Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus Geriatri

HIPOKALEMIA PADA LANJUT USIA

Disusun oleh :

Annisak Fitriyana
NPM : 1102011039
Bidang Kepeminatan : Geriatri
Tutor : dr. Siti Resmi, MS.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JAKARTA
NOVEMBER 2014
Hipokalemia Pada Lanjut Usia
Abstrak
Latar Belakang : Gangguan elektrolit berupa defisiensi kalium atau biasa disebut hipokalemia
merupakan salah satu gangguan elektrolit yang sering dialami lansia yang memberikan gejala berupa
lemah, irama jantung irregular, dan kelemahan otot Hipokalemia dalam situasi-situasi klinis seringkali
dilewatkan begitu saja, serta etiologi hipokalemia yang beragam kurang dieksplorasi secara mendalam.
Situasi ini menghadapkan pasien pada risiko hipokalemia berulang yang seringkali fatal ataupun
meningkatkan morbiditas, padahal dengan menerapkan beberapa langkah sederhana dan terarah sebagian
besar kasus hipokalemia dapat ditegakkan dengan meyakinkan.

Presentasi Kasus : Dengan melakukan wawancara sampel yang diambil di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulia 3 terdiri dari satu orang lanjut usia laki-laki ditemukan diagnosis kerja gangguan elektrolit
berupa hypokalemia, yang ditandai dengan keluhan sering merasa lemah pada otot ekstremitas, irama
jantung tidak teratur, sering merasa kelelahan, dan kesemutan. Dari catatan berobat ditemukan bahwa
pasien menderita penyakit hipertensi dan diberikan terapi obat diuretic non-hemat kalium.

Diskusi : Dalam rangka untuk lebih meningkatkan kesadaran berbagai pihak tentang pentingnya
menegakan kasus hypokalemia di Panti Sosial Tresna Werdha dengan mengetahui berbagai factor risiko
dan penyebab gangguan tersebut agar dapat diatasi dan dihindari.

Simpulan dan Saran : Diperlukan dukungan dan perhatian lebih terhadap masalah mengenai gangguan
elektrolit khususnya hypokalemia dari berbagai pihak, terutama dokter dan pengelola .

Kata kunci : hipokalemia; lanjut usia; panti tresna wredha;

Latar Belakang
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Diperkirakan
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 2010 sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan
usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta
(11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun [Kemenkokesra, 2008].

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk lansia di Indonesia maka


semakin banyak pula masalah kesehatan yang terjadi. Salah satu masalah kesehatan pada
lansia yang jarang diperhatikan ialah ketidakseimbangan elektrolit, hal ini terjadi karena
gangguan kesehatan ini tidak banyak ditemukan dan tidak terlihat jelas gejalanya. Dalam
praktik klinis sehari-hari pun dokter jarang mendiagnosa pasien, khususnya lansia dengan
gangguan elektrolit, terlebih dengan diagnosa yang spesifik seperti hipokalemia.
Gangguan elektrolit berupa defisiensi kalium atau biasa disebut hipokalemia merupakan
salah satu gangguan elektrolit yang sering dialami lansia yang memberikan gejala berupa
lemah, irama jantung irregular, dan kelemahan otot. Hipokalemia dalam situasi-situasi klinis
seringkali dilewatkan begitu saja, baik diterapi maupun tidak diterapi, etiologi hipokalemia yang
beragam kurang dieksplorasi secara mendalam. Situasi ini menghadapkan pasien pada risiko
hipokalemia berulang yang seringkali fatal ataupun meningkatkan morbiditas, padahal dengan
menerapkan beberapa langkah sederhana dan terarah sebagian besar kasus hipokalemia dapat
ditegakkan dengan meyakinkan

Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk membahas kejadian hipokalemia


dengan mengambil suatu kasus hipokalemia dengan hipertensi pada lansia yang tinggal di
Panti Tresna Werdha Budi Mulia 3, dengan fokus pembahasan pada langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis hipokalemia secara sederhana namun terarah dan
meyakinkan, selain itu penulisan ini juga bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang
berperan terhadap kejadian hipokalemia pada lanjut usia di Panti Werdha Budi Mulia 3.
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat memberikan masukan untuk pelayanan
kesehatan dan kesejahteraan lanjut, serta sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.

Presentasi Kasus
Ny. Keling berusia 66 tahun, penghuni ruang melati, sudah berada di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 3 sejak tahun 2009, sudah pernah menikah, beragama Islam,
suku bangsa Jawa, latar belakang pendidikan SD. Setelah dilakukan wawancara
ditemukan diagnosis kerja gangguan elektrolit berupa hipokalemia pada Ny. Keling yang
ditandai dengan gejala utama sering merasa lemah pada otot-otot ekstremitas dan irama
jantung yang tidak teratur. Lalu gejala tambahan sering merasa kelelahan dan kesemutan.
Keadaan ini sudah Ny. Keling rasakan sekitar satu tahun terakhir. Dari catatan berobat
yang pernah dilakukan, didapatkan diagnosis dari dokter Ny. Keling menderita hipertensi
dengan hasil lab tekanan darah 180/70 mmHg dan kadar kalium 2,4 mmol/lt (N: 3,4-5,5
mmol/lt). Ny. keling juga pernah mendapatkan terapi obat diuretic Tiazid.

Diskusi
Pasien sering mengalami lemah otot pada kedua ekstremitas dan irama jantung yang
tidak teratur sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan kegiatan sehari-
hari. Keadaan ini juga diikuti dengan rasa kesemutan dan kelelahan. Pasien sudah
setahun mendapat terapi obat antihipertensi non-hemat kalium berupa tiazid.

Kalium adalah mineral (elektrolit) yang terkandung dalam tubuh. Hampir 98% dari
kalium ditemukan didalam sel. Perubahan kecil kadar kalium di luar sel dapat
menimbulkan efek yang serius pada jantung, saraf, dan otot. Kalium juga penting untuk
mempertahankan beberapa fungsi tubuh diantaranya, otot membutuhkan kalium untuk
berkontraksi. Otot jantung membutuhkan kalium untuk berdenyut dan mengatur tekanan
darah. Ginjal adalah organ utama yang mengontrol keseimbangan kalium dengan
mengeluarkan kelebihan kalium melalui urin.

Kadar kalium normal dalam darah adalah 3,5-5,0 mEq/L (mEq/L untuk miliekuivalen per
liter darah dan ini adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi jumlah kalium
dalam darah).

Rendah kalium didefinisikan sebagai kadar kalium di bawah 3,5 mEq/L. Seseorang
dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia, penderita AIDS,
pecandu alkohol, dan mereka yang telah menjalani operasi bariatrik memiliki insiden
yang lebih tinggi menderita hypokalemia. Defisiensi kalium atau biasa disebut
hypokalemia dapat disebabkan oleh banyak factor. Diantaranya adalah:

a. Penurunan asupan kalium


Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari, kebanyakan diekskresikan
kembali di dalam urin. Ginjal memiliki kemampuan untuk menurunkan ekskresi kalium
menjadi 5 sampai 25 mEq per hari pada keadaan kekurangan kalium. Oleh karena itu,
penurunan asupan kalium dengan sendirinya hanya akan menyebabkan hipokalemia pada
kasus-kasus jarang. Meskipun demikian, kekurangan asupan dapat berperan terhadap
derajat keberatan hipokalemia, seperti dengan terapi diuretik atau penggunaan terapi
protein cair untuk penurunan berat badan secara cepat.

b. Peningkatan kehilangan gastrointestinal


Kehilangan sekresi gastrik atau intestinal dari penyebab apapun (muntah, diare, laksatif
atau drainase tabung) dikaitkan dengan kehilangan kalium dan kemungkinan
hipokalemia. Konsentrasi kalium pada kehilangan kalium saluran cerna bawah cukup
tinggi (20-50 mEq/L) pada sebagian besar kasus. Sebagai perbandingan, konsentrasi
kalium pada sekresi gastrik hanya 5-10 mEq/L. Kehilangan dari saluran cerna bagian
bawah (terutama karena diare) biasanya dikaitkan dengan kehilangan bikarbonat dan
asidosis metabolik. Meskipun demikian, beberapa pasien dengan diare faktisiosa atau
penggunaan laksatif berlebihan dapat mengalami hipokalemia dengan metabolik
alkalosis.

c. Peningkatan ekskresi urin


Ekskresi kalium urin sebagian besar dikendalikan oleh sekresi kalium di nefron distal,
terutama oleh sel-sel prinsipal di tubulus koledokus kortikal. Proses ini dipengaruhi oleh
dua faktor: aldosteron dan hantaran air serta natrium distal. Aldosteron berpengaruh
sebagian melalui perangsangan reabsorpsi natrium, pemindahan natrium kationik
membuat lumen menjadi elektronegatif relatif, sehingga mendorong sekresi kalium pasif
dari sel tubular ke lumen melalui kanal-kanal spesifik kalium di membran luminal.
Dengan demikian, kebocoran kalium urin umumnya memerlukan peningkatan antara
kadar aldosteron atau aliran distal, sementara parameter lainnya normal atau juga
meningkat. Pada sisi lain, hiperaldosteronisme terkait hipovolemia biasanya tidak
menyebabkan hipokalemia, oleh karena penurunan aliran distal terkait (sebab adanya
peningkatan reabsorpsi proksimal, sebagian dipengaruhi oleh angiotensin II)
mengimbangi efek stimulasi aldosteron.

Diuretik, jenis apapun yang beraksi pada daerah proksimal lokasi sekresi kalium,
asetazolamid, diuretik ansa henle dan tiazid, akan meningkatkan hantaran distal dan juga,
lewat induksi penurunan volume, mengaktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron.
Sebagai akibatnya, ekskresi kalium urin akan meningkat, menyebabkan hipokalemia
apabila kehilangan ini lebih besar dari asupan (diagram 1).
d. Peningkatan pengeluaran keringat
Pengeluaran keringat harian biasanya dapat diabaikan, oleh karena volumenya rendah
dan konsentrasi kalium hanya berkisar antara 5 – 10 mEq/L. Namun pada pasien-pasien
yang berolahraga pada iklim panas dapat mengeluarkan keringat sampai 10 L atau lebih
per hari, sehingga menyebabkan penurunan kadar kalium bila kehilangan ini tidak
digantikan. Kehilangan kalium dari keringat juga dapat terjadi pada fibrosis kistik.
Ekskresi kalium urin juga dapat berkontribuis, oleh karena pelepasan aldosterone
ditingkatkan baik oleh olahraga ataupun kehilangan volume.

Gejala yang ditimbulkan oleh hypokalemia dapat berupa kelemahan pada otot-otot,
kesemutan, irama jantung irregular, dan gambaran EGK yang abnormal. Pencegahan
hypokalemia sendiri dapat dilakukan dengan mudah karena kalium sangat banyak
terkandung dalam bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti daging, pisang,
tomat, dll.

Maka dari itu untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan ini ada baiknya jika dokter
dapat mendiagnosa dengan tepat keadaan lansia yang mengakami hipokalmia agar pihak
panti yang mengurus para lansia dengan hypokalemia dapat memberikan asupan
makanan dengan kadar kalium yang cukup untuk mencegah terjadinya keadaan yang
lebih parah. Bagi lansia yang menderita hipertensi sebaiknya jangan diberi obat diuretic
non hemat kalium, karena hal tersebut dapat mengarahkan kepada keadaan hypokalemia.

Dalam islam dikenal istilah “Birrul walidaini” yaitu ihsan atau berbuat baik dan bakti
kepada orang tua dengan memenuhi hak-hak kedua orang tua serta menaati perintah
keduanya selama tidak melanggar syariat.
Lawan katanya yaitu “Aqqul walidaini”, yaitu durhaka kepada orang tua dengan
melakukan apa yang menyakiti keduanya dengan berbuat jahat baik melalui perkataan
ataupun perbuatan serta meninggalkan kebaikan kepada keduanya.

Hukum bakti kepada orang tua wajib ‘ainiy (mutlak) sedangkan durhaka kepada
keduanya haram.

Bagaimana berbakti kepada orang tua menurut Al-Qur’an, sebagaimana ayat-ayat Al-
Qur’an berikut :

1. Perkataan “Ah” saja termasuk suatu dosa kepada orang tua apalagi, membentak,
memukul, atau hal lainnya yang lebih kejam. Selain itu juga perlu berlemah lembut
kepada orang tua selalu mendoakan keduanya agar dikasihi oleh Allah SWT.

َ ‫ضى َربُّكَ أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا إِ اَّل إِيااهُ َو ِبا ْل َوا ِل َد ْي ِن إِ ْح‬


‫سانًا إِ اما يَ ْبلُغَ ان ِع ْندَكَ ا ْل ِك َب َر‬ َ َ‫َوق‬
‫ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل‬ ٍّ ُ ‫أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربايَانِي‬ ْ ‫ب‬ ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل ِم ْن ا‬
ِ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل ار‬ ْ ‫اخ ِف‬ ْ ‫ َو‬. ‫ك َِري ًما‬
24 -23‫اإلسراء‬. ‫يرا‬ ً ‫ص ِغ‬
َ
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):23)

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil." (Al Isra(17):24)

2. Perintah berbakti kepada orang tua setelah perintah untuk beribadah kepada Allah
tanpa mempersekutukannya. Hal ini menggambarkan pentingnya berbakti kepada orang
tua. Dalam ayat lain Allah SWT menjelaskan bahwa bersyukur kepada orang tua (dengan
berbakti kepada keduanya) merupakan kesyukuran kepada Allah SWT, karena Allah
menciptakan semua manusia dari rahim orang tua.

َ ‫علَ ْي ُك ْم أ َ اَّل تُش ِْركُوا ِب ِه‬


‫ش ْيئ ًا َو ِبا ْل َوا ِل َد ْي ِن‬ َ ‫قُ ْل تَعَالَ ْوا أَتْ ُل َما َح ار َم َربُّ ُك ْم‬
151 : ‫ األنعام‬.‫سانًا‬ َ ‫ِإ ْح‬
yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, (Al-An’am 151).

3. Meskipun orang tua menyuruh kepada suatu perbuatan yang menyekutukan Allah
SWT, atau orang tua tersebut masih belum memeluk Islam, sikap berbakti kepada orang
tua tetap menjadi suatu kewajiban oleh seorang anak tanpa harus mematuhi perintah
mereka yang menyalahi syariat.

‫اح ْب ُه َما ِفي‬ِ ‫ص‬ َ ‫ِب ِه ِع ْل ٌم فَ ََل ت ُ ِط ْع ُه َما َو‬ َ‫س لَك‬ َ ‫َوإِ ْن َجا َهدَاكَ عَلى أ َ ْن تُش ِْركَ ِبي َما لَ ْي‬
‫ث ُ ام ِإلَ اي َم ْر ِجعُ ُك ْم فَأُنَ ِبئ ُ ُك ْم ِب َما كُنت ُ ْم‬ َ َ‫س ِبي َل َم ْن أَن‬
‫اب ِإلَ اي‬ َ ‫ال ُّد ْنيَا َم ْع ُروفًا َوات ا ِب ْع‬
15 ‫ون [ لقمان‬ َ ُ‫ت َ ْع َمل‬
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.

4. Jasa orang tua terutama ibu diungkapkan dalam suatu ayat Al-Qur’an, dimana seorang
ibu rela berkorban dalam mengandung anaknya, kemudian menyusuinya. Semua jasa
orang tua di kala anak masih kecil dan lemah perlu diingat dan dikenang untuk
selamanya.

‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن أ َ ْن‬ َ ‫ان بِ َوا ِل َد ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا‬


َ ِ‫علَى َو ْه ٍّن َوف‬ َ ‫س‬ َ ‫اإلن‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
‫َو َو ا‬
]14‫ير [ لقمان‬ ُ ‫شك ُْر ِلي َو ِل َوا ِل َد ْيكَ إِلَ اي ا ْل َم ِص‬ْ ‫ا‬
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Ada sebuah kisah nyata yang diceritakan Rasulullah SAW, mengenai 3 orang yang
terjebak dalam gua, kemudian berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal saleh
yang mereka lakukan agar Allah berkenan menolong mereka dari gua yang tertutupi
batu-batu. Salah satu orang dari mereka menyebutkan bahwa amal shalehnya ialah “aku
memiliki orang tua yang telah usia lanjut, dan aku selalu mendahulukan kepentingan
mereka dibandingkan keluarga dan hartaku, aku biasanya membawakan minuman (susu)
bagi mereka dan tidak membiarkan siapapun meminumnya kecuali setelah mereka
minum. Apabila ini merupakan merupakan amal shaleh yang mengharap ridha-Mu maka
keluarkanlah kami dari gua ini." Pada akhir cerita, setelah setiap orang menceritakan
amal shalehnya maka akhirnya pintu gua yang tertutupi bebatuan akhirnya terbuka dan
mereka akhirnya keluar dengan selamat.

Marilah kita merawat orang tua kita sebaik-baiknya, dan senantiasa mendahulukan
kepentingan mereka. Merupakan suatu kesalahan bila terlalu memanjakan anak dan
pasangan tetapi mengacuhkan kepentingan orang tua yang seharusnya dijunjung tinggi
dalam suatu keluarga. Orang tua memang membutuhkan materi (uang) tetapi masih ada
yang lebih penting bagi mereka yaitu kasih sayang. Menyapa, menanyakan kabar
mereka, kesehatan mereka, apa yang mereka inginkan merupakan suatu hal sepele namun
berarti besar bagi mereka.

Simpulan
Hypokalemia adalah keadan dimana kadar kalium dalam serum kurang dari 3,5
mEq/L dengan gejala lemah pada otot-otot tubuh, irama jantung yang irregular,
kesemutan. Banyak sekali factor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
hypokalemia salah satunya adalah pemakaian obat anti hipertensi diuretic non-hemat
kalium. Keadaan ini juga sering dalami oleh lansia namun masih sangat kurang perhatian
terhadap masalah tersebut. Merawat orangtua dalam islam humunya wajin dan durhaka
kepada orangtua hukumnya haram, maka dengan memberikan perhatian lebih pada
orangtua kita sama saja kita telah beribadah kepada Allah SWT.

Saran

Diperlukannya perhatian lebih terhadap masalah kesehatan beruoa hypokalemia,


meskipun keadaan ini jarang ditemukan namun jika tidak diperhatikan dengan serius
keadaan hipokalmia dapat mengarah ke keadaan yang serius. Dokter diharuskan
mendiagnosa pasien terutama lanisa yang menderita hypokalemia dengan tepat juga
harus memberikan obat diuretic hemat kalium pada lansia yang menderita hipertensi
untuk mencegah terjadinya keadaan hypokalemia. Bagi pengelola panti diharapkan dapat
memberi asupan gizi yang lebih pada lansia yang mendapat terapi hipertensi non-hemat
kalium dnegan memberikan makanan yang mengandung kalium yang cukup.

Ucapan Terima Kasih

Puji syukur kepada Allah SWT karena tugas laporan kasus blok elektif ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Saya ucapkan terima kasih kepada dr. Resmi Kartini, Sp.PA
sebagai tutor kelompok 2 geriatri yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya
kepada kami sehingga dapat terselesaikannya laporan kasus ini, juga kepada dr. Hj. RW.
Susilowati sebagai koordinator pelaksana blok elektif yang sudah mengantar kami
(kelompok kepeminatan geriatri) ke Panti Tresna Werdha Budi Mulia pada kunjungan
hari pertama. Selain itu, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengurus Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas yang telah memberikan kesempatan untuk
berkunjung dan mengumpulkan data dan tentu saja juga untuk Tn. Ucup yang sudah
bersedia untuk diwawancara. Juga untuk kelompok 2 geriatri, semoga sukses dalam
meraih apa yang dicita-citakan.
Daftar Pustaka

1. Bowker L, Price J.D, S.C Smith. 2012. Oxford Handbook of Geriatri Medicine. 2nd ed.
Oxforf Press. United Kingdom
2. Cunha, J.P. 2014. Low Potassium (Overview).
http://www.emedicinehealth.com/low_potassium/article_em.htm. 11 November 2014
(22.54)
3. Niedziocha, L. 2014. What Will Low Potassium Do to the Elderly?.
http://www.livestrong.com/article/363544-what-will-low-potassium-do-to-the-elderly/.
11 November 2014 (22.15)
4. Sumantri, S. 2009. Pendekatan Diagnostik Hipokalemi. Case Report. Departemen
Ilmu Penyakit dalam Universitas Indonesia. Jakarta
5. Kuswardhani, R A.T dan Sari, N.K. 2009. Dehidrasi dan Gangguan Elektrolit. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Editor Sudoyo, A.W, Setiyohadi, B.G, I.Alwi,
M.Simadibrata, S.Setiati. Interna Publishing. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai