Anda di halaman 1dari 14

Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama

Bab I : Latar Belakang


Ada beberapa pendapat mengenai penentuan zaman Adam, yaitu antara tahun 4.000 SM sampai 5.000 SM,
sekitar 150.000 tahun SM, sampai 500.000 tahun SM, dan setelah tahun 5.000 SM. Sampai sekarang para
sarjana belum mencapai konsensus tentang teori-teori di atas. Demikian juga belum ada kesepakatan bersama
mengenai waktu air bah dan menara Babel. Sebuah prinsip yang penting adalah Alkitab bukanlah kitab yang
dimaksudkan menjadi kitab sejarah manusia melainkan mencatat kejadian-kejadian penting tindakan Allah
terhadap manusia.
Perkiraan waktu zaman para Patriarkh adalah tahun 2000-1400 SM. Sedangkan peristiwa Keluaran terjadi kira-
kira tahun 1450 SM, zaman Hakim-Hakim 1400-1050 SM, zaman kerajaan bersatu 1050--931 SM, zaman
kerajaan terpisah 930-586 SM, zaman pembuangan di Babel (sesudah tahun 587 SM) dan kembali ke Israel
kira-kira tahun 538 SM.
Penulisan Perjanjian Lama mempunyai berbagai jenis sastra, bahasa, dan gaya penulisan yaitu Prosa biasa,
termasuk juga silsilah-silsilah, Prosa gaya cerita, kebanyakan catatan/riwayat historis, Puisi, Catatan-catatan
hukum, Nasihat, Syair dan Amsal, dan Nubuat.
Perkembangan agama bangsa Israel pada zaman Perjanjian Lama menunjukkan bahwa pada zaman Patriarkh,
agama orang Ibrani sudah bercorak monolatri (penyembahan kepada satu Allah). Pada zaman Musa
monoteisme ditegakkan (kepercayaan kepada satu Allah). Pada perkembangan berikutnya bangsa Israel mulai
dipengaruhi politeisme yang mencapai puncaknya pada zaman kerajaan. Baru setelah masa pembuangan ke
Babel, monoteisme menjadi corak agama Yudaisme sampai sekarang. Pada zaman Patriarkh upaca sunat
merupakan tanda masuknya manusia dalam hubungan perjanjian dengan Tuhan. Sedangkan pada zaman
Musa-lah Tuhan menyatakan nama-Nya (YHWH) kepada bangsa Israel yang dilanjutkan dengan perjanjian di
Gunung Sinai.
Hari-hari besar bagi bangsa Israel adalah Hari Raya Paskah dan Roti Tidak Beragi (hari ke-14 bulan pertama
selama satu minggu), Hari Raya Menuai (50 hari setelah Paskah), Hari Raya Pondok Daun
(September/Oktober), Hari Sabat, Bulan Baru, Tahun Sabat, Hari Raya Pendamaian (hari ke-10 dalam bulan
ketujuh), dan Hasil Pertama pada bulan April.

Bab II: Pentateuch


Kitab Pentateukh adalah kitab yang banyak dipermasalahkan penulisannya. Pendapat tradisional bahwa Musa
adalah penulisnya mulai diragukan beberapa sarjana. Mereka adalah Spinoza (1650), Asturk (1735), Eichorn
(1780-an), Graf (1853, dengan teori JEDP-nya), Wellhausen (1876), dsb. Semua keberatan di atas dapat
diselesaikan dengan penafsiran Alkitab secara benar.
Isi Pentateukh secara ringkas adalah sbb:
• Kejadian: Penciptaan dan kejatuhan manusia dan sejarah manusia dari Adam sampai Yusuf.
• Keluaran: Pelepasan dari Mesir.
• Imamat: Penjelasan-penjelasan tentang tata cara ibadah.
• Bilangan: Sejarah perjalanan dari Sinai ke dataran Moab.
• Ulangan: ikhtisar hukum Taurat.

Empat Tema Pokok Pentateukh adalah hal Pemilihan, Perjanjian, Hukum, dan Keluaran.

Kejadian
Nama Kejadian artinya adalah “pada mulanya”. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu bagian
pendahuluan (pasal 1-11) mengisahkan sejarah manusia secara umum selama beberapa ribu tahun dan bagian
biografis (pasal 12--50) yang menyoroti Abraham dan keturunannya.
Ajaran kitab Kejadian adalah Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Raja atas alam semesta, penciptaan dunia
adalah karya Allah, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dosa membuat hubungan manusia
dengan Allah terputus, janji keselamatan diberikan Allah pada pasal 3:15, dan tema pemilihan dan perjanjian.

Keluaran
Kitab Keluaran adalah sambungan kitab kejadian yang menerangkan hal hukum. Keluaran mencatat sejarah
perbudakan bangsa Israel di Mesir (pasal 1--12), pelepasan mereka dari Mesir (pasal 13-18), dan orang Israel
di gunung Sinai (pasal 19--40).
Peristiwa-peristiwa penting kitab Keluaran adalah penyataan Allah YHWH yang mengikatkan Diri pada manusia,
Paskah pertama, pemberian hukum di gunung Sinai, dan pendirian Kemah Suci.

Imamat
Kitab Imamat artinya “Kitab untuk orang Lewi”. Tetapi sebenarnya dimaksudkan bagi mereka yang mengambil
bagian aktif dalam pelayanan sebagai imam. Tujuan langsung kitab ini untuk menjelaskan hukum-hukum dan
peraturan-peraturan yang diwajibkan sebagai pedoman hidup bangsa Israel.
Susunan kitab Imamat adalah sebagai berikut: Peraturan-peraturan tentang persembahan korban (pasal 1—7),
Pelantikan Imamat (pasal 8—10), Undang-undang (pasal 11--22), Hari-hari Raya (pasal 23), dan Peraturan
lain-lain (pasal 24—27). Sedangkan ajaran kitab ini adalah tentang Allah sebagai Tuhan yang Mahakuasa, hadir
di tengah umat-Nya, dan Mahakudus, menekankan sekali upacara-upacara ibadah, mengajarkan persembahan
korban sebagai pendamaian dosa, dan undang-undang umum yang menunjukkan segala aspek hidup Israel
ada di bawah pengamatan Tuhan.

Bilangan
Kitab Bilangan menggabungkan hal-hal sejarah dengan peraturan-peraturan hukum. Kitab ini mengisahkan
persiapan untuk berangkat dari Sinai (pasal 1—10:10), perjalanan bangsa Israel dari Sinai ke perbatasan tanah
Kanaan di Kadesy-Barnea (pasal 10:10—14:45). Kemudian kembali mengembara selama kira-kira 40 tahun di
padang gurun sampai tiba di dataran Moab (pasal 15—27), dan kejadian-kejadian di dataran Moab di mana
sekali lagi mereka bersiap untuk masuk ke Kanaan (pasal 22—36).
Ajaran kitab Bilangan adalah Allah yang mengatur kehidupan umat-Nya, Dia suci ada-Nya, memimpin umat-
Nya dengan cara yang jelas, adil, Mahasetia, dosa digambarkan melalui mencobai Tuhan dan tidak percaya
kepada-Nya, Tuhan menguji umat-Nya agar bersandar pada-Nya, menunjuk pada Mesias yang akan datang,
dan memberikan gambaran kehidupan sebagian orang kristen.

Ulangan
Tujuan kitab Ulangan adalah mempersiapkan bangsa Israel untuk masuk ke Kanaan bersama pemimpin baru,
Yosua. Musa mengumpulkan mereka dan menyampaikan beberapa khotbah. Khotbah pertama (pasal 1:1—
4:43) mengingatkan apa yang telah diperbuat Allah, khotbah kedua (pasal 4:44—26:19) tentang hukum Allah,
khotbah ketiga (pasal 27—30) berupa pembaharuan perjanjian dengan Allah, dan pasal 31—34 menyampaikan
kejadian-kejadian akhir sampai meninggalnya Musa.
Ajaran kitab Ulangan adalah tentang Allah, Umat Allah, dan Penyembahan. Allah adalah Yahweh yang
membuat perjanjian dengan umat-Nya dan Dia bertindak dalam sejarah bangsa Israel. Umat Allah dipilih
karena kasih Allah dan janji-Nya kepada nenek moyang mereka dan dikuduskan (dikhususkan). Walupun
demikian, ketaatan pada hukum adalh cara umat membalas kasih Tuhan. penyembahan yang dimaksud di
kitab ini adalah berupa penyembahan yang bersifat rohani dan pribadi.

Bab III: Kitab-Kitab Sejarah


Periode sejarah yang dikisahkan dalam kitab-kitab sejarah dimulai pada saat bangsa israel masuk ke Kanaan
dan berakhir pada pertengahan masa pembuangan di Babel (kira-kira tahun 1400 s/d 550 SM). Dalam riwayat
sejarah dapat dibedakan empat pokok besar yaitu hal kerajaan, Firman yang disampaikan oleh para nabi, Bait
Suci di Yerusalem, dan hal ibadah.

Yosua
Menurut tradisi Yahudi, penulis sebagian besar kitab ini adalah Yosua sendiri. kitab ini mengkisahkan sejarah
Israel mulai dari kematian Musa, penaklukan Kanaan, sampai kematian Yosua. Perintah Tuhan untuk
menaklukan dan melenyapkan bangsa Kanaan merupakan tugas bagi bangsa Israel untuk menghukum bangsa
itu (Ul. 9:4) dan untuk menjaga kemurnian iman bangsa Israel.
Susunan kitab Yosua adalah sebagai berikut: Masuk ke Kanaan (pasal 1--5), Penaklukan Kanaan (pasal 6—12),
Kanaan di bagi-bagi (pasal 13—22), dan perpisahan dengan Yosua (pasal 23—24). Sedangkan ajaran dalam
kitab Yosua adalah tentang kesetiaan Tuhan akan janji-Nya kepada bangsa Israel, kekudusan Tuhan yang
ditunjukkan melalui penghukuman-Nya atas penduduk Kanaan, dan keselamatan yang dari Tuhan.

Hakim-Hakim
Hakim adalah seorang yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya agar hidup berpadanan dengan
perintah-Nya dan mnelepaskan mereka dari penindasan musuh. Riwayat hakim-hakim meliputi periode setelah
kematian Yosua dan pemunculan Samuel (1375 s/d 1050 S.M.). Sejarah ini mempunyai pola tetap yaitu Israel
meninggalkan Tuhan untuk mengikuti allah-allah lain sehingga Tuhan membiarkan mereka menderita di bawah
penguasaan bangsa-bangsa Kanaan. Israel memohonkan pertolongan Tuhan, Tuhan mengangkat seorang
hakim untuk melepaskan mereka dari penjajah, Israel berbuat baik sampai hakim itu mati dan kemudian jatuh
lagi dalam ketidak-setiaan.
Susunan kitab Hakim-Hakim terdiri dari pendahuluan (pasal 1:1—2:5), kisah hakim-hakim Israel (pasal 2:6—
16:31), dan tambahan yang terdiri dari kemunduran dalam ibadah (pasal 17—18) dan kemunduran moral
(pasal 19—21). Sedangkan ajaran dari kitab ini adalah meinggalkan Tuhan mengakibatkan penyembahan
berhala, dosa dan kekalahan dan dosa pasti dihukum Tuhan.

Rut
Kitab ini mengisahkan tentang perkawinan Rut, perempuan Moab dan Boas, seorang Israel. Dari keturunan
mereka kelak akan lahir raja Daud dan Yesus. Inti ajaran kitab ini adalah Allah tidak membatasi keselamatan
pada satu bangsa saja dan penyerahan diri kepada Tuhan menuntut pengorbanan diri.

1 & 2 Samuel
Kitab 1 & 2 Samuel mengisahkan sejarah Israel sejak akhir masa Hakim-hakim sampai tahun-tahun akhir raja
Daud (tahun 1075 s/d 970 S.M.). di sini dijelaskan mengapa bangsa Israel memilih pemerintahan kerajaan dari
pemerintahan teokrasi sebelumnya. Susunan kitab ini adalah pelayanan nabi Samuel (1 Sam. 1—12),
pemerintahan Saul ( 1 Sam. 13—31), dan pemerintahan Daud (2 Sam. 1—24). Tiga tokoh kitab ini adalah
Daud, Saul, dan Samuel. Samuel seorang nabi besar yang sangat jujur (12:3-5) dan terbiasa berdoa. Saul
adalah raja pertama Israel yang berangsur-angsur mengalami kemunduran sehingga akhirnya ditolak Tuhan.
Daud, raja kedua Israel adalah seorang yang berkenan di hadapan Tuhan walaupun pernah berdosa dengan
berzinah, akhirnya bertobat.

1 & 2 Raja-Raja
Tujuan kitab ini adalah menceritakan sejarah umat Allah dari akhir pemerintahan Daud (970 S.M.), melalui
masa kemakmuran Salomo, perpecahan Israel dari Yehuda, sampai keruntuhan Kerajaan Utara tahun 722 S.M.
dan permulaan masa pembuangan. Pembagian pasalnya adalah sbb: Masa pemerintahan Salomo (1—11),
Kerajaan terpisah (1 Raj.—2 raj. 17), dan Kerajaan Yehuda sampai pembuangan (2 Raj. 18—25).

1 & 2 Tawarikh
Selain bertujuan untuk mencacat sejarah Israel, kitab ini juga menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan
Bait Suci, ibadahnya dan kejadian lain yang meningkatkan kehidupan keagamaan Israel. Kitab ini ditulis
berdasarkan titik pandang seorang imam, berbeda dengan kitab samuel dan Raja-Raja yang bertitik tolak dari
pandangan seorang nabi. Kitab ini mulai ditulis sesudah masa pembuangan berupa silsilah-silsilah (1 Taw. 1—
9), masa pemerintahan Daud (1 Taw. 10—29), masa pemerintahan Salomo ( 2 Taw. 1—9), dan raja-raja
Yehuda (2 Taw. 10—36). Penekanan kitab ini adalah tentang ibadah yang sejati dan pembaruan setelah masa
kemurtadan yang berujung pada pembuangan.

Ezra—Nehemia
Kerajaan Babel dikalahkan oleh Media-Persia pada tahun 539 S.M. di bawah raja Koresy. Koresy bertindak
lunak pada bangsa Israel dengan mengizinkan otonomi lokal dan mengizinkan mereka untuk pulang. Ezra
adalah pemimpin bidang moral dan agama, sedangkan Nehemia pemimpin dalam bidang politik. Susunan kitab
ini adalah sbb: pemngembalian rombongan yang dipimpin oleh Sesbazar (Ezra 1—4), pengembalian
rombongan yang dipimpin oleh Zerubabel (Ezra 5—6), pengembalian rombongan yang dipimpin oleh Ezra (Ezra
7—10), Nehemia kembali ke Yerusalem (Neh. 1—2), pembangunan tembok kota (Neh. 3—7:4), kejadian-
kejadian lain waktu kunjungan Nehemia yang pertama (Neh. 7:5—13:3), kunjungan Nehemia yang kedua
(Neh. 13:4—31). Beberapa ajaran pokoknya adalah Tuhan selalu menepati janji-Nya, belajar dari kesalahan
dan dosa masa lalu, hamba Tuhan yang ingin berhasil harus bersandar pada iman, berdoa, tekun dan
bertanggung-jawab dalam pekerjaannya.

Ester
Penulis kitab Ester tidak diketahui sedang waktu penulisannya diperkirakan sekitar tahun 450—400 S.M.
Adapun susunan kitab itu terdiri dari dua bagian besar yaitu bahaya yang dahsyat (1—5) dan penyelamatan
yang ajaib (6—10). Tujuan penulisan kitab ini untuk menunjukkan Allah berkuasa menyelamatkan bangsa
Israel dari kepunahan, manusia mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bagiannya, menunjukkan kesia-
siaan kepercayaan pada takhayul, dan menjelaskan asal mula hari raya Purim.

Bab IV: Kitab-Kitab Syair


Dari lima kitab syair, hanya Kidung Agung yang tidak mengandung tulisan-tulisan “hikmat”. Tulisan hikmat
adalah hasil renungan dan pengalaman penulisnya. Prinsip kebenaran tidak diberikan secara langsung
melainkan harus disimpulkan sendiri oleh pembacanya. Salah satu ciri syair Ibrani yang paling menonjol adalah
parallelisme (penggabungan ide). Parallelisme dibagi menjadi dua bagian besar:
1. Parallelisme lengkap, di mana setiap kata dalam baris pertama diimbangi oleh kata yang sejajar dalam baris
kedua (Yes. 1:3; Maz. 83:15).
2. Parallelisme tidak lengkap, yang dibagi menjadi jenis di mana sebagian baris kedua sejajar dengan baris
pertama (Maz. 59:17) dan jenis di mana pada baris kedua disisipkan sebuah kata yang tidak mempunyai kata
yang sejajar pada baris pertama (Maz. 75:7).

Ayub
Susunan kitab Ayub adalah penderitaan Ayub (1—2), perdebatan antara Ayub dengan kawan-kawannya (3—
31), pembicaraan Elihu (32—37), jawaban Tuhan pada Ayub (38—42:6), dan pemulihan keadaan Ayub (452:7
—17). Sedangkan ajaran kitab ini adalah pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan
hidup, lingkungan, orang lain, atau diri sendiri melainkan iblis juga berusaha menjatuhkan orang saleh; dosa
manusia terbesar adalah kesombongan; salah satu penyebab penderitaan adalah dosa manusia (walau ada
sebab-sebab lain). Kadang Tuhan mengizinkan anak-anak-Nya menderita untuk menguatkan iman; iblis adalah
pendusta; Allah Mahakuasa dan berdaulat; Ayub menjadi gambaran Yesus.

Mazmur
Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian dari beberapa orang. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu
bagian pertama (1—41), bagian kedua (42—72), bagian ketiga (73—89), bagian keempat (90—106), bagian
kelima (107--150). Mazmur sendiri terdiri dari beberapa golongan yaitu mazmur doa (17,25,43,86,88), puji-
pujian 33,47,95, dsb), pertobatan(32,38,51), doa syafaat (77,80,122), pengakuan iman(19,93,96,99,104),
khotbah (78,112,113,119), kutuk (35,58,59,109), problem moral (49,73), dan Mazmur Mesianik (22,45,110).
Sedangkan tema-tema pokoknya adalah tentang Allah, kutuk atas musuh, hidup sesudah mati, dan ajaran
tentang Mesias,

Amsal
Arti dari Amsal adalah melambangkan atau menyerupai. Kitab Amsal berisi ucapan hikmat dari guru-guru yang
ingin menerapkan prinsip-prinsip hukum Allah dalam hidup manusia. Jadi Amsal pada dasarnya adalah
perumpamaan dari manusia sehingga walaupun pada umumnya benar, tetapi tidak selalu benar.
Susunan kitab Amsal adalah: pendahuluan (1:1—7); ajaran tentang hikmat (1:8—9:18); kumpulan Amsal
salomo pertama (10:1—22:16); perkataan orang bijak (22:17—24:16); kumpulan Amsal Salomo kedua (25—
29); perkataan Agur (30); perkataan Lemuel (31:1-9); lampiran: istri yang sempurna (31:10-31). Sedangkan
ajaran pokok Amsal adalah tentang takut akan Allah, nasihat hikmat dsb.

Pengkhotbah
Maksud dari kitab pengkhotbah adalah mencari arti kehidupan. Tujuan kitab ini adalah menghancurkan
ketergantungan manusia pada dunia materiil dan hanya bergantung pada Allah saja. Susunan dari kitab
Pengkhotbah adalah sbb: pendahuluan (1:1-11); kesia-siaan segala sesuatu (1:12—6:12); kelakuan yang
bijaksana (7:1—12:8); penutup (12:9-14).
Kidung Agung
Kitab Kidung Agung menekankan akan hal cinta kasih. Selama berabad-abad kitab ini ditafsirkan sebagai kiasan
mengenai cinta kasih Kristus akan gereja-Nya. Sementara ada pendapat bahwa kitab ini seharusnya ditafsirkan
secara harafiah. Dengan demikian tujuan kitab ini menunjukkan kebaikan dan keindahan aspek cinta kasih
yang sejati antara pria dan wanita.

Bab V: Pengantar Kitab-Kitab Para Nabi


Tulisan nubuat terdapat dalam seluruh Perjanjian Lama, bahkan di seluruh Alkitab. Musa diakui sebagai nabi
pertama dan menjadi teladan bagi nabi-nabi yang berikutnya. Dari satu segi kelihatannya nabi mempunyai
kuasa untuk merubah sejarah menurut rencana Allah. Sebenarnya hal ini harus dilihat sebagai Allah memakai
sejarah dalam melaksanakan kehendak-Nya.
Arti dari nubuat adalah suatu penyingkapan melalui manusia, yang memakai kata-kata lisan atau tertulis untuk
menyampaikan penyataan tentang Allah dan menerangkan kehendak-Nya kepada manusia. Dalam arti yang
lebih luas, benda, kejadian, dan adat dapat juga merupakan nubuat secara simbolis. Misalnya ular tembaga
dapat ditafsirkan sebagai nubuat akan salib.
Jabatan Nabi
Pada mulanya jabatan nabi dilaksanakan oleh para imam dari suku Lewi. Tetapi dalam perkembangannya,
Tuhan membangkitkan jabatan nabi tidak hanya berasal dari suku Lewi saja melainkan juga dari suku-suku
yang lain. Karakteristik seorang yang menjabat sebagai nabi adalah mempunyai hubungan istimewa dengan
Tuhan sebagai orang yang terpanggil dan berhak untuk berbicara atau bertindak atas nama Allah; kesetiaan
utamanya hanya kepada Tuhan; dan tidak akan tertipu oleh apa yang terlihat oleh mata lahiriah.
Fungsi Nubuat dan Nabi dalam masyarakat Yahudi
1. Mendorong umat Allah agar bersandar pada rahmat dan kuasa Tuhan saja.
2. Mengingatkan umat Allah bahwa berkat dan keselamatan tergantung pada kesetiaan mereka dalam
melaksanakan kewajiban perjanjian dengan Tuhan.
3. Menghibur umat Allah tentang masa depannya.
4. Nubuat merupakan semacam materai atas kewibawaan Firman Tuhan melalui nubuat yang digenapi.

Skema pelayanan para nabi


1. Periode kemerosotan sebelum pembuangan:
• Abad ke-9 S.M. : Yoel (?), Obaja (?)
• Abad ke-8 S.M. : Hosea, Amos, Yunus, Yesaya, Mikha
• Abad ke-7 S.M. : Bahum, Zefanya, Yeremia, Habakuk
2. Periode pembuangan:
• Abad ke-6 S.M. : Daniel, Yehezkiel, Obaja (?)
3. Periode pasca pembuangan:
• Abab ke-6 s/d ke-5 S.M. : Hagai, Zakharia, Maleakhi, Obaja (?)

Mereka bernubuat kepada:


• Kerajaan Israel: Amos, Hosea
• Kerajaan Yehuda: Yoel, Mikha, Zefanya, Habakuk, Yeremia, Hagai, Zakharia, Maleakhi
• Babel (orang Yahudi di pembuangan): Daniel, Yehezkiel
• Niniwe: Yunus, Nahum
• Edom: Obaja

Bab VI: Nabi-Nabi Besar

Yesaya
Nabi Yesaya hidup dalam masa yang genting bagi bangsa Israel pada abad ke-8 S.M. Yesaya menyaksikan
kajatuhan dan hilangnya 10 suku yang merupakan Kerajaan Utara. Yesaya terpanggil menjadi nabi pada tahun
matinya raja Uzia (6:1), yaitu kira-kira tahun 740 S.M. Kerajaan Yehuda mengalami kemakmuran pada masa
raja Uzia dan Yotam. Namun pada masa raja Ahaz, kerajaan Yehuda dijajah oleh Asyur dan kerajaan Israel
runtuh pada tahun 722 S.M.
Susunan kitab Yesaya adalah sbb: penghukuman Allah (1—35); peranan Yesaya pada zaman raja Hizkia (36—
39); pembebasan dan pemulihan umat Allah (40—66). Sedangkan ajaran kitab ini adalah sangat menkankan
kekudusan Allah; penghukuman Tuhan bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa kafir; menyhatakan konsep
keselamatan bagi sisa bangsa Israel yang masih setia; mengajarkan syarat-syarat untuk penebusan Israel.
Yeremia
Yeremia adalah seorang keturunan imam. Masa pelayanannya meliputi 40 tahun dengan lima orang raja (Yosia,
Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia). Kerajaan Yehuda dikuasai Mesir pada pemerintahan raja Yosia (609
S.M.). empat tahun kemudian Mesir dikalahkan Nebukadnezar, raja Babel. Akibat pemberontakan Yehuda,
Yerusalem ditaklukkan dan sebagian pemimpinnya dibuang ke Babel. Sepuluh tahun kemudian, kerajaan
Yehuda memberontak sehingga sekali lagi Yerusalem diserang dan diruntuhkan tentara Babel. Sebagian besar
warga Yehuda dibuang ke Babel. Selama itu pula Yeremia mencela tindakan raja Yehuda tetapi tidak didengar.
Susunan kitab ini adalah sbb: panggilan dan berita Yeremia (1—18); Yeremia menghadapi pemimpin-pemimpin
Yehuda (19—29); pengharapan akan pemulihan (30—33); keruntuhan kerajaan Yehuda (34—39); nubuat-
nubuat tentang bangsa kafir (46—51); kesudahan kerajaan Yehuda (52).

Ratapan
Kitab Ratapan ditulis sekitar tahun 580 s/d 550 S.M., tidak lama setelah keruntuhan kerajaan Yehuda. Kitab ini
melukiskan pergumulan dan reaksi orang Yahudi terhadap penderitaan dan hukuman mereka. Hasil
penyelidikan mereka kemudian dicurahkan kepada tuhan dalam doa. Mereka sadar bahwa Allah adil dan
mereka layak dihukum karena berdosa pada-Nya.
Susunan kitab ini adalah sbb: ratapan pertama (1:1—22); ratapan kedua (2:1—22); ratapan ketiga (3:1—66);
ratapan keempat (4:1—22); ratapan kelima (5:1—22).

Yehezkiel
Nabi Yehezkiel adalah penulis kitab ini. Kitab ini ditulis mulai tahun kelima masa pembuangan (593 S.M.)
sampai dengan tahun ke-27. Susunan kitab ini adalah dosa Israel dan penghukuman Tuhan (1—24); nubuatan-
nubuatan terhadap bangsa kafir (25—32); pemulihan Israel (33—48).
Ada tiga ajaran kitab ini yaitu mengenai Allah, manusia dan bangsa. Yehezkiel memberikan pengertian baru
tentang sifat Allah yaitu Allah yang dekat kepada manusia dalam hidup dan sekaligus Allah yang “transenden”.
Dalam hal manusia, Yehezkiel menekankan tanggung-jawab perorangan. Terhadap bangsa, Yehezkiel
mengajarkan bahwa sifat kekudusan Allah merupakan jaminan akan pemulihan Israel.

Daniel
Pendapat tradisional mengatakan bahwa Daniel adalah penulis kitab ini. Tujuan utama kitab ini adalah untuk
menegaskan kebenaran bahwa walupun umat Allah sering diperlakukan buruk oleh kekuasaan duniawi, namun
Tuhan-lah yang berkuasa dan berdaulat serta menentukan sejarah setiap orang dan bangsa. Selainitu ada juga
ajaran tentang kebangkitan, kuasa doa bersama, dan pengajaran tentang malaikat dan kuasa rohani yang
berjuang untuk menguasai dunia.
Susunan kitab ini adalah cerita-cerita historis berhubungan dengan Daniel dan kawan-kawannya (1—6);
penglihatan-penglihatan daniel tentang waktu-waktu yang akan datang (7—12).

Bab VII: Nabi-Nabi Kecil

Hosea
Pelayanan Hosea paling sedikit selama 30 tahun, mungkin dimulai pada akhir pemerintahan Yerobeam II (782
s/d 753 S.M.) dan berakhir pada keruntuhan Samaria pada tahun 722 S.M. Keadaan waktu itu adalah bangsa
Israel sudah jauh dari ibadah yang murni. Penyembahan kepada berhala dan upacara yang disertai percabulan
menjadi hal yang biasa.
Susunan kitab ini adalah mengenai hubungan Israel dengan Allah (1—3); dosa mengakibatkan penghukuman
(4—10); keseganan Allah untuk menghukum umat-Nya (11—14:1); pertobatan mengakibatkan berkat (14:2—
10). Dengan demikian, ajaran kitab ini adalah mengenai perjanjian Allah dan Israel yang digambarkan seperti
hubungan perkawinan; dosa mengakibatkan penghukuman; dosa disebabkan mereka kurang mengenal Allah
dan kekudusan-Nya; bagi yang bertobat, ada pemulihan dari Tuhan.

Yoel
Yoel berarti “Yehowah adalah Allahku”. Peristiwa yang mendasari pelayanan Yoel adalah beberapa bencana
alam. Yoel menafsirkan hal itu sebagai tanda murka Allah yang mendorong umat-Nya kepada pertobatan.
Susunan kitab ini adalah tentang bencana alam (1:1—20); wabah belalang sebagai lambang (2:1—27); hari-
hari terakhir (2:28—3:21). Ajaran kitab ini adalah bahwa pertobatan harus sungguh-sungguh; keselamatan dari
iman dan anugerah; tanda-tanda yang menyertai hari Tuhan.

Amos
Nabi Amos hidup dalam masa pemerintahan raja Uzia di Yehuda dan pada masa pemerintahan raja Yerobeam
II di Israel. Walaupun Amos berasal dari kerajaan Yehuda di bagian Selatan, dia bernubuat pada kerajaan
Israel di Utara. Pada masa itu cara hidup mewah menjadi gaya rakyat Israel. Hal ini diikuti kemerosotan
standar moral dan keagamaan.
Susunan kitab ini adalah nubuat terhadap bangsa-bangsa (1—2); hukuman atas Israel (3—6); penglihatan-
penglihatan tentang penghukuman Israel (7—9). Ajaran utama Amos adalah menegaskan hukuman sebagai ciri
utama hari Tuhan. sedangkan tema-tema lainnya adalah tentang Allah, Israel, ibadah, keadilan, dan
pengharapan.

Obaja
Nama Obaja berarti “hamba Yehowah”. Sedangkan kapan tepatnya penulisan kitab ini tidak begitu jelas karena
ada tiga pendapat utama tentang waktu penulisannya. Sejarah kebencian antara orang Yehuda dan orang
Edom sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu. Edom membantu Babel menyerang Yerusalem, tetapi tidak
begitu lama mereka sendiri diusir dari tanah mereka oleh suku-suku yang lain.
Susunan kitab ini adalah tentang hukuman atas edom (1—14); hukuman atas segala bangsa (15—16);
pemulihan Israel (17—21). Berita utama nabi Obaja adalah hukuman Allah atas bangsa-bangsa. Tujuan akhir
hukuman Allah adalah untuk menyatakan bahwa “Tuhanlah penguasa kerajaan”.

Yunus
Penulisan kitab ini agaknya dilakukan dalam abad ke-8 S.M., sebelum keruntuhan kerajaan Israel pada tahun
722 S.M. Susunan kitab ini adalah penggilan Tuhan: ketidaktaatan Yunus (1); pemeliharaan Tuhan:
penyelamatan Yunus (2); panggilan Tuhan diperbaharui: ketaatan Yunus (3); kasih sayang Tuhan: teguran
bagi Yunus (4). Sedangkan ajaran utama kitab ini adalah keselamatan dari Allah tidak hanya dimaksudkan bagi
umat Israel tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain. Selain itu ketidak-taatan Yunus juga dilihat sebagai lambang
teguran Allah kepada bangsa Israel karena kegagalan mereka untuk memberitakan Tuhan yang sejati kepada
bangsa-bangsa lain.
Mikha
Mikha melayani di kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia. Mikha
memperingatkan Samaria dan Yerusalem atas korupsi yang terjadi di tengah mereka. Susunan kitab ini adalah
tentang hukuman atas Israel dan Yehuda (1—3); masa kemuliaan yang akan datang (4—5); penghukuman dan
pemulihan (6—7). Mikha menekankan sifat keadilan Allah dan hukuman Allah, memusatkan perhatiannya pada
ketidak-adilan yang dijalankan oleh rakyat umum, memberitakan Mesias yang akan melepaskan bangsa-Nya
dari penindasan dan ketidak-adilan serta mempersatukan kembali mereka yang dalam pembuangan.

Nahum
Nama Nahum berarti “penghiburan atau belas kasihan”. Nahum menubuatkan penghukuman Allah atas Niniwe.
Nubuatan ini dilakukan sekitar 100 tahun setelah pelayanan nabi Yunus karena mereka sudah melupakan Allah
dan kembali pada dosa dan kejahatan yang mereka lakukan dulu.
Susunan kitab ini adalah murka Allah terhadap Niniwe (1); kemusnahan Niniwe (2); dosa mengakibatkan
kehancuran (3). Ajaran kitab Nahum adalah Allah yang digambarkan sebagai Allah yang cemburu dan
pembalas, mencela dosa kekerasan militer yang kejam, dan pada akhirnya orang Yehuda akan menang pada
waktu tuhan menghukum musuh-musuh mereka.

Habakuk
Nama Habakuk berarti “memeluk” atau “bergulat”. Hal ini cocok dengan pergumulan Habakuk tentang keadilan
Tuhan dalam dunia di mana kelihatannya orang jahat berhasil sedangkan orang benar menderita.
Susunan kitab Habakuk adalah pengaduan Habakuk dan jawaban Allah yang pertama (1:1--11); pengaduan
Habakuk dan jawaban Allah yang kedua (1:12—2:5); ucapan-ucapan celaka terhadap orang Babel (2:6--20);
penglihatan tentang hukuman Allah (3:1—19). Ajaran kitab ini adalah Allah menjawab Habakuk bahwa pada
akhirnya kesombongan akan menjatuhkan Babel, sedangkan orang benar akan selamat; kejahatan akan gagal
walau nampak menang untuk sementara waktu; berhala tidak berkuasa sama sekali; Tuhan sebagai hakim
yang Mahakuasa dan kepercayaan pada-Nya merupakan kekuatan yang sejati bagi manusia walau di tengah-
tengah kesulitan.

Zefanya
Zefanya adalah satu-satunya nabi yang dapat diketahui dengan pasti merupakan keturanan raja. Yosia
bernubuat pada masa pemerintahan Yosia (640—609 S.M.). Kitab Zefanya mempunyai tema tentang
penghukuman, pembaharuan dan nubuat. Pada waktu itu kehidupan moral dan agama sudah mengalami
kemerosotan besar setelah kematian raja Hizkia pada tahun 687 S.M. Anaknya, raja Manasye mendirikan
kembali mezbah Babel yang diruntuhkan oleh Hizkia. Sedangkan orang yang menyembah Yehowah mengalami
aniaya maupun kematian. Manasye bertobat sebelum kematiannya, tetapi anaknya Amon membiarkan
penyembahan berhala itu. Pada generasi berikutnya yaitu raja Yosia, keburukan sudah mencapai segala lapisan
masyarakat.
Susunan kitab Zefanya adalah tntang hari Tuhan bagi Yehuda (1:1—2:3); hari Tuhan bagi bangsa-bangsa (2:4
—15); hari Tuhan bagi Yerusalem (3:1—8); hari Tuhan untuk sisa-sisa Israel (3:9—20).

Hagai
Hagai dan Zakharia adalah nabi-nabi pertama yang melayani pada zaman pasca pembuangan. Pada zaman
Hagai, kerajaan Yehuda yang dijajh oleh Persia mengalami penghentian bantuan dari raja Koresy dan anaknya
raja Kambyses (530—522 S.M.) Mungkin hal ini yang membuat pembangunan Bait Suci di Yerusalem tidak
dilanjutkan. Beberapa pemberontakan membuat kesulitan ekonomi dan ditambah masa kelaparan yang
berturut-turut membuat pekerjaan Allah diabaikan. Tujuan pelayanan Hagai adalah mendorong pembangunan
Bait Suci dan pembaharuan hidup masyarakat dalam hal rohani. Jadi tugas Hagai adalah menyakinkan
penduduk Yerusalem dan Yudea bahwa ketaatan kepada Tuhan akan menjamin damai sejahtera dan
kemakmuran.
Susunan kitab ini adalah: Firman yang pertama: Tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan (1:1—2:1a);
Firman yang kedua: Hiburan bagi pekerja-pekerja yang kecewa (2:1b—10); Firman yang ketiga: Janji berkat
bergantung atas ketaatan (2:11—20); Firman yang keempat: Dorongan dan hiburan bagi Zerubabel (2:21—
24).

Zakaria
Latar belakang nabi Zakharia sama persis dengan nabi Hagai. Zakharia dipanggil untuk memberikan pimpinan
rohani dengan tujuan memperbaharui masyarakat, mengingatkan akan tujuan yang sebenarnya dan
mendorong untuk memenuhi kewajibannya menjadi kesaksian yang hidup kepada bangsa-bangsa lain. Bagian
pertama kitab (1—8) dimaksudkan untuk diterapkan secara langsung berhubung dengan pembangunan Bait
Allah dan kota Yerusalem serta pembaharuan masyarakat Yahudi. Bagian kedua (9—14) terdiri dari nubuat-
nubuat yang berhubungan dengan Mesias dan pelayanan-Nya dalam mendirikan kerajaan Allah sebagai tujuan
akhir pemulihan bangsa Yahudi.
Susunan kitab Zakharia adalah tentang penglihatan-penglihatan yang berhubungan dengan keadaan setempat
(1—8) dan penglihatan-penglihatan tentang Mesias (9—14).

Maleakhi
Maleakhi bararti “utusanku”. Maleakhi melayani 60 tahun setelah nabi Hagai dan nabi Zakharia. Tujuan nabi
Maleakhi yang utama adalah untuk mengembalikan orang Yahudi kepada hubungan yang baik dengan Allah.
Metode yang digunakan adalah menunjukkan secara teliti sebab-sebab penderitaan jasmani dan kemerosotan
rohani. Maleakhi juga menunjukan langkah-langkah yang diperlukan agar kehidupan masyarakat diperbaharui.
Susunan kitab ini adalah kasih Tuhan kepada Israel (1:1—5); celaan terhadap para imam (1:6—2:9);
perkawinan campuran dan perceraian (2:10—16); penyucian melalui penghukuman (2:17—3:5); persembahan
persepuluhan (3:6—12); kemenangan orang benar pada hari Tuhan (3:13—4:6).

Analisa Buku
Kekuatan Buku
1. Buku ini dilengkapi dengan peta dan penjelasan mengenai latar belakang Perjanjian Lama.
2. Memberikan tujuan dan pokok-pokok isi tiap-tiap kitab. Hal ini memudahkan bagi pembaca untuk
menangkap maksud penulis.
3. Memberikan berbagai pandangan dari pendapat para ahli. Misalnya memberikan informasi mengenai
perkemabangan kritikisme terhadap Pentateuch.
4. Disajikan secara sistematis.

Kelemahan Buku
1. Walaupun disajikan secara sistematis, buku ini tidaklah mudah untuk dipahami dibandingkan buku tulisan
Adina Chapman misalnya. Memang karena PL banyak berisi sejarah dan terbentang dalam kurun waktu yang
sangat lama sehingga diperlukan konsentrasi tinggi untuk menangkap isinya.
2. Pembahasan materi terlalu singkat.

Hal-hal Baru
1. Bagi saya tidak ada hal yang baru karena saya sudah pernah mengambil mata kuliah pengantar PL di tempat
lain. Waktu itu buku utama yang digunakan adalah buku ini.

Saran
1. Buku ini dapat dikembangkan lebih jauh. Buku ini hanya terdiri dari 215 halaman sehingga terlalu padat.
Mengingat kitab-kitab PL sedemikian rumitnya, pembahasan dapat dilakukan dengan lebih terperinci.

Penutup
Pengenalan akan latar belakang sejarah, sosial, dan keagamaan masyarakat Yahudi sangat penting dalam
memahami Perjanjian Lama. Apa yang telah ditulis oleh Denis Green telah memberikan sumbangan yang tidak
kecil bagi referensi pengantar Perjanjian Lama. Pemahaman akan buku ini akan menjadi harta yang sangat
berharga bagi pembelajaran setiap kitab Perjanjian Lama secara khusus. Denis Green telah memberikan
kontribusi yang berharga selama pelayanannya selama beberapa tahun di Indonesia.
BAB I
Latar Belakang
I.ILMU BUMI PERJANJIAN LAMA
A. Daerah Timur Kuno
Daerah kejadian-kejadian Perjanjian Lama pada garis besarnya termasuk lembah utara dan
delta/beting sungai Nil, semenanjung Sinai, Negara-negara Palestina, Fenisia, Aram
(Siria), lembah-lembah singai Efrat. Tigris, dan Negara Persia (Iran). Sekarang seluruh daerah yang
luas itu disebut “Sabit Subur” (Fertile Crescent).
B.Palestina
Tanah palestina atau Kanaan adalah daerah yang terletak di antara Lautan Tengah sebagai Batas dan
Padang Gurun Arab sebagai batas Timur. Batas Utara dan Selatan tidak ditetapkan dengan pasti,
tetapi kira-kira sesuai dengan ucapan yang sering kali terdapat dalam Perjanjian lama, yaitu “dari
Dan sampai Bersyeba’’. Nama “Palestina” berasal dari nama “Filistin” sebab orang-orang itu
menduduki dataran pantai.
1.Sifat Umum _ pada umumnya, tanah Palestina berupa daerah pegunungan. Di antara gunung-
gunung itu,terdapat lembah-lembah yang cukup subur .
2.Bagian-bagian Umum _ Tanah Palestina dengan sendirinya terbagi menjadi empat
bidang dengan arah Utara-Selatan.
(a)”Dataran pantai “, yang menyusur Lautan Tengah dari Gunung Karmel ke Selatan.
(b)”Pegunungan Tengah”, yang mulai dari Libanon dan Mengarah terus ke padang gurun selatan,
dengan Datar Esdralon (Yizreel) di pertengahannya.
(c)”Lembah Yordan”, termasuk Laut Galilea dan Laut Mati.
(d)”Pegunungan Timur”, mulai dari G. Hermon sampai ke tanah Moab.
II.SEJARAH PERJANJIAN LAMA
A.Zaman dari Adam Sampai Abraham
Perlu dikatakan terlebih dahulu bahwa keterangan/ data-data tentang penentuan waktu dalam
zaman ini sangat kurang sekali. Mengenai hal ini perlu disadari bahwa Alkitab tidak dimaksudkan
untuk menjadi suatu catatan kronologis (berturut-turut) yang teliti, mulai dari penciptaan dan
seterusnya.Tujuan Alkitab ialah untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan
dengan tindakan-tindakan Allah terhadap manusia _ misalnya penciptaan manusia yang pertama,
dan selanjutnya urusan Allah dengan manusia, pertama-tama secara umum/menyeluruh, kemudian
melalui satu bangsa , yaitu Israel.
B.Zaman Patriakh-patriakh (kira-kira th.2000_1400 B.C.)
Waktu kejadian-kejadian yang diceritakan dalam Kej. 12-15 tentang para Patriakh tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Oleh sebab itu, tidak ada kemungkinan untuk mencocokkan waktu-waktu
bersejarah dari bangsa lain dengan masa Patriakh-patriakh Israel. Untuk mencoba menentukan
waktu yang lebih pasti untuk Abraham, cara yang biasanya dipakai ialah menghitung ke belakang
mulai dari waktu Keluaran bani Israel dari Mesir.
C.Peristiwa Keluaran
Di sini pun juga perlu diakui adanya beberapa pendapat yang berlainan. Pendapat-pendapat
itu rupanya dapat digolongkan demikian:
1.peristiwa Keluaran terjadi kira-kira th.1450 B.C.
2.Peristiwa Keluaran terjadi kira-kita th.1290 B.C.
D.Zaman Hakim-hakim (kira-kira th.1400_1050 B.C.)
Masa Hakim-hakim ini memang merupakan zaman yang gelap dalam sejarah Israel. Sifat
umum zaman tersebut dapat diringkaskan dengan suatu ucapan dari Hakim-hakim 17:6 “setiap
orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”. Walaupun demikian, beberapa kali
Tuhan membangkit seorang Hakim untuk memerintah, memimpin dan menolong rakyat Israel
supaya dapat lepas dari tangan musuhnya. Walaupun ini boleh disebut zaman kemurtadan, namun
masih terdapat beberapa orang yang beriman. Kisah yang indah itu mengenai Rut, Naomi dan Boas
yang terjadi pada waktu ini mengingatkan kepada para pembaca bahwa pada setiap waktu ada orang
yang percaya kepada Tuhan, walaupun di tengah-tengah masa kegelapan.
E.Zaman Kerajaan Bersatu (kira-kira th.1050_931 B.C.)
Zaman ini adalah zaman yang paling gemilang dan makmur dalam sejarah Israel. Abad-abad
kegelapan dibawah pimpinan Hakim-hakim diganti dengan zaman keemasan ini. Dalam periode
ini Israel mencapai derajat tinggi diantara bangsa-bangsa tetangganya. Rakyatnya maju dalam ilmu
pengetahuan, kesusasteraan, pembangunan dan segala hal yang penting untuk perkembangan yang
baik.
Sebelum itu, bangsa Israel merupakan suatu “teokrasi”; artinya, Israel diperintah langsung
oleh Tuhan (bhs.Yunani “Theos”) melalui seorang pemimpin yang dipilih /ditunjuk oleh Tuhan
sendiri, yaitu raja Saul, Daud dan Salomo.

F.Zaman Kerajaan Terpisah (kira-kira th.930_586 B.C.)


Ketika Salomo meninggal, Rehabeam anaknya menjadi raja (kira-kira th. 930 B.C.). akan
tetapi suku-suku di Israel bagian Utara, dipimpin oleh Efraim sebagai suku yang terbesar,
memberontak dan mendirikan kerajaannya sendiri dengan Yerobeam sebagai rajanya. Perpecahan
kerajaan itu disebabkan oleh :
1.Perasaan iri hati dari suku-suku Utara karena pusat penyembahan Tuhan pindah dari tempat-
tempat tradisional, seperti Betel dan Dan di bagian Utara, ke Bait Suci yang baru didirikan di
Yerusalem, di bagian Selatan.
2.Pajak yang sangat berat, yang dipungut oleh raja Salomo untuk membiayai program
pembangunannya serta penghidupan istananya, kemudian diteruskan oleh Rehabeam walaupun
rakyat Israel telah minta supaya pajak itu diringankan.
3.Orang-orang saleh di Israel merasa tersinggung karena raja Salomo membiarkan hal
penyembahan berhala yang dibawa oleh isteri-isterinya.
4.Suku-suku Utara sebenarnya belum betul-betul dipersatukan dengan suku-suku Selatan. Bahwa
mereka kelihatan seolah-olah sudah menjadi satu dibawah pimpinan Daud disebabkan hanya karena
mereka terpaksa kerja-sama untuk melawan musuh-musuh dari luar, bukan karena mereka
mempunyai perasaan persatuan yang sungguh-sungguh. Maka dengan adanya kepemimpinan
Negara yang lemah dibawah raja Rehabeam, terjadinya suatu perpecahan sudah hampir pasti.
Selama masa kerajaan terpisah, baik di Yehuda maupun di Israel, ada beberapa nabi yang
dibangkit oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya kepada raja dan rakyat kedua kerajaan
tersebut. Diantaranya, beberapa nabi yang terkemuka adalah sebagaimana berikut:
Kerajaan Israel:
1.Elia
2.Elisa
3.Amos
4.Hosea
Kerajan Yehuda:
1.Yoel
2.Yesaya
3.Mikha
4.Nahum
5.Zefanya
6.Habakuk
7.Yeremia
G.Zaman Pembuangan di Babel dan pengembalian ke tanah Israel (periode sesudah th.587
B.C.)
Masa pembuangan ini dimaksudkan oleh Tuhan sebagai hukuman atas dosa dan kejahatan
orang-orang Yehuda, supaya mereka mengoreksi diri dan menaati perintah-perintah
Tuhan . Mereka tidak diperhambakan, malah mereka bebas untuk melakukan segala kebiasaan
umum, misanya dalam bidang agama dan perdagangan. Banyak di antara mereka menjadi kaya dan
ada lagi mereka yang memperoleh jabatan pemerintahan yang tinggi.
Nabi-nabi yang terkemuka di Babel
1.Yehezkiel
Seorang imam dan nabi, dia memperkuat iman umat Yehuda dengan meyakinkan mereka bahwa
Tuhan tidak meninggalkan mereka.
2.Daniel
Dia memperoleh suatu kedudukan yang sangat penting dalam pemerintah Babel. Dengan tulus
hati, dia bernubuat dan berusaha sekuat tenaganya untuk memimpin rakyat Yehuda kembali kepada
Tuhan.
Hasil-hasil baik dari pembuangan rakyat Yahudi:
1.”monotheisme” ditegakkan. Karena pengalaman ini, maka umat Yahudi berpaling dari
penyembahan berhala dan “polytheisme”. Sejak zaman itu orang Yehuda hanya menyembah dan
berbakti kepada Allah yang Mahaesa.
2,Mereka menjadi amat bersemangat dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu rumah sembahyang
sebagai pusat pendidikan merupakan suatu lembaga yang kokoh bagi rakyat Yahudi.
3.Mereka lebih menghormati Taurat Musa, dan pengetahuan tentang Hukum Allah mulai diketahui
lagi oleh rakyat Yehuda.
4.Mereka makin lama makin berharap akan kedatangan Mesias untuk melepaskan mereka dari
penderitaan yang mereka alami dalam pembuangan di Babel.
Pengembalian ke tanah Israel
Rombongan pertama yang kembali dari Babel ke tanah Yehuda di pimpin oleh seorang
bernama Sesbazar. Mereka meletakkan pondasi untuk pembangunan Bait Suci yang baru.
Rombongan kedua kembali ke tanah Yehuda, dipimpin oleh dua nabi Tuhan yang bernama Hagai
dan Zakharia, seorang pembesar bernama Zerubabel dan imam Besar Yesua.
Nabi-nabi yang terkemuka:
1.Hagai dan zakharia
2.Maleakhi
III.KESUSASTERAAN PERJANJIAN LAMA
1.Prosa biasa, termasuk juga silsilah-silsilah.
2.Prosa gaya cerita, kebanyakkan catatan-catatan/riwayat-riwayat historis yang kadang-kadang juga
mengandung kiasan.
3.Tulisan gaya puisi, yang dapat mengandung fakta dan khayalan, bayangan-bayangan tentang
realitas-realitas rohani, dan juga keterangan bersejarah.
4.Catatan-catatan hukum, yang merumuskan undang-undang dan hukuman atas pelanggarannya.
5.perkataan-perkataan berupa nasihat dan himbauan.
6.Syair dan Amsal.
7.Nubuat, termasuk penglihatan dan mimpi, perbuatan-perbuatan simbolis dan ramalan.
IV.PERKEMBANGAN AGAMA ISRAEL PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA
Pendahuluan
Teori yang berdasarkan hipotesa evolusi itu mengatakan bahwa oleh karena monoteisme
merupakan tingkatan agama yang tertinggi, maka perkembangan itu seharusnya terjadi pada zaman
lebih kemudian dalam sejarah Israel, yaitu sebagai titik akhir dari suatu proses perkembangan yang
dimulai dari politeisme.

Agama para Patriarkh


Walaupun riwayat-riwayat yang tercatat dalam kitab Kejadian memberi kesan bahwa nenek
moyang orang Ibrani telah menganut monoteisme, sudah jelas dari Yosua 24:2 bahwa sedikit-
banyak mereka menjalankan politeisme yang umum terdapat di Mesopotamia pada zaman itu.
Agama pada zaman Musa
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zaman Musa merupakan asal-usul monoteisme yang
sejati. Peristiwa pentingnya adalah penyataan nama Tuhan “YHWH” Kepada Musa. Melalui nama
tersebut yang berarti “yang hadir secara aktip”, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israel
yang masih baru itu sebagai Allah yang hidup, yang mempunyai hubungan moral dan rohaniah yang
intim dengan mereka yang menaati perintah-perintah-Nya.

Agama Pada Zaman Kerajaan


Setelah zaman Hakim-hakim yang penuh dengan penyembahan berhala karena pengaruh
bangsa-bangsa Kanaan, terjadilah suatu perubahan radikal terhadap kehidupan agamawi orang-
orang Israel. Periode yang meliputi masa-masa pemerintahan raja Saul dan raja Daud dan bagian
pertama masa pemerintahan Salomo diwarnai oleh suatu rasa kesetiaan baru kepada Tuhan, disertai
usaha yang sungguh-sungguh untuk mengurangi kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala.
Para Nabi Perkembangan Yudaisme
Kerajaan Selatan (Yehuda) juga terombang-ambing antara kelalaian dalam dalam keagamaan
dan usaha-usaha untuk membaharui ibadah nasional serta menghapuskan penyembahan berhala.
Munculnya nabi-nabi yang menuliskan kesaksiannya mengakibatkan hidupnya kembali iman
kepercayaan yang berdasarkan perjanjian.
V.KANON PERJANJIAN LAMA
Kitab Suci Yahudi berupa 24 kitab yang diatur dalam tiga bagian besar:
Hukum Taurat _ Kejadian
(“Torah”) Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Para Nabi _Yosua
(“Nebhim”) Hakim-hakim
Samuel
Raja-raja Nabi-nabi yang terdahulu

Yesaya Nabi-nabi yang terkemuka


Yeremia
Yehezkiel
Nabi-nabi kecil (Hosea s/d Maleakhi)

Kitab-kitab/ _Mazmur Pengkhotbah


Tulisan-tulisan Amsal Ester
(“Kethubhim”) Ayub Daniel
Kidung Agung Ezra (termasuk Nehemia)
Rut Tawarikh
Ratapan
BAB II
Kitab-kitab Pentateuch
ISI PENTATEUCH SECARA RINGKAS
Setiap kitab dari Pentateuch mempunyai keistimewaannya sendiri walaupun juga merupakan
bagian dari sejarah yang mulai dari Penciptaan dan berakhir sampai dengan kematian Musa.
Kejadian_Penciptaan dan Kejatuhan Manusia, sejarah manusia dari Adam sampai dengan Yusuf .
Keluaran_Pelepasan dari Mesir.
Imamat_Penjelasan-penjelasan tentang ibadat.
Bilangan_Sejarah perjalanan dari Sinai ke dataran Moab.
Ulangan_Ikthisar Hukum Taurat.
Empat Tema Pokok
1.Hal Pemilihan
2.Hal Perjanjian
3.Hal Hukum
4.Hal Keluaran

BAB III
Kitab-kitab Sejarah
Dalam Kitab Suci orang Yahudi, catatan-catatan sejarah Israel termuat dalam dua bagian: pada
bagian Nabi-nabi (Nebhim), terdapat Yosua, Hakim-hakim, I & II Samuel, I & II Raja-raja;pada
bagian Kitab-kitab (Kethubim), terdapat I & II Tawarikh, Ezra dan Nehemia, Rut dan Ester. Harus
selalu diingat juga bahwa urutan kitab-kitab Perjanjian Lama tidak Kronologis (tidak berturut-turut
menurut waktu penulisan).
BAB IV
Kitab-kitab Syair
PENGANTAR _ KESUSASTERAAN HIKMAT
Dari lima kitab Syair, hanya terdapat satu (Kidung Agung) yang tidak mengandung jenis
kesusasteraan yang disebut tulisan-tulisan “hikmat”. Demikian pula kesusasteraan hikmat itu tidak
hanya terdapat dalam kitab Ayub, Mazmur, Amsal dan Pengkhotbah, tetapi terdapat juga dalam
kitab-kitab Sejarah dan kitab-kitab Nabi-nabi.
BAB V
Pengantar Kitab-kitab Para Nabi
Nabi sebagai Ahli sejarah
Perlu diingat bahwa menurut pembagian Perjanjian Lama oleh orang-orang Yahudi, ada empat
kitab yang digolongkan dalam bagian Nabi-nabi Terdahulu yang sekarang ini digolongkan sebagai
kitab-kitab sejarah yaitu Yosua, Hakim-hakim, kitab Samuel dan kitab Raja-raja.

Sifat Nubuat dalam Kebudayaan Yahudi


Sebagai definisi umum, dapat dikatakan bahwa nubuat adalah suatu penyingkapan melalui
manusia, yang memakai kata-kata lisan atau tertulis untuk menyampaikan penyataan tentang Allah
dan menerangkan kehendak-Nya kepada manusia.
Jabatan Nabi : Dalam Perjanjian Lama, Istilah Ibrani “nabi” itu menunjukkan seseorang yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Allah sebagai “orang yang terpanggil” dan berhak untuk
berbicara atau bertindak atas nama Allah.
BAB V
Nabi-nabi Besar
1.Yesaya
2.Yeremia
3.Ratapan
4.Yehezkiel
5.Daniel
BAB VII
Nabi-nabi Kecil
1.Hosea
2.Yoel
3.Amos
4.Obaja
5.Yunus
6.Nahum
7.Habakuk
8.Zefanya
9.Hagai
10.Zakharia
11. Maleakhi

Anda mungkin juga menyukai