Anda di halaman 1dari 13

Desain Kompetensi Dan Tujuan Pembelajaran

MAKALAH
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem
Pembelajaran
Dosen Pengampu: Tepi Mulyani, M.Pd.

Disusun Oleh:
Ekky Wildan Dulfiqar 18.03.1981
Muhammad Abdul Aziz 18.03.1951
Muhammad Anshari Ash 18.03.1991
Dini Hadiyanti 18.03.2004
Fadhila Zahra 18.03.2048
Fitria Nur Fauziah R 18.03.1957

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tugas Dasar-Dasar

Pendidikan ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berdasarkan pengumpulan

dari berbagai sumber, dan untuk memehuni tugas Dasar-Dasar Pendidikan

Dengan ini penulis ucapkan terimakasih kepada Tepi Mulyani, M.Pd.

selaku dosen pembimbing mata pelajaran Dasar-Dasar Pendidikan. Penulis

ucapkan terimakasih juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tugas ini. Semoga tugas yang penulis buat dapat bermanfaat bagi

penulis pribadi maupun pihak yang membaca.

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih

banyak kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang

bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan

kualitas dan menyempurnakan tugas ini.

Bandung, 21 Mei 2019

penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Madrasah Aliyah persis 165 Arjasari merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang berbasis islam dibawah naungan lebaga persatuan islam di

daerah Arjasari yang memeliki kepengurusan yang dimulai dari ketua atau

yang si sebut mudir samapai staf –sataf peyelengaraan pendidikan, setiap

madrasah pasti mempunysi peneloaannya tesendiri.


Pengelolaan sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya

diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan

kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat

komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa,

masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal

yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.


Dalam pengelolaan sekolah tentu pasti ada masalah yang dihadapi baik itu

dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan masalah lain

sebagainya, oleh karena penulis mengobservasi madrasah aliah persis 165

Arjasari yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui cara

menyelesaikan masalah yang dihadapi madarasah aliyah tersebut serta dapat

memahami bagaimana cara dalam mengelola sekolah.

B. Latar Belakang Masalah


1. Bagaimana permasalahan yang dihadapi dimadrasah aliyah persis

165 Arjasari?
2. Bagaimana dampak masalah terhadap perkembangan madrasah?
3. Bagaimana pemecahan masalah yang dihadapi di madrasah aliyah

165 Arjasari?
C. Tujuan penulisan
1.Untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi madrasah

aliyah persis 165 Arjasari.


2.Untuk mengetahui dan memahami dampak terhadap perkembangan

madrasah.
3.Untuk mengetahui dan memahami pemecahan masalah yang dihadapi

madrasah aliyah persis 165 Arjasari.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi serta klasifikasi Madrasah
1. Definisi madrasah
Madrasah berasal dari akar kata darrasa, yaitu belajar, sedangkan

madrasah berarti tempat belajar atau sekolah formal. Madrasah menurut

orang awam adalah lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah yang

mengajarkan agama Islam saja, perpaduan antara ilmu agama Islam dan

ilmu umum, maupun ilmu berbasis ajaran Islam.1


2. Klasifikasi madrasah
Seiring perkembangan pendidikan, Madrasah senantiasa

meningkatkan kualitas dengan memiliki keunggulan dan memadukan

pengajaran pendidikan, serta moralitas luhur. Pengajaran bahasa asing

(Arab- Inggris), ilmu umum dan agama yang dikaji dan dikembangkan

secara inovatif.2
Madrasah yang 100% mengajarkan materi agama disebut dengan

Madrasah Diniyah. Madrasah ini biasanya berdiri di lingkungan pesantren

salaf. Sedangkan madrasah yang mengajarkan materi umum merupakan

madrasah formal yang ijazahnya diakui oleh Negara dan bisa

digunakanuntuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.3 Madrasah

ini seperti halnya sekolah pada umumnya yang terstruktur dan

terorganisasi seperti lembaga pendidikan pada umumnya namun dengan

muatan pendidikan agama yang lebih banyak.


1Abudin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam Dan Institusi Pendidikannya,

(Jakarta:Rajawali Press, 20-21), h.204.

2Nanang Fathurrohman, Pendidikan Madrasah Berbasis Enterpreneuship, (Depok, Lentera


Hati Pustaka, 2012), h. 37-39.
3 Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Melahirkan Madrasah Unggulan Merintis dan Mengelola
Madrasah yang Kompetitif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 19-20.
Madrasah formal, sama halnya seperti sekolah umumnya yang

dibagi menjadi beberapa jenjang pendidikan, yaitu:


a. RA (Raudhatul Athfal)
Raudhatul Athfal (RA) merupakan salah satu bentuk satuan

pendidikan anak pra sekolah pada jalur pendidikan formal yang

menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan

keagamaan Islam untuk anak berusia empat sampai enam tahun. 4 RA

merupakan jalur pendidikan formal yang setingkat dengan Taman

Kanak-kanak (TK).5
b. MI (Madrasah Ibtida’iyah)
MI adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam yang terdiri dari 6

(enam) tingkat pada jenjang pendidikan dasar. Madrasah Ibtidaiyah

(MI) ini setara dengan Sekolah Dasar (SD) yang wajib ditempuh oleh

seluruh anak-anak Indonesia.6 MI merupakan tingkat lanjutan dari RA.

c. MTs (Madrasah Tsanawiyah)


MTs adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

umum dengan kekhasan agama Islam yang terdiri dari 3 (tiga) tingkat

pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar,

MI atau bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara Sekolah

Dasar atau MI.

4 Departemen Agama Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum


Raudhatul Athfal, (Jakarta: Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 4.
5 Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, (Bandung: Yrama Widya,
2009), h. 25-26.
6 Kementrian Agama RI, Madrasah Indonesia: Madrasah Prestasiku, Madrasah Pilihanku,
(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2015), h. 34.
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah sama dengan kurikulum sekolah

menengah pertama, hanya saja pada MTs terdapat porsi lebih banyak

mengenai pendidikan agama Islam. Selain mengajarkan mata

pelajaran sebagaimana sekolah dasar, juga ditambah dengan pelajaran-

pelajaran seperti: Quran dan Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.7


d. MA (Madrasah Aliyah)
Madrasah Aliyah dalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah

Pertama, MTs atau bentuk lain yang sederajat, diakui sama atau setara

Sekolah Menengah Pertama atau MTs.


Aliyah adalah jenjang yang paling tinggi di madrasah. Pada tahun

kedua (yakni kelas 11), seperti halnya siswa SMA, maka siswa MA

memilih salah satu dari 4 jurusan yang ada, yaitu Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu-ilmu Keagamaan

Islam, dan Bahasa.


Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa diwajibkan

mengikuti Ujian Nasional (UN) yang akan menentukan kelulusan

siswa. Lulusan madrasah Aliyah dapat melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi umum, perguruan tinggi agama Islam, atau langsung

bekerja. MA sebagaimana SMA, ada MA umum yang sering

dinamakan MA dan MA Kejuruan (di SMA disebut SMK) misalnya

7 Kementrian Agama RI, Madrasah Indonesia: Madrasah Prestasiku, Madrasah Pilihanku,


(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2015), h. 34. , h. 40.
Madrasah aliyah Kejuruan (MAK) dan madrasah aliyah program

keterampilan.
B. Identifikasi Masalah di Madrasah Aliyah 165 Arjasari
Madrasah Aliyah Persis 165 Arjsari merupakan suatu lembaga pendidikan

swasta yang berdiri dibawah Lembaga Persatuan Islam (PERSIS), yang

memiliki sebuah sistem pengelolaan yang dipimpin oleh seorang Mudir

(kepala sekolah) serta staf-staf penyenggara pendidikan yang mengatur

pengeleloaan sekolah.
Pengelolaan sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya

diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan

kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat

komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa,

masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal

yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Namun setiap Sesutu

pasti ada masalah oleh karena itu setelah melakukan observasi terdapat

beberapa hal yang menjadi masalah diantaranya:


1. Dalam perencanaan madrasah
Dalam perancanaaan masalah di Madrasah Persis 165 Arjasari terdapat

masalah diantaranya:
a. Penerimaan santri baru seringkali melebihi target seperti menerima

30 yang masuk malah lebih dari 30 yang masuk


b. Banyak santri dari luar atau umum yang masuk
2. Pelaksanaan kegiatan

Staf atau pengurus banyak yang menjadi aktivis diluar.

3. Proses belajar mengajar


a. Seringkali guru tidak hadir dikarenakan ada undangan dari luar.
b.
Banyak santri dari luar.
4. Kesiswaan
a. Banyak santri dari luar.
b. Mayorityas non santri non asrama.
5. Peran serta masyarakat
Banyak santri yang non asrama.
6. Komite madrasah
Bentrok waktu diantara komite komite sekolah.
7. Kegiatan ekstrakulikuler
Bentrok bentro waktu dengan kegiatan lain.
C. Dampak masalah yang dihadapi madrasah Aliayah persis 165 Arjasari

terhadap perkembangan Madrasah aliyah


Dari pemaparan masalah diatas, masalah tersebut berdampak terhadap

perkembangan madrasah aliyah, diantaranya sebagai berikut:


1. Sekolah terhambat untuk meningkatkan fasilitas karena harus

menyiapkan fasilitas berupa bangku dan lain sebagainya bagi yang

baru
2. Kurikulum tertinggal karena harus mengulang pembelajaran bagi

yang peserta didik yang baru.


3. Perencanaan kegiatan terhambat karena alah satu staf tidak bisa

dating
4. Susah mengontrol santri yang non asrama sehingga ketika ada

santri yang nakal menimbulkan pandangan buruk dari luar pesantren


5. Susah menentukan waktu yang pas untuk kegiatan sekolah.
6. Seringkali salah satu program eksrakulikuler tidak terealisasikan

karena waktu yang bentok.


D. Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah di Madrasah Aliyah Persis 165 Arjasari

pengelola madrasah merumuskan pemecahan masalah diantaranya:


1. Menyiapkan pendanaan dan meminta bantuan kepada seganap

keluarga besar madrasah


2. Menyediakan program untuk siswa yang dari umum sehingga bisa

mengimbangi yang dari alumni pesantren.


3. Membuat wakil dari tenaga pengajar serta staf
4. Membentuk bimbingan konseling bagi santri yang mempunyai

masalah.
5. Setiap santri diwajibkan mengajar madrasah diniyah di daerahnya

masing-masing.
6. Mengatur waktu untuk kegiatan ekstrakulikuler maupun untuk

komite sekolah.
7. Menumbuhkan sifat kekeluargan baik diantra staff, tenaga

pengajar, maupun santri.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap pengelolan sekolah pasti ada masalah yang dihadapi begitu

pula di madrasah Aliyah 165 Arjasari, masalah yang dihadapi berupa dalam

hal perencanaan, pelasanaan kegiatan, preoses belajar mengajar, kesiswaan,

peran serta masyarakat, komite madrasah, serta dalam menjalankan kegiatan

ekstrakulikuler.
Setiap masalah pasti berdampak pada perkembangan seperti terhambatnya

peningkatan fasilititas sekolah, kurikulum tertinggal, kegiatan tidak berjalan

lancar, adanya bentrok waktu, serta padangan kurang baik dari luar .
Pemecahan masalah yang dihadapi seperti meenyiapkan dana, membuat

program khusus bagi santi yang dari umum, mengatur waktu, ,enyiapkan

wakil ketika ada yang tidak bisa hadir, serta menumbuhkan sifat kekeluargaan

di keluarga besar pesantren.


B. Saran

Hendaknya dalam segala bentuk pengeloaan ditamnakan sifat kekeluargaan


serta saling keterbukaan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Kiat Melahirkan Madrasah Unggulan Merintis


dan Mengelola Madrasah yang Kompetitif. Jogjakarta: Diva Press.

Aqib, Zainal. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Yrama
Widya

Departemen Agama Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2005.


PedomanPelaksanaan Kurikulum Raudhatul Athfal. Jakarta: Depag RI
Dirjen Kelembagaan Agama Islam

Fathurrohman, Nanang. 2012. Pendidikan Madrasah Berbasis Enterpreneuship.


Depok: Lentera Hati Pustaka

Kementrian Agama RI. 2015. Madrasah Indonesia: Madrasah Prestasiku,


Madrasah Pilihanku. Madrasah Indonesia: Madrasah Prestasiku,
Madrasah Pilihanku

Nata, Abudin. 2012. Sejarah Sosial Intelektual Islam Dan Institusi


Pendidikannya. Jakarta: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai