Anda di halaman 1dari 5

PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI KESENJANGAN SOSIAL-BUDAYA

DI ERAGLOBALISASI

malindo

Abstrak: Globalisasi perlahan demi perlahan akan menghapus adat istiadat yang ada di daerah
masing-masing, sebab masyarakat tertarik dengan budaya barat sehingga muncullah weternisasi
(sikap kebarat-baratan).sehingga mengakibatkan kesenjangan sosial-budaya yaitu Kesenjangan
ini berkaitan dengan kebudayaan suatu daerah, baik itu kebudayaan lokal maupun kebudayaan
asing. Kesenjangan sosial budaya bisa menimbulkan berbagai gejala sosial, seperti peniruan
budaya asing yang negatif, kenakalan remaja, dan sebagainya. karena itu mahasiswa sebagai
kaum elite menengah yang berintelektual memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam
memperbaiki kesalahan dan ketimpangan sosial yang terjadi

Kata kunci: Mahasiswa, Sosial-Budaya, Globalisasi

1. PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan sesamanya untuk berbagi
rasa, bertukar pikiran dan kehendak, baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun
nonverbal. Hal ini secara alami tertanam dalam diri setiap individu, dan secara alami pula
dilakukan sejak lahir. Hubungan antara manusia memiliki dimensi yang sangat luas. Manusia akan
menjadi manusia hanya jika ia bergaul dan bersekutu dengan manusia lainnya. Abraham Maslow
menyatakan bahwa manusia mempunyai kebutuhan sosial, termasuk kasih sayang, penerimaan
oleh masyarakat, keanggotaan kelompok dan kesetiakawanan.1 karena manusia tidak bisa hidup
sendiri maka inilah yang di katakana makhluk sosial. Secara tidak langsung manusia
membutuhkan komunikasi antar sesamanya untuk dapat berinteraksi dengan pihak lain, baik
individu, kelompok, maupun organisasi. Selain itu Komunikasi ini berfungsi sebagai pemberi
informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku
orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

Erich Fromm dalam bukunya “Seni mencintai” mengemukakan, bahwa cinta kepada sesama
manusia atau persaudaraan itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia, hal ini di sebabkan karena pada dasarnya
manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk sosial) dan sudah merupakan suatu
kewajiban2. Sudah tentu jelas bahwa disini manusia harus saling mengingati dan saling membantu
jika satu sama lain memiliki permasalahan di kehidupannya. Memberi kritikan ketika semua diluar
kendali adalah kewajiban bagi seorang manusia. Apalagi Permasalahan yang sedang hangat di
bicarakan sekarang ini dalam konteks ke-indonesia adalah kualitas pemuda Indonesia dalam
menghadapi globalisasi.

Pada era-globalisai ini, Manusia sebagai makhluk sosial seakan-akan sedang mendapatkan
banyak tantangan yang harus di hadapi. globalisasi bukanlah suatu proses yang baru mulai akhir-
akhir ini, yang disebabkan oleh lonjakan perkembanagan sistem komunikasi, tapi sejak masa lalu

1
Sunyoto Munandar. Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), hlm. 104
2
Fromm Erich. Seni Mencintai. (Jakarta: Sinar Harapan, 1983), hlm. 54
setiap masyarakat di muka bumi ini merupakan suatu “masyarakat global” (Sahlins 1994: 387).
Melalui Optimisme Abad Pencerahan dengan kemajuan ilmu dan teknologi penuh harapan akan
terjadinya dunia yang lebih tertib dan stabil. Namun semua di luar Ekspetasi, dunia kontemporer
tempat kita hidup sekarang ini tidak seperti yang diharapkan. Bukannya dapat dikendalikan,
namun justru menjadi semakin di luar kendali sehingga menjadi permasalahan yang cukup besar
untuk di hadapi. Salah satu dampak dari Globalisasi yang terjadi di Indonesia adalah kesenjangan
Sosial-Budaya yang menimbulkan dampak westernisasi yang berakibat terkikisnya budaya lokal.

Oleh karena itu mahasiswa sebagai kaum elite menengah yang berintelektual memiliki hak untuk
ikut berpartisipasi dalam memperbaiki kesalahan dan ketimpangan sosial yang terjadi, maka harus
ikut mengambil peran dan bersuara dalam pengambilan keputusan. Aneka keputusan yang diambil,
tanpa kita terlibat di dalamnya secara otentik, hanya akan menguntungkan segelintir pihak yang
memang secara oportunis mempergunakan akses kepada kekuasaan. walaupun hanya Bersuara di
ruang lingkup yang kecil di sudut bumi, di ujung bumi disana pasti akan terpengaruhi juga, karena
yang mikro bisa mempengaruhi yang makro jika memang gejala Globalisasi mengkonfirmasikan
hal ini. Namun apakah mahasiswa hanya bersuara,berkoar dan berteriak tanpa solusi mampu
memperbaiki kesenjangan Sosial-Budaya yang terjadi? Oleh karena itu penulis akan menguraikan
bagaimana layaknya peran seorang mahasiswa dalam menghadapi hal tersebut dalam ruang
lingkup budaya di Indonesia.

2. KAJIAN PUSTAKA.

Dalam perspektif sosiologi, tidak semua masalah yang tumbuh atau berkembang dalam kehidupan
suatu komunitas adalah masalah sosial. Dengan kata lain, istilah sosial dalam masalah sosial
menunjukkan bahwa masalah itu berkaitan dengan perilaku masyarakat.Oleh karena itu, jika
ditinjau secara teoritik, ada banyak faktor penyebab terhadap tumbuhdan/atau berkembangnya
suatu masalah sosial3

Kesenjangan Sosial menurut William Ogburn4 adalah perubahan sosial yang melibatkan
segala unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lainnya. Hubungan ini ada yang memliki
sifat cepat dan adapula yang lambat, jika masyarakat melakukan keterlambatan dalam sisi positif
perubahan sosial maka masyarakat akan tertinggal dan berdampak pada kesenjangan sosial yang
semakin nampak pada struktur sosial masyarakat.

Kembali lagi di tegaskan bahwa Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Karena kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,

3
Singgih,Doddy Sumbodo.2006. Masalah-masalah sosial di indonesia :Pemahaman Konsep, Fokus Analisis,
Skema Hubungan antar-variabel dan Metode Analisis. Dosen Jurusan Sosiologi FISIP dan Pascasarjana Unair.
Surabaya
4
William F. Ogburn berpendidikan di Universitas Columbia dan menghabiskan sebagian besar hidup-akademisnya
di Universitas Chicago, sumbangannya yang paling terkenal terhadap bidang sosiologi adalah konsepnya tentang
ketinggalan budaya (cultural lag).
seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

Dalam kontek ini Mahasiswa merupakan agen intelektual yang menjadi wakil masyarakat.
Mahasiswa punya tanggung jawab moral dikarenakan kegiatan kampus secara tidak langsung
sebagian dibiayai oleh negara yang notabene adalah uang rakyat. Maka kewajiban kitalah untuk
memberikan upaya terbaik di sela-sela waktu kuliah kita untuk mengupayakan perbaikan
masyarakat di sekitar kita. Sebenarnya yang masyarakat butuhkan dari mahasiswa bukanlah
bantuan materil, akan tetapi sumbangsih tenaga dan pemikiran yang bisa membantu
menyelesaikan akar permasalahan atau mengurangi dampak dari permasalahan tersebut.

3. PEMBAHASAN

Globalisasi perlahan demi perlahan menghapus adat istiadat yang ada di daerah yang ada
diindonesia, sebab masyarakat mudaj sekali tertarik dengan budaya barat yang akhirnya muncul
weternisasi (sikap kebarat-baratan). Dengan adanya westernisasi ini mengakibatkan munculnya
gaya konsumerisme budaya barat pada setiap masyarakat indonesia. ketimpangan budaya dalam
masyarakat indonesias ini sudah sangat jelas dimana budaya yang sudah ada sebelumnya di tuntut
untuk berubah mengikuti perkembangan zaman, namun masyarakat Indonesia sendiri belum
mampu mengikutinya. misalnya saat ini zaman gadget Hp, media sosial,Internet dll,
perkembangannya lebih cepat dibanding pengetahuan mereka akan fungsi teknologi tersebut.
Memang pada hakikatnya kita harus mengikuti perkembangan zaman, namun yang terjadi
sekarang ini bahwa kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat buruk di Indonesia
sehingga pada akhirnya terjadilah pergeseran budaya, masyarakat mengagungkan budaya barat
lebih bagus dari budaya Indonesia.

Masuknya budaya Barat ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat
luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut
menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock) sehingga adanya penyerapan unsur
budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang
mendalam. Tanpa disadari hal ini telah menghancurkan kebudayaan lokal. Permasalahan
Ketimpangan sosial-budaya seperti ini harus dihindari. Kita dapat menghindarinya dengan
menyeimbangkan perkembangan budaya dari keseluruhan nilai-nilai budaya tersebut agar dapat
menggunakannya dengan bijak.

Sebagai makhluk sosial, hal yang lebih penting adalah interaksi secara langsung dan menjaga
juga kenyamanan lingkungan sekitar. Namun minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi
kebudayaan yang melahirkan jenis kebudayaan baru tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima
secara mentah. Sehingga Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat
luar biasa. Budaya Indonesia perlahan-lahan semakin punah. Salah satu contoh Serdehana sesuai
dengan kenyataan, Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut
jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia. Jika pengaruh ini atas dibiarkan,
apa jadinya Moral generasi bangsa kita, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. dengan
adanya budaya barat atau budaya asing di Indonesia, dapat membawa dampak bagi Indonesia.
Dampak masuknya budaya asing antara lain. terjadi perubahan kebudayaan, pembauran
kebudayaan, modernisasi, keguncangan budaya, melemahnya nilai-nilai budaya bangsa. Dampak
tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik dari segi postif, maupun negatif.
Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring budaya yang baik di ambil dengan yang tidak,
"maka kita semua sebagai warga Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi
budaya kita sendiri", jangan sampai melupakan budaya lama dengan sudah menemukan budaya
baru.

Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan
budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya
kita tidak luntur. Namun yang terjadi sekarang permasalahan ketimpangan ini semakin
berkembang dan melunjak. Maka Di sinilah tugasnya mahasiswa hadir dengan intelektualnya
untuk mengkaji apa penyebabnya. Atau apa akar dari permasalahan ini. mahasiswa harus terlebih
dahulu Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,
Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi
di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal
harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain.

Setelah mahasiswa itu sudah matang dalam pemikirannya bisa membedakan mana yang positif
dan mana yang negatife dari pengaruh budaya barat (asing). Mahasiswa hanya bisa melakukan
pembinanaan Pendidikan dan moral terhadap anak-anak. untuk melakukan pembinaan terhadap
orang tua mungkin agak mustahil, karena orang tua kebanyakan merasakan dirinya yang paling
benar. Oleh karena itu Mulai kita kenalkan dan kita tanamkan pengetahuan mengenai budaya lokal
dari kecil sampai mereka memang benar siap unutk menghadapi Era-Globalisasi ini.

4. KESIMPULAN

Globalisasi perlahan demi perlahan akan menghapus adat istiadat yang ada di daerah masing-
masing, sebab masyarakat tertarik dengan budaya barat sehingga muncullah weternisasi (sikap
kebarat-baratan). Akibat pengaruh ini yang membuat terjadinya ketimpangan sosial-budaya,
dimana cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat.

Peran mahasiswa hadir untuk mengabdi di masyarakat dengan cara melakukan pembinaan anak-
anak sebelum mereka menghadapi derasnya pengaruh globalisasi. Menanamkan nilai budaya
Indonesia, mengenalkan adat lokal, sehingga ini bisa menjadi dasar pada moral anak-anak sebelum
masuk ke arus globalisasi.
REFERENSI

Nugraha.Leonardus Kristianto & Yanuar Nugroho.Tentang Analisis Sosial.CIPG, Seri 2


rangkaian modul CREAME (Critical Research Methodology)

Sahlins, Marshall.1994.Goodbye to Tristes Tropique: Ethnography in the Context of Modern


World History, dalam R. Borofsky, Assessing Cultural Anthropology. New York: McG

Singgih,Doddy Sumbodo.2006. Masalah-masalah sosial di indonesia :Pemahaman Konsep,


Fokus Analisis, Skema Hubungan antar-variabel dan Metode Analisis. Dosen Jurusan
Sosiologi FISIP dan Pascasarjana Unair. Surabaya

William F. Ogburn berpendidikan di Universitas Columbia dan menghabiskan sebagian besar


hidup-akademisnya di Universitas Chicago, sumbangannya yang paling terkenal terhadap
bidang sosiologi adalah konsepnya tentang ketinggalan budaya (cultural lag).

.Peran Mahasiswa Dalam Mengatasi Permasalahan Sosial di Masyarakat.


https://adriankemas.wordpress.com/2012/08/19/peran-mahasiswa-dalam-mengatasi-
permasalahan-sosial-di-masyarakat/. Di akses kamis, 3 mei 2018, jam 02.15 wib

Dampak Masuknya Budaya Asing (Barat) Terhadap Budaya Bangsa


Indonesia.https://www.kompasiana.com/febriyandi/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-
terhadap-budaya-bangsa-indonesia_ Di akses 3 mei 2018, jam 02.10 wib

Budaya Asing + Teknologi + Globalisasi = Budaya Indonesia


?https://thisisadit.wordpress.com/2012/11/18/budaya-asing-teknologi-globalisasi-budaya-
indonesia/. Di akses tanggal 3 mei 2018, jam 02.00 wib

Anda mungkin juga menyukai