Empat Tema Pokok Pentateukh adalah hal Pemilihan, Perjanjian, Hukum, dan Keluaran.
Kejadian
Nama Kejadian artinya adalah “pada mulanya”. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu bagian
pendahuluan (pasal 1-11) mengisahkan sejarah manusia secara umum selama beberapa ribu tahun dan bagian
biografis (pasal 12--50) yang menyoroti Abraham dan keturunannya.
Ajaran kitab Kejadian adalah Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Raja atas alam semesta, penciptaan dunia
adalah karya Allah, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dosa membuat hubungan manusia
dengan Allah terputus, janji keselamatan diberikan Allah pada pasal 3:15, dan tema pemilihan dan perjanjian.
Keluaran
Kitab Keluaran adalah sambungan kitab kejadian yang menerangkan hal hukum. Keluaran mencatat sejarah
perbudakan bangsa Israel di Mesir (pasal 1--12), pelepasan mereka dari Mesir (pasal 13-18), dan orang Israel
di gunung Sinai (pasal 19--40).
Peristiwa-peristiwa penting kitab Keluaran adalah penyataan Allah YHWH yang mengikatkan Diri pada manusia,
Paskah pertama, pemberian hukum di gunung Sinai, dan pendirian Kemah Suci.
Imamat
Kitab Imamat artinya “Kitab untuk orang Lewi”. Tetapi sebenarnya dimaksudkan bagi mereka yang mengambil
bagian aktif dalam pelayanan sebagai imam. Tujuan langsung kitab ini untuk menjelaskan hukum-hukum dan
peraturan-peraturan yang diwajibkan sebagai pedoman hidup bangsa Israel.
Susunan kitab Imamat adalah sebagai berikut: Peraturan-peraturan tentang persembahan korban (pasal 1—7),
Pelantikan Imamat (pasal 8—10), Undang-undang (pasal 11--22), Hari-hari Raya (pasal 23), dan Peraturan
lain-lain (pasal 24—27). Sedangkan ajaran kitab ini adalah tentang Allah sebagai Tuhan yang Mahakuasa, hadir
di tengah umat-Nya, dan Mahakudus, menekankan sekali upacara-upacara ibadah, mengajarkan persembahan
korban sebagai pendamaian dosa, dan undang-undang umum yang menunjukkan segala aspek hidup Israel
ada di bawah pengamatan Tuhan.
Bilangan
Kitab Bilangan menggabungkan hal-hal sejarah dengan peraturan-peraturan hukum. Kitab ini mengisahkan
persiapan untuk berangkat dari Sinai (pasal 1—10:10), perjalanan bangsa Israel dari Sinai ke perbatasan tanah
Kanaan di Kadesy-Barnea (pasal 10:10—14:45). Kemudian kembali mengembara selama kira-kira 40 tahun di
padang gurun sampai tiba di dataran Moab (pasal 15—27), dan kejadian-kejadian di dataran Moab di mana
sekali lagi mereka bersiap untuk masuk ke Kanaan (pasal 22—36).
Ajaran kitab Bilangan adalah Allah yang mengatur kehidupan umat-Nya, Dia suci ada-Nya, memimpin umat-
Nya dengan cara yang jelas, adil, Mahasetia, dosa digambarkan melalui mencobai Tuhan dan tidak percaya
kepada-Nya, Tuhan menguji umat-Nya agar bersandar pada-Nya, menunjuk pada Mesias yang akan datang,
dan memberikan gambaran kehidupan sebagian orang kristen.
Ulangan
Tujuan kitab Ulangan adalah mempersiapkan bangsa Israel untuk masuk ke Kanaan bersama pemimpin baru,
Yosua. Musa mengumpulkan mereka dan menyampaikan beberapa khotbah. Khotbah pertama (pasal 1:1—
4:43) mengingatkan apa yang telah diperbuat Allah, khotbah kedua (pasal 4:44—26:19) tentang hukum Allah,
khotbah ketiga (pasal 27—30) berupa pembaharuan perjanjian dengan Allah, dan pasal 31—34 menyampaikan
kejadian-kejadian akhir sampai meninggalnya Musa.
Ajaran kitab Ulangan adalah tentang Allah, Umat Allah, dan Penyembahan. Allah adalah Yahweh yang
membuat perjanjian dengan umat-Nya dan Dia bertindak dalam sejarah bangsa Israel. Umat Allah dipilih
karena kasih Allah dan janji-Nya kepada nenek moyang mereka dan dikuduskan (dikhususkan). Walupun
demikian, ketaatan pada hukum adalh cara umat membalas kasih Tuhan. penyembahan yang dimaksud di
kitab ini adalah berupa penyembahan yang bersifat rohani dan pribadi.
Yosua
Menurut tradisi Yahudi, penulis sebagian besar kitab ini adalah Yosua sendiri. kitab ini mengkisahkan sejarah
Israel mulai dari kematian Musa, penaklukan Kanaan, sampai kematian Yosua. Perintah Tuhan untuk
menaklukan dan melenyapkan bangsa Kanaan merupakan tugas bagi bangsa Israel untuk menghukum bangsa
itu (Ul. 9:4) dan untuk menjaga kemurnian iman bangsa Israel.
Susunan kitab Yosua adalah sebagai berikut: Masuk ke Kanaan (pasal 1--5), Penaklukan Kanaan (pasal 6—12),
Kanaan di bagi-bagi (pasal 13—22), dan perpisahan dengan Yosua (pasal 23—24). Sedangkan ajaran dalam
kitab Yosua adalah tentang kesetiaan Tuhan akan janji-Nya kepada bangsa Israel, kekudusan Tuhan yang
ditunjukkan melalui penghukuman-Nya atas penduduk Kanaan, dan keselamatan yang dari Tuhan.
Hakim-Hakim
Hakim adalah seorang yang diangkat oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya agar hidup berpadanan dengan
perintah-Nya dan mnelepaskan mereka dari penindasan musuh. Riwayat hakim-hakim meliputi periode setelah
kematian Yosua dan pemunculan Samuel (1375 s/d 1050 S.M.). Sejarah ini mempunyai pola tetap yaitu Israel
meninggalkan Tuhan untuk mengikuti allah-allah lain sehingga Tuhan membiarkan mereka menderita di bawah
penguasaan bangsa-bangsa Kanaan. Israel memohonkan pertolongan Tuhan, Tuhan mengangkat seorang
hakim untuk melepaskan mereka dari penjajah, Israel berbuat baik sampai hakim itu mati dan kemudian jatuh
lagi dalam ketidak-setiaan.
Susunan kitab Hakim-Hakim terdiri dari pendahuluan (pasal 1:1—2:5), kisah hakim-hakim Israel (pasal 2:6—
16:31), dan tambahan yang terdiri dari kemunduran dalam ibadah (pasal 17—18) dan kemunduran moral
(pasal 19—21). Sedangkan ajaran dari kitab ini adalah meinggalkan Tuhan mengakibatkan penyembahan
berhala, dosa dan kekalahan dan dosa pasti dihukum Tuhan.
Rut
Kitab ini mengisahkan tentang perkawinan Rut, perempuan Moab dan Boas, seorang Israel. Dari keturunan
mereka kelak akan lahir raja Daud dan Yesus. Inti ajaran kitab ini adalah Allah tidak membatasi keselamatan
pada satu bangsa saja dan penyerahan diri kepada Tuhan menuntut pengorbanan diri.
1 & 2 Samuel
Kitab 1 & 2 Samuel mengisahkan sejarah Israel sejak akhir masa Hakim-hakim sampai tahun-tahun akhir raja
Daud (tahun 1075 s/d 970 S.M.). di sini dijelaskan mengapa bangsa Israel memilih pemerintahan kerajaan dari
pemerintahan teokrasi sebelumnya. Susunan kitab ini adalah pelayanan nabi Samuel (1 Sam. 1—12),
pemerintahan Saul ( 1 Sam. 13—31), dan pemerintahan Daud (2 Sam. 1—24). Tiga tokoh kitab ini adalah
Daud, Saul, dan Samuel. Samuel seorang nabi besar yang sangat jujur (12:3-5) dan terbiasa berdoa. Saul
adalah raja pertama Israel yang berangsur-angsur mengalami kemunduran sehingga akhirnya ditolak Tuhan.
Daud, raja kedua Israel adalah seorang yang berkenan di hadapan Tuhan walaupun pernah berdosa dengan
berzinah, akhirnya bertobat.
1 & 2 Raja-Raja
Tujuan kitab ini adalah menceritakan sejarah umat Allah dari akhir pemerintahan Daud (970 S.M.), melalui
masa kemakmuran Salomo, perpecahan Israel dari Yehuda, sampai keruntuhan Kerajaan Utara tahun 722 S.M.
dan permulaan masa pembuangan. Pembagian pasalnya adalah sbb: Masa pemerintahan Salomo (1—11),
Kerajaan terpisah (1 Raj.—2 raj. 17), dan Kerajaan Yehuda sampai pembuangan (2 Raj. 18—25).
1 & 2 Tawarikh
Selain bertujuan untuk mencacat sejarah Israel, kitab ini juga menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan
Bait Suci, ibadahnya dan kejadian lain yang meningkatkan kehidupan keagamaan Israel. Kitab ini ditulis
berdasarkan titik pandang seorang imam, berbeda dengan kitab samuel dan Raja-Raja yang bertitik tolak dari
pandangan seorang nabi. Kitab ini mulai ditulis sesudah masa pembuangan berupa silsilah-silsilah (1 Taw. 1—
9), masa pemerintahan Daud (1 Taw. 10—29), masa pemerintahan Salomo ( 2 Taw. 1—9), dan raja-raja
Yehuda (2 Taw. 10—36). Penekanan kitab ini adalah tentang ibadah yang sejati dan pembaruan setelah masa
kemurtadan yang berujung pada pembuangan.
Ezra—Nehemia
Kerajaan Babel dikalahkan oleh Media-Persia pada tahun 539 S.M. di bawah raja Koresy. Koresy bertindak
lunak pada bangsa Israel dengan mengizinkan otonomi lokal dan mengizinkan mereka untuk pulang. Ezra
adalah pemimpin bidang moral dan agama, sedangkan Nehemia pemimpin dalam bidang politik. Susunan kitab
ini adalah sbb: pemngembalian rombongan yang dipimpin oleh Sesbazar (Ezra 1—4), pengembalian
rombongan yang dipimpin oleh Zerubabel (Ezra 5—6), pengembalian rombongan yang dipimpin oleh Ezra (Ezra
7—10), Nehemia kembali ke Yerusalem (Neh. 1—2), pembangunan tembok kota (Neh. 3—7:4), kejadian-
kejadian lain waktu kunjungan Nehemia yang pertama (Neh. 7:5—13:3), kunjungan Nehemia yang kedua
(Neh. 13:4—31). Beberapa ajaran pokoknya adalah Tuhan selalu menepati janji-Nya, belajar dari kesalahan
dan dosa masa lalu, hamba Tuhan yang ingin berhasil harus bersandar pada iman, berdoa, tekun dan
bertanggung-jawab dalam pekerjaannya.
Ester
Penulis kitab Ester tidak diketahui sedang waktu penulisannya diperkirakan sekitar tahun 450—400 S.M.
Adapun susunan kitab itu terdiri dari dua bagian besar yaitu bahaya yang dahsyat (1—5) dan penyelamatan
yang ajaib (6—10). Tujuan penulisan kitab ini untuk menunjukkan Allah berkuasa menyelamatkan bangsa
Israel dari kepunahan, manusia mempunyai tanggung jawab untuk melakukan bagiannya, menunjukkan kesia-
siaan kepercayaan pada takhayul, dan menjelaskan asal mula hari raya Purim.
Ayub
Susunan kitab Ayub adalah penderitaan Ayub (1—2), perdebatan antara Ayub dengan kawan-kawannya (3—
31), pembicaraan Elihu (32—37), jawaban Tuhan pada Ayub (38—42:6), dan pemulihan keadaan Ayub (452:7
—17). Sedangkan ajaran kitab ini adalah pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan
hidup, lingkungan, orang lain, atau diri sendiri melainkan iblis juga berusaha menjatuhkan orang saleh; dosa
manusia terbesar adalah kesombongan; salah satu penyebab penderitaan adalah dosa manusia (walau ada
sebab-sebab lain). Kadang Tuhan mengizinkan anak-anak-Nya menderita untuk menguatkan iman; iblis adalah
pendusta; Allah Mahakuasa dan berdaulat; Ayub menjadi gambaran Yesus.
Mazmur
Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian dari beberapa orang. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu
bagian pertama (1—41), bagian kedua (42—72), bagian ketiga (73—89), bagian keempat (90—106), bagian
kelima (107--150). Mazmur sendiri terdiri dari beberapa golongan yaitu mazmur doa (17,25,43,86,88), puji-
pujian 33,47,95, dsb), pertobatan(32,38,51), doa syafaat (77,80,122), pengakuan iman(19,93,96,99,104),
khotbah (78,112,113,119), kutuk (35,58,59,109), problem moral (49,73), dan Mazmur Mesianik (22,45,110).
Sedangkan tema-tema pokoknya adalah tentang Allah, kutuk atas musuh, hidup sesudah mati, dan ajaran
tentang Mesias,
Amsal
Arti dari Amsal adalah melambangkan atau menyerupai. Kitab Amsal berisi ucapan hikmat dari guru-guru yang
ingin menerapkan prinsip-prinsip hukum Allah dalam hidup manusia. Jadi Amsal pada dasarnya adalah
perumpamaan dari manusia sehingga walaupun pada umumnya benar, tetapi tidak selalu benar.
Susunan kitab Amsal adalah: pendahuluan (1:1—7); ajaran tentang hikmat (1:8—9:18); kumpulan Amsal
salomo pertama (10:1—22:16); perkataan orang bijak (22:17—24:16); kumpulan Amsal Salomo kedua (25—
29); perkataan Agur (30); perkataan Lemuel (31:1-9); lampiran: istri yang sempurna (31:10-31). Sedangkan
ajaran pokok Amsal adalah tentang takut akan Allah, nasihat hikmat dsb.
Pengkhotbah
Maksud dari kitab pengkhotbah adalah mencari arti kehidupan. Tujuan kitab ini adalah menghancurkan
ketergantungan manusia pada dunia materiil dan hanya bergantung pada Allah saja. Susunan dari kitab
Pengkhotbah adalah sbb: pendahuluan (1:1-11); kesia-siaan segala sesuatu (1:12—6:12); kelakuan yang
bijaksana (7:1—12:8); penutup (12:9-14).
Kidung Agung
Kitab Kidung Agung menekankan akan hal cinta kasih. Selama berabad-abad kitab ini ditafsirkan sebagai kiasan
mengenai cinta kasih Kristus akan gereja-Nya. Sementara ada pendapat bahwa kitab ini seharusnya ditafsirkan
secara harafiah. Dengan demikian tujuan kitab ini menunjukkan kebaikan dan keindahan aspek cinta kasih
yang sejati antara pria dan wanita.
Yesaya
Nabi Yesaya hidup dalam masa yang genting bagi bangsa Israel pada abad ke-8 S.M. Yesaya menyaksikan
kajatuhan dan hilangnya 10 suku yang merupakan Kerajaan Utara. Yesaya terpanggil menjadi nabi pada tahun
matinya raja Uzia (6:1), yaitu kira-kira tahun 740 S.M. Kerajaan Yehuda mengalami kemakmuran pada masa
raja Uzia dan Yotam. Namun pada masa raja Ahaz, kerajaan Yehuda dijajah oleh Asyur dan kerajaan Israel
runtuh pada tahun 722 S.M.
Susunan kitab Yesaya adalah sbb: penghukuman Allah (1—35); peranan Yesaya pada zaman raja Hizkia (36—
39); pembebasan dan pemulihan umat Allah (40—66). Sedangkan ajaran kitab ini adalah sangat menkankan
kekudusan Allah; penghukuman Tuhan bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa kafir; menyhatakan konsep
keselamatan bagi sisa bangsa Israel yang masih setia; mengajarkan syarat-syarat untuk penebusan Israel.
Yeremia
Yeremia adalah seorang keturunan imam. Masa pelayanannya meliputi 40 tahun dengan lima orang raja (Yosia,
Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia). Kerajaan Yehuda dikuasai Mesir pada pemerintahan raja Yosia (609
S.M.). empat tahun kemudian Mesir dikalahkan Nebukadnezar, raja Babel. Akibat pemberontakan Yehuda,
Yerusalem ditaklukkan dan sebagian pemimpinnya dibuang ke Babel. Sepuluh tahun kemudian, kerajaan
Yehuda memberontak sehingga sekali lagi Yerusalem diserang dan diruntuhkan tentara Babel. Sebagian besar
warga Yehuda dibuang ke Babel. Selama itu pula Yeremia mencela tindakan raja Yehuda tetapi tidak didengar.
Susunan kitab ini adalah sbb: panggilan dan berita Yeremia (1—18); Yeremia menghadapi pemimpin-pemimpin
Yehuda (19—29); pengharapan akan pemulihan (30—33); keruntuhan kerajaan Yehuda (34—39); nubuat-
nubuat tentang bangsa kafir (46—51); kesudahan kerajaan Yehuda (52).
Ratapan
Kitab Ratapan ditulis sekitar tahun 580 s/d 550 S.M., tidak lama setelah keruntuhan kerajaan Yehuda. Kitab ini
melukiskan pergumulan dan reaksi orang Yahudi terhadap penderitaan dan hukuman mereka. Hasil
penyelidikan mereka kemudian dicurahkan kepada tuhan dalam doa. Mereka sadar bahwa Allah adil dan
mereka layak dihukum karena berdosa pada-Nya.
Susunan kitab ini adalah sbb: ratapan pertama (1:1—22); ratapan kedua (2:1—22); ratapan ketiga (3:1—66);
ratapan keempat (4:1—22); ratapan kelima (5:1—22).
Yehezkiel
Nabi Yehezkiel adalah penulis kitab ini. Kitab ini ditulis mulai tahun kelima masa pembuangan (593 S.M.)
sampai dengan tahun ke-27. Susunan kitab ini adalah dosa Israel dan penghukuman Tuhan (1—24); nubuatan-
nubuatan terhadap bangsa kafir (25—32); pemulihan Israel (33—48).
Ada tiga ajaran kitab ini yaitu mengenai Allah, manusia dan bangsa. Yehezkiel memberikan pengertian baru
tentang sifat Allah yaitu Allah yang dekat kepada manusia dalam hidup dan sekaligus Allah yang “transenden”.
Dalam hal manusia, Yehezkiel menekankan tanggung-jawab perorangan. Terhadap bangsa, Yehezkiel
mengajarkan bahwa sifat kekudusan Allah merupakan jaminan akan pemulihan Israel.
Daniel
Pendapat tradisional mengatakan bahwa Daniel adalah penulis kitab ini. Tujuan utama kitab ini adalah untuk
menegaskan kebenaran bahwa walupun umat Allah sering diperlakukan buruk oleh kekuasaan duniawi, namun
Tuhan-lah yang berkuasa dan berdaulat serta menentukan sejarah setiap orang dan bangsa. Selainitu ada juga
ajaran tentang kebangkitan, kuasa doa bersama, dan pengajaran tentang malaikat dan kuasa rohani yang
berjuang untuk menguasai dunia.
Susunan kitab ini adalah cerita-cerita historis berhubungan dengan Daniel dan kawan-kawannya (1—6);
penglihatan-penglihatan daniel tentang waktu-waktu yang akan datang (7—12).
Hosea
Pelayanan Hosea paling sedikit selama 30 tahun, mungkin dimulai pada akhir pemerintahan Yerobeam II (782
s/d 753 S.M.) dan berakhir pada keruntuhan Samaria pada tahun 722 S.M. Keadaan waktu itu adalah bangsa
Israel sudah jauh dari ibadah yang murni. Penyembahan kepada berhala dan upacara yang disertai percabulan
menjadi hal yang biasa.
Susunan kitab ini adalah mengenai hubungan Israel dengan Allah (1—3); dosa mengakibatkan penghukuman
(4—10); keseganan Allah untuk menghukum umat-Nya (11—14:1); pertobatan mengakibatkan berkat (14:2—
10). Dengan demikian, ajaran kitab ini adalah mengenai perjanjian Allah dan Israel yang digambarkan seperti
hubungan perkawinan; dosa mengakibatkan penghukuman; dosa disebabkan mereka kurang mengenal Allah
dan kekudusan-Nya; bagi yang bertobat, ada pemulihan dari Tuhan.
Yoel
Yoel berarti “Yehowah adalah Allahku”. Peristiwa yang mendasari pelayanan Yoel adalah beberapa bencana
alam. Yoel menafsirkan hal itu sebagai tanda murka Allah yang mendorong umat-Nya kepada pertobatan.
Susunan kitab ini adalah tentang bencana alam (1:1—20); wabah belalang sebagai lambang (2:1—27); hari-
hari terakhir (2:28—3:21). Ajaran kitab ini adalah bahwa pertobatan harus sungguh-sungguh; keselamatan dari
iman dan anugerah; tanda-tanda yang menyertai hari Tuhan.
Amos
Nabi Amos hidup dalam masa pemerintahan raja Uzia di Yehuda dan pada masa pemerintahan raja Yerobeam
II di Israel. Walaupun Amos berasal dari kerajaan Yehuda di bagian Selatan, dia bernubuat pada kerajaan
Israel di Utara. Pada masa itu cara hidup mewah menjadi gaya rakyat Israel. Hal ini diikuti kemerosotan
standar moral dan keagamaan.
Susunan kitab ini adalah nubuat terhadap bangsa-bangsa (1—2); hukuman atas Israel (3—6); penglihatan-
penglihatan tentang penghukuman Israel (7—9). Ajaran utama Amos adalah menegaskan hukuman sebagai ciri
utama hari Tuhan. sedangkan tema-tema lainnya adalah tentang Allah, Israel, ibadah, keadilan, dan
pengharapan.
Obaja
Nama Obaja berarti “hamba Yehowah”. Sedangkan kapan tepatnya penulisan kitab ini tidak begitu jelas karena
ada tiga pendapat utama tentang waktu penulisannya. Sejarah kebencian antara orang Yehuda dan orang
Edom sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu. Edom membantu Babel menyerang Yerusalem, tetapi tidak
begitu lama mereka sendiri diusir dari tanah mereka oleh suku-suku yang lain.
Susunan kitab ini adalah tentang hukuman atas edom (1—14); hukuman atas segala bangsa (15—16);
pemulihan Israel (17—21). Berita utama nabi Obaja adalah hukuman Allah atas bangsa-bangsa. Tujuan akhir
hukuman Allah adalah untuk menyatakan bahwa “Tuhanlah penguasa kerajaan”.
Yunus
Penulisan kitab ini agaknya dilakukan dalam abad ke-8 S.M., sebelum keruntuhan kerajaan Israel pada tahun
722 S.M. Susunan kitab ini adalah penggilan Tuhan: ketidaktaatan Yunus (1); pemeliharaan Tuhan:
penyelamatan Yunus (2); panggilan Tuhan diperbaharui: ketaatan Yunus (3); kasih sayang Tuhan: teguran
bagi Yunus (4). Sedangkan ajaran utama kitab ini adalah keselamatan dari Allah tidak hanya dimaksudkan bagi
umat Israel tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain. Selain itu ketidak-taatan Yunus juga dilihat sebagai lambang
teguran Allah kepada bangsa Israel karena kegagalan mereka untuk memberitakan Tuhan yang sejati kepada
bangsa-bangsa lain.
Mikha
Mikha melayani di kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia. Mikha
memperingatkan Samaria dan Yerusalem atas korupsi yang terjadi di tengah mereka. Susunan kitab ini adalah
tentang hukuman atas Israel dan Yehuda (1—3); masa kemuliaan yang akan datang (4—5); penghukuman dan
pemulihan (6—7). Mikha menekankan sifat keadilan Allah dan hukuman Allah, memusatkan perhatiannya pada
ketidak-adilan yang dijalankan oleh rakyat umum, memberitakan Mesias yang akan melepaskan bangsa-Nya
dari penindasan dan ketidak-adilan serta mempersatukan kembali mereka yang dalam pembuangan.
Nahum
Nama Nahum berarti “penghiburan atau belas kasihan”. Nahum menubuatkan penghukuman Allah atas Niniwe.
Nubuatan ini dilakukan sekitar 100 tahun setelah pelayanan nabi Yunus karena mereka sudah melupakan Allah
dan kembali pada dosa dan kejahatan yang mereka lakukan dulu.
Susunan kitab ini adalah murka Allah terhadap Niniwe (1); kemusnahan Niniwe (2); dosa mengakibatkan
kehancuran (3). Ajaran kitab Nahum adalah Allah yang digambarkan sebagai Allah yang cemburu dan
pembalas, mencela dosa kekerasan militer yang kejam, dan pada akhirnya orang Yehuda akan menang pada
waktu tuhan menghukum musuh-musuh mereka.
Habakuk
Nama Habakuk berarti “memeluk” atau “bergulat”. Hal ini cocok dengan pergumulan Habakuk tentang keadilan
Tuhan dalam dunia di mana kelihatannya orang jahat berhasil sedangkan orang benar menderita.
Susunan kitab Habakuk adalah pengaduan Habakuk dan jawaban Allah yang pertama (1:1--11); pengaduan
Habakuk dan jawaban Allah yang kedua (1:12—2:5); ucapan-ucapan celaka terhadap orang Babel (2:6--20);
penglihatan tentang hukuman Allah (3:1—19). Ajaran kitab ini adalah Allah menjawab Habakuk bahwa pada
akhirnya kesombongan akan menjatuhkan Babel, sedangkan orang benar akan selamat; kejahatan akan gagal
walau nampak menang untuk sementara waktu; berhala tidak berkuasa sama sekali; Tuhan sebagai hakim
yang Mahakuasa dan kepercayaan pada-Nya merupakan kekuatan yang sejati bagi manusia walau di tengah-
tengah kesulitan.
Zefanya
Zefanya adalah satu-satunya nabi yang dapat diketahui dengan pasti merupakan keturanan raja. Yosia
bernubuat pada masa pemerintahan Yosia (640—609 S.M.). Kitab Zefanya mempunyai tema tentang
penghukuman, pembaharuan dan nubuat. Pada waktu itu kehidupan moral dan agama sudah mengalami
kemerosotan besar setelah kematian raja Hizkia pada tahun 687 S.M. Anaknya, raja Manasye mendirikan
kembali mezbah Babel yang diruntuhkan oleh Hizkia. Sedangkan orang yang menyembah Yehowah mengalami
aniaya maupun kematian. Manasye bertobat sebelum kematiannya, tetapi anaknya Amon membiarkan
penyembahan berhala itu. Pada generasi berikutnya yaitu raja Yosia, keburukan sudah mencapai segala lapisan
masyarakat.
Susunan kitab Zefanya adalah tntang hari Tuhan bagi Yehuda (1:1—2:3); hari Tuhan bagi bangsa-bangsa (2:4
—15); hari Tuhan bagi Yerusalem (3:1—8); hari Tuhan untuk sisa-sisa Israel (3:9—20).
Hagai
Hagai dan Zakharia adalah nabi-nabi pertama yang melayani pada zaman pasca pembuangan. Pada zaman
Hagai, kerajaan Yehuda yang dijajh oleh Persia mengalami penghentian bantuan dari raja Koresy dan anaknya
raja Kambyses (530—522 S.M.) Mungkin hal ini yang membuat pembangunan Bait Suci di Yerusalem tidak
dilanjutkan. Beberapa pemberontakan membuat kesulitan ekonomi dan ditambah masa kelaparan yang
berturut-turut membuat pekerjaan Allah diabaikan. Tujuan pelayanan Hagai adalah mendorong pembangunan
Bait Suci dan pembaharuan hidup masyarakat dalam hal rohani. Jadi tugas Hagai adalah menyakinkan
penduduk Yerusalem dan Yudea bahwa ketaatan kepada Tuhan akan menjamin damai sejahtera dan
kemakmuran.
Susunan kitab ini adalah: Firman yang pertama: Tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan (1:1—2:1a);
Firman yang kedua: Hiburan bagi pekerja-pekerja yang kecewa (2:1b—10); Firman yang ketiga: Janji berkat
bergantung atas ketaatan (2:11—20); Firman yang keempat: Dorongan dan hiburan bagi Zerubabel (2:21—
24).
Zakaria
Latar belakang nabi Zakharia sama persis dengan nabi Hagai. Zakharia dipanggil untuk memberikan pimpinan
rohani dengan tujuan memperbaharui masyarakat, mengingatkan akan tujuan yang sebenarnya dan
mendorong untuk memenuhi kewajibannya menjadi kesaksian yang hidup kepada bangsa-bangsa lain. Bagian
pertama kitab (1—8) dimaksudkan untuk diterapkan secara langsung berhubung dengan pembangunan Bait
Allah dan kota Yerusalem serta pembaharuan masyarakat Yahudi. Bagian kedua (9—14) terdiri dari nubuat-
nubuat yang berhubungan dengan Mesias dan pelayanan-Nya dalam mendirikan kerajaan Allah sebagai tujuan
akhir pemulihan bangsa Yahudi.
Susunan kitab Zakharia adalah tentang penglihatan-penglihatan yang berhubungan dengan keadaan setempat
(1—8) dan penglihatan-penglihatan tentang Mesias (9—14).
Maleakhi
Maleakhi bararti “utusanku”. Maleakhi melayani 60 tahun setelah nabi Hagai dan nabi Zakharia. Tujuan nabi
Maleakhi yang utama adalah untuk mengembalikan orang Yahudi kepada hubungan yang baik dengan Allah.
Metode yang digunakan adalah menunjukkan secara teliti sebab-sebab penderitaan jasmani dan kemerosotan
rohani. Maleakhi juga menunjukan langkah-langkah yang diperlukan agar kehidupan masyarakat diperbaharui.
Susunan kitab ini adalah kasih Tuhan kepada Israel (1:1—5); celaan terhadap para imam (1:6—2:9);
perkawinan campuran dan perceraian (2:10—16); penyucian melalui penghukuman (2:17—3:5); persembahan
persepuluhan (3:6—12); kemenangan orang benar pada hari Tuhan (3:13—4:6).
Analisa Buku
Kekuatan Buku
1. Buku ini dilengkapi dengan peta dan penjelasan mengenai latar belakang Perjanjian Lama.
2. Memberikan tujuan dan pokok-pokok isi tiap-tiap kitab. Hal ini memudahkan bagi pembaca untuk
menangkap maksud penulis.
3. Memberikan berbagai pandangan dari pendapat para ahli. Misalnya memberikan informasi mengenai
perkemabangan kritikisme terhadap Pentateuch.
4. Disajikan secara sistematis.
Kelemahan Buku
1. Walaupun disajikan secara sistematis, buku ini tidaklah mudah untuk dipahami dibandingkan buku tulisan
Adina Chapman misalnya. Memang karena PL banyak berisi sejarah dan terbentang dalam kurun waktu yang
sangat lama sehingga diperlukan konsentrasi tinggi untuk menangkap isinya.
2. Pembahasan materi terlalu singkat.
Hal-hal Baru
1. Bagi saya tidak ada hal yang baru karena saya sudah pernah mengambil mata kuliah pengantar PL di tempat
lain. Waktu itu buku utama yang digunakan adalah buku ini.
Saran
1. Buku ini dapat dikembangkan lebih jauh. Buku ini hanya terdiri dari 215 halaman sehingga terlalu padat.
Mengingat kitab-kitab PL sedemikian rumitnya, pembahasan dapat dilakukan dengan lebih terperinci.
Penutup
Pengenalan akan latar belakang sejarah, sosial, dan keagamaan masyarakat Yahudi sangat penting dalam
memahami Perjanjian Lama. Apa yang telah ditulis oleh Denis Green telah memberikan sumbangan yang tidak
kecil bagi referensi pengantar Perjanjian Lama. Pemahaman akan buku ini akan menjadi harta yang sangat
berharga bagi pembelajaran setiap kitab Perjanjian Lama secara khusus. Denis Green telah memberikan
kontribusi yang berharga selama pelayanannya selama beberapa tahun di Indonesia.
BAB I
Latar Belakang
I.ILMU BUMI PERJANJIAN LAMA
A. Daerah Timur Kuno
Daerah kejadian-kejadian Perjanjian Lama pada garis besarnya termasuk lembah utara dan
delta/beting sungai Nil, semenanjung Sinai, Negara-negara Palestina, Fenisia, Aram
(Siria), lembah-lembah singai Efrat. Tigris, dan Negara Persia (Iran). Sekarang seluruh daerah yang
luas itu disebut “Sabit Subur” (Fertile Crescent).
B.Palestina
Tanah palestina atau Kanaan adalah daerah yang terletak di antara Lautan Tengah sebagai Batas dan
Padang Gurun Arab sebagai batas Timur. Batas Utara dan Selatan tidak ditetapkan dengan pasti,
tetapi kira-kira sesuai dengan ucapan yang sering kali terdapat dalam Perjanjian lama, yaitu “dari
Dan sampai Bersyeba’’. Nama “Palestina” berasal dari nama “Filistin” sebab orang-orang itu
menduduki dataran pantai.
1.Sifat Umum _ pada umumnya, tanah Palestina berupa daerah pegunungan. Di antara gunung-
gunung itu,terdapat lembah-lembah yang cukup subur .
2.Bagian-bagian Umum _ Tanah Palestina dengan sendirinya terbagi menjadi empat
bidang dengan arah Utara-Selatan.
(a)”Dataran pantai “, yang menyusur Lautan Tengah dari Gunung Karmel ke Selatan.
(b)”Pegunungan Tengah”, yang mulai dari Libanon dan Mengarah terus ke padang gurun selatan,
dengan Datar Esdralon (Yizreel) di pertengahannya.
(c)”Lembah Yordan”, termasuk Laut Galilea dan Laut Mati.
(d)”Pegunungan Timur”, mulai dari G. Hermon sampai ke tanah Moab.
II.SEJARAH PERJANJIAN LAMA
A.Zaman dari Adam Sampai Abraham
Perlu dikatakan terlebih dahulu bahwa keterangan/ data-data tentang penentuan waktu dalam
zaman ini sangat kurang sekali. Mengenai hal ini perlu disadari bahwa Alkitab tidak dimaksudkan
untuk menjadi suatu catatan kronologis (berturut-turut) yang teliti, mulai dari penciptaan dan
seterusnya.Tujuan Alkitab ialah untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan
dengan tindakan-tindakan Allah terhadap manusia _ misalnya penciptaan manusia yang pertama,
dan selanjutnya urusan Allah dengan manusia, pertama-tama secara umum/menyeluruh, kemudian
melalui satu bangsa , yaitu Israel.
B.Zaman Patriakh-patriakh (kira-kira th.2000_1400 B.C.)
Waktu kejadian-kejadian yang diceritakan dalam Kej. 12-15 tentang para Patriakh tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Oleh sebab itu, tidak ada kemungkinan untuk mencocokkan waktu-waktu
bersejarah dari bangsa lain dengan masa Patriakh-patriakh Israel. Untuk mencoba menentukan
waktu yang lebih pasti untuk Abraham, cara yang biasanya dipakai ialah menghitung ke belakang
mulai dari waktu Keluaran bani Israel dari Mesir.
C.Peristiwa Keluaran
Di sini pun juga perlu diakui adanya beberapa pendapat yang berlainan. Pendapat-pendapat
itu rupanya dapat digolongkan demikian:
1.peristiwa Keluaran terjadi kira-kira th.1450 B.C.
2.Peristiwa Keluaran terjadi kira-kita th.1290 B.C.
D.Zaman Hakim-hakim (kira-kira th.1400_1050 B.C.)
Masa Hakim-hakim ini memang merupakan zaman yang gelap dalam sejarah Israel. Sifat
umum zaman tersebut dapat diringkaskan dengan suatu ucapan dari Hakim-hakim 17:6 “setiap
orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”. Walaupun demikian, beberapa kali
Tuhan membangkit seorang Hakim untuk memerintah, memimpin dan menolong rakyat Israel
supaya dapat lepas dari tangan musuhnya. Walaupun ini boleh disebut zaman kemurtadan, namun
masih terdapat beberapa orang yang beriman. Kisah yang indah itu mengenai Rut, Naomi dan Boas
yang terjadi pada waktu ini mengingatkan kepada para pembaca bahwa pada setiap waktu ada orang
yang percaya kepada Tuhan, walaupun di tengah-tengah masa kegelapan.
E.Zaman Kerajaan Bersatu (kira-kira th.1050_931 B.C.)
Zaman ini adalah zaman yang paling gemilang dan makmur dalam sejarah Israel. Abad-abad
kegelapan dibawah pimpinan Hakim-hakim diganti dengan zaman keemasan ini. Dalam periode
ini Israel mencapai derajat tinggi diantara bangsa-bangsa tetangganya. Rakyatnya maju dalam ilmu
pengetahuan, kesusasteraan, pembangunan dan segala hal yang penting untuk perkembangan yang
baik.
Sebelum itu, bangsa Israel merupakan suatu “teokrasi”; artinya, Israel diperintah langsung
oleh Tuhan (bhs.Yunani “Theos”) melalui seorang pemimpin yang dipilih /ditunjuk oleh Tuhan
sendiri, yaitu raja Saul, Daud dan Salomo.
BAB III
Kitab-kitab Sejarah
Dalam Kitab Suci orang Yahudi, catatan-catatan sejarah Israel termuat dalam dua bagian: pada
bagian Nabi-nabi (Nebhim), terdapat Yosua, Hakim-hakim, I & II Samuel, I & II Raja-raja;pada
bagian Kitab-kitab (Kethubim), terdapat I & II Tawarikh, Ezra dan Nehemia, Rut dan Ester. Harus
selalu diingat juga bahwa urutan kitab-kitab Perjanjian Lama tidak Kronologis (tidak berturut-turut
menurut waktu penulisan).
BAB IV
Kitab-kitab Syair
PENGANTAR _ KESUSASTERAAN HIKMAT
Dari lima kitab Syair, hanya terdapat satu (Kidung Agung) yang tidak mengandung jenis
kesusasteraan yang disebut tulisan-tulisan “hikmat”. Demikian pula kesusasteraan hikmat itu tidak
hanya terdapat dalam kitab Ayub, Mazmur, Amsal dan Pengkhotbah, tetapi terdapat juga dalam
kitab-kitab Sejarah dan kitab-kitab Nabi-nabi.
BAB V
Pengantar Kitab-kitab Para Nabi
Nabi sebagai Ahli sejarah
Perlu diingat bahwa menurut pembagian Perjanjian Lama oleh orang-orang Yahudi, ada empat
kitab yang digolongkan dalam bagian Nabi-nabi Terdahulu yang sekarang ini digolongkan sebagai
kitab-kitab sejarah yaitu Yosua, Hakim-hakim, kitab Samuel dan kitab Raja-raja.