Akhlaq Perawat Muslim PDF
Akhlaq Perawat Muslim PDF
A. Pendahuluan
Setelah Rasulullah menyampaikan risallah Islam banyak tokoh-tokoh islam di bidang ilmu
pengetahuan seperti Filsafat, Astronomi, Matematika dan bahkan di bidang kesehatan. Dibidang
kesehatan muncul beberapa tokoh antara lain Ibnu Qoyyim Al-Jauzy, Ibnu Sina (Avicenna ), Abu
bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi ( Ar-Razi ), Imam al Ghazali, Abu Raihan Muhammad Al-Biruni dan tak
ketinggalan untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasullulloh
untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al-Asalmiya,
Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya baik di jaman rasul maupun sesudah
kerasulan.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang
tinggal di Madinah, lahir di Yasthrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama
kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat membantu ayahnya. Pada saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya
merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat dalam
keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan merawat korban
yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan saat perang dan Rasulullah
SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia. Rufaidah juga melatih
beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin
kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan
rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita
gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini
penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan ( human touch )
jadi seimbang.
b. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin
agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan
kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan
penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan atau
tindakan keperawatan.
Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita membukanya
sama saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati.
Allah SWT Berfirman:
َ يَا أَيُّهَا اَّل ِييَ آ َمنُو جْ تَنِبُو َكثِي ًر مِيَ الَّليِّن ِ َّل َ ْ َ الَّليِّن ِ ْ ٌم ۖ َ َ تَ َج َّلسسُو َ َ يَ ْ تَ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ًا ۚ أَيُ ِ ُّ أَ َ ُ ُك ْ أَ ْ يَ ْ ُك
اَ ْ َ أَ ِ ي ِي َم ْيتًا َ َِر ْتُ ُ ووُ ۚ َ تَّلقُو َّل َ ۚ ِ َّل َّل َ تَ َّلو اٌم َ ِ ي ٌم
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang lain dan
jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seseorang
diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi
Maha Penyayang”(QS. Al-Hujurat ayat 12)
c. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator antara
klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan
perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat
dalam islam harus memberikan dukungan.
Sumbangkan Ilmu pengetahuan, sedikitpun jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan
pengalaman yang kita miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya, pengalamannya
dan kemampuannya. Kita harus amanah dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara
menyalurkannya untuk membantu orang lain.
3) Belas Kasih
Belas kasih dalam merawat pasien, yakni sikap simpati terhadap penderitaan orang lain sehingga
menimbulkan kesungguhan untuk menolong.
Rasulullah SAW bersabda :
“Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit mengasihani kamu” (HR Abu
Dawud).
Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang perlu kita hadirkan salah satunya
bersikaplah sangat sopan dan penuh penghormatan jika Rasulullah SAW berbincang dengan para
sahabatnya, beliau selalu berusaha menghormatinya sebagai perawat kita yang wajib
mencontoh, berilah penghormatan kepada pasien dengan cara perhatian, cara mengobatinya,
mendengarkan keluhannya dan sebagainya. Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang
dan belas kasihan seseorang perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya. Senangkan
Perasaannya selalu memujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil
kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga pasien yang dipuji teringat akan asal muasal nikmat
yang diraihnya walaupun dalam keadaan sakit. Selalu mendo’akan agar Allah menyempurnakan
ganjaran kebaikan terhadapnya dan mendo’akan untuk kesembuhannya.
ُل
َم َم َمر َمو َم َمف َمر إِميَّس َمذا َمِما َما ِم يْل َم ْلل ِمم ْلا ِم
ُلور َمو َما َم يْل
Artinya: Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS. Asy Syura: 43)
5) Bersikap Tenang
Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti yakni seksama, dengan hati-hati
sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien.
“Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga Allah
menjalankan kepada engkau jalan keluar”
7) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun Rohani
Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari sifat-sifat :
hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya
dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan
ucapan yang menyenangkan. Tubuh dan pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih,
rapih, sederhana dan tidak berlebihan dalam ber make up atau memakai perhiasan.
Allah SWT berfirman:
َمو َّس ُل ُل ِمح ُّ ْلا َّس
ُلطه ِمِّر َمي
Artinya: “Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”.
Beberapa peran perawat dalam membimbing pasien praktek ibadah sehari-hari antara lain :
1. Membimbing Pasien Untuk Berwudhu atau Bertayamum (Thaharah)
Seorang perawat harus memiliki rasa perhatian penuh terhadap pasien, bahkan perawatpun
harus mapan dalam membantu pasien saat bersuci. Pada saat hendak melaksanakan ibadah
maka perawat harus bisa membantu pasien untuk bersuci (thaharah) terlebih dahulu. Thaharah
hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan sunah. Pertama yang harus dilakukan oleh perawat
membimbing pasien untuk berwudhu, bila pasien tidak mampu, perawat yang akan membantu
untuk melakukan tayamum. Tayamum adalah bentuk thaharah (bersuci) sebagai pengganti
wudhu dan mandi untuk menghilangkan hadas. Tayamum dilakukan ketika wudhu dan mandi
tidak dapat dilaksanakan.
Allah Ta’ala berfirman:
ْلي ۚ َموإِميْل ُلك ْل ُلت ْلم َما َم ُّ هَما اَّس ِمذ يَم َم ُلو إِم َمذ ُل ْل ُلت ْلم إِم َماى ا َّس َم ِم َمفا ْل سِم ُلو وُل جُلو َمه ُلك ْلم َمو َم ْل ِمد َم ُلك ْلم إِم َماى ْلا َمرَم فِم ِم َمو ْل سَم حُلو ِم ُلراُلوسِم ُلك ْلم َمو َمرْل ُلج َم ُلك ْلم إِم َماى ْلا َمكعْل َم ِم
اط َّسهرُلو ۚ َموإِميْل ُلك ْل ُلت ْلم َم رْل َم ى َم ْلو َم َمى سَم َمف ٍرر َم ْلو جَم ا َما َمحَم ٌود ِم ْل ُلك ْلم ِميَم ْلا َم ااِمطِم َم ْلو َم َم سْل ُلت ُلم ا ِّ سَم ا َما َمف َم ْلم َمت ِمجدُلو َما ًا َمف َمت َم َّس ُلو َم ِمع ًد َمط ِّ ًا ُلج ُل ًا َمف َّس
ُلويَم ركُل ْل
ش َم
ت م ُل
ك َّس َم
ا م ُل
ك ْل َم ُل
ِّرَم ْل َم َّس َم َم ْل عَم ْلَم
ت ِمعْل م ت
ِم ُل ا
ِم و م ُل
ك ه َم
ُلط ا
ِم ُل
د ُلر ِميْل
ك َم
ا و ِميْل م ُل
ك ْل َم
ُل َم عَم َم َم ْل حَم رَم ٍر َم جْل ا
ِم َّس ُل
د ُلر َما ۚ ُل ْل ِم م
ْل ُل
ك د
ِم ْل َم و م
ْل َم ُل
ك ه
ِم ُلو
ج وُل ِم ُلو
ح سَم ْل ا َم
ف
ِم ِم
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur”. (QS. Al-Maidah : 6)
َمفإِم َمذ َم َم ْل ُلت ُلم ا َّس َم َم َمف ْلاذ ُلكرُلو َّس َم ِم َما ًا َمو ُلعُلو ًد َمو َم َمى ُلج ُلو ِم ُلك ْلم ۚ َمفإِم َمذ ْلط َم ْل َم ْل ُلت ْلم َمف َم ِم ُلو ا َّس َم َم ۚ إِميَّس ا َّس َم َم َمكا َم ْل
و َم َمى ْلا ُل ْل ِم ِم يَم
ِمك َمتا ًا ْلَمو ُلو ًتا
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q. S. An-Nisa’: 103)
Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka bisa dengan posisi duduk,
jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa melakukan dalam posisi berbaring dengan
menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan
solatnya dalam hati.
Begitulah Allah SWT menguji manusia ( dengan sakit ) , untuk melihat siapa di antara hamba-Nya
yang memang benar-benar berada dalam keimanan dan kesabaran. Karena sesungguhnya iman
bukanlah sekedar ikrar yang diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati
dan teraplikasian dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan. Allah SWT menegaskan bahwa
Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman
ُل
َمو َما َم يْل َم َمرَم َمو َم َمفرَم إِميَّس َمذاِماَم َما ِميْل ْلَمل ِمم ْلا ِم
ُلور
Artinya: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (QS. Asy Syura: 43)
إِم َّس ُل َم َم ْل َم ُل ِميْل رَم ْلو ِم َّس ِم إِم َّس ْلا َمق ْلو ُلم ْلا َمكافِمرُلويَم
Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS.
Yusuf: 87)
Rasulluloh bersabda:
”Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam
menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan
ibunya” .(HR. Hakim)
7. Sebelum Pasien Pulang, Perawat Membimbing Pasien dan Keluarga Untuk Berdoa (Mensyukuri
Nikmat Sembuh)
pasien pulang
ا ا و سااا ت ام اعاف و سااا دو م اعاف و سااا ورل ا و سعا و اعاف ي ج ا هم ي سااا فرجا ر ا و ر ج
اهلل اع ي اعظ م اشكر ي اعاف و سااا ا ي ي ا ا و حو و و
Artinya: “Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat,
kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon
kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku
memohon kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak
ada daya dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha
besar”. Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan
Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the
human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami
hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan
dengan membawa cahaya.” (Q.S. Al-An’am:122)
F. Rangkuman
Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah Sakit terutama dalam
perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung
Rumah Sakit. Tenaga kesehatan Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat. Peran tenaga
kesehatan dalam hal ini perawat muslim dikenal dengan istilah care giver, yaitu peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai
individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai
comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator. seorang perawat selalu
dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki sikap
Ikhlas, Ramah dan Santun, Belas Kasih, Sabar dan Tak Lekas Marah, Bersikap Tenan, Kuat
Menyimpan Rahasia, Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun Rohani , Penampilan yang
Menyenangkan dan Mempunyai Sifat Pengabdian Pada Profesi.
References
Al qur anul Kharim
Aenurrohim Faqih, Bimbingan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Perss, 2001. Hlm. 37
Ahmad Watikan Pratikna dan Abdussalam Sofro, Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV
Rajawali, 1996. Hlm. 260-261.
Aidh Al Qarni, La-Tahzan (Terjemah Samson Rahman), Jakarta: Qitsi perss, 2004.
Al-Ju’aisin, Abdullah bin Ali, 2003, Kado Untuk Orang Sakit, terjemahan.
Al-Allaf, Abdullah Ahmad, 2008, 1001 Cara Berdakwah, terj. Ardiansyah Ashri Hussein, Surakarta:
Ziyad.
Al Masaa-il jilid 1, Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darus Sunnah Press, Cet.5. tahun 2005
Al Qarni, Aidh., La-Tahzan (Terjemah Samson Rahman), Jakarta: Qitsi perss, 2004.
Amin, Samsul Munir, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah.
Arifin, H.M., 1977, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah dan
di Luar Sekolah, Jakarta: Bulan Bintang
Arifin, H.M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Tayaran
Press, 1982.
Arifin, Isep Zainal, 2009, Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Aziz, Moh. Ali , 2004, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana.
Basit, Abdul , 2005, Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baedi Bukhori, Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap, Semarang:
Walisongo, 2005. .
Bukhori, Baedi., Upaya Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian bagi Pasien Rawat Inap,
Semarang: Walisongo, 2005.
Dadang Hawari, Prof. Dr., Psikiater, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (PT Dana
Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta), Juni, 2004
Darojat, Zakiah, 1982, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang
Djamaluddin Ahmad al-Buny, Yogyakarta: Mitra Pustaka
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. 2009. Bandung: PT Remaja Rosda.
Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. Fikih kesehatan. Penerbit Serambi. Jakarta. 2007
Fathul Majid syarh kitabit tauhid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh
Fatahillah, Muhammad ,1997, Terapi Stress Secara Islami, Surakarta: Ma’sum Press
Faqih, Aenurrohim., Bimbingan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Perss, 2001.
Fuad Abdul Aziz Asy Syalhub (2006), Etika Menjenguk Orang Sakit, , Pustaka Elba, Cet.1,
Hadits Qudsi Shahihain (Bukhari Muslim), (2006), Irfan bin Salim ad Dimasyqi, Media Hidayah,
Cet.1,
H. Jalaluddin, Prof., Dr., Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan
Prinsip-prinsip Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), Edisi Revisi, Cetakan ke-9,
2005
Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009).
H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Tayaran
Press, 1982. Hlm. 2.
HR. Baihaqi
HR. Muslim
HR. Ahmad, At-Tirmidzi,
HR. Al-Bukhari
Ikhsan, Ahmad Juntika Nur, 2006, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan,
Bandung: Refika Aditama
Ilmiyah, Bairut. Aiman bin Abdul fatah, Pegobatan dan penyembuhan menurut wahyu nabi, cet I.
Jakarta.
Imam Nawawi Hisnul Muslim (Kumpulan Doa Dalam Al-Qur‟an & Al-Hadits), oleh Said Bin Ali Bin
Wahf Al-Qahthani
Jaya, Yahya., Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama, 1994.
Komarudin (ed.) et.al., 2008, Dakwah dan Konseling Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Moh.Rifa‟I .2012. “Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”.Semarang: PT.Karya Toha Putra
Mubarok, Achmad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Munir , M. dan Wahyu Ilaihi, 2006, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media.
Mahmud, Muhammad dan Abdullah, 1998, Do`a Sebagai Penyembuh, Bandung: al-Bayan
Musnamar, Thohari, 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta:
UII Press
Musfir bin Said Az zahrani, Konseling Terapi, Jakarta: Gema Insani, 2005.
Mutiara faidah kitab tauhid, Ustadz Abu Isa, Pustaka Muslim
M. Sholihin, Dr., M. Ag. Terapi Sufistik, Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Prespektif Tasawuf,
(Pustaka Setia: Bandung), Nop., 2004
Nizar D, Muhammad. 2002. Hidup Sehat & Bersih Ala Nabi. Jakarta: Hikmah.
Pandi W, Emma. 2010. Sehat Cara Al-Qur‟an & Hadis. Jakarta: Hikmah.
Pratikna, Ahmad Watikan dan Sofro, Abdussalam., Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV
Rajawali, 1996. .
Ritoga, A. Rahman, M.A. Dr. Zainuddin, M.A, Fiqh Ibadah, ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002),
Riyadhus Sholihin(terjemah).
Said bin Ali bin Wahf al Qahthani, Maktabah AL Hanif (2005) Doa & Dzikir Nabi, , cet.1,
Salim. Samsudin,. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Medis dan
Spiritual di Rumah Sakit, Semarang: 2005.
Samsudin, Salim., Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Medis dan
Spiritual di Rumah Sakit, Semarang: 2005.
Susan B. Bastable. “Perawat sebagai Pendidik” . Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Sayyid Sabiq. Fiqh Ibadah. Darul Fath. Jakarta. 2010
Syaikh Muhammad bin Ibrahim at Tuwaijiri (2007), Ensiklopedi Islam Al Kamil, , Darus Sunnah
Press, Cet.3,
Syaikh Ibrahim bin Jarullah Al-Jarullah, Media muslim.info : Al-Hadiqatul Yani‟ah minal „Ulumin
Nafi‟ah, 2. Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari, oleh Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan.
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz, Hukmu Sihr Wal Kihanah , cet II
Yahya Jaya, (1994), Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama,.
".pdf"