Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

EVALUASI INDEKS KELUARGA SEHAT BERDASARKAN INDIKATOR


PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DI DESA MAYANGREJO RW 07, RW 8 & RW 10

Disusun oleh:
dr. Ilsa Wulan Febriani

Pembimbing:
dr. Agus Gunawan, M.Kes

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


BOJONEGORO
2019
PUSKESMAS KALITIDU
PERIODE MEI 2019 – SEPTEMBER 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Mini Project ini diajukan oleh:


dr. Ilsa Wulan Febriani

Judul :Evaluasi Indeks Keluarga Sehat Berdasarkan Indikator Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Mayangrejo RW 07, RW
08 & RW 10

Telah disetujui sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk


kelengkapan tugas program internsip dokter periode Mei 2019 – Mei 2020

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Dokter Internsip

dr. Agus Gunawan, M.Kes dr. Ilsa Wulan Febriani


NIP. 196807272002121003

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1...................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1...................................................................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................................
3
1.3 Manfaat .....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
4
2.1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga......................................
8
2.2 Tujuan Penyelenggaraan......................................................................................
8
2.3 Sasaran.................................................................................................................
12
2.4 Tahapan Pelaksanaan...........................................................................................
9
2.5 Status Kesehatan Keluarga..................................................................................
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................
12

3
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................................
12
3.2 Jenis dan Rencana Penelitian...............................................................................
12
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................................
12
3.4 Alat Ukur Penelitian.............................................................................................
12
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................................
13
3.6 Alur Penelitian......................................................................................................
14
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................................
15
4.1 Hasil Survey PIS-PK.............................................................................................
15
4.2 Penentuan Prioritas Masalah................................................................................
16
4.3 Analisis Penyebab Masalah..................................................................................
18
4.4 Identifikasi Masalah.............................................................................................
19
4.5 Menentukan Prioritas Masalah.............................................................................
19
4.6 Alternatif Pemecahan Masalah.............................................................................
21
4.7 Laporan Hasil Intervensi Pemecahan Masalah....................................................
22
4.8 Rekap Capaian Indikator Keluarga Sehat Setelah Dilakukan Intervensi.............
23

4
BAB V PEMBAHASAN............................................................................................
24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................
26
LAMPIRAN 1............................................................................................................
27
LAMPIRAN 2 (SEBELUM DILAKUKAN INTERVENSI)................................
32
LAMPIRAN 3 (SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI).................................
33

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia yang didukung
oleh berbagai program sektoral lain. Program Indonesia Sehat adalah
program utama pembangunan kesehatan yang direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. 1
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.Pelaksanaan Program Indonesia Sehat mengacu pada
tiga pilar utama yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan
kesehatan, dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelaksanaan
Program Indonesia Sehat ditujukan untuk tercapainya keluarga-keluarga
sehat.2
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dilaksanakan untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) di tingkat pertama di wilayah kerjanya.Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area prioritas yang
meliputi penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita
pendek (stunting), penanggulangan penyakit menular, dan penanggulangan
penyakit tidak menular. Keempat area prioritas tersebut dilaksanakan dengan
pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya.3

6
Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Bojonegoro tahun 2017
untuk Kecamatan Kalitidu, persentase peserta program KB aktif adalah
76,8%. Persentase persalinan di fasilitas kesehatan mencapai
100%.Persentase bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap mencapai
100%. Sebanyak 86,6% bayi mendapat ASI eksklusif dan seluruh balita
dipantau pertumbuhannya. Persentase penderita tuberkulosis paru yang
mendapatkan pengobatan sesuai standar sebesar 94,44%. Cakupan akses
jamban sehat sebesar 93,8%.4
Desa Mayangrejo merupakan salah satu desa yang berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Kalitidu.Berdasarkan data Puskesmas Kalitidu
terkait Indeks Keluarga Sehat di Desa Mayangrejo tahun 2018 didapatkan
warga mengikuti program Keluarga Berencana 80,5%; ibu melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan 100%; bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap 100%; bayi mendapat air susu ibu eksklusif 92,7%; balita
mendapatkan pematauan pertumbuhan 96,7%; penderita TB paru mendapat
pengobatan sesuai standar 50%; penderita hipertensi melakukan pengobatan
secara teratur 53,9%; penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan
tidak ditelantarkan 57,1%; anggota keluarga tidak ada yang merokok 35,3%;
keluarga sudah menjadi anggota JKN 34,3%; keluarga memiliki akses sarana
air bersih 100%; keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
96,5%.
Pada RW 07, RW 08 & RW 10 Desa Mayangrejo belum pernah
dilaksanakanevaluasi spesifik untuk meningkatkan indeks keluarga sehat.
Untuk mendukung program pemerintah ini, maka dokter internsip
melaksanakan upaya evaluasiIndeks Keluarga Sehat RW 07, RW 08 & RW
10 Desa Mayangrejo sebagai implementasi peran Puskesmas Kalitidu dalam
pembangunan kesehatan berasaskan pendekatan keluarga menuju Indonesia
Sehat.

7
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Melakukan evaluasi Indeks Keluarga Sehat berdasarkan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Desa Mayangrejo RW 07,
RW 08 & RW 10.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
- Mengidentifikasi masalah dalam Indeks Keluarga Sehat berdasarkan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
- Menganalisis penyebab masalah Indeks Keluarga Sehat berdasarkan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
- Mencari alternatif pemecahanmasalah Indeks Keluarga Sehat berdasarkan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

1.3 MANFAAT
- Memberikan informasi terkait masalah dan penyebabnya dalam Indeks
Keluarga Sehat yang rendah berdasarkan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga
- Sebagai rekomendasi alternatif pemecahan masalah dalam Indeks
Keluarga Sehat yang rendah berdasarkan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia.Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program
Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.1Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1)
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya
pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5)
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6)
meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.5

9
Gambar 1. Penjabaran Visi dan Misi Presiden Menjadi Program Indonesia
Sehat

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar


utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan
kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat.Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan.Pelaksanaan JKN dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan
biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga
sehat.1-3

10
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya. Konsep pendekatan keluarga dalam Program
Indonesia Sehat merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh
Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut :
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/ pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.

Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan


memanfaatkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga (family
folder).Dengan demikian, pelaksanaan upaya Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas) harus diintengrasikan ke dalam kegiatan pendekatan
keluarga. Dalam menjangkau keluarga, Puskesmas tidak hanya
mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM), melainkan
juga langsung berkunjung ke keluarga.3

11
Gambar2. Konsep Pendekatan Keluarga3

Dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat telah disepakati


adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga, 2
maka akan dilakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga,
membuat dan melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif dan
preventif sehingga setiap anggota rumah tangga dapat terpantau kondisi
kesehatannya.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga di
tingkat puskesmas dilakukan melalui kegiatan:
a. Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggotakeluarga;
b. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas;
c. Menganalisis, merumuskan intervensi masalahkesehatan, dan
menyusun rencana Puskesmas;
d. Melaksanakan kunjungan rumah dalam upayapromotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif;
e. Melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luargedung) melalui
pendekatan siklus hidup; dan melaksanakan Sistem Informasi dan
PelaporanPuskesmas. 1,2

2.2 Tujuan Penyelenggaraan


Tujuan dilaksanakan penyelenggaran Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga adalah

12
a. meningkatkan akses keluarga berserta anggotanyaterhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif,meliputi pelayanan promotif dan preventif
sertapelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar;
b. mendukung pencapaian standar pelayanan minimalkabupaten/kota;
melalui peningkatan akses dan skriningkesehatan;
c. mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasionaldengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untukmenjadi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional; dan
d. mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehatdalam rencana
strategis Kementerian Kesehatan Tahun2015-2019.1,2

2.3Sasaran
Sasaran dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.4 Sasaran
Program Indonesia sehat sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019
yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, meningkatnya
pengendalian penyakit, meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, terpenuhinya
kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,serta meningkatnya
responsivitas sistem kesehatan Cakupan Program Keluarga Sehat adalah total
coverage, Puskesmas harus mempunyai database kesehatan di seluruh
keluarga di wilayah kerjanya.5

2.4Tahapan Pelaksanaan
a. Sosialisasi
Sosialiasi penguatan puskemas dengan pendekatan
keluargadilaksanakanpada dua bagian yaitu sosialisasi internal dan
sosialisasieksternal.
- Sosialisasi internal
- Sosialisasi eksternal

13
b. Pengaturan Tugas Terintegrasi
Pengaturantugas tidak harus terbentuk secara formal, melainkan dapat
berupajejaring koordinasi dan kerjasama antara internal Puskesmaspihak-
pihak eksternal yang diharapkan mendukungnya.
c. Pembiayaan
Pelaksanaan pendekatan keluarga ini dapat dibiayai dari beberapa sumber
pembiayaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD),
2. Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
d. Persiapan Pendataan
Persiapan pendataan meliputi kegiatan inventarisasi data jumlah keluarga
di wilayah kerjaPuskesmas berkoordinasi dengan kelurahan, kecamatan,
serta datakependudukan dan catatan sipil (berpedoman pada definisi
keluargamenurut Petunjuk Teknis)menyiapkan instrumen pendataan. 1,2
Instrumen yang perlu disiapkan dalam proses pengumpulan datakesehatan
keluarga adalah:
1. Formulir Prokesga, yang dapat berbentuk tercetak atauelektronik.
Instrumen ini merupakan sarana untuk merekam danmenyimpan
data-data sebagai berikut:
a. Data anggota keluarga berupa umur, jenis kelamin,
statusperkawinan, status kehamilan, tingkat pendidikan, dan
jenispekerjaan.
b. Data kesehatan keluarga terkait penyakit
hipertensi,tuberkulosis, dan gangguan jiwa.
c. Perilaku individu anggota keluarga terkait merokok,
mengikutiprogram KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan
2. Paket Informasi Keluarga (Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan pada keluarga sesuai
masalah yang dihadapi, misalnya flyer tentang kehamilan dan
persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, flyer
tentang pertumbuhan balita untuk keluarga yang mempunyai
balita, flyer tentang hipertensi untuk mereka yang menderita
hipertensi, dan lain-lain.

14
2.5 Status Kesehatan Keluarga
Suatu keluarga dinyatakan sehat atau tidak digunakan beberapa
penanda atau indikator.Dalam rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat
telah disepakati adanya dua belas indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkanpengobatan sesuai
standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatandan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan KesehatanNasional
(JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih, dan
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakanjamban sehat. 1,2
Kedua belas indikator keluarga sehat tertuang dalam formulir
Prokesga yang digunakan sebagai instrumen survei kesehatan keluarga. Hasil
pengisian formulir Prokesga dipindahkan ke matriks untuk direkapitulasi dan
dianalisis guna melakukan perhitungan indeks keluarga sehat. Perhitungan
keluarga sehat bertujuan untuk menentukan tingkatan keluarga menurut
stautus kesehatan yang dimiliki keluarga tersebut. Indeks Keluarga Sehat
(IKS) dikategorikan berdasarkan perhitungan pada matriks Indeks Keluarga
Sehat (IKS), sebagai berikut :
a. Keluarga Sehat > 0,80
b. Keluarga Pra Sehat 0,50 – 0,80
c. Keluarga Tidak Sehat <0,50
Untuk indeks kesehatan keluarga (IKS) wilayah diperlukan
rekapitulasi nilai cakupan indikator setiap keluarga dalam satu wilayah. Data
tersebut dianalisis untuk menentukan prioritas indikator permasalahan yang
akan diintervensi.1

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ruang lingkup tempat : Puskesmas Kalitidu Bojonegoro Desa Mayangrejo
Ruang lingkup waktu : Juli – Agustus 2019

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif observasional dengan
menggunakan data sekunder 12 indikator status kesehatan keluarga dalam
menentukan indeks kesehatan keluarga desa Mayangrejo. Metode pendekatan
dilakukan secara cross sectional dimana pengambilan dilakukan secara
bersamaan untuk memperoleh data yang lengkap dan dengan waktu yang
relatif singkat.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Desa Mayangrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kalitidu.

2. Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2019.

3.4 Alat Ukur Penelitian


Indeks Keluarga Sehat berdasarkan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga menggunakan 12 aspek status kesehatan keluarga.
(Kuesioner terlampir)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

16
a. Populasi Terjangkau
Seluruh anggota keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kalitidu,
Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.
b. Populasi Target
Seluruh anggota keluarga di Desa Mayangrejo.

2. Sampel
Berdasarkan data yang tercatat dalam data PIS-PK Desa
Mayangrejo Puskesmas Kalitidu, popuplasi target adalah sebanyak 1.088
KK. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive
sampling yaitu mengambil data seluruh anggota keluarga di desa
Mayangrejo yang memungkinkan sebagai sampel penelitian.

Latar belakang

Pengambilan data sekunder

Identifikasi Masalah

3.6 Alur Penelitian


Analisis kemungkinan penyebab masalah

Penentuan Prioritas Masalah

Pembuatan alternatif pemecahan masalah

Keputusan pemecahan masalah

Penyusunan Plan of Action (POA) untuk intervensi

Implementasi 17
intervensi

Monitoring dan evaluasi kegiatan intervensi


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Survey PIS-PK


Berdasarkan hasil survey PIS-PK dan konfirmasi oleh kepala
puskesmas dan pemegang program didapatkan hasil IKS 0,1847 yang
menunjukkan desa Mayangrejo tidak sehat dengan rincian capaian indikator
sebagai berikut :

No. Indikator Utama Cakupan


1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 80,5%
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 100%
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100%
4 Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 92,7%
5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 96,7%
Penderita tuberkulosis paru mendapatkanpengobatan
6 50%
sesuai standar
7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur 53,9%
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatandan
8 57,1%
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 35,3%
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
10 34,3%
KesehatanNasional (JKN)
11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 100%
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
12 96,5%
sehat.

4.2 Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan hasil survey PIS-PK didapatkan 5 indikator yang belum
mencapai target sehat yaitu :
1. Penderita tuberkulosis paru mendapatkanpengobatan sesuai standar,

18
2. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur
3. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatandan tidak
ditelantarkan
4. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
5. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan KesehatanNasional (JKN)
Dari5masalah yang ditemukan selama kegiatan survey PIS PK,
selanjutnya dilakukan prioritas masalah berdasarkan metode USG :

a) Urgency
1 2 3 4
5 Jumlah Horizontal
1 - + +
+ 3
2 + +
+ 3
3 ++ 2
4 - 0
5 0
Jumlah Vertikal 0 1 0 0 1
Jumlah Horizontal 3 3 2 0 0
Total 3 4 2 0 1

b) Seriousness
1 2 3 4 5 Jumlah Horizontal
1 - + + + 3
2 + + + 3
3 - - 0
4 - 0
5 0
Jumlah Vertikal 0 1 0 1 2
Jumlah Horizontal 3 3 0 0 0

19
Total 3 4 0 1 2

c) Growth
1 2 3 4 5 Jumlah Horizontal
1 + + + - 3
2 + + - 2
3 - - 0
4 - 0
5 0
Jumlah Vertikal 0 0 0 1 4
Jumlah Horizontal 3 2 0 0 0
Total 3 2 0 1 4

Masalah U S G Total Skor


1 3 3 3 9
2 4 4 2 10
3 2 0 0 2
4 0 1 1 2
5 1 2 4 7

Berdasarkan analisis penyebab masalah, maka dapat dirumuskan prioritas


masalah sebagai berikut :
1. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur
2. Penderita tuberkulosis paru mendapatkanpengobatan sesuai standar
3. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan KesehatanNasional (JKN)
4. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatandan tidak
ditelantarkan ;dan Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Maka indikator penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
terpilih menjadi indikator prioritas untuk dilakukan intervensi.

4.3 Analisis Penyebab Masalah


Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berhubungan. Pada pendekatan H.L Blum, status kesehatan dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu : genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.

20
Penentuan kerangka akar penyebab masalah dilakukan dengan Teori
Fishbone.

21
4.4 Identifikasi Masalah
Masalah PIS-PK yang ada di wilayah kerja puskesmas Kalitidu desa
Mayangrejo setelah didapatkan data primer dan data sekunder dari
pemegang program. Masalah yang didapatkan, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan yang rendah (A)
b. Pasien lupa kontrol secara teratur(B)
c. Tingkat kepatuhan minum obat yang rendah (C)
d. Sarana Prasarana Keluarga yang tidak memadai (D)
e. Jarak rumah ke layanan kesehatan jauh (E)

4.5 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah


Masalah – masalah tersebut selanjutnya akan diurutkan berdasarkan
prioritas dengan menggunakan paired comparison, yaitu sebagai berikut :

Tabel Paired Comparison


A B C D E
A A C A A
B C B B
C C C
D D
E
Total 3 2 4 1 0
Prioritas 2 3 1 4 5

Tabel Pareto
No Penyebab Frekuensi % Kumulasi %
1 Tingkat kepatuhan minum obat yang rendah 4 40% 4 40%

22
2 Tingkat pengetahuan yang rendah 3 30% 7 70%
3 Pasien lupa kontrol secara teratur 2 20% 9 90%
Sarana Prasarana Keluarga yang tidak
4 1 10% 10 100%
memadai
5 Jarak rumah ke layanan kesehatan jauh 0 0% 10 100%

Diagram Pareto

Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 3


penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab masalah
tersebut adalah:
1. Tingkat kepatuhan minum obat yang rendah
2. Tingkat pengetahuan yang rendah
3. Pasien lupa kontrol secara teratur

23
4. 6 Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel Daftar Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif Pemecahan
No Penyebab Tujuan Sasaran
Masalah
Peningkatan
Penderita
Tingkat Pengetahuan pengetahuan Penyuluhan mengenai
1. dan
yang rendah mengenai Hipertensi
keluarga
Hipertensi
Peningkatan
Penderita Pembuatan reminder via
Pasien lupa kontrol kepatuhan
2 dan SMS ke Pasien,
secara teratur pemeriksaan
Keluarga keluarga, atau tetangga
ulang
Peningkatan
Tingkat kepatuhan Penderita Pembuatan kartuMinum
kepatukan
3 minum obat yang dan Obat dan penjelaskan
mengkonsumsi
rendah Keluarga cara pengisiaannya
Obat Hipertensi

4.7 Laporan Hasil Internvensi Pemecahan Masalah


No. RW JUMLAH JUMLAH % YANG JML YG % YANG

24
JADI JADI
KASUS YANG
DIINTERVENSI SEHAT SEHAT
(T) DIINTERVENSI
(Y) (Y)
1 001 6 2 33,3% 0 0%
2 002 13 4 30,7% 1 25%
3 003 11 1 9% 0 0%
4 004 5 3 60% 1 33,3%
5 005 7 5 71,4% 4 80%
6 006 7 7 100% 1 14,28%
7 007 5 5 100% 3 60%
8 008 2 2 100% 0 0%
9 009 10 7 70% 4 57,1%
10 010 5 4 80% 3 75%
11 011 11 10 91% 8 80%
TOTAL 82 50 61% 25 50%

Rekap IKS Desa Mayangrejo

SEBELUM SESUDAH
INTERVENSI INTERVENSI
IKS Ds. Mayangrejo 0,1847

IKS RW 07 0,2264 0,2452

IKS RW 08 0,2297 0,2297

IKS RW 10 0,1553 0,1650

Berdasarkan data diatas, pada RW 07 desa Mayangrejo, dari 5 kasus yang


diintervensi sebanyak 5 KK yang menjadi sehat yaitu sebesar 60%%, pada RW 08
desa Mayangrejo, dari 2 kasus yang diintervensi sebanyak 2 KK yang menjadi
sehat yaitu sebesar 0%, pada RW 10 desa Mayangrejo, dari 5 kasus yang
diintervensi sebanyak 3 KK yang menjadi sehat yaitu sebesar 75%. IKS awal RW
07 sebelum diintervensi sebesar 0,22 (tidak sehat), setelah dilakukan intervensi
meningkat menjadi 0,24 (tidak sehat), IKS awal RW 08 sebelum diintervensi
sebesar 0,22 (tidak sehat), setelah dilakukan intervensi tetap 0,22 (tidak sehat) dan
IKS awal RW 10 sebelum diintervensi sebesar 0,15 (tidak sehat), setelah
dilakukan intervensi tetap 0,16 (tidak sehat).

25
Secara keseluruhan pada desa Mayangrejo dari total 50 KK yang
diintervensi, sebanyak 25 KK menjadi sehat, yaitu sebesar 50%. IKS awal desa
Mayangrejo sebelum diintervensi adalah 0,1847 (tidak sehat), setelah dilakukan
intervensi IKS desa Mayangrejo meningkat menjadi 0,1930 (tidak sehat).

4.8 Rekap Capaian Indikator Keluarga Sehat Setelah Dilakukan Intervensi


No. Indikator Utama Cakupan
1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) 80,5%
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan 100%
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100%
4 Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif 92,7%
5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 96,7%
Penderita tuberkulosis paru mendapatkanpengobatan
6 50%
sesuai standar
7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur 53,9%
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatandan
8 57,1%
tidak ditelantarkan
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 35,3%
Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
10 34,3%
KesehatanNasional (JKN)
11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih 100%
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
12 96,5%
sehat.

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil survey PIS-PK desa Mayangrejo didapatkan IKS desa


0,14 dengan rincian capaian indikator sebagai berikut, Keluarga mengikuti
program Keluarga Berencana (KB) sebesar 80,5%; Ibu melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan sebesar 100%; Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar
100%, Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sebesar 92,7%; Balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan sebesar 96,7%; Penderita tuberkulosis

26
paru mendapatkan pengobatan sesuai standar sebesar 50%; Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secarateratur sebesar 53,9%; Penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatandan tidak ditelantarkan sebesar 57,1%; Anggota keluarga
tidak ada yang merokok sebesar 35,3%; Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
KesehatanNasional (JKN) sebesar 34,3%; Keluarga mempunyai akses sarana air
bersih 100%; Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat sebesar
96,5%. Dilakukan analisis prioritas masalah menggunakan metode USG dan
didapatkan indikator penderita hipertensi melakukan pengobatan secarateratur
sebagai prioritas masalah. Kemudian dilakukan analisis penyebab masalah
menggunakan fishbone sehingga didapatkan 5 penyebab yaitu tingkat
pengetahuan yang rendah, pasien lupa kontrol secara teratur, tingkat kepatuhan
minum obat yang rendah, sarana Prasarana Keluarga yang tidak memadai, dan
jarak rumah ke layanan kesehatan jauh. Selanjutnya dilakukan penentuan prioritas
penyebab masalah menggunakan tabel paired comparison dan tabel pareto
sehingga didapatkan 3 prioritas penyebab masalah yaitu tingkat pengetahuan yang
rendah, pasien lupa kontrol secara teratur, tingkat kepatuhan minum obat yang
rendah. Dari 3 prioritas penyebab masalah dilakukan intervensi alternatif
pemecahan masalah yaitu penyuluhan mengenai hipertensi; pembuatan reminder
via SMS ke Pasien, keluarga, atau tetangga; dan pembuatan kartu minum obat dan
penjelaskan cara pengisiaannya.
Intervensi pemecahan masalah yang dilakukan menaikkan IKS Desa
Mayangrejo menjadi 0,1930 dengan rincian 25 KK melakukan pengobatan
hipertensi secara teratur. Selama pelaksanaan intervensi terdapat beberapa kendala
diantaranya, beberapa KK sulit ditemui saat home visit; tidak semua KK memiliki
handphone dan bisa menggunakannya untuk diberikan SMS reminder; beberapa
KK memiliki kendala dalam pengisian kartu minum obat karena terkendala teknis.

27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data IKS PIS PK Desa Mayangrejo sebelum dilakukan


intervensi adalah 0,1847. Prioritas masalah yang ditentukan adalah penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur dengan jumlah total kasus 82 KK
dan 47 KK dilakukan intervensi. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan
hipertensi menggunakan media flyer, pembuatan reminder via SMS, dan
pembuatan kartu minum obat. Setelah dilakukan intervensi terdapat 25 KK yang
memenuhi indikator penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
sehingga terjadi peningkatan IKS Keluarga. Hal ini menjadikan IKS RW dan IKS
Desa meningkat.
Intervensi pemecahan masalah yang dilakukan sudah mampu menaikkan
IKS namun kurang efektif dan efisien karena belum dapat menaikkan IKS secara
signifikan. Hal ini disebabkan kondisi dan sumber daya masyarakat desa
Mayangrejo tidak memadai untuk dilakukan intervensi alternatif pemecahan
masalah seperti yang sudah dilakukan, kerena alternatif pemecahan masalah yang
dilakukan tidak menyelesaikan penyebab masalah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindaklanjut untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang lebih
sesuai dengan kondisi dan sumberdaya di desa Mayangrejo.

28
LAMPIRAN 1
DAFTAR KASUS INDIKATOR HT DESA MAYANGREJO

29
30
31
32
33
LAMPIRAN 2
DAFTAR KASUS INDIKATOR HT DESA MAYANGREJO RW 07, 08 & 10
(SEBELUM INTERVENSI) (SEBELUM INTERVENSI)

KETERANGAN:
*Yang diblok ungu adalah KK pada RW 07, 08 dan 10 yang dilakukan intervensi

34
LAMPIRAN 3
DAFTAR KASUS INDIKATOR HT DESA MAYANGREJO 07, 08 & 10
(SETELAH INTERVENSI)

KETERANGAN:
*Yang diblok ungu adalah KK pada RW 07, 08 dan 10 yang dilakukan intervensi

35

Anda mungkin juga menyukai