Osteochondroma
Osteochondroma
RADIOLOGI
OSTEOCHONDROMA
Oleh:
Leny Alimatul Husna 20190420114
BAGIAN RADIOLOGI
RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “Osteochondroma” sebagai tugas kepaniteraan klinik
di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Predileksi osteochondroma ............................................................ 2
Gambar 2.2 Perkembangan osteochondroma dimulai dengan outgrow dari
epyphisiel cartilage (Kumar, 2007)....................................................3
Gambar 2 3 Bentuk lesi A) Lesi osteochondroma tipe pedunculated muncul
dekat dengan proksimal growth plate humerus dekstra, B) Lesi
osteochondroma tipe sessile muncul dari medial korteks diafisis
proksimal humerus dekstra (Greenspan, 2014)...............................4
Gambar 2.4 Perbandingan bentuk lesi A) Myositis Ossificans, B) Juxtacortical
Osteosarcoma, C) Soft Tissue Osteosarcoma D) Juxtacortica
Osteoma, E) Periosteal Chondroma (Greenspan, 2014). .......... 5
Gambar 2.5 Komplikasi osteochondroma A) Terdapat fraktur pada tulang
karena tertekan oleh lesi, B) Penekanan pada pembuluh sarah, C)
Inflamasi pada bursa exosotica (Greenspan, 2014)....................... 6
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
OSTEOCHONDROMA
2.1. Definisi
Istilah osteochondroma berasal dari bahasa Yunani kuno (ostoun:
tulang, chondros: tebal, tulang lunak, tulang rawan di daerah antara tulang
rusuk dan pusar, oma: suffix menunjukkan keadaan pertumbuhan massa)
yang berarti pertumbuhan tulang dan tulang rawan (Josphine, 2016).
Osteochondroma disebut juga osteocartilagineous exostosis. Karakteristik
lesi ini berupa proyeksi tulang dengan cartilage-cap pada permukaan
eksternal tulang (Greenspan, 2014).
2.2. Epidemiologi
Osteochondroma merupakan lesi
tulang jinak paling sering terjadi yaitu
sekitar 20%-50% dari semua tumor tulang
jinak dan biasanya didiagnosis pada
dekade ketiga yaitu sekitar usia 10-35
tahun. Perbandingan laki-laki dan
perempuan 2:1. Predileksi yang paling
sering adalah metafisis tulang panjang
terutama pada daerah patella yaitu pada
distal femur dan proksimal tibia proksimal
humerus (Greenspan, 2014). Terkadang
osteochondroma berkembang dari tulang
pelvis, scapula dan costa, dan pada
tempat ini lebih sering tipe sessile. Jarang
terjadi exostosis pada tulang pendek dari
tangan dan kaki (Andrew, 2010).
Gambar 2.1 Predileksi osteochondroma
2
2.3. Patofisiologi
Berdasarkan studi sitogenik mengungkapkan bahwa mutasi pada
gen EXT yang mengkode exostosin 1 menunjukkan adanya neoplastik.
Mutasi gen ini memicu pemrosesan dan akumulasi yang abnormal dari
Heparan Sulphate Proteoglycan (HPSG) pada sitoplasma kondrosit. Hal
ini memicu kehilangan polar organisasi growth plate yang mengkibatkan
kondrosit tumbuh diarah yang salah. Pertumbuhan kondrosit ini akan
berlanjut bersamaan dengan osifikasi endokondral menghasilkan
bentukan outpouching dari medula dan korteks tulang yang ditutupi oleh
cartilaginous cap (Greenspan, 2014).
Osteochondroma hanya berkembang pada tulang yang berasal dari
endochondral yang muncul pada metafisis dekat growth plate tulang
panjang, khususnya tulang sekitar patella, osteochondroma akan berhenti
berkembang ketika pertumbuhan nomal dari skeleton lengkap (Andrew,
2010) .
3
2.5. Gambaran Radiologis
Osteochondroma dapat tumbuh soliter maupun multipel, kira-kira
85% lesi soliter (Czerniak, 2016). Osteochondroma yang multipel atau
multiple hereditary osteochondroma bersifat herediter (autosomal
dominan) (Greenspan, 2014).
Terdapat 2 jenis bentuk lesi (Greenspan, 2014).:
Pedunculated: Lesi memiliki tangkai yang ramping dan tumbuh
menjauhi growth plate
Sessile: Lesi tidak memliki tangkai
4
(Greenspan, 2014). Gambaran radiografi cartilage-cap akan terlihat
sebagai area radiolusen (Czerniak, 2016) .
A B C
D E
A B C
2.8. Manajemen
Jika tidak terdapat gejala klinis maka tidak ada terapi pengobatan
pada osteochondroma melainkan hanya memonitoring perkembangan lesi.
Akan tetapi jika terdapat gejala seperti nyeri, karena adanya tekanan pada
saraf atau pembuluh darah dan terjadi fraktur patologis maka indikasi
dilakukan surgical resection (Greenspan, 2014).
6
2.9. Prognosis
Prognosis baik, karena osteochondroma tipe soliter merupakan lesi
jinak dan bisa berhenti tumbuh dengan sendirinya setelah terjadi maturitas
tulang. Osteochondroma dapat secara spontan mengalami regresi. Resiko
tipe soliter osteochondroma berubah menjadi ganas adalah kurang dari
1% (Czerniak, 2016) .
7
BAB III
KESIMPULAN
8
BAB IV
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10