Oleh
Husein Alatas
(Subbagian Nefrologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM)
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ yang rentan terjadi kerusakan akibat pemakaian obat-
obatan maupun zat-zat kimia lainnya.
Hal ini disebabkan karena. 1
1. Ginjal mendapat suplai darah terbesar didalam tubuh manusia
diperbandingkan dengan berat organ ginjal. Tiap ginjal menerima kira-
kira 25 persen dari isi sekuncup jantung. Oleh karena itu pengaliran
obat-obatan ke ginjal tinggi sekali.
2. Mempunyai permukaan endotel yang sangat luas, mulai dari
glomerulus sampai ke tubulus yang dapat menjadi tempat pengendapan
kompleks imun pada proses imunologik
3. Sel tubulus baik pada permukaan baso lateral (bagian dalam)
maupun permukaan luminal (“brush border”) sering kontak dengan obat-
obatan juga intrasel sebagai akibat proses reabsorpsi dan sekresi.
Paparan terhadap obat-obatan bertambah bila fungsi ginjal menurun karena
terjadi perlambatan pada eliminasi obat-obat yang potensial bersifat nefrotoksik.
Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan disfungsi ginjal akibat obat-obatan
adalah perubahan perfusi ginjal, perubahan filtrasi glomerulus, kerusakan sel
tubulus dan obstruksi tubulus.2
Dalam makalah ini akan dibahas pengaruh obat-obat terhadap ginjal khususnya
yang bersifat nefrotoksik dan dibatasi pada obat-obat yang banyak dipakai di
klinik dalam penanggulangan penyakit pada anak.
MEKANISME NEFROTOKSISITAS
1
ad 2. Zat/obat di tubulus bersinggungan dengan permukaan sel tubulus atau
masuk ke sel tubulus pada proses reabsorpsi atau sekresi.
Pada proses ini dapat terjadi :
- kerusakan “brush border”,
- berbagai organel sel
- inaktivasi enzim
yang berakibat kerusakan fungsi sel atau kematian sel ( cell death )
Hal ini terjadi pada efek toksik aminoglikosida, sefaloridin, logam berat dll.
Angka Kejadian
Sampai saat ini belum ada angka yang pasti mengenai insidensi penyakit
ginjal akibat obat. Humes dan Weinberg melaporkan angka 25 % kasus-kasus
gagal ginjal akut dan kronik disebabkan oleh zat nefrotoksik. 3
Jenis kerusakan ginjal akibat obat dapat dilihat pada tabel 1.
Hal-hal yang memudahkan terjadinya kerusakan ginjal dapat dilihat pada tabel 2
2
Nefrotoksin
Pembengkakan
sel Peningkatan kalsium sitosol
dan mitokondria
Gamb 1.
Perubahan biokimia yang menyebabkan disfungsi dan kematian sel akibat obat 2
3
Tabel 1. Kerusakan ginjal akibat obat nefrotoksik.4
Istilah “lama” berarti jenis obat terdahulu, pada jenis-jenis baru jarang dijumpai.
4
OBAT-OBAT ANTI KANKER
CISPLATIN
MEKANISME NEFROTOKSISITAS
GAMBARAN KLINIK
Pada 22 anak yang diberi 180 dosis cisplatin penurunan LFG terjadi secara
progresif pada tiap kali pemberian cisplatin.8
5
Cisplatin menginduksi beberapa fungsi tubulus lainnya, yang paling sering
penyerapan magnesium hingga terjadi hipomagnesemia serta mengurangi
kalsiuria. Hal ini terjadi di lengkung Henle bagian asenden. 8 Selain itu juga dapat
terjadi kebocoran Natrium (hiponatremia), kalium (hipokalemia) dan poliuria
serta peningkatan β-microglobulin yang menunjukkan disfungsi tubulus
proksimal. Nefrotoksisitas berhubungan dengan lama dan dosis pemberian
cisplatin.
Pemberian hidrasi yang cukup, manitol atau cairan garam fisiologis sebelum
pemberian cisplatin mengurangi efek nefrotoksisitas.7
Pemberian Furosemid tidak mempengaruhi efek toksik cisplatin.
Gagal ginjal akut yang terjadi akibat pemberian cisplatin umumnya bersifat
reversibel, tetapi pada beberapa anak dapat berlanjut menjadi gagal ginjal
kronik.
SIKLOFOSFAMID
IFOSFAMID
6
METOTREKSAT
ANTIBIOTIK
AMINOGLIKOSIDA
MEKANISME NEFROTOKSISITAS
7
TOKSITAS KLINIK
BETA LAKTAM
Beta laktam adalah antibiotik yang dapat menembus dinding sel bakteri karena
resisten terhadap enzim bakteri tersebut. Beta laktam bersaudara dengan
golongan penisilin. Umumnya golongan penisilin tidak nefrotoksik tetapi
beberapa sefalosporin dan karbapenem bersifat nefrotoksik.
VANKOMISIN
Dulu dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada 25 % anak, saat ini setelah
dimurnikan menjadi hanya 3 %. Efek nefrotoksik meningkat bila dikombinasi
dengan aminoglikosida.2
SULFONAMIDA
8
golongan sulfa yang paling sering dipakai saat ini adalah kotrimoksazol yaitu
kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol.1
PENISILIN
RIFAMPISIN
AMFOTERISIN B
Amfoterisin B adalah obat anti jamur yang paten bersifat toksik terhadap sel
pada seluruh segmen nefron.
Pada anak kurang toksik dibandingkan orang dewasa.
Efek toksik pada ginjal dapat berupa : penurunan aliran darah ginjal, penurunan
laju filtrasi glomerulus dan defek fungsi tubulus. Dapat ditemukan hipokalemia,
hipomagnesemia dan hipokalsemia. 18
Lama pengobatan diusahakan sependek mungkin untuk mencegah kerusakan
ginjal yang ireversibel. Umumnya azotemia membaik dalam 1-2 bulan. 19
ANTIVIRAL
ASIKLOVIR
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik, tetapi pernah dilaporkan menimbulkan
gagal ginjal akut jangka pendek. Asiklovir difiltrasi glomerulus dan disekresi
tubulus, diduga GGA disebabkan oleh kristalisasi yang kemudian menyumbat
tubulus, oleh karena itu dianjurkan agar dijaga hidrasi yang cukup. 20
SIKLOSPORIN
Siklosporin adalah obat imunosupresif pada pengobatan pasca transplantasi dan
beberapa penyakit autoimun seperti sindrom nefrotik dan nefritis lupus.
9
Jenis terbaru yaitu neoral saat ini lebih banyak dipakai daripada siklosporin, dan
dapat mengurangi dosis pemakaian 2
Pemakaian obat ini biasanya jangka panjang yaitu berbulan-bulan dan bahkan bertahun-
tahun
Pada pemeriksaan patologi anatomi dengan biopsi ginjal dapat ditemukan
sklerosis glomerulus, dan fibrosis interstisial yang bersifat reversibel.
Oleh karena itu pada pemakaian obat ini harus dilakukan pemantauan kadar
siklosporin dalam darah yaitu 100-200 ng/ml dan sebaiknya dilakukan biopsi
ginjal setelah 2 tahun. 21
Obat NSAID ( Non Steroid Anti Inflammatory Drug ) dapat menghambat sintesis
prostaglandin E2 ( PGE2 ) yang berfungsi menyebabkan vasodilatasi lokal di
ginjal, yaitu dengan cara mengikat siklo-oksigenase suatu enzim yang dipakai
untuk memproduksi PGE2. Akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke ginjal
serta penurunan laju filtrasi glomerulus, dan gagal ginjal akut. 22 ( lihat gambar 2)
Pada pemakaian jangka panjang seperti pada pemakaian obat analgesik lainnya
( golongan salisilat dll ) dapat menyebabkan nefritis tubulo interstisial yang
disebut nefropati analgesik. Pada nefropati analgesik juga sering terjadi nekrosis
papila.2 Laporan awal mengenai nefropati analgesik adalah pada penggunaan
kombinasi obat analgesik yang mengandung fenasetin, sehingga berakibat
larangan penggunaan obat tersebut. Tetapi ternyata kejadian nefropati analgesik
tetap terjadi meskipun telah diganti dengan obat acetaminofen dan salisilat.
Gejala nefropati analgesik adalah gangguan konsentrasi tubulus, gangguan
asidifikasi dan kadang-kadang disertai kebocoran natrium ( salt loosing ).
Proteinuria ditemukan positif + atau ++ dan piuria steril kadang-kadang disertai
hematuria. Nefropati analgesik bersifat progresif lambat dan dapat berlanjut
menjadi gagal ginjal kronik.
National Kidney Foundation melaporkan bahwa pada penggunaan asetaminofen
yang sekali-sekali pada penyakit demam atau penggunaan salisilat ( aspirin )
dosis rendah pada pencegahan penyakit jantung koroner tidak menyebabkan
nefropati analgesik.23
Pada ibu hamil, endometasin salah satu NSAID tidak boleh diberikan karena
efeknya yang menghambat prostaglandin dapat menyebabkan vasokonstriksi
10
pembuluh darah ginjal dan terjadi oliguria, edema, hiperkalemia dan kadang-
kadang berakibat fatal.24
Fosfolipid
Asam Arakidonat
Siklo-oksigenase
PGG2
PGH2
Vasodilator Vasokonstriktor
Natriuretik Trombotik
Antitrombotik
ACEI a.l kaptopril, inalapril dll dalam nefrologi sering dipakai untuk obat
antihipertensi dan pada keadaan proteinuria persisten seperti pada sindrom
nefrotik yang sudah tidak mempan dengan kortikosteroid, sitostatika, siklosporin
dipakai untuk mengurangi proteinuria. Meskipun biasanya hasilnya baik, tetapi
pada keadaan hemodinamik yang tidak stabil terutama neonatus dengan
penyakit berat harus berhati-hati karena dapat menimbulkan gagal ginjal akut. 25
Demikian juga pada anak dengan stenosis a. renalis bilateral atau unilateral 26
tetapi dengan ginjal hanya satu ( single kidney ). ACE inhibitor mempunyai efek
vasodilator arteriol eferen, hingga aliran darah di glomerulus menjadi lebih cepat
dan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dan pengurangan proteinuria. Pada
11
stenosis arteri renalis unilateral atau pada hipertensi umumnya hal ini dapat
dikompensasi ginjal yang sehat dan memang bersifat sementara. Tetapi pada
stenosis arteri renalis bilateral kompensasi tidak dapat dilakukan hingga terjadi
gagal ginjal akut. Bila obat cepat dihentikan GGA bersifat reversibel.
Pemberian ACE inhibitor merupakan kontraindikasi pada wanita hamil karena
dapat melewati sawar placenta masuk ke tubuh janin dan mengakibatkan janin
pada waktu dilahirkan dapat terjadi anuria yang dapat berakibat kematian. 27
Meskipun jarang ACE inhibitor pernah dilaporkan dapat menyebabkan terjadinya
sindrom nefrotik.
ZAT KONTRAS
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Tune BM, Reznik VM, Mendoza SA. Renal complication of drug
therapy. Dalam : Holliday MA, Barratt TM, Avner ED, penyunting.
Pediatric Nephrology, Edisi ke 3, Baltimore : Williams & Wilkins,
1994:1212-26
2. Chesney RW, Jones DP. Drug nephrotoxicity. Dalam : Barratt TM,
Avner ED, Harmon WE, penyunting. Pediatric Nephrology. Edisi ke 4,
Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins. 1999;1067-78
3. Humes HD, Weinburg JM. Toxic Nephropathies. Dalam: Brenner
BM, Rector FC, penyunting. Philadelphia: WB Saunders Co. 1986; 1491-
532
4. Cafruny EJ, Feinfield DA, Schwartz GJ, Spitzer A. Effects of Drugs,
Toxins and Heavy metals on the Kidney. Dalam: Edelmann CM Jr,
penyunting, Pediatric Kidney Disease, Edisi 2, Boston : Little Brown Co
1992; 1707-26
5. Gordon JA, Gattone YH. Mitochondrial alterations in cisplatin
induced acute renal failure. Am J Physiol 1986;250. E991-F998
6. Safirstein R, Winstorn J, Glodstein M dkk. Cisplatin nephrotoxicity.
Am J Kidney Dis 1986;8:356-67
7. Womer RB, Pritchard J. Barratt TM. Renal toxicity of cisplatin in
children. J Pediatr 1985; 106:659-63
8. Bock PR, Kolioskas DE, Barratt TM dkk. Partial reversibility of
cisplatin nephrotoxicity in children. J Pediatr 1991:118. 531-34
9. Dos Santos OFP, Boim MA, Barros EJG, Schor N. Rule of platelet
activating factor in gentamicin and cisplatin nephrotoxicity.Kidney Int
1991;40:742-47
10. Shure R, Greenberg M, Geary D, Koren G. Ifosfamide-induced
nephrotoxicity in children.Pediatr Nephrol 1992;6:162-65
11. Sturgill BC, Bolton WK. Iatrogenic renal disease. Pathol Ann 1985;
20: 247-79
12. Mendoza SA. Nephrotoxic drugs. Pediatr Nephrol 1988;2: 466-476
13. Hames HD. Aminoglycoside nephrotoxicity. Kidney Int 1988 ; 33:
900-11
14. De Broe ME, Paulus GJ, Verpooten GA dkk. Early effects of
gentamycin, tobramycin and amikacin on the human kidney. Kidney Int
1984; 25: 643-52
15. Hayani KC, Hatzopoulos FK. Frank AL dkk. Pharmacokinetics of
once daily dosing of gentamycin in neonates. J. Pediatr 1997;131:76-80
16. Balfour JA, Bryson HM, Broyden RM dkk. Imipenem/Cilastatin: an
update of its antibacterial activity, pharmacokinetics and therapeutics
eficacy in the treatment of serious infections. Drugs 1996;51:99-136
13
17. Flynn CT, Rainford DJ, Hupe E. Acute renal failure and rifampicin,
danger of unsupected intermittent dosage. Br Med J 1974;2:482
18. Cheng JT, Witty RT, Robinson RR dkk. Amphotherisin B
nephrotoxicity : increased renal resistance and tubular permeability.
Kidney Int 1982;22:626-33
19. Fisher MA, Talbot GH, Meislin G dkk. Risk factors of Amphotericin-B
associated nephrotoxicity. Am J Med 1989;87: 547-52
20. Biancetti MG, Rocult C, Vetliker 077. Acyclovir-induced renal failure:
course and risk factors. Pediatr Nephrol 1991;5:238-239
21. Hoyer PF, Brodell J, Ehrlich JHH dkk. Practical aspects in the use of
cyclosporin in pediatric nephrology. Pediatr Nephrol 1991;5:630-38
22. Seyberth HW, Konhardt A, Tonshoft B dkk. Prostanoids in
paediatric kidney disease. Pediatr Nephrol 1991;5:639-49
23. Palmer BF, Henrich WL. Nephrotoxicity of Non Steroidal
antiinflamatory agents, Analgesics and Angiotensin-Converting enzyme
inhibitors. Dalam: Schrier RW, penyunting. Disease of the Kidney and
Urinary tract. Edisi 7. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins.
2001:1189-1209.
24. Veersama D, De Jong PA, Van Wijck Jam. Fetal and neonatal effect
of endometasin. J Obstet Gynecol 1985;153:926-27
25. Tack ED, Periman JM. Renal failure in sick hypertensive premature
infants receiving captopril therapy. J. Pediatr 1988;112:805-10
26. Hricik DE, Browning PJ, Kopelman R dkk. Captopril induced
fungsional renal insufficiency in patients with bilateral renal artery
stenosis or renal artery stenosis in a solitary kidney. N Engl J Med
1983;308:373-76
27. Rothberg AD, Lorentz R. Can captopril cause fetal and neonatal
renal failure ? Pediatr pharmacol 1984;4:189-92
28. Barret BJ. Contrast nephrotoxcity. J Am Soc Nephrol 1994; 5: 125-
37
29. Vari RC, Nata rajan LA, Whitescarver SA dkk. Induction, Prevention
and mechanisms of contrast media induced acute renal failure. Kidney
Int. 1988;33:699-707
30. Postletwaite AE, Kelley WN. Uricosuria effect of radiocontrast
agents. A study in man of four commonly used preparations. Ann Intern
Med 1971;74:845-52
31. Brezis M, Cronin RE. Radiocontrast Media-Induced Acute Renal
Failure. Dalam Schier RW, Penyunting. Diseases of the Kidney and
Urinary tract. Edisi ke 7, Philadelphia: Lippincolt, Williams and Wilkins
2001: 1211-23
14
15