Disproporsionasi-Toluene-dengan-
Kapasitas-300000-TonTahun.Diakses tanggal 6 November 2016.
Levenspiel, Octave. 1990. Chemical Engineering Science Chemical Reaction
Engineering. 2nd ed. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Nag, N.K., Frances, T., and Mars, P.The Oxidation of Toluene on Various Molybdenum
ContainingCatalysts.www.sciencedirect.com/science/article/pii/002195178190
0415Diakses tanggal 4 November 2016.
Oba, Mashahiro; Mita, Hajime; and Shimoyama, Akira.2002.Determination of
activation energy and pre-exponential factor for individual compounds on
release from kerogen by a laboratory heating
experiment.https://www.jstage.jst.go.jp/article/geochemj1966/36/1/36_1_51/_a
rticle.Diakses tanggal 6 November 2016.
Perry, R.H and Chilson. 2008.Chemical Engineering Handbook, 8th ed.Mc Graw Hill
Book.
Siswoyo, Bambang.2011.Scilab: Matlab Open Source.
http://bsiswoyo.lecture.ub.ac.id/2011/12/scilab-matlab-open-source/.Diakses
tanggal 2 November 2016.

Model dan Komputasi Proses 52


CSTR Non Adiabatis

Sumarni, A.P. 2009. PEMANFAATAN METODA NEWTON-RAPHSON DALAM


PERANCANGAN REAKTOR ALIR TANGKI BERPENGADUK.
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/185_193_Marni.pdf. Diakses
tanggal 27 November 2016.
Utomo, Arif Fajar & Rosyidi Pramitha. 2011.Pra-Rancangan Pabrik Paraxylene
Disproporsionasi Toluene Kapasitas 30000 Ton/Tahun.
eprints.undip.ac.id/view/person/ARIF=3A_FAJAR_UTOMO=3A=3A.html.
Diakses tanggal 4 November 2016

Model dan Komputasi Proses 53


LEMBAR ASISTENSI

NO TANGGAL KETERANGAN TANDA TANGAN

1 27 – 10 - 2017 ACC Judul TUBES

2 30 – 10 - 2017 P0 BAB I & BAB


II
3 3 – 11 - 2017 ACC BAB I
P1 BAB I
P2 BAB II
P3 BAB II
ACC BAB II

Anda mungkin juga menyukai