Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Boiler
a. Pengertian Ketel Uap
Pengertian ketel uap mencakup ketel gas buang dan pipa gas
buang dari motor bakar dan ketel pemanas dengan suhu air keluar
melebihi 110 0C, yang berfungsi mengubah air menjadi uap dengan
pertolongan panas, uap yang dihasilkan oleh ketel uap selain digunakan
untuk tenaga penggerak digunakan pula untuk pemanas lanjut.
Ketel uap adalah suatu pesawat yang dibuat mengubah
sebagian air didalamnya menjadi uap dengan jalan pemanasan diperoleh
dari pembakaran bahan bakar, jadi setiap ketel uap harus mempunyai
atau dilengkapi dengan sebuah tempat pembakaran (tempat pembakaran
bahan bakar tergantung dengan jenis bahan bakar yang dipakai.)
Menurut UU Uap 1930, yang dimaksud dengan pesawat uap
atau ketel uap adalah suatu ketel uap dan setiap pesawat lainnya yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah secara langsung atau tidak
langsung dihubungkan dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna
bekerja di bawah tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara biasa.
Sedangkan menurut Suma’mur, ketel uap adalah suatu sistem
yang bertekanan tinggi yang padanya air diubah menjadi uap sebagai
periodik air oleh pemanas dari sumber yang bersuhu tinggi.
b. Bagian-bagian Ketel Uap
Setiap ketel-ketel uap kadang-kadang mempunyai bagian-
bagian yang berbeda tergantung dari jenis ketel itu sendiri, tetapi
berdasarkan Undang-Undang Uap 1930, ketel uap harus memiliki
perlengkapan sebagai berikut:
1) 2 buah klep pengaman
2) Sedikitnya satu manometer
4
5
3) Sedikitnya 2 kran pengukur air atau kran percobaan dan satu alat
pengukur air dengan kran terusan yang dapat diterobos dengan uap
4) Sedikitnya 2 pesawat pengisi air yang terlepas satu sama lain
5) Suatu alat yang berkerja sendiri sehingga kekurangan air didalam
ketel terlepas dari masinis atau setoker dapat diketahui
6) Suatu tanda bagi keadaan air terendah yang diperbolehkan
7) Lobang lalu orang dan lobang untuk lumpur yang diperlukan
8) Satu kran pembuangan
9) Ditempat pelat yang berisi:
a) Tekanan uap tertinggi yang diperbolehkan Kg/cm2
b) Tahun dan tempat pembuatan dan nama pembuatnya.
Tabel 1. Bagian-bagian pada mesin ketel uap beserta fungsinya
Bagian mesin ketel uap Fungsi bagian
Menunjukkan tekanan kerja uap dalam
Manometer
ketel
Mencegah ledakan jika air dalam ketel
Katup/Klep Pengaman
tetap beroperasi
Untuk mengetahui batas terendah dan
Kran Pengatur Air
tertinggi air dalam ketel
Mengatur permukaan air secara tetap
Gelas Penduga
dalam ketel
Mengatur tekanan uap dalam ketel, jika
Tingkap Pengaman
tekanan uap tinggi maka uap keluar
Kran Pengatur Uap Mengatur uap yang keluar
Melindungi ketel dari kerusakan yang
Prop Leleh dan Peluit
disebabkan oleh peristiwa air yang
Bahaya
melebihi batas maksimum
Melindungi ketel dari kerusakan yang
sedang beroperasi dan berfungsi juga
Kran Pembuangan
sebagai tempat penggerakan atau
pergerakan atau pembersihan ketel
6
c) Fluidized Coal
Proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga
batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm. Pada proses ini
pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara akan
langsung membara jika mengenai pasir.
d) Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik tipe ini memanfaatkan bahan
bakar cair, padat, dan gas untuk melakukan pembakaran,
pemanasan yang terjadi lebih merata.
Bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary firing fuel
dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun.
Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil
alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.
7) Berdasarkan material penyusun boiler
a) Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik bahan baku
utama boiler terbuat menggunakan steel pada daerah steam.
b) Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik bahan
baku utama boiler terbuat menggunakan besi cor pada daerah
steam.
d. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pesawat uap yaitu, terjadi proses dengan
pancaran atau konveksi dari nyala api dan gas panas kepada dinding
ketel dan pipa-pipa api yang akan mengalir melalui hantaran sisi
dinding yang memberi panas dengan cara konveksi kepada air ketel
yang mengalir.
Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan
yang diinginkan atau dibutuhkan maka dibutuhkan sejumlah panas
untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut diperoleh dari
pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan
12
masa berlaku service Forklift karena masa berlaku ini diatur dalam
peraturan undang – undang forklift, Inspektor bertugas untuk mengecek
secara keseluruhan dari performa sebagai pihak ke 3 yang akan menilai
lamanya waktu pengoperasian forklift.
j. Personil yang bertanggung jawab terhadap forklift harus mendapatkan
tambahan pelatihan untuk pemeliharaan dan perbaikan. Operator
forklift Pekerja yang paling utama yang sangat mengerti tentang
penggunakan dan kerusakan yang terjadi apabila terjadinnya kerusakan
pada forklift setidaknya jika Operator Forklift mengerti pemeliharaan
dan perbaikan akan meminimalisir untuk kerusakan pada forklift.
4. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri yang
dimaksud dengan Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu
di utamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum
dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung
diri. Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak menggangu kerja dan
memberikan perlindungan yang efektif.
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat
keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya paparan potensi
bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Tarwaka, 2008).
Suma’mur (1996) menunjukkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu:
18
1) Pengujian mutu
Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah ditentukan
untuk menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan
perlindungan sesuai dengan yang diharapkan. Semua alat pelindung
diri sebelum dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya.
2) Pemeliharaan alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai
dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri
agar benar-benar dapat memberikan perlindungan semaksimal
mungkin pada tenaga kerja.
3) Ukuran harus tepat
Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada
tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran
yang tidak tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakaiannya.
4) Cara pemakaian yang benar
Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat
ini tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara
memakainya tidak benar. Tenaga kerja harus diberikan pengarahan
tentang:
a) Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan
potensi bahaya yang ada.
b) Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan
diterima oleh tenaga kerja jika tidak memakai alat pelindung
diri yang diwajibkan.
c) Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar
harus dijelaskan pada tenaga kerja.
d) Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja menggunakan
alat pelidung diri.
e) Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik
agar tidak menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu.
19
c) Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb)
untuk melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan
radiasi pengion.
d) Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik)
untuk melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
e) Sarung tangan yang terbuat dari bahan poly vinyl chlorida
(PVC) untuk melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan
dapat sebagai oksidator.
6) Alat pelindung kaki
Alat pelindung kaki atau sepatu keselamatan berfungsi
untuk melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan
benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Menurut SNI 0111 : 2009
sepatu keselamatan dibagi menjadi lima tipe, yaitu:
a) Tipe A, merupakan desain pendek (a low shoe)
b) Tipe B merupakan sepatu dengan desain pergelangan kaki
(angkle boot)
c) Tipe C yaitu desain setengah lutut (half-knee boot)
d) Tipe D merupakan desain setinggi lutut (high boot)
e) Tipe E yaitu desain setinggi diatas lutut (high boot)
f) Tipe 1 adalah tambahan tinggi sepatu sesuai panjang kaki
pemakai
7) Pakaian pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas
atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,
benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,
radiasi, binatang, mikroorganisme patogen dari manusia, binatang,
29