Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenagkan. Sifatnya sangat
subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam hal skala
ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan
mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2008).
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang
tidak menyenagkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering
disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk,
panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual (Judha, 2012).
Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Menurut Mahon (1994),
menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat
individual, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi,
bersifat tidak berkesudahan (Andarmoyo, 2013, hal.17). Klasifikasi nyeri
berdasarkan durasinya adalah nyeri akut dan kronis,Klasifikasi Nyeri Berdasrkan
Asal yaitu Nyeri Nosiseptif, Nyeri neuropatik.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi yaitu Supervicial atau kutaneus, Viseral
Dalam,Nyeri Alih (Referred pain),radiasi. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang
seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat
sangat sabjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua
orang yang berbeda (Andarmoyo, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyelesaian kasus nyeri pada Lansia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyelesaian kasus nyeri pada Lansia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KASUS
Wanita usia 63 tahun mengeluh nyeri pada kedua lututnya. Nyeri tersebut
muncul pada saat aktivitas dan skala nyerinya adalah 6. Pasien mengatakan kalau
nyerinya itu seperti ditusuk tusuk dan kurang lebih terjadi sewaktu waktu pada saat
beraktivitas . Pasien mengatakan bahwa dulunya pernah terkena gout. Pasien telihat
pucat dan sudah berusaha untuk menghindari beberapa hal yang membuat
penyakitnya kambuh. Dan pada saat kambuh kakinya tidak bisa digerakkan sama
sekali dan hanya diluruskan apabila kambuh.

B. ANALISIS DATA

No Data Fokus Problem Etiologi


1. DS : Nyeri akut Agen cedera
- Pasien mengatakan bahwa Biologis
nyeri pada kedua lututnya.
P = Saat beraktivitas
Q = Seperti ditusuk tusuk
R = Kedua lutut
S=6
T = Pada saat aktivitas selama
beberapa menit
- Pasien mengatakan dulunya
pernah terkena gout dan
sekarang sudah berusaha
menghindari beberapa hal yang
dapat menyebabkan kambuh.
DO :
- Pasien terlihat pucat

2
- Pasien terlihat merintih
kesakitan

2. DS : pasien mengatakan pada Intoleransi Kelemahan umum


saat nyeri kakinya tidak bisa Aktivitas
digerakkan dan tidak bisa
beraktivitas
DO :
- Pasien terllihat pucat
- Pasien terlihat tidak bisa
mengerakkan kedua lututnya

C. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan selama Pain Management
..x24 jam, nyeri akut dapat teratasi. 1. Lakukan
NOC = Pain Level pengkajian
No Indikator IR ER nyeri secara
1. Nyeri yang 3 5 komprehensif
dliaporkan termasuk lokasi,
2. Panjang episode 3 5
karakteristik,
nyeri
3. Ekspresi wajah 3 5 durasi,
4. Ketegangan otot 3 5 frekuensi,
kualitas dan
faktor
presipitasi
2. Observasi

3
reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamana
n
3. Gunakan teknik
komunikasi
teraupetik untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
4. Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman
nyeri masa
lampau
6. Ajarkan tentang
teknik
nonfarmakologi
7. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
8. Tingaktkan
istirahat
2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan NIC :
Aktivitas keperawatan selama …x24 jam , Activity Therapy
intoleransi aktivitas dapat diatasi 1. Bantu klien
NOC = Tingkat Ketidaknyamanan untuk
No Indikator IR ER megidentifikasi
1. Nyeri 3 5 aktivitas yang
2. Cemas 3 5

4
3. Menderita 3 5 mampu
4. Tidak dapat 3 5 dilakukan
beristirahat 2. Bantu untuk
memilih
aktivitas
konsisten sesuai
dengan
kemampuan
fisik, psikologi
dan sosial
3. Bantu untuk
mendapatkan
alat bantu
aktivitas seperti
kursi roda, kruk
4. Sediakan
penguatan
positif bagi
yang aktif
beraktivitas
5. Batu pasien
untuk
mengembangka
n motivasi diri
dan penguatan

BAB III
PENUTUP

5
A. KESIMPULAN
dari kasus diatas diagnosa yang di ambil adalah Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik,karena pasien mengalami nyeri di lutut sewaktu
melakukan aktivitas,dan pasien juga pernah terkena Gout. Dan diagnosa ke dua
adalah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,karena pada saat
nyeri pasien kakinya tidak bisa digerakkan dan tidak bisa beraktivita dan lututnya
tidak bisa digerakan.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat,semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca, apabila ada salah kata kami sebagai penulis meminta maaf.

Anda mungkin juga menyukai