1. Pengertian Protap penerimaan staf medis adalah proses penerimaan anggota staf medis
yang melibatkan Direktur, Komite medis, Panitia kredensial, KSM yang
bersangkutan di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan penerimaan staf medis di RS Ibu dan
Anak BudiAsih Serang, agar didapat anggota staf medis baru, yang memiliki
perilaku yang baik profesional dan mentaati semua peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang Serang.
4. Prosedur 4.1 Calon Staf Medis mengajukan berkas lamaran ke ditektur yang berisi :
4.1.1 Surat permohonan tertulis dari calon kepada direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
4.1.2 Dafrat Riwayat hidup lengkap
4.1.3 Fotocopy Ijazah dokter umum/spesialis.
4.1.4 Fotocopy Surat Tanda Registrasi (STR)
4.1.5 Fotocopy Sertifikat symposium/pelatihan
4.1.6 Pas Photo 4 x 6 1 buah
4.1.7 Fotocopy KTP 1 buah.
4.2 Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang mempertimbangkan
permohonan tertulis berdasarkan kebutuhan tenaga KSM terkait dan
rencana pengembangan rumah sakit.
4.3 Berdasarkan hal tersebut diatas maka direktur akan menolak permohonan
calon tersebut atau menerima dan meneruskan permohonan calon tersebut
ke komite medis.
4.4 Komite Medis setelah menerima berkas lamaran calon staf medis dari
Direktur kemudian mengirimkan berkas lamaran tersebut ke Panitia
Kredensial untuk ditindaklanjuti.
4.5 Panitia Kredensial setelah menerima berkas calon staf medis, kemudian
melaksanakan proses kredensial tergadap calon tersebut yaitu :
4.5.1 Meneliti berkas permohonan calon staf medis dari segi kelengkapan
administrasi
4.5.2 Mencari informasi (penelusuran) mengenai calon staf medis dari
institusi pendidikan dan tempat bekerja semebumnya.
4.5.3 Melakukan wawancara terhadap calon staf medis.
4.5.4 Mengadakan tes tertulis (hanya calon staf medis umum)
4.5.5 Meminta calon staf medis membaca Medial Staff By Laws Rumah
Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang untuk dipelajari.
4.5.6 Membuat rekomendasi ke komite medis dengan memperhatikan
sikap, pengetahuan dan ketrampilan dan persetujuan calon staf
medis terhadapmedical staff by Laws RS Ibu dan Anak BudiAsih
Serang.
4.6 Komite medis membuat rekomendasi ke direktur setelah
Mempertimbangkan laporan dari Panitia kredensial.
Protap Penerimaan Anggota Staf Medis
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
Prosedur 4.7 Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang berdasarkan rekomendasi dari
komite medis memutuskan untuk menerima atau menolak calon staf
medis. Bila direktur menerima calon tersebut maka selanjutnya membuat
MOU dengan calon staf medis dan menganjurkan yang bersangkutan
segera mengurus SIP di Ibu dan Anak BudiAsih Serang serta mengirimkan
surat ke Komite medis bahwa yang bersangkuatn diterima.
1. Pengertian Protap panitia kredensial dan proctoring adalah tata cara penyeleksian anggota
staf medis baru yang dilaksanakan oleh panitia kredensial yang berlaku di
lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses penerimaan calon staf medis di RS Ibu dan Anak
BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Prosedur tetap penerimaan staf medis yang disusun oleh komite medis.
4. Prosedur 4.1 Calon staf medis mengikuti proses kredensial yang dilaksanakan oleh
panitia kredensial sesuai dengan protap penerimaan anggota staf medis.
4.2 Apabila yang bersangkutan sudah diputuskan diterima oleh Direktur
selanjutnya dilakukan proses proctoring yang meliputi
4.2.1 Untuk dokter spesialis.
4.2.1.1 Magang (Bimbingan dan pengawasan kerja) oleh KSM
sesuai dengan spesialisasinya selama 3 bulan
4.2.1.2 Tidak dapat menuliskan resep atas namanya.
4.2.1.3 Belum memiliki kewenangan klinis.
4.2.2 Untuk dokter umum
4.2.2.1 Bimbingan dan pengawasan kerja di seluruh KSM dan/atau
Instalasi selama 3 bulan
4.2.2.2 Tidak dapat menuliskan resep atas namanya.
4.2.2.3 Belum memiliki kewenangan klinis
4.2.3 Uutuk dokter gigi
4.2.3.1 Bimbingan dan pengawasan kerja oleh KSM gigi selama 3
bulan
4.2.3.2 Tidak dapat menuliskan resep atas namanya.
4.2.3.3 Belum memiliki kewenangan resep atas namanya.
4.3 Setelah calon staf medis menjalankan proktoring, maka panitia kredensial
membuat surat rekomendasi ke komite medis mengenai hasil proktoring.
4.4 Setelah mendapat laporan mengenai kegiatan proktoring dari panitia
kredensial, maka Komite medis membuat surat rekomendasi calon staf
medis ke direktur.
4.5 Direktur memberikan surat kewenangan klinis setelah mempertimbangkan
rekomendasi proctoring calon tenaga medis dari komite medis.
1. Pengertian Protap pemilihan ketua KSM adalah tata cara pemilihan ketua KSM yang
berlaku di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemilihan dan penetapan Ketua KSM yang
dapat menyelaraskan kepentingan KSM dan Rumah Sakit sehingga tercipta
suasana kerja yang kondusif.
3. Kebijakan Medical Staf By Laws / peraturan internal staf medis.
4. Prosedur 4.1 Surat pemberitahuan dari Komite Medis mengenai pemilihan ketua KSM.
4.2 Pemilihan calon ketua KSM dilaksanakan dalam rapat pleno KSM
4.3 Rapat KSM memilih 2 (dua) orang calon ketua KSM
4.4 Nama 2 (dua) calon Ketua KSM terpilih diserahkan ke komite medis.
4.5 Komite medis memberikan rekomendasi mengenai calon ketua KSM
kepada direktur
4.6 Ketua KSM ditetapkan oleh Direktur rumah sakit.
4.7 Ketua KSM mempunyai masa jabatan selama 3 (tiga) tahun.
4.8 Bila Anggota KSM kurang dari 3 orang, maka penentuan ketua KSM
dilakukan oleh Direktur setelah mendapat saran/masukan dari komite
Medis.
1. Pengertian Protap pemilihan ketua Komite Medis adalah tata cara pemilihan ketua
Komite Medis yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak
BudiAsih Serang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemilihan dan penetapan Ketua Komite
Medis sehingga dihasilkannya perencanaan, penggerakan, pelaksanaan,
pengendalian sumber daya manusia, dalam rangka pencapaian tujuan secara
efektif, efisien dan terjaganya mutu pelayanan di rumah sakit.
4. Prosedur 4.1 Surat pemberitahuan dari ketua Komite Medis kepada direktur mengenai
berakhirnya masa kerja dan akan diadakan pemilihan ketua Komite Medis
periode berikutnya.
4.2 Pemilihan calon ketua Komite Medis dilaksanakan dalam rapat pleno
komite medis.
4.3 Staf medis mengusulkan calon ketua komite medis kepada direktur
4.4 Direktur memilih dan menetapkan ketua komite medis
4.5 Ketua komite medis mempunyai masa jabatan selama 3 (tiga) tahun.
1. Pengertian Protap visite pasien di ruang rawat inap adalah tata cara visite di ruang rawat
inap yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Visite adalah : kegiatan pemeriksaan pasien dan pengelolaannya oleh spesialis
/ dokter umum di ruang rawat inap.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan visite ruang rawat inap di RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang sehingga kegiatan visite dapat terlaksana dengan
baik.
3. Kebijakan Tata tertib KSM bahwa visite pasien di ruang rawat inap dilaksanakan oleh
dokter spesialis atau dokter umum
4. Prosedur 4.1 Melakukan visite di ruang rawat inap pada jam kerja dengan mengenakan
jas dokter resmi RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang berikut papan nama.
4.2 Pada lembar rekam medis menuliskan :hasil pemeriksaan, terapi / tindakan
yang diberikan, tanggal dan jam pemeriksaan diakhiri dengan tanda tangan
atau paraf dokter pemeriksa.
4.3 Apabila berhalangan melakukan visite dapat dialihkan pada staf medis
lainya dalam KSM yang sama atau pada KSM yang setara.
4.4 Apabila anggota KSM yang sama atau KSM yang setara tidak dapat
menggantikan, visite dapat dialikan ke dokter umum.
1. Pengertian Adalah tata cara penggantian visite spesialis oleh dokter umum di ruang rawat
inap yang berlaku di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan visite dokter spesialis oleh dokter
umum ruang rawat inap di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Tata tertib KSM bahwa visite pasien di ruang rawat inap dilaksanakan oleh
dokter spesialis atau case manajer bila dokter spesialis berhalangan.
4. Prosedur 4.4 Menggantikan visite bila ada permintaan dari spesialis karena
berhalangan
4.4 Menghubungi spesialis bila sampai jam 10.00 dokter spesialis belum
datang visite.
4.4 Melakukan visite bila jam 11.00 spesialis belum datang ke ruangan dan
tidak dapat dihubungi.
4.4 Menuliskan hasil pemeriksaan, rencana terapi dan atau tindakan,
tanggal dan jam pemeriksaan disertai tanda tangan / paraf pada catatan
medis.
5. Unit Terkait 5.1 Komite medis
5.4 KSM
5.5 Ruang rawat inap
Protap Konsultasi Medis di Meja Operasi.
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Adalah tata cara konsultasi di meja operasi yang berlaku di lingkungan
Rumah RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi adalah: permintaan pendapat, saran dan instruksi serta menanganan
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis
kepada dokter spesialis lainnya sehubungan dengan
keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang
dirawat membutuhkan penanganan yang lebih khusus
oleh dokter spesialis lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan konsultasi di meja operasi di RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Arah Kebijakan Umum bidang Pelayanan bahwa pelayanan medis dilakukan
oleh dokter spesialis sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.1 Bila Operator menemukan kasus di luar keahliannya saat sedang operasi,
maka yang bersangkutan membuat surat konsul (Menuliskan kelengkapan
data pasien, hasil pemeriksaan dan tindaklanjut yang telah dilakukan
terhadap pasien tersebut serta membubuhi tanda tangan / paraf) pada
lembar konsul kepada dokter yang berhak menangani dan
menghubunginya.
4.2 Dokter yang dihubungi segera datang ke ruang operasi kemudian
melakukan pemeriksaan kalau perlu melanjutkan operasi tersebut apabila
memang kasus tersebut sesuai dengan bidangnya dan menuliskan jawaban
konsul (tanggal dan jam pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan rencana tidak
lanjut serta membubuhi tanda tangan / paraf) di lembar jawaban konsul.
1. Pengertian Adalah tata cara konsultasi di meja Instalasi Bedah Sentral yang berlaku di
lingkungan Rumah RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi adalah: permintaan pendapat, saran dan instruksi serta menanganan
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis
kepada dokter spesialis lainnya sehubungan dengan
keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang
dirawat membutuhkan penanganan yang lebih khusus
oleh dokter spesialis lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan konsultasi di Instalasi Bedah Sentral
di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di Instalasi Bedah Sentral dilakukan
oleh dokter spesialis sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.2 Bila Operator menemukan kasus di luar keahliannya saat pre operasi,
maka yang bersangkutan membuat surat konsul (Menuliskan
kelengkapan data pasien, hasil pemeriksaan dan tindaklanjut yang
telah dilakukan terhadap pasien tersebut serta membubuhi tanda tangan
/ paraf) pada lembar konsul kepada dokter yang berhak menangani dan
menghubunginya.
4.2 Dokter yang dihubungi melakukan pemeriksaan dan menuliskan
jawaban konsul (tanggal dan jam pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan
rencana tidak lanjut serta membubuhi tanda tangan / paraf) di lembar
jawaban konsul.
1. Pengertian Protap konsultasi medis di ruang rawat inap adalah tata cara konsultasi antar
KSM di ruang rawat inap yang berlaku di lingkungan RS Ibu dan Anak
BudiAsih Serang.
Konsultasi adalah: permintaan pendapat, saran dan instruksi serta menanganan
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis
kepada dokter spesialis lainnya sehubungan dengan
keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang
dirawat membutuhkan penanganan yang lebih khusus
oleh dokter spesialis lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan konsultasi di ruang rawat inap di RS
Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di ruang rawat inap dilakukan oleh
dokter umum / dokter spesialis sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.1 Bila dokter yang memeriksa pasien (anggota KSM I) menemukan kasusu
di luar keahliannya saat sedang visite maka yang bersangkutan membuat
surat konsul (menuliskan kelengkapan data pasien, hasil pemeriksaan dan
tindak lanjut yang telah dilakukan terhadap pasien tersebut serta
membubuhi tandatangan / paraf) pada lembar konsul kepada dokter yang
berhak menangani dan menghubungi.
4.2 Perawat ruangan / case manager menghubungi dokter yang dituju (anggota
KSM II)
4.3 Dokter yang dihubungi, datang lalu melakukan pemeriksaan dan
menuliskan jawaban konsul (tanggal dan jam pemeriksaan, hasil
pemeriksaan dan rencana tindak lanjut serta membubuhi tandatangan /
paraf) di lembar jawaban konsul
1. Pengertian Protap konsultasi medis di poliklinik adalah tata cara konsultasi antar KSM di
Poliklinik yang berlaku di lingkungan RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi adalah: permintaan pendapat, saran dan instruksi serta menanganan
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis
kepada dokter spesialis lainnya sehubungan dengan
keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang
dirawat membutuhkan penanganan yang lebih khusus
oleh dokter spesialis lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan konsultasi antar KSM di poli RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di poliklinik dilakukan oleh dokter
umum / dokter spesialis sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.1 Bila dokter yang memeriksa pasien (anggota KSM I) menemukan kasus di
luar kehaliannya maka yang bersangkutan membuat surat konsul
(menuliskan kelengkapan data pasien, hasil pemeriksaan dan tindaklanjut
yang telah dilakukan terhadap pasien tersebut serta membubuhi
tandatangan / paraf ) pada lembar konsul kepada dokter yang berhak
menangani dan menghubungi.
4.2 Dokter (anggota KSM II) yang dikonsulkan melakukan pemeriksaan dan
menuliskan jawaban konsul (tanggal dan jam pemeriksaan, hasil
pemeriksaan dan rencana tindak lanjut serta membubuhi tandatangan /
paraf) di lembar jawaban konsul
5. Unit Terkait 5.1 Komite medis
5.2 KSM
5.3 Poliklinik
Protap Konsultasi Medis di IGD
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Protap konsultasi medis di Ruang Gawat Darurat adalah tata cara konsultasi
antar dokter jaga IGD dengan spesialis atau antar spesialis di ruang gawat
darurat yang berlaku di lingkungan RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi adalah: permintaan pendapat, saran dan instruksi serta menanganan
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter jaga
IGD/dokter spesialis kepada dokter spesialis lainnya
sehubungan dengan keadaan sakit atau cedera yang
diderita pasien yang dirawat membutuhkan
penanganan yang lebih khusus oleh dokter spesialis
lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan konsultasi medis di IGD RS Ibu dan
Anak BudiAsih Serang, sehingga pasien dapat memperoleh penanganan yang
segera dari dokter spesialis yang dibutuhkan.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di IGD dilakukan oleh dokter umum
/ dokter spesialis sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.1 Pasien yang datang ke IGD dilayani oleh dokter jaga IGD & perawat jaga
IGD.
4.2 Setelah selesai pemeriksaan, dokter memberikan pengobatan & tindakan
sesuai dengan diagnosa.
4.3 Apabila pasien membutuhkan konsultasi medis spesialis, maka dokter
yang memeriksa (dokter jaga IGD) segera menghubungi dokter jaga
spesialis on call yang dibutuhkan melalui telepon.
4.4 Apabila dokter jaga spesialis on-call dalam waktu 15-30 tidak berhasil
dihubungi, maka dokter jaga IGD menghubungi dokter spesialis on call
lain.
4.5 Pada kasus cito, dokter spesialis/konsultan harus datang & memeriksa
pasien di IGD.
4.6 Dokter konsultan menuliskan hasil pemeriksaan serta advisnya pada status
pasien dengan mencantumkan tanggal & jam pada saat konsultasi dijawab.
4.7 Pada kasus tidak cito, dokter konsultan dapat memberikan advis melalui
telepon dan memeriksa pasien pada kesempatan lain sesegera mungkin.
4.8 Dokter IGD yang menerima jawaban konsul melalui telepon harus
menuliskan jawaban konsul tersebut pada lembar isian IGD dengan jelas
& teliti kemudian mencantumkan tanggal dan jam jawaban konsul
diterima
4.9 Dokter IGD melaksanakan instruksi sesuai dengan yang telah diadviskan
oleh dokter konsulen.
4.10 Setelah dokter on-call menerima konsultasi pasien ini, maka semua
parihal yang menyangkut pasien ini menjadi tanggung jawab dokter
tersebut.
1. Pengertian Protap rawat bersama adalah tata cara konsultasi untuk rawat bersama yang
berlaku di lingkungan RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi rawat bersama adalah permintaan pendapat, saran dan instruksi
lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis kepada dokter spesialis
lainnya sehubungan dengan keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien
yang dirawatnya membutuhkan penanganan yang lebih khusus oleh dokter
spesialis lainnya secara bersama-sama.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan rawat bersama di RS Ibu dan Anak
BudiAsih Serang, sehingga pasien dapat memperoleh penanganan yang segera
dari dokter spesialis yang dibutuhkan.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di dilakukan oleh dokter spesialis
komprehensif sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.2 Bila dokter yang memeriksa pasien menemukan masalah di luar
keahliannya maka yang bersangkutan membuat surat konsul rawat
bersama (menuliskan kelengkapan data pasien, hasil pemeriksaan dan
tindaklanjut yang telah dilakukan terhadap pasien tersebut, menuliskan
rawat bersama serta membubuhi tandatangan / paraf ) di lembar konsul
kepada dokter spesialis lainnya.
4.2 Dokter spesialis yang dikonsulkan untuk rawat bersama melakukan
pemeriksaan dan menuliskan jawaban konsul (tanggal dan jam
pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan rencana tindak lanjut serta
membubuhi tandatangan / paraf) di lembar jawaban konsul.
1. Pengertian Protap konsul alih rawat adalah tata cara konsultasi untuk alih yang berlaku di
lingkungan RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Konsultasi alih rawat adalah permintaan penanganan dan instruksi lebih lanjut
yang dilakukan oleh dokter spesialis kepada dokter spesialis lainnya dimana
keadaan sakit atau cedera yang diderita pasien yang dirawatnya diluar
keahlian dokter spesialis
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan alih rawat di RS Ibu dan Anak BudiAsih
Serang, sehingga pasien dapat memperoleh penanganan yang segera dari
dokter spesialis yang dibutuhkan.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan medis di dilakukan oleh dokter spesialis
komprehensif sesuai kebutuhan.
4. Prosedur 4.1 Bila dokter yang memeriksa pasien menemukan kasus di luar keahliannya
maka yang bersangkutan membuat surat konsul alih rawat (menuliskan
kelengkapan data pasien, hasil pemeriksaan dan tindaklanjut yang telah
dilakukan terhadap pasien tersebut, menuliskan rawat bersama serta
membubuhi tandatangan / paraf ) di lembar konsul kepada dokter spesialis
lainnya dan untuk selanjutnya tidak melakukan visit terhadap pasien
tersebut.
4.2 Dokter spesialis yang dikonsulkan untuk alih rawat melakukan
pemeriksaan dan menuliskan jawaban konsul (tanggal dan jam
pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan rencana tindak lanjut serta
membubuhi tandatangan / paraf) di lembar jawaban konsul kemudian
mengambil alih perawatan sesuai dengan kahliannya dan melakukan visit
terhadap pasien tersebut.
1. Pengertian Pasien dirujuk adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan, mengobatan atau
fasilitas khusus yang tidak tersedia di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain karena
permintaan pasien atau keluarganya, atau karena tempat rawat inap di RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang penuh.
Indikasi :
.1 Pengobatan dan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang.
.2 Fasilitas baik peralatan maupun tenaga profesional (ahli) yang tidak
dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak.
.3 Runag rawat inap penuh.
.4 Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat di Rumah
sakit yang dituju.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pelaksanaan rujuk dan pindah rawat di RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang, sehingga pengiriman pasien yang dirujuk atau
pindah rawat ke rumah sakit lain dapat dilaksanakan secara cepat, cermat dan
aman bagi pasien.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa pelayanan pasien rujuk keluar RS dilakukan dalam
kerjasama tim sesuai standar.
4. Prosedur 4.1 Pasien yang akan dirujuk / pindah rawat harus dalam keadaan
hemodinamik stanil.
4.2 Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, dokter spesialis dan
dokter umum (atas instruksi dokter spesialis) yang memeriksa
menginstruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain.
4.3 Dokter menulis pada lembar Rekam Medis pasien bahwa pasien dirujuk ke
RS (Nama RS rujukan) disertai dengan alasan rujukan.
4.4 Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke RS lain beserta
alasan pasien dirujuk (dengan melakukan kontak telepon).
4.5 Dokter membuat surat rujuk.
4.6 Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu ambulance
lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan perlatan lainya, obat dan
bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien.
4.7 Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh dokter dan atau
perawat yang telah menguasai dan mampu melakukan teknik-teknik life
saving serta bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan
pemantauan kegawatan pasien sampai ke RS rujukan.
4.8 Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas
pada RS rujukan.
1. Pengertian Protap Persiapan pra operasi adalah pemeriksaan yang dilakukan sebelum
pasien dioperasi, baik pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan penunjang.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses persiapan pra operasi di RS Ibu dan Anak
BudiAsih Serang, sehingga didapat suatu tindakan yang aman, efektif dan
efisien.
3. Kebijakan Tata Terbit KSM bahwa dilakukan langkah-langkah persiapan operasi bagi
setiap pasien sebelum menjalankan opertasi.
4. Prosedur 4.1 Jenis operasi kecil & sedang usia ≤ 40 tahun.
4.1.1 Pasien tanpa penyakit yang tidak memerlukan persiapan khusus
4.1.1.1 Pemeriksaan Fisik
4.1.1.2 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb, Lekosit, Hitung Jenis, Trombosit, Masa
perdarahan, masa pembekuan, gol darah.
4.1.2 Pasien dengan penyakit yang perlu persiapan khusus pra anestesi
4.1.2.2 Pemeriksaan fisik
4.1.2.3 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb, Lekosit, hitung jenis, trombosit, masa
perdarahan, masa pembekuan, gol darah.
Radiologi : Foto Thorax
4.2 Jenis operasi kecil & sedang usia ≥ 40 tahun
4.2.1 Pasien tanpa penyakit yang memerlukan pemeriksaan khusus pra
anestesi
4.2.1.1 Pemeriksaan fisik
4.2.1.2 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb, Lekosit, hitung jenis, trombosit, masa
pendarahan, masa pembekuan, ureum, kreatinin, gula darah
sewaktu
Radiologi : Thorax photo, PA, EKG
4.2.1.3 Konsultasi ke penyakit dalam dan atau kardiologi
4.2.2 Pasien dengan penyakit yang memerlukan persiapan khusus pra
anestesi
4.2.2.1 Pemeriksaan seperti no. 1 ditambah pemeriksaan lain sesuai
kebutuhan.
4.3 Operasi Besar
4.2.3 Pemeriksaan fisik
4.2.4 Pemeriksaan Lab : Hb, lekosit, hitung jenis, trombosit, masa
pendarahan, masa pembekuan, albumin, ureum, kreatinin, gula darah
sewaktu, Pemeriksaan lain sesuai kebutuhan.
4.2.5 Pemeriksaan Radiologi : Thorax Foto, PA
4.2.6 Pemeriksaan EKG
4.2.7 Konsultasi Pra Anestesi
4.2.7.1 Konsultasi ke penyakit dalam
4.2.7.2 Konsultasi disiplin lain sesuai kebutuhan
1. Pengertian Protap Penanganan kasus gawat darurat tanpa keluarga adalah pertolongan
pada pasien yang mengalami situasi kritis tanpa adanya keluarga yang
bertanggungjawab sehingga tidak didapatkan persetujuan tindakan medis
terhadap tindakan life saving yang akan diberikan. .
4. Prosedur 4.1 Bila pasien gawat darurat tanpa keluarga diperlukan tindakan life saving
maka dokter yang merawat menuliskan indikasi tindakan darurat pada
lembar persetujuan tindakan.
4.2 Lembar persetujuan tindakan medis di legalisasi ke direksi (bidang
pelayanan / wakil direktur)
4.3 Diluar jam kerja legalisasi dilakukan oleh duty manager & dilaporkan ke
direksi.
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani tindakan
Operasi Nefrektomi Simpel.
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis.
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Ruptur Uretra Anterior.
3. Kebijakan Pareturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis.
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Rupur buli-buli
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Rupur Ginjal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Orchidofeksi pada kriptorkismus
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Nefrostomi perkutan
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Nefrektomi Radikal pada Tumor Ginjal.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam Tindakan Operasi Nefrektomi Radikal pada Tumor
Ginjal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Batu Ginjal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Batu Ureter Proksimal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Batu Ureter Distal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi TURP Prostat
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi TURP Buli
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Litotripsi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Striktur Uretra
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Varikokel
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani Tindakan
Operasi Uretroplasti
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Hernia adalah penonjolan alat visera ke dalam kantung yang seharusnya
tidak ada.
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Laparotomi eksplorasi pada ileus obstruktif adalah usaha membuka perut
penderita untuk mencari sebab-sebab gangguan pasase usus yang bersifat
organic (Volvulus, tumor usus, hernia interna,kelainan congenital) dan
menghilangkannya
4.1 Persiapan
4.1.1 Dilakukan rehidrasi
4.1.1 Dipasang kateter uretra dan selang lambung
4.1.2 Dilakukan koreksi elektrolit
4.1.3 Pasien dimandikan
4.1.4 Diberikan antibiotika Pencegahan
4.2 Pelaksanaan
4.2.15 Tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah operasi
4.3.3 Insisi mediana secukupnya
4.2.3 Dilakukan eksplorasi dan penyebab obstruksi dikenali
4.2.4 Bila penyebab volvulus: Dikenali puntiran berapa derajat,
dicatat penyebab puntiran, usus direposisi, penyebab puntiran
diatasi, misalnya appendisitis pada appendektomi, divertikulitis
pada reseksi divertikel.
4.2.5 Bila penyebab tumor kolon (sebagian besarb tumor usus),
tumor kolon kanan dilakukan hemikolektomi kanan sebagai
berikut:, arteri dan vena kolika dekatra diligasi pada
pangkalnya
4.2.5.1 Dilakukan dekompresi
4.2.5.2 Arteri dan vena kolika dextra diligasi pada pangkalnya
4.2.5.3 Sebagian arteri dan vena kolika media diligasi
4.2.5.4 Mesokolon kanan dan sebagian transversum direseksi
4.2.5.5 Dilakukan reseksi usus halus 10 cm dari valvula
Bauhini dan ke distal pada pertengahan kolon
transversum
4.2.5.6 Kolon kanan dibebaskan dengan membuka white line
kanan
4.2.5.7 Dilakukan anastomosis end to end
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan pasien yang akan menjalani tindakan
medis hemrroidektomi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
kuretase
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Kuretase adalah pengosongan kavum uterus pada abortus inkompletus atau
abortus insipiens dengan cara melakukan kerokan pada kavum uterus.
4.1 Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Pelaksanaan
4.2.18 Pasien dalam posisi Litotomi dengan neupolip Analgesia
4.2.2 Tindakan asepsis dan antisepsis genitalia eksterna, vagina dan
serviks
4.2.3 Kandung kencing dikosongkan
4.2.4 Lapangan operasi dipersempit,dengan menggunakan kain steril
4.2.5 Dipasang spekulum vagina dan selanjutnya serviks dipresentasikan
dengan tenakulum
4.2.6 Dilakukan sondase uterus untuk menentukan besar dan posisi uterus
4.2.7 Bila perlu dilakukan dilatasi kanalis servikalis
4.2.8 Selanjutnya kavum uterus dikosongkan dengan cunam abortus
dilanjutkan dengan kerokan menggunakan sendok kuret secara
sistematis
4.2.9 Tindakan dihentikan setelah terdengar kerokan kasar dan tidak ada
perdarahan.
4.2.10 Pasca tindakan tanda vital diavasi selama 15-30 menit
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan tindakan medis kepada pasien dengan
kehamilan ektopik terganggu
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan medis pada kehamilan ektopik
terganggu
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium cavum uterus. Dikatakan
terganggu bila kantung kehamilan pecah dan terjadi perdarahan ke dalam
abomen
4.1 Kriteria Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Kriteria Pelaksanaan
4.2.19 Pasien terlentang dalam anestesi
4.2.2 Dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan sekitarnya, lapangan
operasi dipersempit dengan kain suci hama
4.2.3 Dilakukan insisi pada dinding perut sampai peritoneum
4.2.4 Setelah peritoneum terbuka, tidak boleh membuang waktu hanya
untuk mengeluarkan dan membersihkan darah
4.2.5 Tangan operator segera masuk ke rongga pelvis untuk
mengidentifikasi uterus
4.2.6 Setelah uterus dipegang, berpedoman pada uterus maka tangan
operator meraba adnexa untuk mencari massa kehamilan ektopik
yang ruptur
4.2.7 Setelah massa terpegang, massa tersebut diangkat ke atas dan setelah
diidentifikasi
4.2.8 Selanjutnya dilakukan salpingektomi dengan cara sebagai berikut:
4.2.8.1 Mesosalping dijepit dengan 2 buah klem Kelly dari arah
fimbrinae sedekat mungkin dengan tuba
4.2.8.2 Meosalping di antara kedua klem Kelly digunting. Klem
pertama disisi tuba dibiarkan, jaringan disisi klem kedua
diikat dengan jahitan catgut kromik. Prosedur ini dilanjutkan
menyusuri tuba sampai tuba memasuki uterus sehingga
seluruh tuba terlepas
4.2.8.3 Tunggul ikatan pada mesosalping dibenamkan dalam lipatan
peritoneum
4.2.8.4 Ligamentum Rotundum didekatkan ke kornu dan dijahitkan
ke dinding belakang uterus sehingga menutupi daerah luka
operasi tuba
4.2.8.5 Setelah diyakini tidak ada perdarahan, rongga abdomen
dicuci dengan cairan NaCl hangat
4.2.8.6 Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
5. Unit Terkait Rekam Medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
kontrasepsi mantap wanita
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Kontrasepsi mantap wanita adalah tindakan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi
4.1 Kriteria Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Kriteria Pelaksanaan
4.2.110 Teknik Kontap pasien saat persalinan
...1 Pasien berbaring terlentang
...2 Lapangan operasi sekitar pusat disucihamakan dan dipersempit
dengan kain steril
...3 Dilakukan anestesi
...4 Operator di sisi kiri pasien, dibuat insisi kecil sepanjang 2 cm
pada lipatan kulit bawah pusat sampai tampak fascia.
Fascia dijepit melintang. Selanjutnya peritoneum dikenali
dan ditembus secara tajam dan lubangnya diperlebar
sampai dapat dimasuki refraktor abdomen
...5 Untuk menampilkan tuba dapat dilakukan sebagai berikut:
4.2.1.5.1 Retraktor ditarik ke arah tuba yang akan dicapai
dengan cara ini bagian proksimal tuba sudah
dapat terlihat dan dapat dijepit dengan pinset
atau klem Babcock dan ditarik perlahan keluar
lubang sayatan
4.2.1.5.2 Dengan mendorong uterus dan tuba ke arah
lubang sayatan pada saat tuba tampak segera
dijepit seperti cara di atas
4.2.3 Pengenalan tuba ialah dengan melihat fimbriaenya. Kalau
omentum atau usus menutupi uterus, sisihkan dengan
menggunakan kain kassa bulat yang dijepit klem dengan posisi
pasien trandelenburg. Kalau perlu omentum atau usus tadi
diamankan dengan kain kassa panjang.
Prosedur 4.2.3 Tuba dijepit dengan Babcock lebih kurang 1/3 bagian
proksimalnya, diangkat sampai melipat. Pada dasar lipatan
dilakukan pengikatan dengan benang sutera dan lipatan tuba
dipotong di atas ikatan tadi, hingga kedua ujung potongan terpisah
di bawah ikatan benang sutera tadi diikat lagi dengan kromik
catgut. Tindakan serupa juga dilakukan pada tuba sisi lainnya. Bila
tidak ada perdarahan, tuba dilepaskan kembali ke rongga perut
4.2.4 Penutupan peritoneum dilakukan dengan jahitan kanutung
tembakau, fascia dengan jahitansimpul kromik catgut, subkutis
dengan catgut secara jelujur subkutikuler
Unit Terkait. 5.1 Rekam Medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
histerektomi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan memberikan terapi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
tumor ovarium
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Tumor ovarium adalah pembesaran ovarium neoplastik kistik maupun padat
dengan diameter 10 cm atau lebih
4.1 Kriteria Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Kriteria Pelaksanaan
4.2.1 Pasien terlentang dalam anestesi
4.2.2 Dilakukan desinfeksi pada lapangan operasi, kemudian lapangan
operasi dipersempit dengan kain steril
4.2.3 Insisi mediana atau Pfannenstiel sampai kavum peritoneum terbuka
4.2.4 Dilakukan eksplorasi untuk menilai besarnya tumor, pemukaan,
konsistensi, ada tidaknya perlekatan dan asal tumor
4.2.5 Pada tumor ovarium, umumnya tuba sisi yang sama memanjang
melingkari mata tumor sehingga tindakan umumnya adalah
salpingoovarektomi dengan cara sebagai berikut
4.2.6 Massa tumor diluksasi keluar, selanjutnya tangkai tumor yang terdiri
dari pangkal tuba, ligamentum ovarii propium dan jaringan
sekitarnya dijepit dengan 2 klem dan dipotong diantara kedua klem,
selanjutnya potongan bagian proksimal dijahit ikat dan dibenamkan
di bawah ligamentum rotundum
4.2.7 Pada tumor ovarium kistik yang besar, tumor dapat dikecilkan lebih
dulu dengan cara melakukan Pungsi dan mengeluarkan isi tumor
dengan cara sebagsi berikut:
4.2.7.1 Dipasang jahita Teugel melingkar pada dinding tumor
dengan diameter lingkaran ± 1 cm
4.2.7.2 Di tengah lingkaran tersebut dibuat sayatan bersilang yang
tidak sampai menembus dinding tumor
7.1.8 Pungsi dilakukan dengan memasukkan trokar pada sayatan bersilang
tersebut, selanjutnya dengan alat suction cairan tumor diaspirasi
sampai massa tumor dapat diluksasi keluar
4.2.9 Tindakan selanjutnya seperti tahap 6
4.2.10 Rongga abdomen dibersihkan
4.2.11 Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
Dokument Terkait Rekam Medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
seksio caesaria
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Seksio Caesaria adalah persalinan buatan di mana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahi dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin lebih dari 500gr
4.1 Kriteria Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Kriteria Pelaksanaan
Teknik transperitoneal Profunda
4.2.1 Pasien terlentang dalam persiapan anestesi
4.2.2 Dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi
dipersempit dengan kain suci hama
4.2.3 Pada dinding perut dibuat insisi mediana atau Pfannenstiel
sepanjang 12 cm lapis demi lapis sampai kavum peritoneum terbuka
4.2.4 Dalam ronggan peritoneum di sekitar rahim dilingkari dengan kassa
laparatomi
4.2.5 Dibuat Bladder flap yaitu dengan menggunting peritoneum kandung
kemih (plika vesikouterina) di depan segmen bawah rahim (SBR)
secara melintang. Plika Vesikouterina secara tumpul disisihkan kea
rah samping dan bawah. Kandung kemih yang telah disisihkan
dilindungi dengan speculum kandung kemih
4.2.6 Dibuat insisi melintang pada segmen bawah rahim, kloem di bawah
irisan plika vesikouterina secara tajam dengan pisau bedah ± 3 cm
kemudian diperlebar secara tumpul dengan kedua belah jari telunjuk
operator
4.2.7 Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan, janin
dilahirkan dengan melukasasi kepalanya (melukasasi
bokong/menarik kaki) badan janin dilahirkan dengan mengait
ketiaknya. Tali pusat dijepit dan dipotong di antara kedua jepit.
Plasenta dilahirkan dengan menarik tali pusat atau secar manual ke
dalam otot rahim dapat disuntikkan 10 IU oksitosin intramural
4.2.8 Kavum uteri ditutup dengan menjahit dinding uterus
4.2.9 Plika vesikouterina dijahit kembali
4.2.10 Rongga abdomen dibersihkan dengan menggunakan cairan NaCl
4.2.11 Setelah rongga abdomen diyakini telah bersih, kassa laparatomi
diangkat, dinding perut ditutup lapis demi lapis, luka operasi
ditutup dengan kassa steril dan betadine
Dokumen Terkait Rekam Medis
Protap Tindakan Medis Ekstraksi Vakum
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien dengan tindakan medis
ekstraksi vakum
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan memberikan terapi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dengan tarikan tekanan
negatif (vakum) pada kepalanya
4.1 Kriteria Persiapan
4.1.1 Persiapan pasien
4.1.2 Persiapan alat dan kamar operasi
4.1.3 Persiapan anestesi
4.1.4 Persiapan Operator
4.2 Kriteria Pelaksanaan
4.2.1 Ibu dalam posisi litotomi
4.2.2 Dilakukan desinfeksi pada genitalia eksterna dan sekitarnya.
Kemudian lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama
4.2.3 Bila diperlukan dapat diberi anestesi infiltrasi atau pudendal nerve
block
4.2.4 Kandung kemih dikosongkan
4.2.5 Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai ulang pembukaan,
turunnya kepala, posisi kepala janin dan memastikan tidak ada CPD
4.2.6 Setelah semua bagian ekstraktor vakum terpasang dipilih mangkuk
yang sesuai. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi
miring dan dipasang pada bagian terendah kepala menjauhi ubun-
ubun besar. Bila perlu dilakukan episiotomi
4.2.7 Setelah diyakini tidak ada bagian ibu yang terjepit tekanan vakum
diturunkan secara bertahap mulai dari -0,2 kg/cm2, -0,4 kg/cm2, -0,6
kg/cm2 dengan interval 2 menit. Dengan adanya tekanan negatif ini
maka pada mangkuk akan terbentuk kaput sukksandeneum
artifisialis
4.2.8 Sebelum dilakukan tarikan, dilakukan pemeriksaan dalam ulang
untuk memastikan tidak ada bagian jalan lahir yang terjepit
4.2.9 Bersamaan dengan timbulnya His, ibu disuruh mengejan dan
mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul. Pada waktu
melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik antara tangan
kiri dan tangan kanan penolong
4.2.10 Ibu jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri menahan mangkuk,
sedang tangan kanan melakukan tarikan memegang pada
pemegang
4.2.11 Tarikan dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti
putaran paksi dalam sampai akhirnya sub-oksiput berada di bawah
simfisis. Bila his berhenti, tarikan juga dihentikan
Protap Tindakan Medis Ekstraksi Vakum
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
Prosedur 4.2.12 Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah atas,
sehingga kepala melakukan defleksi dengan sub-oksiput sebagai
hipomoklion. Selanjutnya kepala dilahirkan seperti biasa. Pada
waktu kepala melakukan defleksi, tangan kiri penolong segera
menekan perineum. Setelah kepala lahir, ventil dibuka dan
mangkuk dilepas. Selanjutnya bayi dilahirkan seperti persalinan
biasa.
Unit Terkait. Rekam Medis
Protap Tindakan Medis Tonsilektomi Adenoidektomi
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan adenoidektomi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan sinusitis maksilaris kronik
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan kauterisasi nasofaring
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Bedah sinus maksilaris adalah tindakan operasi pada penyakit sinusitis
maksilaris kronis dimana terapi konservatif tidak memberikan hasil yang
memuaskan
4.1 Kriteria Persiapan:
4.1.1 Laboratorium Darah
4.1.2 Pemeriksaan roentgen sinus para nasal
4.1.3 Pemeriksaan penunjang lainnya atas indikasi
4.1.4 Konsultasi EKG > 35 tahun atau indikasi
4.1.5 Puasa minimal 6 jam pra operasi
4.1.6 Surat Persetujuan / ijin operasi (SIO)
4.2 Pelaksanaan
4.2.112 Cara pertama :
4.2.1.1 Tampon hidung anestesi lokal – adrenalin 15 menit pra
operasi
4.2.1.2 Pasien tidur terlentang dalam narkosa
4.2.1.3 Dilakukan a / antiseptik daerah hidung dengan larutan
betadine
4.2.1.4 Dilakukan luksasi konka media ke medial bawah
mikroskop, lensa 250
4.2.1.5 Dilakukan infudibulektomi / etmoidektomi pengangkatan
4.2.2 Cara kedua :
4.2.2.1 Pasien tidur terlentang narkosa umum
4.2.2.2 Dipasang “ mouth gag “
4.2.2.3 Lidah di tekan dengan spatula
4.2.2.4 Granulasi di kauterisasi secara elektrik
4.2.2.5 Ujung suction berada di ujung bibir
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan polipektomi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan polipektomi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Polipektomi adalah tindakan ekstrasi polip dengan menggunakan senar polip,
bila polip berasal dari sinus ethmoidalis maka dilakukan ethmoidektomi
4.1 Kriteria Persiapan:
4.1.1 Laboratorium Darah
4.1.2 Pemeriksaan radiology sinus para nasal
4.1.3 Konsultasi EKG > 35 tahun atau indikasi
4.1.4 Puasa minimal 6 jam pra operasi
4.1.5 Surat Persetujuan / ijin operasi (SIO)
4.1.6 Pemeriksaan penunjang lainnya atas indikasi
4.1.7 Tampon hidung anestesi lokal – adrenalin 15 menit pra operasi
4.2 Pelaksanaan
4.2.113 Tidur terlentang atau duduk
4.2.2 Pasien dalam keadaan narkosa umum / anestesi local
4.2.3 Dilakukan a/ antisepsis daerah hidung
4.2.4 Tampon hidung di angkat dengan lampu kepala / mikroskop, polip
diangkat dengan senar polip
4.2.5 Dengan menggunakan spekulum hidung dan suction kavum nasi
periksa
4.2.6 Sisa polip diambil dengan cunam
4.2.7 Bila perlu polip etmoid diangkat dengan melakukan etmoidektomi
4.2.8 Hemostase dengan tampon adrenalin atau elektrokauter
4.2.9 Dilakukan tampon hidung dengan sofratule atau kassa betadine –
antibiotika
4.2.10 Dipasang drain nasofaring
Dokumen Terkait Rekam Medis
Protap Tindakan Medis Konkotomi
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan bedah hipertrofi konka nasal
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan bedah hipertrofi konka nasal
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan biopsi nasofaring
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Biopsy nasofaring adalah suatu tindakan untuk menegakkan diagnosis primer
dari karsinoma nasofaring dengan cara biopsi
4.1 Kriteria Persiapan:
4.1.1 Laboratorium darah rutin
4.1.2 Pemeriksaan penunjang lainnya atas indikasi
4.1.3 Konsultasi EKG > 35 tahun atau indikasi
4.1.4 Puasa minimal 6 jam pra operasi bila dilakukan pembiusan total
4.1.5 Surat Persetujuan / ijin operasi (SIO)
4.2 Pelaksanaan
Biopsi dapat dilakukan dalam narcosis umum atau pembiusan lokal
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan bedah septolasti
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan bedah septolasti
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Septolastik atau reposisi septum adalah tindakan dimana tulang rawan yang
bengkok direposisi, hanya bagian yang berlebihan yang dikeluarkan
4.1 Kriteria Persiapan :
4.1.1 Laboratorium darah rutin
4.2.2 Pemeriksaan radiologi sinus paranasal
4.2.2 Konsultasi EKG > 35 tahun atau indikasi
4.2.2 Puasa minimal 6 jam pra operasi
4.2.2 Surat persetujuan / ijin operasi (SIO)
4.1.6 Pemeriksaan penunjang lainnya atas indikasi
4.1.7 Cukur bulu hidung
4.1.8 Tampon hidung anestesi lokal – adrenalin 15 menit pra operasi
4.2 Pelaksanaan
4.2.1 Pasien terlentang dalam narkose
4.2.2 Asepsis dan antisepsis daerah hidung
4.2.3 Infiltrasi mukoperikondrium septum dengan anesthesia lokal →
adrenalin 5 cc
4.2.4 Infiltrasi mukoperikondrium septum dengan cairan NaCl 0,9% 10 cc
4.2.5 Insisi mukoperikondrium septum dengan bisturi no. 15 satu sisi
lubang hidung bagian depan
4.2.6 Mukoperikondrium dilepas (elevasi) dari tulang rawan dengan cottle
dari depan sampai dengan belakang
4.2.7 Tulang rawan diinsisi hati-hati sampai putus tanpa merobek sisi
mukoperikondrium sisi satunya
4.2.8 Tulang rawan dikait dengan hak, mukoperikondrium sisi lainnya
dilepas dari tulang rawan dengan cottle
4.2.9 Spekulum hidung killian dimasukkan, septum berada diantaranya
4.2.10 Septum dipotong dengan pisau ballenger disimpan dalam cairan
NaCl 0,9%
4.2.11 Dilakukan osteotomi tulang yang bengkok dengan pahat dan palu
4.2.12 Perdarahan dikontrol dengan tampon adrenalin atau
elektrokauterisasi
4.2.13 ulang rawan septum diraut, diluruskan, dimasukkan diantara kedua
mukoperikondrium, difiksasi dengan benang yang bisa diabsorbsi
4/0 atau 5/0
Protap Tindakan Medis Septolastik
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
Prosedur 4.2.14 Luka insisi dijahit, 3 jahitan dengan benang yang sama
4.2.15 Dipasang tampon nasal anterior 2 sofratul setiap lubang hidung
4.2.16 Dipasang tube nasofaring ukuran NGT no. 18-20
4.2.17 Tambahan tampon kasa antibiotik
4.2.18 Pasang kassa di ujung dan tube nasofaring berada di antaranya
4.2.19 Kassa difiksasi dengan plester
1. Pengertian Protap dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan pengeluaran serumen dari liang telinga
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pengeluaran serumen dari liang telinga
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
E.K.E.K
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan medis E.K.E.K
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Definisi E.K.E.K adalah suatu operasi untuk mengeluarkan lensa katarak dari
bola mata. Lensa dikeluarkan melalui insisi korneosklera dan kapsulotomi
anterior lensa tersebut diganti dengan lensa tanam / intra okular lensa.
Indikasi dan tujuan : E.K.E.K dilakukan bila tajam penglihatan < 3/60.
tujuannya mengeluarkan lensa dari bola mata untuk memperbaiki tajam
penglihatan
4.1 Kriteria Persiapan :
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, resiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi
2.2 Pasien
4.2.1 Pakaian diganti dengan pakaian khusus
4.2.2 Mata yang akan dioperasi ditetesi midriasil 1%
4.2.3 Bulu mata pada mata yang akan dioperasi digunting
4.3 Anestesi : dapat dipakai anestesi lokal/anestesi umum
4.3.1 Anestesi lokal
4.3.1.1 Antiseptik kelopak mata pada mata yang akan dioperasi
memakai larutan betadien 10%
4.3.1.2 Injeksi peribulber xylocain 2 cc + marcain 2 cc pada 1/3
lateral kelopak mata bawah pada sulkus supra orbital
4.3.2 Anestesi umum : persiapan dan pelaksanaannya oleh bagian
anestesi
4.4 Alat dan kamar operasi : alat dan kamar operasi disterilkan oleh perawat
4.5 Tindakan aseptik dan antiseptik
4.2.3 Pakaian dan alas kaki khusus untuk semua yang memasuki ruangan
operasi
4.2.3 Operator dan anggota tim operasi mencuci tangan dengan cairan
antiseptik dan air mengalir. Kemudian memakai jas operasi dan
sarung tangan steril
Protap Tindakan Medis E.K.E.K
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
insisi hordeolum/khalazion
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Insisi hordeolum adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan pus dari kelenjar
meibom
Indikasi dilakukan adalah bila hordeolum tersebut sudah tidak sakit bila
ditekan atau mengganggu secara kosmetik
Tujuannya membersihkan pus dari kelenjar meibom yang mengalami infeksi
atau menghilangkan gangguan kosmetik
4.1 Kriteria Persiapan :
4.1.1 Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk
melakukan operasi, risiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau
keluarganya menandatangani surat perjanjian operasi
4.2 Aseptik dan antiseptik
4.2.1 Operator mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan steril
4.2.3 Daerah operasi dan sekitarnya dicuci dengan larutan betadine 10%
4.4 Anestesi : dapat dipakai anestesi lokal/anestesi umum
4.3.1 Anestesi lokal
4.3.1.1 Kelopak mata yang akan dioperasi ditutup duk bolong
4.3.1.2 Injeksi subkutis kelopak mata denganxylocain ± 1 cc
4.4 Tahap operasi
4.2.3 Kelopak mata dijepit dengan klem hordeolum, kemudian klem
dibalik
4.2.3 Kelenjar meibom yang mengalami infeksi diinsisi melalui
konjungtiva tarsal secara vertical
4.2.3 Dilakukan kuretase melalui luka insisi tersebut, pus dibersihkan
dengan kapas steril oleh perawat
4.2.3 Luka diusap betadine
4.2.3 Diberi zalf mata
4.2.3 Mata ditutup kassa steril dan plester
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
insisi hordeolum/khalazion
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Insisi hordeolum adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan pus dari kelenjar
meibom
Indikasi dilakukan adalah bila hordeolum tersebut sudah tidak sakit bila
ditekan atau mengganggu secara kosmetik
Tujuannya membersihkan pus dari kelenjar meibom yang mengalami infeksi
atau menghilangkan gangguan kosmetik
4.1 Kriteria Persiapan :
4.1.1 Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk
melakukan operasi, risiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau
keluarganya menandatangani surat perjanjian operasi
4.2 Aseptik dan antiseptik
4.2.1 Operator mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan steril
4.2.2 Daerah operasi dan sekitarnya dicuci dengan larutan betadine 10%
4.3. Anestesi : dapat dipakai anestesi lokal/anestesi umum
4.3.1 Anestesi lokal
...1 Kelopak mata yang akan dioperasi ditutup duk bolong
...2 Injeksi subkutis kelopak mata denganxylocain ± 1 cc
4.4 Tahap operasi
4.2.3 Kelopak mata dijepit dengan klem hordeolum, kemudian klem
dibalik
4.2.3 Kelenjar meibom yang mengalami infeksi diinsisi melalui
konjungtiva tarsal secara vertical
4.2.3 Dilakukan kuretase melalui luka insisi tersebut, pus dibersihkan
dengan kapas steril oleh perawat
4.2.3 Luka diusap betadine
4.2.3 Diberi zalf mata
4.2.3 Mata ditutup kassa steril dan plester
Protap Tindakan Medis E.K.I.K
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
E.K.E.K dan pemasangan lensa tanam
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan medis E.K.E.K dan pemasanagn lensa tanam
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Definisi
E.K.E.K dengan pemasangan lensa tanam adalah suatu operasi untuk
mengeluarkan lensa katarak dari bola mata. Lensa dikeluarkan melalui insisi
korneosklera dan kapsulotomi anterior lensa tersebut diganti dengan lensa
tanam / intra okular lensa.
Indikasi dan tujuan : E.K.E.K dilakukan bila tajam penglihatan < 3/60.
tujuannya mengeluarkan lensa dari bola mata untuk memperbaiki tajam
penglihatan
4.1 Kriteria Persiapan
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, resiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi
4.2 Pasien
4.2.1 Pakaian diganti dengan pakaian khusus
4.2.1 Mata yang akan dioperasi ditetesi midriasil 1%
4.2.2 Bulu mata pada mata yang akan dioperasi digunting
4.3 Anestesi : dapat dipakai anestesi lokal/anestesi umum
4.3.1 Anestesi lokal
4.3.1 Antiseptik kelopak mata pada mata yang akan dioperasi memakai
larutan betadien 10%
4.3.2 Injeksi peribulber xylocain 2 cc + marcain 2 cc pada 1/3 lateral
kelopak mata bawah pada sulkus supra orbital
4.3.3 Anestesi umum : persiapan dan pelaksanaannya oleh bagian
anestesi
4.4 Alat dan kamar operasi : alat dan kamar operasi disterilkan oleh perawat
4.5 Tindakan aseptik dan antiseptik
4.5.1 Pakaian dan alas kaki khusus untuk semua yang memasuki
ruangan operasi
4.5.2 Operator dan anggota tim operasi mencuci tangan dengan cairan
antiseptik dan air mengalir. Kemudian memakai jas operasi dan
sarung tangan steril
Protap Tindakan Medis E.K.E.K dan Pemasangan Lensa
Tanam
Rumah Sakit Ibu dan No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Anak BudiAsih 2/2
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang akan menjalani
tindakan trabekulektomi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan trabekulektomi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Definisi
Trabekulektomi adalah tindakan pembedahan dimana tabekulum diangkat
sehingga cairan bilik mata depan mengalir langsung ke dalam kanal schlemm
Indikasi dan tujuan :
Trabekulektomi dilakukan pada penderita glaukoma yang tidak dapat
diatasi/diobati sacara oral dan topical, pada pasien glaukoma yang tempat
tinggalnya jauh dari pusat kesehatan, pada pasien yang patuh pada pengobatan
oral/topical
Tujuan dilakukan trabekulektomi adalah menurunkan tekanan intraokuler
4.1 Kriteria Persiapan
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, resiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi
4.3 Pasien
4.2.1 Bila tekanan bola mata > 30 mmHg pasien diinfus manitol 20% 60
tets permenit 3 jam sebelum operasi
4.2.3 Pakaian diganti dengan pakaian khusus
4.2.3 Mata yang akan dioperasi ditetesi midriasil 1%
4.2.3 Bulu mata pada mata yang akan dioperasi digunting
4.3 Anestesi : dapat dipakai anestesi lokal/anestesi umum
4.3.1 Anestesi umum : persiapan dan pelaksanaannya oleh bagian anestesi
4.4 Alat dan kamar operasi : alat dan kamar operasi disterilkan oleh perawat
4.5 Tindakan aseptik dan antiseptik
4.5.1 Pakaian dan alas kaki khusus untuk semua yang memasuki
ruangan operasi
4.5.2 Operator dan anggota tim operasi mencuci tangan dengan cairan
antiseptik dan air mengalir. Kemudian memakai jas operasi dan
sarung tangan steril
Protap Tindakan Medis Trabekulektomi
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 2/2
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani enukleasi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan enukleasi
3. Kebijakan Peraturan Internal Staff / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Definisi : Enukleasi adalah suatu operasi untuk mengeluarkan seluruh bola
mata beserta isinya.
Indikasi & Tujuan : Tujuannya adalah agar tidak berpengaruh buruk terhadap
mata sebelahnya karena menyebabkan kesakitan atau untuk suatu alasan
tertentu, misalnya pemasangan protesis mata
4.2 Kriteria persiapan
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, risiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi.
4.2 Pasien
4.2.1 Pakaian diganti dengan pakaian khusus
4.2.2 Bulu mata pada mata yang akan dioperasi digunting
4.3 Anestesi umum: persiapan dan pelaksanaannya oleh bagian anestesi
4.4 Alat dan kamar operasi : alat dan kamar operasi disterilkan oleh perawat
4.5 Tindakan aseptik dan antiseptik
4.5.1 Pakaian dan alas kaki khusus untuk semua yang memasuki ruangan
operasi
4.2.3 Operator dan anggota tim operasi mencuci tangan dengan cairan
antiseptik dan air mengalir, kemudian memakai jas operasi dan
sarung tangan steril.
4.6 Tahap Operasi
4.6.1 Pasang duk bolong, blefaroslat dan teugel M. Rectus Superior
4.6.2 Peritomi konjungtiva 360º
4.6.3 Konjungtiva di undermind sejauh mungkin
4.6.4 Keempat M Rectus dikait dan lebih kurang 4mm dari origo masing-
masing dijahit dengan catgut 4-0, lalu diklem dan selanjutnya
digunting origonya
4.6.5 Kedua M Oblikus dikait dan digunting
4.6.6 Bola mata dilepaskan dan digunting
4.6.7 Sendok bola mata dimasukkan ke bawah bola mata
4.6.8 N.Optikus dipotong pada pangkalnya
4.6.9 Perdarahan dirawat dengan menekannya memakai kassa dan kauter.
4.6.10 Masing - masing origo M. Rektus superior dijahit dengan M Rektus
inferior dan M.Rectus lateralis medial. Kedua jahitan tersebut
dijahit dengan catgut 4-0
4.6.11 Konjungtiva dijahit dengan vicryl 6-0
4.6.12 Diberi zalf mata
4.6.13 Verband
Unit Terkait Rekam medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Definisi:
Eviscerasi adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan seluruh isi bola mata
dilakukan dengan melalui insisi korneasklera dan dilakukan kuretase.
Indikasi dan tujuan
Eviscerasi dilakukan pada mata dengan tajam pengelihatan nol, sklera intak
dengan endoftalmitis. Tujuan dilakukan eviscerasi adalah agar tidak terjadi
penyebaran infeksi lebih lanjut atau untuk tujuan tertentu misalnya
pemasangan protesis.
4.1 Kriteria persiapan
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, risiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi.
4.2 Pasien
Pakaian diganti dengan pakaina khusus
4.3 Anestesi
Anestesi umum : persiapan dan pelaksanaanya oleh bagian anestesi
4.4 Alat dan kamar operasi : alat dan kamar operasi disterilkan oleh perawat
4.5 Tindakan aseptik dan antiseptik
4.5.1 Pakaian dan alas kaki khusus untuk semua yang memasuki ruangan
4.5.2 Operator dan anggota tim operasi mencuci tangan dengan cairan
antiseptik dan air mengalir. Kemudian memakai jas operasi dan
sarung tangan steril
4.6 Tahap operasi
4.6.1 Pasang duk bolong, blefaroslat dan teugel M.Rectus Superior
4.6.2 Peritomi konjungtiva 360º
4.6.3 Dua milimeter kearah luar limbus ditembus degan silet, kemudian
digunting 360º
4.6.4 Dilakukan kuretase pada sekeliling dinding bola mata sampai bersih
dan perdarahan berhenti
4.6.5 Sklera dijahit dengan benang mersilk 6-0
4.6.6 Konungtiva dijahit dengan benang vycril 6-0
4.6.7 Diberi Zalf mata
4.6.8 Verband
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani ekstirpasi
Pterigium
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakakn Ekstirpasi Pterigium
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
1. Pengertian Prosedur dalam pemberian pelayanan kepada pasien yang menjalani ekstraksi
korpus alienum kornea
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakakn Ekstraksi korpus alienum kornea
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis / Medical Staff By Laws bahwa dokter dalam
memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar pelayanan medis
4. Prosedur Ekstraksi korpus alienum kornea adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan
benda asing dari kornea
Indikasi dan tujuan : bila ada korpus alienum di kornea. Tujuannya agar
korpus alienum keluar dari kornea, sehingga tidak menimbulkan infeksi lebih
lanjut.
4.1 Kriteria persiapan
Informed consent : dokter memberi penjelasan kepada pasien dan
keluarganya mengenai keadaan mata pasien, indikasi untuk melakukan
operasi, risiko yang mungkin, kemudian pasien dan atau keluarganya
menandatangani surat perjanjian operasi.
4.2 Anestesi
4.2.1 Anestesi lokal : Mata yang bersangkutan ditetesi pantokain tetes
mata
4.3 Alat : jarum 1 cc yang ujungnya dibengkokkan
4.4 Tahap operasi
4.4.1 Pasien duduk di depan slit lamp
4.4.2 Korpus alienum diekstraksi memakai ujung jarum
4.4.3 Luka diusap betadine 10% dan diberi zalf mata
4.4.4 Mata ditutup kassa steril dan plester
1. Pengertian Protap penggunaan ruan komite medis adalah tata cara penggunaan ruang
komite medis
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah penerapan penggunaan ruang komite medis
sehingga penggunaan ruang tersebut sesuai dengan fungsi dan kegiatan medis
yang berkaitan
3. Kebijakan Buku Pedoman Komite Medis
4. Prosedur 4.1 Penyusunan jadwal penggunaan ruang komite medis diatur oleh
penanggung jawab ruangan yang dalam hal ini sekretaris komite medis
yang disetujui oleh ketua komite medis.
4.2 Sebelum penggunaan ruang komite medis, agar melapor kepada
penanggung jawab ruang untuk mengatur peralatan yang diperlukan antara
lain, alat pengeras suara, kursi, overhead projector, slide projector,
computer, telepon dan lain sebagainya.
4.3 Jadwal yang sudah ditetapkan agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya
oleh yang bersangkutan
4.4 Apabila ada hal-hal lain yang memerlukan pemakaian ruang komite medis
diluar jadwal agar melapor kembali kepada penanggung jawab ruangan.
4.5 Semua pemakai ruang komite medis agar memelihara perlatan / barang
inventaris yang ada di ruangan dengan sebaik-baiknya.
1. Pengertian Protap penggunaan pesawat telepon adalah tata cara penggunaan pesawat
telepon
2. Tujuan Sebagai acuan Penggunaan pesawat telepon di ruang komite medis agar
dipergunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsi dan kegiatan
medis yang berkaitan
3. Kebijakan Buku Pedoman Komite Medis
Pelayanan Medis
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
1/1
Rumah Sakit Ibu dan
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
URAIAN TUGAS
SEKRETARIS
EKSEKUTIF
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
5. Tugas Pokok Membantu Ketua Komite Medis dalam hal administrasi kesekretariatan
1. Pengertian Protap permintaan barang medis adalah kegiatan pengadaan peralatan medis
untuk pengembangan pelayanan medis kedokteran
2. Tujuan Sebagai acuan dalam permintaan barang medis di RS Ibu dan Anak BudiAsih
Serang, sehingga pasien dapat memperoleh pelayanan komprehensif, cepat
dan efisien
4. Prosedur 4.1 Ketua Kelompok Staf medis mengajukan usulan pengadaan alat medis
kepada unit kerja / Ka instal selanjutnya Ka instal akan mengisi formulir
permintaan barang sebanyak 3 rangkap ke :
a. Untuk barang yang ada persediaan (stok) ke Ka. Sie Pelayanan dan
Penunjang Medis (PPM)
b. Untuk barang yang tidak ada persediaan (non stok) ke Ka. Bis
Pelayanan
4.2 Kepala bidang pelayanan menganalisa dan mempelajari usulan pengadaan
alat medis apakah sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran
4.3 Jika sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, maka formulir permintaan
diteruskan ke :
a. Untuk barang yang ada persediaan (stok) langsung ke gudang farmasi
b. Untuk barang yang tidak ada persediaan dan bernilai di bawah Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah) ke Panitia Pembelian dan pengadaan
barang (P3U)
c. Apabila barang tersebut bernilai diatas Rp. 5.000.000,- maka surat
permohonan diteruskan ke Wadir Pelayanan.
4.4 Panitia pembelian dan pengadaan barang membuat surat purchasing order
(PO) kepada rekanan yang sesuai dengan klasifikasinya.
4.5 Barang yang dikirim rekanan diterima dan diperiksa oleh panitia
penerimaan dan pemeriksaan barang
4.6 Setelah barang diperiksa sesuai dengan PO, maka barang diserahkan ke
Gudang alat medis
4.7 Gudang alat medis menerima, menyimpan dan mendistribusikan barang
sesuai permintaan unit kerja.
3. Kebijakan Masalah pelanggaran etik profesi dip roses bersama melalui panitia etika
profesi dan ketua komite medis dan hasilnya dilaporkan ke Direktur
4. Prosedur 4.1 Pengaduan dapat berasal dari keluarga pasien, karyawan, paramedis,
sejawat lain dan kotak saran.
4.2 Pengaduan diteruskan di Direktur
4.3 Direktur menyampaikan ke Komite Medis untuk ditindak lanjuti
4.4 Ketua Komite Medis menyerahkan ke panitia etika profesi untuk dipelajari
4.5 Panitia Etika Profesi dan disiplin medis meneliti pengaduan / kasus
4.6 Staf Medis yang melanggar etika profesi dipanggil oleh panitia Etika
profesi medis untuk dimintai keterangan
4.7 Panitia Etika profesi medis mengadakan wawancara dengan anggota staf
medis yang melanggar etika profesi
4.8 Panitia Etika Profesi Medis dengan mengudang ketua Komite medis
mengadakan rapat bila perlu mengundang pakar hukum Etika untuk
menilai pelanggaran etika profesi yang terjadi.
4.9 Apabila terbukti terdapat pelanggaran etika profesi dan atau disiplin,
kepada anggota staf medis yang melanggar etika profesi diberikan sanksi.
4.10 Sanksi diberikan dengan teguran lisan oleh Ketua Komite Medis
4.11 Jika dengan teguran lisan yang bersangkutan masih melakukan
kesalahan yang sama diberikan teguran tertulis oleh Ketua Komite
Medis dengan tembusan kepada Direktur Rumah Sakit.
4.12 Apabila dengan teguran tertulis sebanyak 2 kali yang bersangkutan
masih melakukan kesalahan, maka masalah dilimpahkan kepada
Direktur Rumah Sakit.
4.13 Direktur akan mengeluarkan keputusan berdasarkan hasil laporan
Ketua Komite Medis.
4.14 Langkah-langkah proaktif yang dapat dijalankan adalah antara lain:
4.14.1 Ceramah penyuluhan etika profesi dan hukum & etika rumah
sakit
4.14.2 Pemantauan penerapan standar pelayanan medis
5. Unit Terkait 5.1 Panitia Etika Profesi Medis
5.2 KSM
5.3 Komite medis
5.4 Direktur
1. Pengertian Protap Monitoring dan Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Medis adalah
tata cara dalam melakukan monitoring dan evaluasi penerapan standar
pelayanan medis
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan pelanggaran etika profesi
disiplin medis sehingga didapat tata cara monitoring yang efektif dan efisien
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.
3. Kebijakan Pedoman Komite Medis bahwa untuk menjaga mutu pelayanan medis salah
satunya dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi penerapan standar
pelayanan medis
4. Prosedur 4.5 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan standar pelayanan medis
dapat dilakukan pada tingkat KSM maupun komite Medis
4.2.3 Monitoring tingkat KSM
...1 Pelaksana : Ketua KSM
...2 Pelaksana
a. Evaluasi Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
Operasional Pelayanan medis
b. Presentasi kasus-kasus sulit dan kasus kematian
c. Visite besar/ronde ruangan
...3 Pelaporan dan tindak lanjut
a. Hasil pelaksanaan monitoring dilaporkan ke direktur dan
komite medis
b. Tindak lanjut dapat berupa usulan penyelesaian ditingkat
komite medis, revisi Standar Pelayanan Medis dan
Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis, usulan
penambahan / perbaikan perlatan medis serta usulan
pelatihan anggota KSM
4.2.3 Monitoring tingkat Komite Medis
...1 Pelaksana : Ketua Komite Medis, Ketua Panitia Mutu
Pelayanan Medis
...2 Pelaksanaan
a. Presentasi kasus-kasus sulit dan kasus kematian
b. Audit medis
...3 Pelaporan dan tindak lanjut
a. Hasil pelaksanaan monitoring dilaporkan kepada
Direktur melalui Ketua Komite Medis
b. Tindak lanjut dapat berupa usulan revisi Standar
Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional
Pelayanan Medis, usulan penambahan / perbaikan
peralatan medis serta usulan pelatihan anggota KSM
5. Unit Terkait 5.1 Direksi
5.2 Komite Medis
5.3 Panitia Mutu Pelayanan Medis
5.4 Tim Audit Medis
5.5 KSM
3. Kebijakan Pedoman komite Medis bahwa pengembangan dan pendidikan staf medis
dilakukan di dalam dan di luar RS, secara terprogram dan dikoordinir oleh
diklat komite medis.
4. Prosedur 4.1 Setiap staf medis (anggota KSM) mencatat seluruh kegiatan
professionalnya di Rumah Sakit sebagai kegiatan PPKB internal pada Log
Book pribadi
4.5 Ketua KSM memaraf Log Book dari setiap anggota KSM dan melaporkan
ke Ketua Komite Medis
4.5 Log Book dari semua staf medis akan dilegalisasi oleh kepala Bidang
Pelayanan
4.5 Ketua KSM mengusulkan pendidikan keprofessian berkelanjutan (PPKB)
eksternal bagi anggotanya sesuai dengan hasil kesepakatan KSM ke ketua
komite medis.
4.5 Ketua komite medis membuat rekomendasi kepada direktur agar staf
medis yang bersangkutan dapat mengikuti kegiatan PPKB eksternal
5. Unit Terkait 5.1 Data ekstern RS (demografi, statistik, rujukan)
5.2 Data intern RS (hasil pelayanan)
5.3 Analisis kebutuhan medis spesialistik
5.4 Laporan kegiatan diklat komite medis
5.5 Prosedur diklat
5.6 Prosedur inservice training
5.7 Prosedur offservice training
5.8 Prosedur seminar di RS
5.9 Prosedur seminar di luar RS
5.10 Prosedur pendidikan berkelanjutan
Protap Pengembangan Staf Medis
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Pengembangan staf medis ialah program pendidikan / pelatihan untuk staf
medis RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
Menurut tempat dan pelaksanaan kegiatan, maka pengembangan staf medis
dibagi :
1. Inservice training (RS)
2. Offservice training (luar RS)
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Anggota KSM didukung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan sesuai dengan
keilmuannya
4. Prosedur 4.4 Ketua KSM / instalasi mengajukan usulan mengenai jenis pendidikan /
palatihan yang dibutuhkan staf medisnya ke Panitia Penelitian &
Pengembangan (LitBang) komite medis
4.4 Panitia Litbang Komite Medis menggolongkan jenis pelatihan yang
diadakan sendiri di RS (inservice training) atau di luar RS (offservice
training)
4.4 Panitia Litbang Komite Medis mengirimkan rencana program prioritas
sesuai kebutuhan RS
4.4 Komite medis mengusulkan rencana program kepada direktur
1. Pengertian Offservice training adalah kegiatan pendidikan / pelatihan yang diadakan oleh
suatu lembaga / instansi / organisasi profesi di luar RS Ibu dan Anak BudiAsih
Serang
2. Tujuan Merupakan acuan dalam pengiriman staf medis untuk mengikuti offservice
training
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Anggota KSM didukung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan sesuai dengan
keilmuannya.
4. Prosedur 4.1 Surat usulan mengenai pendidikan / pelatihan di luar RS disampaikan ke
diklat komite medis oleh ketua KSM / instansi
3.2 Komite medis bersama Panitia Penelitian & Pengembangan
mempertimbangkan usulan melihat kepentingan RS, berdasarkan usulan
KSM
4.3 Dengan persetujuan direktur, diteteapkan pendidikan / pelatihan tersebut
tidak / dapat diikuti dengan / tanpa bantuan biaya RS
4.7 Panitia Penelitian & Pengembangan melalui UP (urusan kepegawaian)
menyiapkan surat tugas / SPPD bagi staf medis yang disetujui mengikuti
pendidikan / pelatihan
4.7 Selesai pelatihan staf medis yang bersangkutan menyerahkan bukti
mengikuti pendidikan / pelatihan (piagam, sertifikat) ke Panitia Penelitian
& Pengembangan Komite medis dan mempresentasikan
4.5 Apabila diperlukan, diklat komite medis dapat meminta kesediaan staf
medis yang bersangkutan untuk menjadi narasumber pelatihan di RS
mengenai materi yang pernah diikuti
1. Pengertian Seminar di RS adalah seminar untuk staf medis yang diadakan oleh RS Ibu
dan Anak BudiAsih Serang
2. Tujuan Merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan semniar bagi staf medis
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Anggota KSM didukung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan sesuai dengan
keilmuan
4. Prosedur 4.1 Panitia Penelitian & Pengembangan Komite Medis merencanakan
kegiatan seminar dengan materi sesuai permasalahan kesehatan yang
dominan di dalam dan di luar RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
4.2 Komite medis mengadakan rapat perencanaan seminar
1.3 Pembentukan panitia seminar yang melibatkan KSM / panitia yang terkait
dengan materi seminar
4.7 Panitia mengajukan proposal kepada direktur,
4.7 Panitia seminar didalam persiapannya harus mengadaan koordinasi
dengan jajaran kesehatan lintas program dan sektoral
4.7 Panitia seminar dapat menggunakan pembicara / narasumber dari dalam
RS maupun luar RS
4.8 Panitia seminar wajib memberikan piagam / sertifikat kepada pembicara /
narasumber dan peserta seminar
4.7 Panitia seminar bertanggung jawab kepada komite medis dan direktur RS
Ibu dan Anak BudiAsih Serang
5. Unit Terkait 5.1 Rencana program Panitia Penelitian & Pengembangan staf medis
5.2 Notulen rapat
5.3 Daftar hadir rapat
5.4 SK panitia seminar
5.5 Proposal seminar
5.6 Undangan seminar
5.7 Makalah seminar piagam / sertifikat seminar
Protap Seminar di luar RS
No. Dokumen No. Revisi HALAMAN
Rumah Sakit Ibu dan 1/1
Anak BudiAsih
Jl. Kh. Sohari No.39 42118
Serang
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
PROSEDUR
TETAP
Dr. HR. Asep Hidayat S. MARS
1. Pengertian Seminar di luar RS yaitu seminar untuk staf medis yang diselenggarakan oleh
lembaga / instansi / organisasi profesi di luar RS
2. Tujuan Merupakan acuan dalam kegiatan pengiriman staf medis untuk mengikuti
seminar di luar RS
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis anggota KSM didukung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan sesuai dengan
keilmuan.
4. Prosedur 4.1 Staf medis mengajukan permohonan kepada Panitia Penelitian &
Pengembangan Komite Medis untuk mengikuti seminar di luar RS
5.2 Komite medis bersama panitia Panitia Penelitian & Pengembangan
mempertimbangkan permohonan tersebut dengan melihat kepentingan RS
4.2 Dengan persetujuan direktur, ditetapkan seminar tidak / dapat diikuti
dengan / tanpa bantuan biaya dari RS
4.3 Panitia Penelitian & Pengembangan melalui urusan kepegawaian
menyiapkan surat tugas bagi KSM yang bersangkutan
4.4 Selesai seminar, staf medis yang bersangkutan menyerahkan bukti
mengikuti seminar (piagam / sertifikat) kepada Panitia Penelitian &
Pengembangan Komite Medis
4.5 Apabila diperlukan, Panitia Penelitian & Pengembangan komite medis
dapat meminta kesediaan staf medis yang bersangkutan untuk
menyampaikan materi seminar
1. Pengertian Pendidikan lanjutan staf medis adalah pendidikan formal berjenjang bagi staf
medis yang dilaksanakan oleh lembaga perguruna tinggi
Persyaratan melanjutkan pendidikan bagi staf medis :
Pegawai tetap yang telah bertugas minimal 3 tahun di RS Ibu dan Anak
BudiAsih Serang
Memperoleh rekomendasi dari ketua KSM / instansi
Bersedia ditempatkan kembali di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
2. Tujuan Merupakan acuan pengiriman staf medis untuk melanjutkan pendidikan
formal sesuai bidangnya
3. Kebijakan Peraturan Internal Staf Medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis anggota KSM didukung dalam mengikuti pendidikan untuk
meningkatkan keilmuan
4. Prosedur 4.1 Ketua KSM mengajukan usulan kepada ketua komite medis atas stafnya
yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan
6.2 Komite medis bersama Panitia Penelitian & Pengembangan
mempertimbangkan usulan dengan menganalisis kebutuhan RS
4.3 Dengan persetujuan direktur, ditetapkan staf medis yang bersangkutan
dapat / tidak dapat mengikuti pendidikan dengan / tanpa bantuan dana /
biaya RS
4.6 Panitia Penelitian & Pengembangan melalui urusan kepegawaian
menyiapkan surat tugas dan surat pernyataan bersedia ditempatkan
kembali di RS Ibu dan Anak BudiAsih Serang
4.7 Urusan Kepegawaian akan mengurus persetujuan Bupati atau ijin belajar
atau tugas belajar bagi staf medis yang bersangkutan
4.8 Selama pendidikan staf yang bersangkutan tidak menerima jasa medis dan
Balancing insentif
4.9 Selesai pendidikan staf yang bersangkutan menyerahkan bukti mengikuti
pendidikan (ijazah / sertifikat) ke komite medis dan Panitia Penelitian &
Pengembangan
1. Pengertian Merupakan suatu sistem evaluasi dan pengembangan mutu dalam menjaga
kualitas pelayanan medis
2. Tujuan Sebagai acuan sistem pengendalian mutu pelayanan medis RS Daerah
Karawang
3. Tanggung Jawab 3.1 Drektur bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan prosedur
peningkatan mutu pelayanan medis
3.2 Komite Medis bertanggung jawab dalam menyusun kebijakan dan
prosedur palayanan medis serta melakukan pengawasan dalam
pelaksanaan dan kebijakan prosedur
3.3 Ketua KSM bertanggung jawab dalam mengkoordinir pelaksanaan
kebijakan dan prosedur pelayanan medis
4. Prosedur 4.1 Direktur menetapkan kebijakan peningkatan mutu pelayanan medis
dengan penerapan total quality menagement dengan bentuk quality
assurance terstuktur dan tidak terstruktur (antara lain audit medis visite
besar, studi kasus, voice of customer)
7.2 Mempunyai tim quality assurance RS yang berperan dalam pelaksanaan
quality assurance pelayanan medis
4.3 Upaya peningkatan kualitas dibicarakan dalam rapat berkala komite medis
dan hasil didokumentasikan dan dilaporkan pada pimpinan
4.4 Direktur membentuk panitia-panitia yang membantu dalam peningkatan
mutu dibidang masing-masing
4.5 Ada Mekanisme penanganan masalah etika dan disiplin profesi oleh
Komite Medis
4.10 Pengawasan / Monitoring dan evaluasi standar pelayanan medis
dilakukan secara berkala oleh komite medik
1. Pengertian Visite besar adalah peninjauan kasus di lapangan yang terpilih dan dilanjutkan
dengan pembahasan kasus tersebut yang dilakukan secara berkala, diikuti
seluruh staf medis fungsional dan dipimpin oleh ketua komite medis atau yang
ditunjuk mewakili
4. Prosedur 4.1 Ketua Komite medis menyusun penjadualan visite besar setiap bulan
8.2 Ketua KSM menyiapkan kasus dan ruangan satu minggu sebelumnya
4.3 Pada hari selasa jam 08.00 dilakukan peninjauan ke ruangan
4.4 Ketua KSM/dokter yang merawat menyajikan kasus yang dibahas
4.5 Semua peserta memberikan masukan untuk penanggulangan kasus
tersebut
4.6 Laporan visite besar dibuat oleh bidang pengendalian mutu dan pelayanan
medis setelah visite besar
4.7 Laporan ditanda tangani oleh Komite Medis
4. Prosedur 4.1 Panitia peningkatan mutu pelayanan medis setiap minggu melakukan audit
status-status kematian secara administrasi kemudian memilih kasus
kematian yang dalam penanganannya tidak memenuhi standar pelayanan
atau penyebab kematian tidak jelas.
9.2 Kasus kematian yang dikomplain oleh keluarga atau pihak ketiga, kasus-
kasus tersebut diajukan ke Ketua Komite Medis
4.3 Ketua Komite medis menetapkan beberapa kasus yang akan dibicarakan
pada rapat komite medis
4.7 Ketua komite medis memberikan nota dinas kepada dokter yang merawat
kasus tersebut untuk menyiapkan laporan secara lengkap
4.7 Pada hari yang ditentukan dilakukan pembahasan dan mencari
tindaklanjut pemecahan jika ada kasus serupa
4.7 Ketua panitia peningkatan mutu pelayanan membuat laporan seluruh
kasus-kasus yang dibicarakan pada pertemuan itu
1. Pengertian Audit Kasus Kematian di KSM adalah suatu pertemuan pembahasan seluruh
kasus kematian di KSM yang bersangkutan
3. Kebijakan Pedoman Komite medis bahwa KSM melaksanakan kegiatan Audit seluruh
kasus kematian dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
4. Prosedur 4.1 Sub bagian rekam medis Rumah Sakit setiap awal bulan akan
menyerahkan rekam medis dari pasien-pasien yang meninggal di KSM
yang bersangkutan selama satu bulan sebelumnya
10.2 KSM melakukan audit seluruh status kematian untuk menetapkan sebab
kematian
4.3 KSM melaporkan hasil audit setiap bulannya kepada Komite Medis /
melalui sub komite Peningkatan Mutu Pelayanan
4.2 Ketua KSM akan menentukan kasus yang perlu pembahasan lebih lanjut
di Sub Komite Mutu Peningkatan Mutu Pelayanan
1. Pengertian Studi kasus adalah merupakan pembahasan kasus yang sulit penanganannya
dan memakan waktu lama dalam perawatan di RS atau memerlukan
penanganan multi disiplin
4. Prosedur 4.1 Ketua KSM mengajukan kasus yang dianggap sulit penanganannya
diruangan masing-masing pada ketua komite medis
11.2 Ketua komite medis menentukan waktu pembahasan
4.3 Pertemuan dihadiri oleh ketua komite medis, dokter yang merawat dan
dokter bagian lain yang terkait.
4.2 Pembahasan kasus dan penanganan terbaik dibicarakan oleh peserta
4.7 Kesimpulan penanganannya yang dihasilkan dapat dipakai sebagai acuan
penanganan bagi pasien tersebut
1. Pengertian Audit medis adalah merupakan pengujian sistematis dan independent untuk
menetapkan apakah kegiatan pelayanan medis bermutu sesuai dengan
prosedur palayanan medis yang telah ditetapkan.
Maksud audit medis adalah untuk melihat tingkat efektivitas sistem pelayanan
medis dan setelah itu ditentukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan
3. Kebijakan Pedoman Komite medis bahwa Panitia audit medis melaksanakan kegiatan
audit medis secara berkala dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.
4. Prosedur 4.1 Tim audit medis setiap bulan melakukan audit status-status pasien yang
bermasalah
12.2 Kasus-kasus itu diajukan kepada komite medis
4.3 Ketua komite medis menetapkan beberapa kasus yang akan dibicarakan
pada rapat komite medis
4.4 Pada hari yang ditentukan dilakukan pembahasan dan penilaian kasus
yang dibicarakan dan menentukan tindakan-tindakan perbaikan
4.5 Ketua Tim Audit Medis membuat laporan seluruh kasusu yang dibicarakan
pada pertemuan itu