Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap Negara yang sudah berdaulat dan merdeka tentu


mempunyai cita cita dan tujuan yang dirancang dan harus diwujudkan.
Begitu juga dengan Negara Indonesia mempunyai cita – cita dan
tujuan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam mewujudkan cita cita dan tujuan bangsa Indonesia


sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Pemerintah sebagai pelaksana
dalam mencapai cita cita tersebut memerlukan Aparatur Sipil Negara
(ASN) untuk membantu mewujudkan cita cita tersebut. Menurut UU
Nomor 5 Tahun 2014, seorang ASN diharuskan memiliki kompetensi.
Selain kompetensi ASN juga harus memiliki integritas, professional,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila Dan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

ASN memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola dan


mengarahkan pembangunan. Sejumlah keputusan-keputusan
strategis mulai dari memformulasi kebijakan sampai pada
penetapannya dalam berbagai sektor pembangunan ditetapkan oleh
ASN. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN

1
yang profesional, yaitu ASN yang mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien.Tugas dan peranan ASN yang
begitu penting tersebut menjadi alasan utama untuk meningkatkan
kinerja ASN lebih optimal dan berorientasi pada kesejahteraan
masyarakat. Untuk membentuk sosok ASN tersebut, berdasarkan UU
No 12 Tahun 2018 dari awal diperlukan pelaksanaan pembinaan
melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan (Latsar).

Salah satu bentuk penugasan dalam Pelatihan Dasar ini adalah


menyusun dokumen atau laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
ASN yang terdapat pada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di
tempat kerja masing-masing (dalam hal ini tempat kerja penulis di
Pengadilan Negeri Bangko). Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima
nilai dasar profesi ASN tersebut sebelumnya dipelajari dan dipahami
oleh para peserta Pelatihan Dasar melalui proses pembelajaran di
Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

Mahkamah Agung kembali berinovasi dalam pembaharuan


peradilan dengan dikeluarkannya aplikasi e-Court. Aplikasi e-Court
merupakan perwujudan dari implementasi peraturan Mahkamah
Agung Nomor 03 tahun 2018 yaitu Administrasi Perkara di Pengadilan
secara Elektronik. E-court adalah layanan bagi pengguna terdaftar
untuk pendaftran perkara secara online (e-Filing), mendapat taksiran
panjar biaya perkara secara online, pembayaran secara online (e-
Payment) dan pemanggilan yang dilakukan dengan saluran elektronik
(e-Summons).

Pengadilan Negeri Bangko, yang terletak di kabupaten


Merangin ini sudah memberikan informasi mengenai pelaksanaan e-

2
court melalui sosialisasi di Pengadilan Negeri Bangko, Sosialisasi
melalui Radio, Website, dan Brosur. Namun ketika penulis berkunjung,
melihat dan bertanya mengenai informasi pelaksanaan e-Court di
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, belum adanya fasilitas tambahan
untuk membantu para pihak berperkara yang ingin memanfaatkan
layanan informasi dan administrasi perkara secara elektronik,
sehingga penulis tertarik untuk membahas hal ini. Berdasarkan
uraian di atas, penulis sebagai calon Pegawai Negeri Sipil,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dengan membangun
“Optimalisasi Pemberian informasi tentang Pelaksanaan e-
Court”.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk diterapkannya mekanisme pelayanan pojok e-court di


Pengadilan Negeri Bangko;
b. Untuk meningkatkan pelayanan informasi pelaksanaan e-court
di Pengadilan Negeri Bangko;
c. Untuk meningkatkan kenyamanan tamu di Pengadilan Negeri
Bangko.
2. Manfaat

a. Bagi penulis

 Bagi penulis sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan


dasar CPNS golongan III
 Menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam
menyusun proses aktualisasi serta dampak dari proses
aktualisasi tersebut di satuan kerjanya.
 Dapat memahami nilai-nilai dasar ASN sebagai penunjang
dalam proses kegiatan aktualisasi dan menerapkannya di

3
Unit satuan kerja masing-masing agar memberikan
pelayanan yang baik;
b. Bagi instansi
1) Mendukung perbaikan kinerja organisasi unit kerja
peserta.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik. Meningkatkan
pelayanan prima.
c. Bagi masyarakat umum sebagai bacaan yang bermanfaat.

C. Ruang Lingkup
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sub Bagian Kepaniteraan
Perdata di Pengadilan Negeri Bangko, dari tanggal 28 Agustus 2019
s/d 01 Oktober 2019. Ruang lingkup dari kegiatan aktualisasi ini
dibatasi pada kegiatan menyangkut core issue, yaitu menyediakan
meja, kursi dan perangkat untuk pojok e-Court, membuat banner
petunjuk pendaftaran melalui e-Court, menunjuk petugas di pojok e-
Court untuk memberikan informasi pendaftaran perkara secara
elektronik, melakukan sosialisasi langsung mengenai pojok e-Court
pada advokad dan mengevaluasi hasil kegiatan.

4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi

1.1. Sejarah Berdirinya

Pada awalnya Pengadilan Negeri Bangko


merupakan satu kesatuan dengan Pengadilan Negeri
Muaro Bungo. Kemudian Kabupaten Sarolangun Bangko
(Sarko) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1965 sehingga akhirnya dibentuklah Pengadilan
Negeri Bangko yang berkedudukan di Kota Bangko
sebagai Ibukota Kabupaten Sarolangun pada waktu itu.
Gedung Pengadilan Negeri Bangko diresmikan
pemakaiannya pada tanggal 17 Juni 1982 oleh Ketua
Pengadilan Tinggi Palembang Bapak R. Soekamto
Poerwopoetranto, S.H.

Dengan Undang-Undang tersebut Kabupaten


Merangin dikembangkan menjadi dua kabupaten yaitu;

1. Kabupaten Muaro Bungo yang berkedudukan di


Muaro Bungo;

2. Kabupaten Sarolangun Bangko yang berkedudukan di


Bangko.

Kemudian Kabupaten Sarolangun di bentuk


berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Sarko

5
yang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1967.

Dengan terbentuknya Kabupaten Sarolangun ini


dan telah berdirinya bangunan Pengadilan Negeri
Sarolangun maka wilayah hukum Pengadilan Negeri
Bangko hanya di wilayah Merangin dan sekitarnya.
Pengadilan Negeri Sarolangun menempati gedung
sendiri pada tahun 2007. Mahkamah Agung sebagai
pengadilan tertinggi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2009.

Pengadilan Negeri Bangko adalah lembaga


peradilan tingkat pertama yang bertugas melaksanakan
penegakan hukum dengan wilayah meliputi Kabupaten
Merangin di Propinsi Jambi dan merupakan bagian dari
Mahkamah Agung sebagai Lembaga Peradilan Tertinggi
di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
mengemban Amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
24, serta pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undnag
Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Sebagai bagian dari Mahkamah Agung, Pengadilan
Negeri Bangko berkewajiban untuk mewujudkan apa
yang menjadi visi-misi dan program dari Mahkamah
Agung sehingga tercapainya Badan Peradilan yang
agung.

1.1.1. Tugas Dan Fungsi

Tugas Pokok Pengadilan Negeri Bangko sebagai


Pengadilan Tingkat Pertama adalah Menerima,

6
Memeriksa, Memutus dan menyelesaikan sengketa
perkara di Tingkat Pertama sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi Pengadilan Negeri Bangko Untuk


melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Pengadilan
Negeri Bangko mempunyai fungsi antara lain sebagai
berikut:

a. Fungsi mengadili (Judicial Power), yakni


memeriksa dan mengadili perkara yang menjadi
wewenang Pengadilan Negeri Tingkat Pertama
di wilayah hukumnya.
b. Fungsi Administrasi, yaitu menyelenggarakan
administrasi Umum, Keuangan dan
Kepegawaian serta lainnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok Teknis Peradilan dan
Administrasi peradilan.
c. Fungsi Pengelolaan Barang milik0kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Fungsi pengawasan internal dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya.
e. Fungsi Penyampaian Laporan hasil evaluasi,
saran dan pertimbangan dibidang tugas dan
fungsinya kepada Pengadilan Tinggi Jambi.
f. Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan
pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada
Peagawai Pengadilan Negeri Bangko, baik
menyangkut teknis yustisial. Administrasi
peradilan maupun administrasi umum.

7
8
1. Ketua dan Wakil Ketua
a. Ketua mengatur pembagian tugas para Hakim, pembagian
berkas perkara dan surat-surat lain yang berhubungan
dengan perkara yang diajukan kepada Majelis Hakim untuk
diselesaikan;
b. Mengadakan pengawasan dan pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Pejabat Struktural
dan Fungsional, serta perangkat administrasi peradilan di
daerah hukumnya;
c. Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara
dengan wajar dan seksama.

2. Majelis Hakim
Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah
hukumnya.

3. Panitera
a. Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara,
dan mengatur tugas Wakil Panitera, para Panitera Muda,
Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian
teknis Pengadilan Negeri Tapak Tuan;
b. Panitera bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya persidangan;
c. Panitera membuat daftar perkara-perkara perdata dan
pidana yang diterima di Kepaniteraan;
d. Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan
undang-undang yang berlaku;
e. Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas
perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya

9
perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga,
barang bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di
kepaniteraan;
f. Dalam perkara perdata, Panitera bertugas melaksanakan
putusan Pengadilan.

4. Sekretaris
a. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas di bidang
Administrasi Umum/Kesekretariatan;
b. Mengkoordinir tugas-tugas Kepala Sub Bagian Umum,
Kepegawaian dan Keuangan;
c. Sekretaris sebagai pejabat pembuat komitmen/penanggung
jawab kegiatan bertugas;
d. Membuat dan menandatangani kontrak/SPK dan surat-
surat lain yang berhubungan dengan pengadaan
barang/jasa atau membuat perikatan dengan pihak
penyedia barang/jasa yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja;
e. Menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap dan benar
serta membuat dan menandatangani Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) yang dikirimkan ke Kuasa Pengguna
Anggaran kemudian diteruskan kepada Sub Bagian
Keuangan;
f. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan
secara berkala;
g. Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi umum,
mengatur tugas Wakil Sekretaris, para Kepala Sub Bagian,
serta seluruh pelaksana di bagian Kesekretariatan
Pengadilan Negeri Tapak Tuan;
h. Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung
jawab atas penggunaan anggaran;

10
i. Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Barang bertanggung
jawab atas keberadaan dan pemanfaatan barang milik
negara (BMN).

5. Panitera Muda Perdata


a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan;
b. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan
persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan
masalah perkara perdata;
c. Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima
di Kepaniteraan Perdata;
d. Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang
berperkara bila diminta;
e. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding,
kasasi atau peninjauan kembali;
f. Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera
Muda Hukum.

6. Panitera Muda Pidana


a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan;
b. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan
persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan
masalah perkara pidana;
c. Memberi nomor register pada setiap perkara yang diterima
di Kepaniteraan Pidana;

11
d. Menyerahkan salinan putusan kepada Jaksa, Terdakwa
atau kuasanya dan Lembaga Pemasyarakatan apabila
Terdakwa ditahan;
e. Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan banding,
kasasi atau peninjauan kembali;
f. Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera
Muda Hukum.

7. Panitera Muda Hukum


a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan;
b. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan
statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan
arsip berkas perkara dan tugas lain yang diberikan
berdasarkan peraturan yang berlaku.

8. Panitera Pengganti
a. Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan;
b. Membuat berita acara persidangan;
c. Membantu Hakim dalam Melaporkan kepada Panitera
Muda bersangkutan berkenaan dengan penundaan hari
sidang, perkara yang sudah putus berikut amar
putusannya;
d. Membuat penetapan hari sidang;
e. Membuat penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan
dari tahanan atau dirubah jenis penahanannya;
f. Mengetik putusan;
g. Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda
bersangkutan bila telah selesai diminutasikan.

12
9. Jurusita/Jurusita Pengganti
a. Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua
Pengadilan, Ketua Sidang dan Panitera;
b. Melaksanakan pemanggilan atas perintah Ketua
Pengadilan atau atas perintah Hakim;
c. Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-
teguran, protes-protes dan pemberitahuan Putusan
Pengadilan menurut cara-cara berdasarkan ketentuan
Undang-Undang;
d. Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan dan
dengan teliti melihat lokasi batas-batas tanah yang disita
beserta surat-surat yang sah apabila menyita tanah;
e. Membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya
diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
antara lain kepada BPN setempat bila terjadi penyitaan
sebidang tanah.

10. Sub Bagian Umum & Keuangan


a. Mencatat dan mendistribusikan surat-surat masuk dan
surat-surat keluar;
b. Menyelenggarakan pengadaan barang persediaan untuk
keperluan operasional kantor;
c. Menyimpan dan memelihara surat-surat bukti kepemilikan
Barang Milik Negara;
d. Menyelenggarakan administrasi Persediaan dan Barang
Milik Negara serta Membuat Laporan Barang Milik Negara
Semester dan Tahunan;
e. Menyelenggarakan perawatan pelengkapan kantor dan
gedung kantor sesuai dengan rencana dan anggaran yang
telah ditetapkan;

13
f. Mengkoordinir dan mengawasi keamanan kantor dengan
bekerja sama baik dengan pengamanan internal maupun
dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan operasional kantor;
g. Mengkoordinir dan mengawasi kebersihan halaman dan
gedung kantor;
h. Menyelenggarakan administrasi perpustakaan;
i. Menyusun Rencana Kegiatan dan Penarikan Dana pada
tahun berjalan;
j. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran untuk tahun
anggaran berikutnya;
k. Menerima dan menguji SPP beserta kelengkapannya untuk
kemudian menerbitkan SPM;
l. Melaksanakan tugas perbendaharaan yang bersumber dari
PNBP dan APBN (DIPA);
m. Membuat laporan keuangan secara periodik (Bulanan,
Triwulanan, Semesteran dan Tahunan);
n. Menata dan memelihara dokumen penerimaan dan belanja
negara.

11. Sub Bagian Kepegawaian Organisasi Tata Laksana


a. Menata dan memelihara file/berkas kepegawaian pegawai;
b. Menyusun dan membuat Daftar Urut Kepangkatan, Daftar
Urut Senioritas dan Bezetting;
c. Mengusulkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil,
kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, mutasi,
tanda kehormatan dan pension;
d. Mengusulkan penerbitan askes, karpeg, karis/karsu dan
taspen;
e. Mempersiapkan bahan dan mencatat seluruh hasil untuk
rapat Baperjakat;

14
f. Menyiapkan penyelenggaraan penyumpahan PNS dan
penyumpahan/pelantikan jabatan;
g. Membuat surat keputusan kenaikan gaji berkala dan surat
pernyataan masih menduduki jabatan;
h. Mengusulkan formasi CPNS.

12. Sub Bagian Perencanaan Teknologi Informasi dan Pelaporan


a. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan
rencana kerja;
b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan
kebijakan umum dan teknis operasional perencanaan
satker;
c. Pengumpulan dan penelaahan data/informasi untuk
penyiapan bahan penyusunan perencanaan satker;
d. Pengumpulan dan penelaahan data/informasi untuk
penyiapan bahan perumusan kebijakan umum dan teknis
bidang komunikasi dan informatika;
e. Penyiapan data sebagai bahan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan rencana kerja satker;
f. Penyiapan data/informasi sebagai bahan penyusunan
pelaporan pelaksanaan rencana kerja satker;
g. Penyiapan rumusan kebijakan teknologi informasi
h. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
sub bagian perencanaan, teknologi informasi, dan
perencanaan.

15
1.2 Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Organisasi

1.1.2. Visi Pengadilan Negeri Bangko


Sesuai yang tercantum di dalam Cetak Biru
Pembaharuan Pengadilan 2016 - 2035
Mahkamah Agung RI, berikut adalah Visi dari
Mahkamah Agung
“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN
INDONESIA YANG AGUNG“

1.1.3. Misi Pengadilan Negeri Bangko

 Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Bangko


Kelas IB.
 Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan
kepada pencari keadilan.
 Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan
Negeri Bangko Kelas IB.
 Meningkatkan kredibilitas dan transparansi
Pengadilan Negeri Bangko Kelas IB.

1.1.4. Nilai-Nilai Utama di Pengadilan Negeri Bangko


Nilai-Nilai utama dalam organisasi, adalah:
 Kemandirian Kekuasaan Kehakiman;
 Integritas dan kejujuran;
 Akuntabilitas;
 Responsibilitas;
 Keterbukaan;
 Ketidakberpihakan;
 Perlakuan yang sama di depan hukum.

16
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik di Pengadilan Negeri
Bangko

Setelah berkomunikasi dengan Pegawai dan Ketua


Pengadilan Negeri Bangko, didapat berbagai hal yang masih bisa
ditingkatkan / dioptimalisasi, antara lain :

1. Peningkatan bagan / denah Kantor Pengadilan;


Penekanan isu ini terletak pada bagaimana
meningkatkan peran unit perlengkapan, rumah tangga dan
keamanan dalam melaksanakan tugas pelayanan di unit
tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan implementasi nilai
dasar pelayanan publik (akuntabilias, komitmen mutu dan
etika publik). Isu ini juga bersinggungan dengan nilai dasar
manajemen ASN, yakni profesionalitas, proporsionalitas,
akuntabilitas, efektif dan efisien serta nilai dasar Whole of
Government khususnya dalam hal koordinasi dan integrasi.

2. Optimalisasi himbauan hemat energi;


Penekanan isu ini terletak pada bagaimana
meningkatkan peran unit perlengkapan, rumah tangga dan
keamanan dalam melaksanakan tanggung jawab para
pegawai pengadilan. Hal ini erat kaitannya dengan
implementasi nilai dasar pelayanan publik (efektifitas dan
efisien). Isu ini juga bersinggungan dengan nilai dasar
manajemen ASN, yakni profesionalitas, keterpaduan,
akuntabilitas, dan anti korupsi serta nilai dasar Whole of
Government khususnya dalam hal koordinasi dan integrasi.

17
3. Optimalisasi pemberian informasi tentang pelaksanaan e-
Court;

Penekanan isu ini terletak pada bagaimana


meningkatkan pelayanan informasi dan administrasi
peradilan secara elektronik dalam rangka meningkatkan
pelayanan publik dalam melaksanakan tugas pelayanan di
unit tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan implementasi
nilai dasar pelayanan publik (transparansi, komitmen mutu,
nasionalisme dan anti korupsi). Isu ini juga bersinggungan
dengan nilai dasar manajemen ASN, yakni profesionalitas,
proporsionalitas, akuntabilitas, efektif dan efisien serta nilai
dasar Whole of Government khususnya dalam hal
koordinasi dan integrasi.

4. Peningkatan penataan pamflet anti gratifikasi;


Penekanan isu ini terletak pada bagaimana
meningkatkan peran unit perlengkapan, rumah tangga dan
keamanan dalam melaksanakan tugas tanggung jawab dan
kewajiban pada lingkungan pengadilan tersebut. Hal ini erat
kaitannya dengan implementasi nilai dasar pelayanan publik
(transparansi, komitmen mutu, nasionalisme dan anti
korupsi). Isu ini juga bersinggungan dengan nilai dasar
manajemen ASN, yakni profesionalitas, proporsionalitas dan
akuntabilitas serta nilai dasar Whole of Government
khususnya dalam hal koordinasi dan integrasi

5. Peningkatan papan informasi tata - tertib di ruang sidang;


Penekanan isu ini terletak pada bagaimana
meningkatkan peran unit perlengkapan, rumah tangga dan
keamanan dalam melaksanakan tugas pelayanan di unit

18
tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan implementasi nilai
dasar pelayanan publik (transparansi, pastisipatif dan
keamanan hak) mengenai hal – hal yang terkait dengan
etika pada saat sedang berada di ruang persidangan. Isu ini
juga bersinggungan dengan nilai dasar manajemen ASN,
yakni kepastian hukum, profesionalitas, akuntabilitas, dan
efisien serta nilai dasar Whole of Government khususnya
dalam hal koordinasi dan integrasi.

C. Analisis Isu

Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan


analisis lanjutan dari isu-isu yang berjumlah 5 (Lima) isu tersebut.
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.
Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu
actual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu. Alat
analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis AKPK
(Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan
menentukan kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
AKPK (kriteria isu)
1. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

19
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPK


No ISU A K P K Jml Pering
kat
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

1. Peningkatan bagan / denah 4 3 3 2 12 4


Kantor Pengadilan

2. Optimalisasi himbauan hemat 5 3 4 3 15 3


energi

3. Optimalisasi pemberian 5 4 4 4 17 1
informasi tentang
pelaksanaan e-court

4. Peningkatan penataan 4 4 4 4 16 2
pamflet anti gratifikasi

5. Peningkatan papan informasi 4 2 2 3 11 5


tata - tertib di ruang sidang

Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut


diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Optimalisasi pemberian informasi tentang pelaksanaan e-Court,
2. Peningkatan penataan pamflet anti gratifikasi,
3. Optimalisasi himbauan hemat energi.

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar


tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas
isu dengan alat analisis USG.

20
USG (kualitas isu) yaitu :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai


dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai
menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius
untuk segera ditangani.

Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG


No Penilaian Kriteria Jml Perin
gkat
Masalah U S G

(1-5) (1-5) (1-5)

1. Optimalisasi pemberian 5 4 5 14 1
informasi tentang
pelaksanaan e-Court

2. Peningkatan penataan 4 3 4 11 2
pamflet anti gratifikasi
3. Optimalisasi himbauan hemat 3 3 4 10 3
energi

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis


USG maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final
yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Optimalisasi
pemberian informasi tentang pelaksanaan e-Court.

21
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Melalui analisis dengan instrumen AKPK, ditemukan bahwa


core issue (isu utama) terpilih, yaitu: Optimalisasi pemberian
informasi tentang pelaksanaan e-Court memiliki poin-poin yang
tinggi dalam tabel analisis. Oleh karena itu isu tersebut terpilih
untuk diangkat dan dicarikan jalan keluarnya. Berikut ini
merupakan argumentasi deskriptif yang menjelaskan alasan
pemilihan isu tersebut.
Dari sisi aktual, meskipun informasi prosedur pelaksanaan e-
Court telah ada dalam media teknologi informasi (website resmi)
Pengadilan Negeri Bangko namun tidak semua masyarakat
mampu dan bisa mengakses media teknologi tersebut karena
masih banyak juga masyarakat yang belum memahami internet.
Dari sisi kekhalayakan, Informasi tentang pelaksanaan e-Court
merupakan hal umum yang paling dibutuhkan dan banyak
dijumpai serta berhubungan langsung dengan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam hal pendaftaran perkara
yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berkepentingan.
Dari sisi problematika, isu utama tersebut membutuhkan
penyelesaian karena tingginya kemajuan teknologi yang dialami
saat ini dan menyangkut kepentingan masyarakat luas. Pelayanan
kepada masyarakat secara prinsip akan lebih prima dengan
adanya informasi dan publikasi yang saling melengkapi antara
media internet, fasilitas tambahan pojok e-Court dan publikasi
melalui banner, sehingga masyarakat awam juga mendapatkan
informasi yang jelas tentang tata cara mekanisme pelaksanaan e-
Court.
Sedangkan untuk sisi kelayakan, isu utama layak untuk
diangkat karena kegiatan yang dilakukan untuk penyelesaiannya

22
tergolong relevan, masuk akal, dan cukup mudah dilakukan.
Kegiatan penyelesaian yang akan dilakukan adalah melalui
Penyediaan Meja kursi standar, PC Unit yang terhubung degan
jaringan internet, printer sekaligus scanner, pembuatan banner
yang informatif dan menarik yang berisikan informasi pendaftaran
perkara melalui e-Court, pembuatan Leafeat tentang e-Court dan
Pembekalan serta penunjukan petugas untuk memberikan
informasi pendaftaran melalui e-Court di pengadilan sehingga
masyarakat dapat mengetahui dan mengakses secara cepat dan
efisien dalam pendaftaran perkara.
Melalui analisis untuk menentukan kualitas isu dengan
instrumen analisis USG, ditemukan bahwa isu utama memiliki
urgency untuk diangkat menjadi isu utama. Salah satu misi
pengadilan adalah meningkatkan kredibilitas dan transparansi
badan peradilan yang salah satu medianya yaitu memberikan
akses informasi dan publikasi seluas-luasnya, sehingga kegiatan-
kegiatan untuk menyelesaikan isu utama harus segera
dilaksanakan.
Dari sisi seriousness, apabila core issue tidak segera
diselesaikan, dikhawatirkan pemberian akses informasi dan
publikasi kepada masyarakat pada Pengadilan Negeri Bangko
akan memunculkan ketimpangan mengingat tidak semua orang
bisa mengikuti pesatnya perkembangan teknologi dan
meningkatnya kesadaran masyarakat atas haknya untuk
mendapat informasi.
Meningkatnya harapan dan kesadaran masyarakat atas akses
informasi dan publikasi hal – hal terkait kebutuhan pencari
keadilan juga merupakan kebutuhan dari sisi Growth. Apabila isu
utama dimaksud tidak segera diselesaikan maka akan muncul
stigma atau penilaian yang buruk dari masyarakat bahwa
Pengadilan Negeri Bangko tidak mampu memberikan akses

23
informasi dan publikasi yang baik kepada masyarakat sehingga
menurunkan tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat.
Atas dasar hal – hal tersebut, maka isu Optimalisasi
pemberian informasi tentang pelaksanaan e-Court layak untuk
diangkat menjadi isu utama yang kemudian dicarikan kegiatan
pemecahan masalahnya yang dapat di lakukan dengan tahapan-
tahapan kegiatan, dan berkonstribusi bagi misi organisasi serta
memberikan penguatan pada nilai-nilai organisasi yang
dituangkan dalam matrix rancangan aktualisasi.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

Berdasarkan Modul – Modul E-Learning Badan Litbang Diklat


Kumdil Mahkamah Agung RI Tahun 2018 PNS yang profesional
adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai – nilai dasar
prosefesi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai –
nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas PNS,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Selanjutnya kelima nilai dasar tersebut diakronimkan menjadi
ANEKA.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban
setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. PNS yang
akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, tidak
terlibat dalam politik praktis, memperlakukan warga negara
secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintah

24
dan pelayanan publik serta konsisten dan dapat diandalkan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Indikator nilai dasar
akuntabilitas diantaranya:

a. Kepemimpinan, contoh :

1) Memberi contoh kepada orang lain.

2) Memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan


pekerjaan.

b. Transparansi, bisa dalam bentuk laporan atau informasi


tertulis yang dapat diakses oleh publik. Tujuannya
mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,
dan memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang
tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan,
dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku, undang-undang, dan kontrak sehingga
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
public
d. Pertanggung jawaban, kewajiban dari individu atau
lembaga terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan.

1) Responsibilitas Perseorangan

Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah


diputuskan dan tindakan yang telah dilakukan, serta
adanya pengakuan terhadap etika dalam
pengambilan keputusan.

25
2) Responsibilitas Institusi

Adanya perlindungan publik dan sumber daya,


adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar
dalam pengambilan keputusan, serta adanya
penempatan ASN sesuai kompetensinya.

e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.


Ketidak adilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja
menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal
yang dapat dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi dan sisitem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai
lingkungan yang akuntabel.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus
menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila agar senantiasa
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai

26
bangsa Indonesia serta tidak merasa rendah diri,
mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan bangsa, menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap
tenggang rasa.

Indikator nilai Nasionalisme diantaranya sebagai berikut:

1. Sila 1 (Nilai Ketuhanan)


Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk
agama dan kepercayaannya, saling menghormati
kepercayaan satu sama lain, mengembangkan
etika sosial dimasyarakat.
2. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia,
saling menghargai antar sesama, mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Sila 3 (Nilai Persatuan)
Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan
bangsa, menempatkan kepentingan publik
daripada kepentingan diri sendiri demi persatuan
dan kesatuan bangsa.
4. Sila 4 (Nilai permusyawaratan dalam kehidupan
sehari–hari)
Perwujudan dari demokrasi permusyawaratan
yakni demokarasi yang kerakyatan
(penghormatan terhadap suara rakyat),

27
permusyawatan (kekeluargaan), dan hikmat
kebijaksanaan.
5. Sila 5 (Nilai Keadilan)
Mengembangkan sikap adil terhadap semua
tingkat sistem kemasyarakatan, menyediakan
kesetaraan kesempatan dalam proses fasilitasi
akses informasi dan layanan.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau
norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Indikator etika publik, antara lain sebagai
berikut :

1) Memegah teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara


Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non
diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.

28
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepeminpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri
atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita
untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh
individu terhadap produk atau jasa berupa ukuran baik
atau buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder. Indikator komitmen mutu antara lain:
a. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan.
b. Efisien, adalah berdaya guna, dapat menjalankan
tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber
daya dan hemat waktu.

29
c. Efektif, adalah berhasil guna, menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
d. Inovatif, adalah sesuatu yang baru sebagai
perwujudan ide kreatifitas untuk meningkatkan mutu
pelayanan.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak
melakukan korupsi yakni tidak melakukan perbuatan
melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri / orang
lain / korporasi yang dapat merugikan negara. Korupsi
sering dikatakan sebagi kejahatan luar biasa dikarenakan
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Tindak pidana korupsi yang
terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi. Sama dengan nilai dasar ASN yang lain, anti
korupsi memiliki indikator di antaranya:
a. Jujur
Jujur merupakan sikap atau sifat seseorang yang
menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan
apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi.
b. Peduli
Peduli merupakan suatu bentuk perhatian dan
proaktif terhadap apa yang dilakukan orang lain.
c. Mandiri
Mandiri merupakan keadaan seseorang yang berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain

30
d. Disiplin
Disiplin merupakan perwujudan sikap mental dan
perilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan
dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan dan
hukum yang berlaku di kehidupan berbangsa dan
bernegara.
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya.
f. Kerja Keras
Kerja keras merupakan kegiatan berusaha
semaksimal mungkin dalam mencapai suatu tujuan
yang ingin dicapai.
g. Sederhana
Sederhana merupakan keadaan bersahaja atau tidak
berlebih-lebihan
h. Berani
Mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran
dan menolak kebatilan.
i. Adil
Menempatkan sesuatu sesuai dengan
kemampuannya atau kebutuhannya merupakan
sebuah pengertian dari adil.

31
F. Matrix Rancangan

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi

MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Pengadilan Negeri Bangko

Identifikasi Isu :
1. Peningkatan bagan / denah Kantor Pengadilan;
2. Optimalisasi himbauan hemat energy;
3. Optimalisasi pemberian informasi tentang pelaksanaan e-Court;
4. Peningkatan penataan pamflet anti gratifikasi
5. Peningkatan papan informasi tata - tertib di ruang sidang

Isu yang diangkat :


Optimalisasi pemberian informasi tentang pelaksanaan e-Court.

Gagasan pemecahan Isu :


1. Akan melaporkan rencana Optimalisasi pemberian informasi
tentang pelaksanaan e-Court;
2. Akan menyediakan meja, kursi dan perangkat untuk pojok e-
Court;
3. Akan membuat banner untuk memberikan informasi pelaksanaan
e-Court;
4. Akan menunjuk petugas di pojok e-Court untuk memberikan
informasi pelaksanaan e-Court.
5. Akan melakukan sosialisasi langsung mengenai pojok e-Court
pada advokad.
6. Akan Mengevaluasi hasil kegiatan untuk mengetahui tanggapan
dari masyarakat.

32
No Kegiatan Tahapan Output/ Keterkaitan Kontribusi Kontribusi
Hasil substansi Kegiatan Pencapaian
Mata Pencapaian Visi Penguatan Nilai-Nilai
Pelatihan dan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Akan Melaporkan 1. Akan Terlaporkannya
1. Laporan Dengan Kegiatan ini
rencana kegiatan menghadap rencana kegiatan dilakukan Melaporkan menandakan adanya
kepada Ketua Ketua kepada Ketua sebagai rencana kegiatan tanggungjawab
Pengadilan Negeri Pengadilan Pengadilan Negeri bentuk dari kepada Ketua penulis atas tugas
Negeri; Whole of Pengadilan aktualisasi sesuai
2. Akan Adanya Governance. Negeri maka dengan aturan yang
melakukan rancangan misi intansi berlaku sehingga
presentasi aktualisasi yang Menyampaika “Meningkatkan kegiatan ini telah
singkat mendapat n rencana kualitas berkontribusi dalam
tentang persetujuan kegiatan kepemimpinan pencapaian nilai-nilai
rencana pimpinan dengan Badan organisasi, yaitu
kegiatan; sehingga bahasa dan Peradilan” dapat “Akuntabel”dan
3. Akan rancangan etika yang terwujudkan. “Responsibilitas”.
melakukan aktualisasi ini bisa baik
dokumentasi digunakan merupakan
terhadap sebagai pedoman penerapan
kegiatan ini. pelaksanaan nilai dasar
habituasi selama Etika Publik.
di satker.
Menyampaika
n rencana
dengan
menggunakan
Bahasa
Indonesia
yang Baik dan
Benar
merupakan
wujud dari
Nasionalisme

Rencana yang
disampaikan
berisi kegiatan
yang inovatif
dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
publik sebagai
pelaksanaan
nilai .
Komitmen
Mutu.

Menyampaika
n Rancangan
Aktualisasi
dengan penuh
rasa
tanggungjawa
b sebagai
perwujudan
dari nilai
Akuntabilitas.

Mendokument
a sikan
kegiatan
dengan penuh
kejujuran
sesuai dengan

33
keadaan yang
sebenarnya
sebagai
perwujudan
dari nilai Anti
Korupsi.

2
Akan 1. Melakukan Adanya dukungan Adanya Dengan Dengan menyediakan
menyediakan konsultasi dari sekretaris, konsultasi menyediakan meja, kursi dan
meja, kursi dan dengan kasubag umum dalam meja, kursi dan komputer ini
perangkat untuk Sekretaris, menyediakan perangkat menunjukkan bahwa
dan keuangan,
pojok e-Court Kasubag meja, kursi komputer adanya responsibilitas
umum dan dan petugas dan komputer Memberikan dan integritas
keuangan, terkait; ini “Pelayanan penulisdalam
dan petugas menunjukkan Hukum yang menjalankan
terkait; adanya berkeadilan kewajibannya yang
2. Akan Tertatanya ruang perwujudan kepada pencari dapat berkontribusi
menyiapkan penerima tamu dari Whole of keadilan” dapat dalam menguatkan
meja, kursi pojok e-Court; Governance. terwujud. nilainilai organisasi
dan yaitu Responsibilitas
perangkat Menyiapkan dan Integritas
komputer meja, kursi
untuk pojok dan komputer
e-Court; meningkatkan
kenyaman
3. Menentukan bagi
letak dan masyarakat
posisi untuk sebagai
meja, kursi perwujudan
dan nilai
komputer; Komitmen
Mutu.
4. Merapihkan
meja. Kursi Dalam
dan komputer merapihkan
meja, kursi
dan komputer
dilandasi oleh
nilai-nilai
estetika
supaya dapat
terwujud
penataan yang
menarik,
nyaman, dan
aman sesuai
nilai
Etika Publik.

Merapihkan
meja. Kursi
dan komputer
ini dilakukan
atas dasar
kesadaran
penulisakan
fungsinya
sebagai
pelayan publik
yang harus
memberikan
pelayanan
terbaik dan
menjamin
kenyamanan
bagi
masyarakat
sesuai dengan

34
nilai
Nasionalisme

Pelaksanaan
kegiatan ini
dilakukan
dengan penuh
kejujuran
sebagai
pengamalan
dari nilai-nilai
Anti Korupsi.

Kegiatan ini
dilakukan
dengan penuh
tanggung
jawab sesuai
dengan nilai
Akuntabilitas.

3 Akan membuat 1. Melakukan Telah dibuatnya Memasang Dengan Membuat banner


banner untuk komunikasi Banner tentang Banner Membuat Banner untuk memberikan
memberikan dan informasi Informasi petunjuk informasi
informasi konsultasi pelaksanaan e- pelaksanaan pelaksanaan e-Court
pendaftaran
pelaksanaan e- dengan Court; e-Court merupakan kegiatan
Court; kasubag IT pengadilan melalui e-Court yang mutlak
untuk Terpasangnya Negeri Bangko maka misi intansi dilaksanakan sebagai
membuat Banner untuk dilakukan “Meningkatkan bentuk
design memberikan untuk kredibilitas dan pertanggungjawab an
Banner informasi mempermuda transparansi penulis atas kegiatan
Informasi pelaksanaan e- h tamu saat Pengadilan yang telah
pelaksanaan Court berkunjung, dilaksanakan. Hal ini
Negeri Bangko
e-Court dan memberikan
pengadilan meningkatkan Kelas IB” dapat kontribusi pada nilai-
Negeri pelayanan terwujud. nilai organisasi
Bangko; yang Pengadilan Negeri
2. Mencetak merupakan Bangko yaitu
Banner penerapan Responsibilitas dan
Informasi nilai Keterbukaan
pelaksanaan Komitmen
e-Court Mutu.
pengadilan
Negeri Banner
Bangko; Informasi
3. Memasang pelaksanaan
Banner e-Court
Informasi pengadilan
pelaksanaan Negeri Bangko
e-Court dengan penuh
pengadilan kesungguhan
Negeri dan kejujuran
Bangko. sesuai dengan
keadaan yang
sebenarnya
merupakan
penerapan
nilai
Anti Korupsi.

Konsultasi
dengan

35
kasubag IT
dilakukan
dengan
bahasa yang
baik, etika,
dan sopan
santun yang
merupakan
penerapan
dari nilai Etika
Publik.

Memasang
Banner
Informasi
pelaksanaan
e-Court
pengadilan
Negeri Bangko
merupakan
salah satu
bentuk
tanggungjawa
b penulis atas
rancangan
kegiatan yang
telah dibuat.
Hal ini
merupakan
penerapan
nilai
Akuntabilitas.

Memasang
Banner
Informasi
pelaksanaan
e-Court
pengadilan
Negeri Bangko
dilaksanakan
atas dasar
kesadaran
penulis
sebagai
pelayan publik
yang harus
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat.
Hal ini
merupakan
perwujudan
dari nilai
Nasionalisme

Akan menunjuk 1. Berkonsultasi Konsultasi Dengan Kegiatan ini dilakukan


4
petugas di pojok dengan Telah dibuatnya dilakukan menunjuk dengan penuh rasa
e-Court untuk Kasubag SK penunjukan dengan petugas untuk tanggungjawab
memberikan umum dan petugas di pojok bahasa dan memberikan sehingga dapat
informasi keuangan e-Court untuk etika yang informasi tentang berkontribusi dalam
pendaftaran memberikan baik dan pelaksanaan e- pencapaian nilai nilai
perkara secara 2. Membuat SK informasi sopan Court organisasi, yaitu
elektronik Penunjukan pelaksanaan e- merupakan Memberikan “Akuntabel” dan
Petugas Court. perwujudan “pelayanan “Responsibilitas”.
informasi dari nilai hukum yang
pelaksanaan Etika Publik. berkeadilan

36
e-Court. Membuat SK kepada pencari
penunjukan keadilan” dapat
3. Meminta petugas di terwujud.
tanda tangan pojok e-Court
Bapak Ketua untuk
Pengadilan memberikan
Negeri informasi
Bangko di SK pelaksanaan
tersebut. e-Court.
dilakukan
dengan sebaik
baiknya dan
dilakukan
dalam rangka
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik sebagai
pelaksanaan
nilai
Komitmen
Mutu.

Kegiatan ini
dilakukan atas
dasar
kesadaran
penulis akan
fungsinya
sebagai
pelayan publik
yang harus
memberikan
pelayanan
terbaik dan
menjamin
kenyamanan
bagi
masyarakat
sebagai
penerapan
dari nilai
Nasionalisme

Membuat SK
penunjukan
petugas di
pojok e-Court
untuk
memberikan
informasi
pelaksanaan
e-Court ini
dilakukan
dengan
sejujur-
jujurnya
sesuai dengan
kebutuhan
sebagai
perwujudan
dari nilai-nilai
Anti Korupsi.

Membuat SK
penunjukan
petugas di
pojok e-Court
untuk

37
memberikan
informasi
pelaksanaan
e-Court ini
dilakukan
dengan penuh
rasa
tanggungjawa
b sebagai
perwujudan
dari nilai
Akuntabilitas.

Konsultasi
dalam
Membuat SK
penunjukan
petugas di
pojok e-Court
untuk
memberikan
informasi
pelaksanaan
e-Court
supaya
terbentuk
komunikasi
yang baik
dengan
pimpinan
dilakukan
dalam rangka
perwujudan
Whole of
Governance

5
Akan melakukan 1. Akan Telah Sosialisasi Dengan
sosialisasi memberitahuk diketahuinya yang sosialisasi Kegiatan ini
langsung an secara ketersediaan dilakukan kegiatan, akan menandakan adanya
mengenai pojok e- langsung atau pojok e-Court sebagai diketahuinya tanggungjawab
Court pada face to face untuk masyarakat bentuk dari informasi untuk penulis atas tugas
advokad. kepada sebagai pengguna Whole of masyarakat aktualisasi sesuai
advokad akhir kegiatan. Governance. terhadap dengan aturan yang
mengenai pelaksanaan e- berlaku sehingga
telah Menyampaika Court di kegiatan ini telah
tersedianya n sosialisasi Pengadilan berkontribusi dalam
pojok e-Court dengan Negeri Bangko pencapaian nilai-nilai
untuk bahasa dan sehingga organisasi, yaitu
informasi etika yang “Menjaga “Akuntabel”dan
pelaksanaan baik Kemandirian “Responsibilitas”.
e-Court yang merupakan Pengadilan
dapat penerapan Negeri Bangko
diperoleh nilai dasar Kelas IB” dapat
secara Etika Publik. terwujud.
langsung bagi
yang Menyampaika
berkepentinga n sosialisas
n. dengan
menggunakan
Bahasa
Indonesia
yang Baik dan
Benar
merupakan
wujud dari
Nasionalisme

38
sosialisas
yang
disampaikan
berisi
informasi yang
inovatif dalam
rangka
meningkatkan
pelayanan
publik sebagai
pelaksanaan
nilai
Komitmen
Mutu.

Menyampaika
n sosialisas
dengan penuh
rasa
tanggungjawa
b sebagai
perwujudan
dari nilai
Akuntabilitas.

Mendokument
asikan
kegiatan
dengan penuh
kejujuran
sesuai dengan
keadaan yang
sebenarnya
sebagai
perwujudan
dari nilai Anti
Korupsi.

6
Akan 2. Akan Telah Evaluasi yang Dengan Kegiatan ini
Mengevaluasi bertanya diketahuinya dilakukan mengevaluasi menandakan adanya
hasil kegiatan kepada tanggapan / output sebagai kegiatan, akan tanggung jawab
untuk mengetahui beberapa dari masyarakat bentuk dari diketahui output Penulis atas
tanggapan dari pengunjung sebagai pengguna Whole of dari masyarakat aktualisasi dengan
masyarakat yang sedang akhir kegiatan. Governance. terhadap tidak diskriminatif
bertanya kegiatan dan sehingga kegiatan ini
mengenai Evaluasi yang sudah sejauh telah berkontribusi
informasi dilakukan mana dalam pencapaian
pelaksanaan penulis guna pemahaman nilai-nilai organisasi,
e-Court untuk meningkatkan masyarakat yaitu Perlakuan yang
meminta kritik Kepercayaan terhadap sama didepan
dan saran publik informasi hukum
penyempurna Akuntabilitas pelaksanaan e-
annya. Court di
Menanyakan Pengadilan
dengan Negeri Bangko
menggunakan sehingga
Bahasa “Memberikan
Indonesia Pelayanan
yang Baik dan Hukum yang
Benar berkeadilan
merupakan kepada pencari
wujud dari keadilan” dapat
Nasionalisme terwujud.

Menanyakan
dengan

39
bahasa dan
etika yang
baik
merupakan
penerapan
nilai dasar
Etika Publik

Pertanyaan
yang
disampaikan
berisi hal yang
berguna
dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
publik sebagai
pelaksanaan
nilai
Komitmen
Mutu.

Mendokument
asikan
kegiatan
dengan penuh
kejujuran
sesuai dengan
keadaan yang
sebenarnya
sebagai
perwujudan
dari nilai Anti
Korupsi.

G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan pada setiap
hari kerja. Aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus
2019 hingga 1 Oktober 2019. Berikut ini merupakan
gambaran pelaksanaan kegiatan penulis pada bagian Kepaniteraan
Perdata di Pengadilan Negeri Bangko:

40
Jadwal Pelaksanaan
Agustus September Oktober

Minggu ke- Minggu ke-


No Kegiatan

1 2 3 4

Akan melaporkan
1. rencana kegiatan
kepada Ketua
Pengadilan Negeri

Akan menyediakan
2. meja, kursi dan
perangkat untuk
pojok e-Court
Akan membuat
3. banner petunjuk
pendaftaran melalui
e-Court
Akan menunjuk
petugas di pojok e-
4. Court untuk
memberikan
informasi
pendaftaran perkara
secara elektronik
Akan melakukan
5. sosialisasi langsung
mengenai pojok e-
Court pada advokad.
Akan Mengevaluasi
hasil kegiatan untuk
6. mengetahui
tanggapan dari
masyarakat

41
H. KENDALA DAN ANTISIPASI

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, dimungkinkan munculnya


kendala-kendala yang menghambat aktualisasi dari isu utama
tersebut. kendala-kendala yang mungkin terjadi, adalah sebagai
berikut:
1. Kesulitan dalam melakukan pertemuan dengan Ketua PN,
Sekretaris, maupun Kasubag Umum dan Keuangan;
2. Kesulitan dalam pendanaan yang diperlukan untuk
mewujudkan aktualisasi ini.
3. Kesulitan dalam berkoordinasi dengan pegawai-pegawai
yang terkait karena kesibukan pekerjaan sehari – hari
pegawai tersebut.

Adapun tindakan – tindakan yang dilakukan untuk


mengantisipasi kendala-kendala tersebut, antara lain:
1. Membuat janji terlebih dahulu atau meninggalkan pesan
untuk Ketua PN, Sekretaris, maupun Kasubag Umum dan
Keuangan;
2. Menggunakan dana yang disediakan oleh Pengadilan
Negeri Bangko dengan semaksimal mungkin, kekurangan
dana akan dicari secara mandiri oleh penulis.

42
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Rancangan tahap aktualisasi ini menjabarkan nilai-nilai
yang relevan dan teknik-teknik dari rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan di tempat tugas masing-masing . Tahap internalisasi
kelima nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dilalui
sebelumnya menjadi dasar dalam melaksanakan aktualisasi.
Seluruh rancangan kegiatan yang akan dilakukan di institusi
masing-masing merupakan representasi dari internalisasi dan
aktualisasi yang merupakan pencapaian tertinggi dari Pelatihan
Dasar Golongan III dengan pola baru ini yaitu menjadi ASN yang
mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN, serta mampu
menganalisis kemungkinan apa saja yang akan terjadi manakala
nilai-nilai dasar ASN tersebut tidak diaplikasikan.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penyusun ingin menyampaikan


beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Setiap peserta Pelatihan Dasar harus bersungguh-sungguh


dalam mengikuti seluruh kegiatan dalam Pelatihan Dasar
CPNS golongan III dan melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan petunjuk yang diberikan.
2. Peserta diklat harus proaktif dalam melaksanakan tugas dan
bimbingan dengan mentor, sehingga tujuan dapat tercapai.

43
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar


Profesi Pegawai Negeri Sipil. Modul Penyelenggaraan
Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul


Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara Tahun 2014. Diakses secara berkala di
www. perpusnas.go.id (25 Maret 2018)

44

Anda mungkin juga menyukai