Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Boiler
a. Pengertian Ketel Uap
Pengertian ketel uap mencakup ketel gas buang dan pipa gas
buang dari motor bakar dan ketel pemanas dengan suhu air keluar
melebihi 110 0C, yang berfungsi mengubah air menjadi uap dengan
pertolongan panas, uap yang dihasilkan oleh ketel uap selain digunakan
untuk tenaga penggerak digunakan pula untuk pemanas lanjut.
Ketel uap adalah suatu pesawat yang dibuat mengubah
sebagian air didalamnya menjadi uap dengan jalan pemanasan diperoleh
dari pembakaran bahan bakar, jadi setiap ketel uap harus mempunyai
atau dilengkapi dengan sebuah tempat pembakaran (tempat pembakaran
bahan bakar tergantung dengan jenis bahan bakar yang dipakai.)
Menurut UU Uap 1930, yang dimaksud dengan pesawat uap
atau ketel uap adalah suatu ketel uap dan setiap pesawat lainnya yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah secara langsung atau tidak
langsung dihubungkan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna
bekerja di bawah tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara biasa.
Sedangkan menurut Suma’mur, ketel uap adalah suatu sistem
yang bertekanan tinggi yang padanya air diubah menjadi uap sebagai
periodik air oleh pemanas dari sumber yang bersuhu tinggi.
b. Bagian-bagian Ketel Uap
Setiap ketel-ketel uap kadang-kadang mempunyai bagian-
bagian yang berbeda tergantung dari jenis ketel itu sendiri, tetapi
berdasarkan Undang-Undang Uap 1930, ketel uap harus memiliki
perlengkapan sebagai berikut:
1) 2 buah klep pengaman
2) Sedikitnya satu manometer

4
5

3) Sedikitnya 2 kran pengukur air atau kran percobaan dan satu alat
pengukur air dengan kran terusan yang dapat diterobos dengan uap
4) Sedikitnya 2 pesawat pengisi air yang terlepas satu sama lain
5) Suatu alat yang berkerja sendiri sehingga kekurangan air didalam
ketel terlepas dari masinis atau setoker dapat diketahui
6) Suatu tanda bagi keadaan air terendah yang diperbolehkan
7) Lobang lalu orang dan lobang untuk lumpur yang diperlukan
8) Satu kran pembuangan
9) Ditempat pelat yang berisi:
a) Tekanan uap tertinggi yang diperbolehkan Kg/cm2
b) Tahun dan tempat pembuatan dan nama pembuatnya.
Tabel 1. Bagian-bagian pada mesin ketel uap beserta fungsinya
Bagian mesin ketel uap Fungsi bagian
Menunjukkan tekanan kerja uap dalam
Manometer
ketel
Mencegah ledakan jika air dalam ketel
Katup/Klep Pengaman
tetap beroperasi
Untuk mengetahui batas terendah dan
Kran Pengatur Air
tertinggi air dalam ketel
Mengatur permukaan air secara tetap
Gelas Penduga
dalam ketel
Mengatur tekanan uap dalam ketel, jika
Tingkap Pengaman
tekanan uap tinggi maka uap keluar
Kran Pengatur Uap Mengatur uap yang keluar
Melindungi ketel dari kerusakan yang
Prop Leleh dan Peluit
disebabkan oleh peristiwa air yang
Bahaya
melebihi batas maksimum
Melindungi ketel dari kerusakan yang
sedang beroperasi dan berfungsi juga
Kran Pembuangan
sebagai tempat penggerakan atau
pergerakan atau pembersihan ketel
6

Lubang lalu orang untuk masuknya


Man Hole (Lubang
orang membersihkan ketel atau
Lalu Orang)
pemeriksaan
Blow Down Untuk membuang kotoran
Menunjukkan titik tertinggi bagi ketel
Garis Api
uap yang terkena panas
Suatu tanda dimana suatu permukaan air
Tanda Batas Terendah dari batas ini yang ditunjukkan oleh
panas
Untuk mengisi air dengan tekanan pada
Pompa Pengisi Air
saat ketel uap sedang beroperasi
Tentang dimana ketel uap dibuat, nama
Plat Nama
pabrik, tanggal pembuatan, bulan, tahun
Sistem Ketel Uap
Sistem boiler ada 3, yaitu:
1) air umpan(air kondensat dan air baru)
2) sistem uap/steam
3) sistem bahan bakar.
Air umpan harus diatur otomatis untuk mengisi atau
menambah bila diperlukan dan harus memenuhi syarat tertentu.Sistem
uap mengatur pengalirandan pengaturan lewat pipa ketitik pengguna
dan sistem bahan bakar memakai peralatan sesuai dengan bahan bakar
yg digunakan.Economizer untuk memanaskan awal air umpan sebelum
masuk boiler.
c. Macam-macam Ketel Uap
1) Berdasarkan tipe pipa
a) Fire Tube
Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik menghasilkan
kapasitas dan tekanan steam yang rendah. Proses pengapian
terjadi didalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan
dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan
7

konstruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang


dihasilkan boiler tersebut.
b) Water Tube
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik menghasilkan
kapasitas dan tekanan steam yang tinggi. Proses pengapian
terjadi diluar pipa, kemudian panas yang dihasilkan pipa yang
berisi air, sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu
melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan
dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum. Sampai tekanan
dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary superheater
dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama
distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus
dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang
larut didalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang
harus diperhatikan terhadap tipe ini.
2) Berdasarkan bahan bakar yang digunakan
a) Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik harga
bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan
dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik.
Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan
dengan boiler tipe listrik.
Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected
product, sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber
panas.
b) Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik harga
bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan
semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik.
8

Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara


percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin)
dengan oksigen dan sumber panas.
c) Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik harga bahan
baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua
tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika
dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakar.
Pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
d) Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik harga bahan baku
pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler
yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe
ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakarnya.
Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
3) Berdasarkan kegunaan boiler
a) Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam sebagai pembangkit listrik, dan sisa
steam digunakan untuk menjalankan proses industri.
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam turbin
dan menghasilkan listrik dari generator.
b) Industrial Boiler
9

Tipe industrial boiler memiliki karakteristik kegunaan


utamanya sebagai penghasil steam atau air panas untuk
menjalankan proses industri dan sebagai tambahan pemanas.
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe
water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan
memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.
c) Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik kegunaan
utamanya sebagai penghasil steam atau air panas sebagai
pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan proses
operasi komersial.
Steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe
water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan
memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang rendah.
d) Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik kegunaan
utamanya sebagai penghasil steam atau air panas tekanan
rendah yang digunakan untuk perumahan.
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang rendah
e) Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik kegunaan
utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak
terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk menjalankan proses
industri.
Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan
memiliki tekanan dan kapasitas yang besar.
4) Berdasarkan konstruksi
a) Package Boiler
10

Tipe package boiler memiliki karakteristik perakitan boiler


dilakukan di pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam
bentuk boiler.
b) Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler memiliki karakteristik perakitan boiler
dilakukan di tempat akan berdirinya boiler tersebut,
pengiriman dilakukan per komponen.
5) Berdasarkan tekanan kerja boiler
a) Low Pressure Boilers
Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik tipe ini
memiliki tekanan steam operasi kurang dari 15 psig atau
menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau
temperatur dibawah 250 0F.
b) High Pressure Boilers
Tipe highpressure boiler memiliki karakteristik tipe ini
memiliki tekanan steam operasi diatas 15 psig atau
menghasilkan air panas dengan tekanan diatas 160 psig atau
temperatur diatas 250 0F
6) Berdasarkan cara pembakaran bahan bakar
a) Stoker Combustion
Tipe stoker combustion memiliki karakteristik tipe ini
memanfaatkan bahan bakar padat untuk melakukan
pembakaran, bahan bakar padat dimasukkan kedalam ruang
pembakaran melalui conveyor ataupun manual.Tipe ini
memiliki sisa pembakaran yang harus ditangani berupa bottom
ash atau fly ash yang dapat mencemari lingkungan.
b) Pulverized Coal
Proses ini menghancurkan batu bara dengan ball mill atau
roller mill sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 1
mm. Kemudian batu bara berupa bubuk ini disemprotkan ke
dalam ruang pembakaran.
11

c) Fluidized Coal
Proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga
batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini
pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara akan
langsung membara jika mengenai pasir.
d) Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik tipe ini memanfaatkan bahan
bakar cair, padat, dan gas untuk melakukan pembakaran,
pemanasan yang terjadi lebih merata.
Bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing fuel
dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun.
Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil
alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.
7) Berdasarkan material penyusun boiler
a) Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik bahan baku
utama boiler terbuat menggunakan steel pada daerah steam.
b) Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik bahan
baku utama boiler terbuat menggunakan besi cor pada daerah
steam.
d. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pesawat uap yaitu, terjadi proses dengan
pancaran atau konveksi dari nyala api dan gas panas kepada dinding
ketel dan pipa-pipa api yang akan mengalir melalui hantaran sisi
dinding yang memberi panas dengan cara konveksi kepada air ketel
yang mengalir.
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan
yang diinginkan atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas
untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari
pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan
12

pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa


syarat, yaitu:
1) Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai
2) Udara yang dipakai harus mencukupi
3) Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup
4) Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5) Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api
e. Input-Output
Untuk mengoperaikan boiler,butuh 3 macam input, yaitu:
1) Air umpan untuk bahan uap, baik air dari alam yang sudah diproses
serta air destilasi bekas proses
2) Udara untuk pembakaran
3) Bahan Bakar.
Sedangkan untuk output proses boiler juga ada 3 macam, yaitu:
1) Uap,sebagai hasil utama yg digunakan untuk power penggerak
peralatan/mesin dan proses produksi
2) Gas bekas yang dibuang melalui chimney
3) Abu/sludge.
2. Angkat angkut alat berat
a. Definisi pesawat angkat angkut
Menurut peraturan menteri tenaga kerja nomor 5 tahun 1985,
pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang
dgunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau
barang atau orang secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang
ditentukan.
Alat berat adalah segala macam peralatan/pesawat mekanis
termasuk attachment & implementnya baik yang bergerak dengan
tenaga sendiri (self propelled) atau ditarik (towed-type) maupun yang
diam ditempat (stationer) dan mempunyai daya lebih dari satu kilo-
watt, yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kontruksi
pertambangan, industri umum, pertanian/kehutanan dan/atau bidang-
13

bidang pekerjaan lainnya, sepanjang tidak merupakan alat processing


langsung.
Dalam pengoperasian alat berat banyak hal dan aspek yang
harus diperhatikan, mulai dari ketrampilan dan skill operator, prosedur
pengoperasian alat, aspek keselamatan kerja (K3) dan aspek perawatan
dan troubleshooting.Alat berat ini merupakan peralatan teknik yang
mengandung resiko bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja bilamana tidak ditangani secara baik dan benar.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan alat berat
(Excavator, Loader, Buldozer, Dumptruck, Trailer, Side Boom) di
bidang industri dan jasa, dimana pesawat angkat & angkut dapat juga
menyebabkan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian baik
terhadap harta maupun jiwa manusia, maka perlu diusahakan
pencegahan. Untuk mencegah kecelakaan perlu suatu kualifikasi dan
syarat-syarat bagi operator Alat Berat sesuai dengan:
1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER.05/MEN/1985
tentang pesawat angkat dan angkut;
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi R.I. No. PER.
09/MEN/VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan
angkut;
3) Undang-Undang No.1 Thn 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Salah satu alat angkat-angkut yang di dipraktekan adalah
forklift. Forklift atau yang juga sering disebut sebagai lift truck adalah
salah satu material handling yang paling banyak digunakan di dunia
logistic. Forklift modern sekarang sudah berbeda jauh dengan sejarah
awal forklift yang ada. Forklift modern benar-benar difokuskan untuk
kedua hal utama, yaitu transportasi dan mengangkat.
Forklift sangat penting untuk mengangkat dan memindahkan
barang dengan mudah dan cepat, yang biasanya memerlukan banyak
tenaga dan waktu yang lama bila diangkat secara manual. Kenyamanan
dan kemudahan yang diberikan dengan menggunakan forklift ini juga
14

mengandung resiko yang perlu menjadi perhatian baik oleh operator


maupun orang yang bekerja di sekitarnya. Forklift modern adalah mesin
yang mengagumkan.
Forklift sebagian besar lebih berat dari mobil atau truk yang
ringan, serta kuat, menggunakan kemudi roda belakang, lebarnya
kurang dari 120 cm. Tidak semua orang boleh mengoperasikan forklift.
Mengoperasikan forklift merupakan pekerjaan khusus yang
memerlukan pelatihan dan ijin sebagai operator yang berkualitas.
Mengoperasikan forklift adalah pekerjaan yang penting dan hanya
operator yang terlatih dan mendapat ijin saja yang boleh
mengoperasikannya.
b. Syarat Operator Alat Berat
1) Memiliki pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan mengetahui
bahaya potensi alat berat
2) Memiliki Surat Ijin Operasi yang di keluarkan oleh Depnakertrans
3) Sehat secara fisik maupun mental
c. Syarat Layak Pakai Alat Berat
1) Alat berat yang akan digunakan harus memiliki pengesahan
pemakaian yang dikeluarkan oleh Depnakertrans
2) Semua safety device berfungsi dan bekerja baik
3) Perawatan secara berkala harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat
d. Sebelum pemasangan dan penggunaan Crane harus memperhatikan d.
kriteria-kriteria pemilihan Crane sebagai berikut:
1) Perlu dilakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu untuk
mengetahui :
a) Kondisi permukaan tanah
b) Ruang kerja aman yang dipergunakan
c) Bahaya potensial yang mungkin terjadi
2) Menentukan jenis, kapasitas angkat dan batas-batas kerja alat berat
3) Landasan harus mampu menahan alat berat dan berat beban
15

4) Lokasi penempatan harus bebas dari rintangan dan lalu lalang


orang
5) Lokasi pengoperasian harus bebas dari bahaya potensial
3. Keselamatan Kerja pada pengoperasian forklift
a. Aktivitas pengangkatan dengan menggunakan Forklift harus dilakukan
oleh personil yang kompeten (Certificate). Artinnya jika seseorang
yang tidak mempunyai SIO (Surat Ijin Operator ) walapun Pekerja
tersebut mempunyai keahlian dalam menggunakan Forklift tetap saja
Pekerja telah melanggar ketentuan yang berlaku yaitu pengguna Forklift
diwajibkan mempunyai SIO,karena untuk mendapatkan SIO tersebut
bekerja harus mengerti dasar – dasar Keselamatan Kerja pada Forklift.
b. Jika tidak dioperasikan dengan benar, forklift dapat berbahaya terkait
dengan beban yang tidak lazim atau melebihi kapasitas beban. Beban
berlebih adalah salah satu Faktor terjadinnya Kecelakaan Kerja pada
Forklift maka pengoperasiannya harus dengan benar sesuai kapasitas
Forklift itu sendiri karena Forklift yaitu alat angkut Khusus yang
digunakan untuk Pekerja yang sudah pernah mengikuti Pelatihan
Operasional Forklift.
c. Siapapun yang menggunakan forklift harus mendapatkan pelatihan.
Pelatihan atau Training sangatlah penting bagi setiap Pekerja yang
menggunakan Forklift karena didalam pelatihan akan ada instruksi
untuk mematuhi peraturan – peraturan penggunaan forklift mengenai
dasar – dasar keselamatan kerja.
d. Pelatihan harus mencakup peraturan umum operasi forklift, batas
beban, posisi angkat yang benar dan tepat dan juga inspeksi rutin.
Dalam Pelatihan yang juga dilaksanakan mencangkup semua elemen –
elemen Peraturan Umum Operasional Forkilft, seperti dalam Batas
Beban,Posisi Angkat yang benar,dan Peraturan dalam mengeatur
Inspeksi rutin. Pelatihan ini adalah faktor utama bagi operator forklift
untuk menjadikan panduan dalam menggunakan dan memperhatikan
Keselamatan Kerja pada forklift.
16

e. Batas beban maksimal tidak boleh dilampaui. Batas Beban Maksimal


suatu Faktor yang dapat memeperngaruhi terjadinnya Kecelakaan
Kerja,karena kelebihan kapasitas berat beban maskimal akan berakibat
fatal pada pengendara itu seniri dan untuk asset Perusahaan juga seperti
Foklift yang rusak atau Hasil produksi yang diangkut itu Jatuh akan
memperngaruhi Kinerja bagi Perusahaan,maka dengan mengikuti
pelatihan Forklift para pengguna akan mengerti kapasitas yang disaran
kan untuk tidak melebihi Berat beban yang ditetapkan.Posisi barang
yang diangkut harus stabil dan tidak boleh menghalangi pandangan
Operator Forklift.
f. Pengangkutan menggukan forklift tidak boleh menghalangi pandangan
pengendara sendiri. Karena jika pandangan sulit pengendara tidak
aklan menegtahui apa yang ada didepan yang dilalui Foklift ini salah
satu factor penyebab terjadinnya kecelakaan Kerja sering kali terjadi
karena kecerobohan dalam menggukana forklift.
g. Pengangkutan drum bahan berbahaya dan beracun (B3) harus ekstra
hati-hati, tidak boleh terjadi benturan selama pengangkatan,
pengangkutan maupun penurunannya. Pengeangkutan Bahan Berbahaya
harus Ekstra Hati – hati membawanya pun harus pelan-tidak boleh
terlalu banyak mengangkut,dan juga tidak boleh melampaui batas beban
yang ditentukan akan berakibat fatal jika bahan berbahaya tersebut
tumpah atau terjatuh pada saaat pengakutan maupun penurunannya.
h. Lakukan rutin inspeksi terhadap peralatan dan perlengkapan sebelum
pengoperasian Forklift dilaksanakan. Perawatan penting sekali untuk
menunjang performa forklift agar tetap bisa dioperasikan dengan
maksimal lakukanlah secara berkala dan terjadwal agar selalu terkontrol
jika terjadi kerusakan secara mendadak,ini juga termasuk pencegahan
untuk menghindari terjadinnya kecelakaan Kerja dalam pengoperasian
Forklift.
i. Inspeksi tahunan oleh inspector forklift juga harus dilakukan. Inspeksi
dan Inspektor juga harus ada untuk menunjang masa berlaku mesin dan
17

masa berlaku service Forklift karena masa berlaku ini diatur dalam
peraturan undang – undang forklift, Inspektor bertugas untuk mengecek
secara keseluruhan dari performa sebagai pihak ke 3 yang akan menilai
lamanya waktu pengoperasian forklift.
j. Personil yang bertanggung jawab terhadap forklift harus mendapatkan
tambahan pelatihan untuk pemeliharaan dan perbaikan. Operator
forklift Pekerja yang paling utama yang sangat mengerti tentang
penggunakan dan kerusakan yang terjadi apabila terjadinnya kerusakan
pada forklift setidaknya jika Operator Forklift mengerti pemeliharaan
dan perbaikan akan meminimalisir untuk kerusakan pada forklift.
4. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang
dimaksud dengan Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu
di utamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum
dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung
diri. Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak menggangu kerja dan
memberikan perlindungan yang efektif.
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat
keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya paparan potensi
bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Tarwaka, 2008).
Suma’mur (1996) menunjukkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu:
18

1) Pengujian mutu
Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah ditentukan
untuk menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan
perlindungan sesuai dengan yang diharapkan. Semua alat pelindung
diri sebelum dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya.
2) Pemeliharaan alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai
dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri
agar benar-benar dapat memberikan perlindungan semaksimal
mungkin pada tenaga kerja.
3) Ukuran harus tepat
Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada
tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran
yang tidak tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakaiannya.
4) Cara pemakaian yang benar
Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat
ini tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara
memakainya tidak benar. Tenaga kerja harus diberikan pengarahan
tentang:
a) Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan
potensi bahaya yang ada.
b) Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan
diterima oleh tenaga kerja jika tidak memakai alat pelindung
diri yang diwajibkan.
c) Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar
harus dijelaskan pada tenaga kerja.
d) Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja menggunakan
alat pelidung diri.
e) Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik
agar tidak menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu.
19

f) Penyimpaan alat pelindung diri harus selalu disimpan dalam


keadaan bersih ditempat yang telah tersedia, bebas dari
pengaruh kontaminasi.
b. Syarat-syarat Alat Pelindung Diri
Adapun syarat-syarat APD agar dapat dipakai dan efektif
dalam penggunaan dan pemiliharaan APD sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif
pada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi di tempat kerja.
2) Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin,
nyaman dipakai dan tidak merupakan beban tambahan bagi
pemakainya.
3) Bentuk cukup menarik, sehingga pekerja tidak malu memakainya.
4) Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena
jenis bahayanya maupun kenyamanan dalam pemakaian.
5) Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
6) Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta
gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam waktu yang
cukup lama.
7) Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda
peringatan.
8) Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia
di pasaran.
9) Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
10) Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang
ditetapkan
c. Pemilihan Alat Pelindung Diri
Setiap tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis, bahan dan proses produksi yang
dilakukan. Dengan demikian, sebelum melakukan pemilihan alat
pelindung diri yang tepat digunakan, diperlukan adanya suatu
identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko yang terdapat di tempat
20

kerja masing-masing. Pemilihan dan pemakaian alat pelindung diri


harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1) Aspek teknis, meliputi:
a) Pemilihan berdasarkan jenis dan bentuknya
Jenis dan bentuk alat pelindung diri harus disesuikan dengan
bagian tubuh yang dilindungi.
b) Pemilihan berdasarkan mutu dan kualitas
c) Mutu alat pelindung diri akan menentukan tingkat keparahan
dari suatu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
terjadi. Semakin rendah mutu alat pelindung diri maka semakin
tinggi tingkat keparahan terhadap kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang akan terjadi.
d) Penentuan jumlah alat pelindung diri
Jumlah yang diperlukan sangat tergantung dari jumlah tenaga
kerja yang terpapar potensi bahaya di tempat kerja. Setiap
tenaga kerja harus menmakai alat pelindung diri secara individu
atau tidak dipakai secara bergantian.
e) Teknik penyimpanan dan pemeliharaan
Alat Pelindung Diri haruslah disimpan dan dipelihara dengan
baik agar dapat digunakan kembali dengan tidak mengurangi
fungsi dari Alat Pelindung Diri tersebut.
2) Aspek Psikologis
Di samping aspek teknis, maka aspek psikologis yang
menyangkut masalah kenyamanan dalam penggunaan alat
pelindung diri juga sangat penting untuk diperhatikan. Timbulnya
masalah baru bagi pemakai harus dihilangkan, seperti terjadinya
gangguan terhadap kebebasan gerak pada saat memakai alat
pelindung diri. Penggunaan alat pelindung diri tidak menimbulkan
alergi atau gatal-gatal pada kulit, tenaga kerja tidak malu
memakainya karena bentuknya tidak cukup menarik (Tarwaka,
2008).
21

d. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri


Jenis-jenis alat pelindung diri berdasarkan fungsinya terdiri
dari beberapa macam. Alat pelindung diri yang digunakan tenaga kerja
sesuai dengan bagian tubuh yang dilindungi, antara lain:
1) Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi rambut terjerat oleh mesin yang
berputar dan untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk,
kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang
melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api,
percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikroorganisme) dan
suhu yang ekstrim. Jenis alat pelindung kepala yang digunakan
ditempat kerja antara lain:
a) Topi pelindung (Safety Helmets)
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras
yang terjatuh dan terkena arus listrik. Topi pelindung harus
tahan terhadap pukulan, tidak mudah terbakar, tahan terhadap
perubahan iklim dan tidak menghantarkan arus listrik. Topi
pelindung dapat terbuat dari plastik (bakelite), fiberglass
maupun metal.
b) Tutup kepala
Berfungsi untuk melindungi kepala dari kebakaran, korosi dan
suhu panas atau dingin. Biasanya terbuat dari asbestos, kain
tahan api/korosi, kulit dan kain tahan air.
c) Topi (Hats/Cap)
Untuk melindungi kepala atau rambut dari kotoran/debu dan
mesin berputar. Topi ini biasanya terbuat dari kain katun.
2) Alat Pelindung Mata dan Muka
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan
kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara
22

dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap


panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun
yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda
keras atau benda tajam. Jenis alat pelindung mata dan muka ini
antara lain:
a) Spectacle
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari partikel-partikel
kecil, debu dan radiasi gelombang elektromagnetik.
b) Goggles
Kacamata bentuk framennya dalam, yang digunakan untuk
melindungi mata dari bahaya gas-gas, uap-uap, larutan bahan
kimia korosif dan debu-debu. Googles pada umumnya kurang
diminati oleh pemakainya, oleh karena selain tidak nyaman
juga alat ini menutup mata terlalu rapat sehingga tidak terjadi
ventilasi di dalamnya dengan akibat lensa mata sudah
mengembun. Untuk mengatasi hal ini, lensa dilapisi dengan
bagan hidrofil/googles dilengkapi dengan lubang-lubang
ventilasi.
c) Face shield
Tameng muka ini melindungi mata dan muka dari radiasi
elektromagnetik baik yang mengion maupun tidak mengion.
3) Alat pelindung telinga
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan
atau tekanan. Pada umumnya alat pelindung telinga dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Sumbat telinga (earplug)
Digunakan di tempat kerja yang mempunyai intensitas
kebisingan antara 85 dBA sampai 95 dBA. Ukuran bentuk dan
posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda
dan bahkan antara kedua telinga dari individu yang sama
23

berlainan pula. Oleh karena itu sumbat telinga harus dipilih


sesuai dengan ukuran, bentuk dan posisi saluran telinga
pemakaiannya. Sumbat telinga dapat terbuat dari kapas,
malam, plastik karet alami dan sintetik. Menurut cara
pemakaiannya, sumbat telinga diklasifikasikan menjadi:
(1) Semi insert type
Sumbat telinga yang hanya menyumbat lubang masuk
telinga.
(2) Insert type
Sumbat telinga yang dapat menutupi seluruh saluran
telinga luar.
Sedangkan menurut cara penggunaannya, sumbat
telinga dibedakan menjadi:
(1) Disposable earplug
Sumbat telinga yang digunakan untuk sekali pakai saja
kemudian dibuang, bahan yang digunakan dapat dari
kapas dan malam.
(2) Non Disposible earplug
Sumbat telinga yang digunakan untuk waktu yang lama,
bahan yang digunakan dari karet atau plastik yang dicetak.
Untuk sumbat telinga memiliki beberapa keuntungan
antara lain:
(1) Mudah dibawa karena ukurannya kecil
(2) Relatif lebih nyaman dipakai di tempat kerja panas
(3) Tidak membatasi gerakan kepala
(4) Harga relatif murah daripada tutup telinga
(5) Dapat dipakai dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh
pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-anting dan
rambut.
Namun, sumbat telinga juga memiliki beberapa
kerugian, antara lain:
24

(1) Memerlukan waktu yang lebih lama dari tutup telinga


untuk pemasangan yang tepat.
(2) Tingkat proteksinya lebih kecil dari tutup telinga
(3) Sulit untuk memonitor tenaga kerja apakah ia memakai
atau tidak, oleh karena pemakaiannya sukar dilihat oleh
pengawas.
(4) Hanya dapat dipakai oleh saluran telinga sehat.
(5) Bila mata yang digunakan untuk memasang sumbat
telinga kotor maka saluran telinga akan mudah terkena
iritasi.
b) Tutup telinga (ear muff)
Tutup telinga (ear muff) terdiri dari dua buah tudung
untuk tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang
berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Tutup telinga
ini dapat mengurangi kebisingan dan juga dapat melindungi
bagian luar telinga dari benturan benda keras atau percikan
bahan kimia. Tutup telinga memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan sumbat telinga antara lain:
(1) Atenuasi suara oleh tutup telinga uumnya lebih besar dari
sumbat telinga
(2) Satu ukuran tutup telinga dapat digunakan oleh beberapa
orang dengan ukuran telinga yang berbeda
(3) Mudah dimonitor pemakaiannya oleh pengawas
(4) Dapat dipakai pada telinga yang terkena infeksi (ringan)
(5) Tidak mudah hilang/terselip
Akan tetapi, tutup telinga juga memiliki beberapa
kerugian antara lain:
(1) Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas
25

(2) Efektifitas dan kenyamanan pemakaiannya dipengaruhi


oleh pemakaian kacamata, tutup kepala, anting-anting dan
rambut yang menutupi telinga

(3) Relatif tidak mudah dibawa

(4) Dapat membatasi gerakan kepala pada ruang kerja yang


sempit

(5) Harganya relatif lebih mahal dari sumbat telinga

(6) Pada penggunaannya yang terlalu sering atau bilamana pita


perhitungan yang berpegas sering ditekuk oleh pemakainya
daya atenuasinya akan berkurang

4) Alat pelindung pernafasan beserta perlengkapannya


Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ
pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat dan
atau menyaring cemaran bahan kimia, mikroorganisme, partikel
yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume dan
sebagainya.
Sebelum melakukan pemilihan terhadap suatu alat
pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi
tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan yang ada di
lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain:
a) Bentuk kontaminan di udara berupa gas, uap, kabut, fume,
debu atau kombinasi dari berbagai bentuk kontaminan tersebut.
b) Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
c) Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing
kontaminan.
26

d) Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan


iritasi mata dan kulit.
e) Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak.
Secara umum, jenis alat pelindung pernafasan yang sering
digunakan di tempat kerja antara lain:
a) Masker
Digunakan untuk mengurangi paparan debu atau partikel-
partikel yang lebih besar masuk ke dalam saluran pernafasan.
b) Respirator
Digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan paparan
debu, kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya. Secara
umum respirator dibedakan menjadi:
(1) Air purifiying respirator
Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi seseorang
tenaga kerja dari bahaya pernafasan oleh debu, kabut uap
logam, asap dan gas. Menurut cara kerjanya dan bentuk
kontaminan, air purifying respirator dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu:
(a) Chemical Respirator
Merupakan cartridge respirator terkontaminasi gas
dan uap dengan toksisitas rendah. Cartridge ini berisi
absorban dan karbon aktif, arang dan silica gel.
Sedangkan canister digunakan untuk mengabsorbsi
khlor dan gas atau uap zat organik.
(b) Mechanical Filter Respirator
Alat pelindung ini berguna untuk menangkap partikel-
partikel zat padat, debu, kabut, uap logam dan asap.
Respirator ini biasanya dilengkapi dengan filter yang
berfungsi untuk menangkap debu dan kabut dengan
kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau
partikel yang tidak terlalu kecil. Filter pada respirator
27

ini terbuat dari fiberglass atau wol dan serat sintetis


yang dilapisi dengan resin untuk memberi muatan
pada partikel.
(2) Breathing Apparatus / Air Supply Respirator
Respirator ini tidak dilengkapi dengan filter maupun
absorbent. Cara air supply respirator atau breathing
apparatus melindungi pemakainya dari pemaparan zat-zat
kimia yang sangat toksik atau dari bahaya kekurangan
oksigen adalah dengan mensuplay udara (compressed air)
atau oksigen kepada pemakainya.
(3) Air line respirator
Mensuplai udara dari silinder atau kompresor udara yang
bertekanan pada pemakaiannya setelah tekanannya terlebih
dahulu diatur oleh suatu alat pengatur tekanan yang dipakai
oleh pemakainya dan pada respirator ini oksigen tidak
boleh digunakan.
(4) Hose mask respirator
Mensuplai udara kepada pemakainya melalui saluran udara
penghubung (hose) yang berdiameter lebih besar dari air
line, alat ini dapat dilengkapi blower dengan tujuan
menambah kecepatan aliran udara dalam hose kecepatan
maksimum alirnya dapat mencapai 150 liter/menit.
5) Alat pelindung tangan
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan
dan bagian lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia,
benda panas dan dingin, kontak dengan arus listrik. Berdasarkan
bahan pembuatannya alat pelindung tangan dibagi menjadi:
a) Sarung tangan yang terbuat dari bahan asbes, katun, wool untuk
melindungi tangan dari api, panas, dan dingin.
b) Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi
tangan dari listrik, panas, luka, dan lecet.
28

c) Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb)
untuk melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan
radiasi pengion.
d) Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik)
untuk melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
e) Sarung tangan yang terbuat dari bahan poly vinyl chlorida
(PVC) untuk melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan
dapat sebagai oksidator.
6) Alat pelindung kaki
Alat pelindung kaki atau sepatu keselamatan berfungsi
untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan
benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Menurut SNI 0111 : 2009
sepatu keselamatan dibagi menjadi lima tipe, yaitu:
a) Tipe A, merupakan desain pendek (a low shoe)
b) Tipe B merupakan sepatu dengan desain pergelangan kaki
(angkle boot)
c) Tipe C yaitu desain setengah lutut (half-knee boot)
d) Tipe D merupakan desain setinggi lutut (high boot)
e) Tipe E yaitu desain setinggi diatas lutut (high boot)
f) Tipe 1 adalah tambahan tinggi sepatu sesuai panjang kaki
pemakai
7) Pakaian pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas
atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,
benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,
radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang,
29

tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Pakaian


pelindung dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Apron
Pakaian pelindung ini biasanya terbuat dari bahan timbal dan
berfungsi untuk melindungi pemakainya dari percikan api,
cairan, larutan bahan-bahan kimia korosif dan di cuaca kerja
(panas, dingin, dan kelembaban).
b) Overall
Pakaian pelindung yang menutupi seluruh bagian tubuh dari
bahaya percikan api, cairan, larutan bahan-bahan kimia korosif
dan di cuaca kerja (panas, dingin, dan kelembaban).
B. Perundang-Undangan
1. Undang – Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1070
2. Undang – Undang dan Peraturan Uap tahun 1930
a. Undang-undang Uap tahun 1930 (stom Ordinate 1930) stbl. No 225
tahun 1930
b. Peraturan Uap tahun 1920 (stom Ordinate 1930) stbl. No 339 tahun
1930
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER.05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat dan angkut;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi R.I. No. PER.
09/MEN/VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan
angkut;
5. Undang-Undang No.1 Thn 1970 tentang Keselamatan Kerja;
6. Peraturan menteri tenaga kerja nomor 5 tahun 1985
7. Permenakertrans No 9 tahun 2010
8. Permenakertrans RI No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung
Diri

Anda mungkin juga menyukai