Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH

ACARA V
Resolusi dan Komposit Citra
Aisyah Nurul Lathifah (15405241014)

A. Tujuan
1. Memahami konsep resolusi dan komposit citra untuk berbagai kepentingan.
2. Mengetahui cara perhitungan dan penentuan komposit citra.

3. Mengetahui perbandingan komposit citra dengan menggunakan perhitungan

dan grafik komposit citra.

B. Dasar teori

Definisi penginderaan jauh (PJ) atau remote sensing (RS) dalam Indarto (2014:3)

dapat dijumpai di berbagai literatur. Remote berarti dari jauh, sedangkan sensing
berarti mengukur. Jadi, remote sensing berarti mengukur dari jauh atau mengukur
tanpa menyentuh objek yang diukur. Salah satu definisi penginderaan jauh menurut

Rango (1996) dalam Indarto (2014:3), pengideraan jauh adalah ilmu dan seni untuk

memperoleh informasi tentang suatu objek, luasan, atau tentang fenomena melalui

analisis data yang diperoleh dari sensor. Dalam hal ini, sensor tidak berhubungan
langsung dengan objek atau benda yang menjadi target.

Citra merupakan salah satu dari beragam hasil proses penginderaan jauh.
Definisi citra banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satu di antaranya pengertian

tentang citra menurut Hornby (1974) dalam Sutanto (1994: 5) dapat dibagi menjadi

lima, berikut ini tiga di antaranya :

1. Likeness or copy of someone or something, especially one made in wood, stone,

etc.
2. Mental pictures or idea, concept of something or someone.

3. Reflection seen in a mirror or through the lens of a camera.

Interaksi gelombang elektromagnetik yang bekerja pada daerah spektrum optik


(tanpak, infra merah dekat dan infra merah menengah atau infra merah pantulan)
diukur/dideteksi oleh sensor, di antaranya mengalami peristiwa sebagai berikut
(Swargana, 2013: 168) :

1. Dalam daerah ini dapat sekaligus terjadi peristiwa pemantulan, penyerapan dan
penerusan dengan mengikuti hukum Kirkchoff dan hukum Snellius.
2. Energi yang jatuh pada suatu objek akan diabsorpsikan, dipantulkan, dan
ditransmisikan.

3. Pada daerah spektrum optik, energi yang diukur oleh sensor adalah energi yang

direfleksikan oleh objek permukaan bumi, sehubungan dengan sensitifitas


sensor dioperasikan pada daerah spektrum tampak, infra merah pantulan (infra
merah dekat dan infra-merah menengah).

4. Besarnya radiasi yang dipantulkan oleh objek yang diterima oleh sensor

pengamat, berbeda-beda untuk setiap objek. Dengan kata lain, objek-objek

dapat diidentifikasi atau dibedakan tergantung pada karakteristik reflektal

objek-objek tersebut.

5. Karakteristik reflektansi spektral dari berbagai objek yang umum pada

permukaan bumi seperti tumbuhan, tanah, air.


Kualitas gambar citra penginderaan jauh dapat dilihat berdasarkan resolusi yang
digunakan. Resolusi citra penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi 3 yaitu

(Swargana, 2013: 171-172) :

1. Resolusi spasial; merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat

direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi
dilapangan dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat

direkam oleh suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat
menyajikan data dan informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik

dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi

kasar atau rendah. Dalam menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran

resolusi yang perlu diketahui, yaitu :

a. Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m.


b. Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m.

c. Resolusi spasial rendah, berkisar : 30 - > 1000 m.

2. Resolusi temporal; Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali


ke daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan
ke asal daerah yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari, contoh
resolusi temporal ini :

a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara : <24 jam - 3 hari.


b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari.
c. Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari
3. Resolusi spektral; Resolusi spektral dari suatu sensor adalah lebar dan

banyaknya saluran yang dapat diserap oleh sensor. Semakin banyak saluran

yang dapat diserap dan semakin sempit lebar spektral tiap salurannya maka
resolusi spektralnya semakin tinggi. Resolusi spektral ini berkaitan langsung
dengan kemampuan sensor untuk dapat mengidentifikasi obyek. Resolusi

spektral sensor yang spesifik menentukan jumlah band spektral, di mana sensor

dapat memilih radiasi yang direfleksikan (dipantulkan). Tetapi jumlah band-band

bukanlah hanya aspek yang penting dari resolusi spektral. Bebarapa contoh

satelit bumi yang mempunyai resolusi spektral :

a. Resolusi spektral tinggi berkisar antara: - 220 band

b. Resolusi spektral sedang berkisar antara: 3 - 15 band


c. Resolusi spektral rendah berkisar antara: - 3 band
Saluran spektrum yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh, pada

daerah spektrum optik (visible, infra merah dekat dan infra merah menengah

atau inframerah pantulan).

Komposit citra menurut Sigit (2011) dalam Nurlaela (2014: 7) adalah citra baru
hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu menampilkan keunggulan dari

saluran-saluran penyusunnya. Adanya komposit citra dikarenakan keterbatasan mata


yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna dan lebih mudah dengan

pemberian warna.

Pengenalan pola spektral objek dalam Srimulyani (2016: 3) dapat menjadi

pemandu yang sangat bermanfaat dalam upaya mengenali objek pada citra. Gambar

berikut ini menyajikan kurva pantulan beberapa objek pada julat (rentang, range)
panjang gelombang antara 0,4 µm hingga 2,35 µm.

Tabel 1 Jenis Spektrum Saluran Beserta Panjang Gelombangnya

No. Spektrum/Saluran Panjang Gelombang

1 Biru 0,4 – 0,5 µm


2 Hijau 0,5 – 0,6 µm

3 Merah 0,6 – 0,7 µm

Radio Inframerah
4 Inframerah Dekat 0,7 – 1,2 µm

5 Inframerah Tengah 1,2 – 5,5 µm

6 Inframerah Jauh 5,5 – 1000 µm

Program Landsat merupakan satelit tertua dalam program observasi bumi.

Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor MSS

multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada sensor


MSS. MSS dan TM. Satelit Landsat (Satelit Bumi) ini merupakan milik Amerika Serikat.
Beberapa genersi satelit Landsat yang dibuat Amerika namun sekarang sudah tidak

beroperasi lagi. Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, membawa sensor TM


(Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4,

5 dan 7. Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi


dalam 7 band spektral, yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar (visible), band 4, 5 dan 7

adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah

termal yang mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah

185 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk


meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada

ketinggian orbit 705 km (Swargana, 2013: 169).

SPOT singkatan dari Systeme Pour I.Observation de la Terre. SPOT dimiliki oleh
konsorsium yang terdiri dari Pemerintah Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama

kali beroperasi dengan pushbroom sensor CCD dengan kemampuan off-track viewing

di ruang angkasa. Saat itu, resolusi spasial 10 meter untuk pankromatik dan 20 meter

daerah tampak (visible). Pada Maret 1998 sebuah kemajuan signifikan SPOT-4
diluncurkan: sensor HRVIR mempunyai 4 di samping 3 band dan instumen vegetation
ditambahkan. Vegetation didesain untuk hampir tiap hari dan akurat untuk

memonitor bumi secara global (Swargana, 2013: 169).


C. Alat dan bahan
Alat :

1. Bolpoint untuk menulis hasil praktikum yang telah diperoleh pada lembar
lampiran yang telah ditentukan.
2. Penggaris untuk membuat tabel 1 sampai tabel 3 di lampiran.
3. HVS ukuran A4 sebagai lembar lampiran.

Bahan :

1. Citra berkomposit sebagai obyek analisis citra.


2. Diagram pengukuran komposit warna untuk mengidentifikasi band atau warna
pada citra

D. Langkah kerja

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti HVS, bolpoint, dan

penggaris.

2. Membuat tabel analisis perbandingan komposit citra dengan mata telanjang

dan perhitungan grafik.


3. Mengidentifikasi warna kenampakan yang ada pada citra menggunakan mata
telanjang.

4. Melakukan perhitungan komposit warna pada citra menggunakan grafik

perhitungan dengan cara menarik garis vertikal ke atas.

5. Menggolongkan warna komposit citra pada masing-masing kenampakan


berdasarkan garis vertikal yang paling tinggi dan menyentuh diagram

kenampakan.

E. Hasil dan Pembahasan

Hasil

Tabel 2 Perbandingan Komposit Citra dengan Mata Telanjang dan Perhitungan

Grafik dari Tiga Citra.

Perbandingan
No. Citra Objek
Mata Telanjang Grafik Perhitungan

1. LANDSAT Tanah kering


Merah muda Red 0,7
Komposit 321 terbuka
Vegetasi Hijau, biru (dominan) Red 0,7

Perairan Putih Green 0,6

2. SPOT Cirebon Tanah kering


Merah Red 1,2
Komposit 432 terbuka

Hijau, merah
Vegetasi Red 1,2
(dominan)

Perairan Hijau (dominan), biru Blue 0,6

3. Komposit 432 Tanah kering


Merah Red 1,2
terbuka

Vegetasi Hijau Red 1,2

Perairan Biru Blue 0,6

Citra LANDSAT dengan komposit 321 memiliki objek tanah kering terbuka,

vegetasi, dan perairan. Apabila dilihat menggunakan mata telanjang, kenampakan

tanah kering terbuka berwarna merah muda. Pada grafik perhitungan, tanah kering

terbuka juga tergolong warna merah (red) 0,7. Kemudian kenampakan vegetasi jika

dilihat dengan mata telanjang berwana hijau dan didominasi warna biru. Namun, jika

dihitung berdasarkan grafik yang ada, vegetasi berwarna merah (red) 0,7.

Selanjutnya, kenampakan perairan yang dilihat dengan mata telanjang berwarna


biru. Sedangkan apabila dihitung menggunakan grafik, perairan berwarna hijau

(green) 0,6.

Citra SPOT Cirebon dengan komposit 432 juga memiliki objek tanah kering

terbuka, vegetasi, dan perairan. Apabila dilihat menggunakan mata telanjang,


kenampakan tanah kering terbuka berwarna merah berupa lahan pertanian. Pada

grafik perhitungan, tanah kering terbuka juga tergolong warna merah (red) 1,2.

Kenampakan vegetasi jika dilihat dengan mata telanjang berwana hijau dan dominan
merah. Namun, jika dihitung berdasarkan grafik yang ada, vegetasi berwarna merah

(red) 1,2. Selanjutnya, kenampakan perairan yang dilihat dengan mata telanjang

didominasi warna hijau dan ada sebagian warna biru. Sedangkan apabila dihitung
menggunakan grafik, perairan berwarna biru (blue) 0,6.

Yang terakhir, yaitu citra berkomposit 432. Pada citra ini, terdapat kenampakan
tanah kering terbuka, vegetasi, dan perairan. Jika dilihat menggunakan mata

telanjang, kenampakan tanah kering terbuka berwarna merah berupa pemukiman.


Pada grafik perhitungan, tanah kering terbuka juga tergolong warna merah (red) 1,2.
Kenampakan vegetasi jika dilihat dengan mata telanjang berwana hijau. Namun, jika

dihitung berdasarkan grafik yang ada, vegetasi berwarna merah (red) 1,2.
Selanjutnya, kenampakan perairan yang dilihat dengan mata telanjang berwarna
biru. Apabila dihitung menggunakan grafik, perairan berwarna biru (blue) 0,6.
Pembahasan

Citra LANDSAT dengan komposit 321 menangkap kenampakan wilayah

topografi pegunungan yang didominasi warna kebiruan. Citra landsat memiliki


komposit warna 321. Artinya, citra LANDSAT menggunakan band 3, 2, dan 1. Hal
tersebut membuktikan dasar teori yang diperoleh, yaitu, citra LANDSAT memiliki

resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Namun dengan satuan luas

tersebut, citra memiliki resolusi spasial rendah berkisar : 30 - > 1000 m karena

kenampakan yang tertangkap pada citra memiliki cakupan yang sangat luas. Karena

citra ini memiliki perpaduan 3 band, maka citra LANDSAT termasuk memiliki resolusi

spektral sedang berkisar antara: 3 - 15 band.

Citra ini memiliki beberapa kenampakan, antara lain : tanah kering terbuka,
vegetasi, dan perairan. Jika dilihat dengan mata telanjang tanah kering terbuka
berwarna merah muda. Warna ini manandakan bahwa lahan terbuka yang

tertangkap merupakan lahan kosong karena memiliki perpaduan warna putih. Warna

cerah tersebut disebabkan oleh pantulan dari energi sinar matahari. Kemudian

kenampakan vegetasi jika dilihat dengan mata telanjang berwana hijau gelap. Di
samping itu, vegetasi didominasi warna biru gelap. Warna biru dari vegetasi

disebabkan karena perpaduan warna hijau dan kuning. Rona gelap pada vegetasi
disebabkan oleh penyerapan energi matahari oleh kanopi daun untuk melakukan

fotosintesis. Vegetasi dominan berada di wilayah topografi pegunungan yang

mungkin terdiri dari beberapa jenis tanaman. Selanjutnya, kenampakan perairan

yang dilihat dengan mata telanjang berwarna putih. Perairan yang paling jelas

terlihat yaitu berada di sisi kanan topografi pegunungan. Perairan tersebut mungkin
terbentuk oleh erupsi vulkanik. Perairan yang dalam memiliki sifat pemantulan yang

tinggi sehingga menimbulkan rona cerah. Selain itu, hal tersebut mungkin

disebabkan oleh kondisi perairan. Secara garis besar pula, air jernih cenderung
memberikan pantulan yang lebih rendah daripada air yang lebih keruh pada semua
wilayah panjang gelombang.

Kombinasi 321 merupakan warna natural. Saluran 3 mendeteksi penyerapan


klorofil, saluran 2 mendeteksi reflektan hijau dari vegetasi dan saluran 1 cocok untuk
penetrasi air.Saluran 1 juga membedakan tanah dan vegetasi serta tipe tipe hutan.
Komposit 321 merupakan perpaduan antara band 3, 2, dan 1 sehingga menampilkan

warna asli pada citra. Pada perhitungan grafik, tanah terbuka menunjukan warna

merah (red) 0,7, vegetasi berwarna merah (red) 0,7. Sedangkan perairan berwarna
hijau (green) 0,6.
Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran grafik perhitungan citra LANDSAT

komposit 321 bahwa nilai tertinggi yang menyentuh diagram tanah terbuka berada

di titik yang tergolong warna merah bernilai 0,7. Hal ini dikarenakan tanah kering

terbuka memiliki sifat pemantulan yang tinggi sehingga menimbulkan warna yang

cerah. Sama halnya kenampakan tanah terbuka, pada grafik perhitungan citra

LANDSAT komposit 321, nilai tertinggi yang menyentuh diagram vegetasi berada di

titik yang termasuk warna merah bernilai 0,7. Vegetasi memiliki penyerapan yang
tinggi, namun pada hasil perhitungan, vegetasi memiliki warna yang cerah. Hal ini
mungkin disebabkan oleh tanah di bawah vegetasi di sana karena tanah yang

tertangkap pada citra juga memiliki rona yang cerah. Sedangkan hasil perhitungan

grafik komposit warna pada kenampakan perairan menyentuh diagram tertinggi

perairan yang termasuk warna hijau (green) 0,6.


Citra SPOT Cirebon dengan komposit 432 didominasi dengan warna kemerahan

berupa tanah terbuka guna pertanian. Citra SPOT Cirebon memiliki komposit 432
yang berarti bahwa citra ini memiliki perpaduan warna dari band 4, 3, dan 2.

Cakupan wilayah yang tertangkap citra termasuk cakupan wilayah sedang. Hal ini

sesuai dengan dasar teori dimana resolusi spasial citra SPOT yaitu 10 meter untuk

pankromatik dan 20 meter daerah tampak (visible). Resolusi spasial citra SPOT

termasuk resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m. Karena citra ini memiliki
perpaduan 3 band, maka citra SPOT Cirebon termasuk memiliki resolusi spektral

sedang berkisar antara: 3 - 15 band.

Citra SPOT Cirebon dengan komposit 432 juga memiliki objek tanah kering
terbuka, vegetasi, dan perairan. Apabila dilihat menggunakan mata telanjang,
kenampakan tanah kering terbuka berwarna merah, vegetasi berwana hijau, dan
perairan berwarna hijau. Warna tanah kering terbuka berwarna merah yang

merupakan lahan pertanian berkaitan dengan praktikum sebelumnya dimana warna


vegetasi yang berwarna merah merupakan vegetasi yang lebih dewasa dibandingkan
dengan vegetasi yang berwarna hijau. Dapat dilihat pada citra, lahan pertanian
daerah terbuka dikatakan tanah kering berwarna merah karena jauh dari sumber air

terbuka, sungai, maupun irigasi. Warna cerah pada tanah kering terbuka juga

disebabkan oleh lahan maupun aktivitas vegetasi yang kurang maksimal. Kemudian
kenampakan vegetasi memiliki warna hijau gelap. Rona gelap pada vegetasi
disebabkan oleh penyerapan energi matahari oleh kanopi daun untuk melakukan

fotosintesis. Di samping itu dapat pula disebabkan oleh genangan air di daerah

pertanian tersebut dimana air memiliki penyerapan energi matahari yang tinggi.

Sedangkan kenampakan perairan memiliki warna biru cerah dan hijau gelap. Warna

biru cerah pada perairan disebabkan oleh karena kondisi air yang jernih cenderung

memberikan pantulan yang lebih rendah daripada air yang lebih keruh pada semua

wilayah panjang gelombang. Warna hijau gelap pada perairan disebabkan oleh
kedalaman perairan yang lebih dalam dibandingkan perairan yang berwarna biru
cerah. Selain itu, perairan yang lebih dalam memiliki penyerapan energi matahari dan

kerapatan yang tinggi.

Kombinasi band dari citra di atas adalah 432 dimana tipikal kombinasi komposit

false color seperti di foto udara. Pada grafik perhitungan, citra ini menghasilkan
komposit warna kenampakan tanah kering terbuka dan vegetasi tergolong warna

merah (red) 1,2, serta perairan berwarna biru (blue) 0,6. Hal tersebut dapat dilihat
pada lampiran grafik perhitungan citra SPOT komposit 432 bahwa nilai tertinggi

yang menyentuh diagram tanah terbuka, vegetasi, dan perairan. Pada grafik

perhitungan, tanah kering terbuka dan vegetasi tergolong warna merah (red) 1,2

yang didominasi oleh lahan pertanian dewasa dan jauh dari sumber air sehingga

aktivitas vegetasi kurang maksimal dan lebih banyak melakukan pemantulan


dibandingkan penyerapan vegetasi. Puncak pantulan dari vegetasi, juga

membedakan tipe vegetasi sehingga terdapat perbedaan warna yaitu hijau (jika

dilihat dengan mata telanjang). Perairan berwarna biru (blue) 0,6. Selain itu
membedakan tanah dan perairan. Perairan memiliki warna biru karena terdapat
sedimen pasir di dasarnya yang berwarna cerah sehingga memiliki sifat pemantulan
yang tinggi dan menimbulkan warna biru cerah.

Yang terakhir, yaitu citra berkomposit 432. Jika dilihat menggunakan mata
telanjang, kenampakan tanah kering terbuka berwarna merah berupa pemukiman,
kenampakan vegetasi berwana hijau, dan kenampakan perairan berwarna biru.
Warna merah cerah dan gelap pada tanah kering terbuka disebabkan oleh tinggi

rendahnya sifat pantulan bahan dasar pembuatan atap rumah. Vegetasi berwarna

hijau cerah disebabkan oleh pantulan vegetasi yang lebih besar dibandingkan
vegetasi lainnya. Di samping itu, jenis tumbuhan juga menentukan besarnya
pantulan dan pengaruh evapotranspirasi. Sedangkan warna perairannya berwarna

biru gelap. Hal ini dikarenakan air memiliki tingkat penyerapan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kenampkan lainnya. Selain itu, perairan memiliki rona gelap

juga menandakan perairan tersebut cukup dalam.

Sama halnya citra SPOT Cirebon, citra ini memiliki kombinasi band 432 dimana

tipikal kombinasi komposit false color seperti di foto udara. Pada citra ini, terdapat

kenampakan tanah kering terbuka, vegetasi, dan perairan. Citra ini memiliki
perpaduan band 4, 3, dan 2. Karena citra ini memiliki perpaduan 3 band, maka citra
SPOT Cirebon termasuk memiliki resolusi spektral sedang berkisar antara: 3 - 15

band. Pada grafik perhitungan, tanah kering terbuka juga tergolong warna merah

(red) 1,2. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa warna pemukiman memiliki

warna merah karena pemukiman memiliki tingkat pantulan tinggi terhadap energi
matahari yang dipengaruhi oleh material bahan dasar pembuatan atap rumah.

Vegetasi memiliki komposit berwarna merah (red) 1,2. Hal ini disebabkan oleh
penangkapan sensor citra dan mata manusia berbeda. Selain itu warna merah pada

vegetasi juga menandakan bahwa vegetasi daerah tersebut termasuk vegetasi

dewasa. Perairan berwarna biru (blue) 0,6 karena air memiliki tingkat penyerapan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenampkan lainnya. Selain itu, perairan

memiliki rona gelap juga menandakan perairan tersebut cukup dalam. Angka-angka
tersebut dapat dilihat pada lampiran grafik perhitungan citra SPOT komposit 432

bahwa nilai tertinggi yang menyentuh diagram tanah terbuka, vegetasi, dan perairan.

Adanya perbedaan warna yang terlihat oleh mata telanjang dan komposit citra
disebabkan oleh faktor visible atau sinar yang dapat terlihat oleh mata manusia.
Sinar yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan sinar yang ditangkap oleh mata
manusia. Selain itu, mata manusia dapat melihat berbagai warna baik warna primer

(merah, biru, kuning, putih, hitam) maupun warna sekunder (hijau, ungu, pink,
cokelat, dll). Sedangkan warna yang tertangkap pada sensor citra hanya berupa
warna primer berdasarkan band (band 1, 2, dan 3) yang berwarna biru, hijau, dan
merah. Jika disesuaikan dengan deskripsi di atas, vegetasi memberikan pantulan

yang sangat rendah pada spektrum biru, meningkat agak tinggi pada spektrum hijau

(oleh karena vegetasi tampak hijau di mata manusia), menurun lagi di spektrum
merah (karena serapan kuat oleh spektrum daun), dan meningkat sangat tajam di
spektrum inframerah dekat, sebagai akibat dari pantulan ruang antar sel pada

jaringan spongi daun. Vegetasi kembali ke pantulan rendah pada saluran inframerah

tengah karena pengaruh kandungan lengas (kelembapan yang tinggi). Tanah

bertekstur relatif kasar ataupun relief lembab memberikan pantulan yang semakin

meningkat dari spektrum biru ke inframerah dekat, kemudian semakin turun ke

spektrum inframerah tengah karena pengaruh serapan oleh lengas tanah. Tanah

yang bertekstur relatif halus atau berona cerah di lapangan dan sangat tipis
cenderung memberikan pantulan tinggi pada spektral. Dedaunan kering akan
memberikan pantulan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya panjang

gelombang.

F. Kesimpulan
1. Citra yang dianalisis memiliki komposit citra yang berbeda-beda, yaitu citra

LANDSAT komposit 321 (band 3, 2, dan 1), citra SPOT komposit 432 (band 4, 3,
dan 2), dan citra komposit 432 (band 4, 3, dan 2).

2. Identifikasi warna citra dengan mata telanjang dan perhitungan grafik memiliki

warna yang berbeda.

3. Hasil perhitungan melalui grafik diperoleh nilai tertinggi yang menyentuh

diagram tanah terbuka, vegetasi, dan perairan.


4. Resolusi spasial citra LANDSAT komposit 321, SPOT komposit 432, dan citra

komposit 432 tergantung oleh cakupan luas wilayah yang tertangkap citra.

5. Resolusi spektral tergantung informasi yang diperoleh dari citra LANDSAT


komposit 321, SPOT komposit 432, dan citra komposit 432.
6. Perbedaan warna yang ditangkap oleh mata telanjang dan menggunakan
sendor dipengaruhi oleh :

a. Faktor visible atau sinar yang dapat terlihat oleh mata manusia.
b. Sinar yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan sinar yang ditangkap
oleh mata manusia.
c. Mata manusia dapat melihat berbagai warna baik warna primer maupun

warna sekunder. Sedangkan warna yang tertangkap pada sensor citra hanya

berupa warna primer

G. Daftar Pustaka

Indarto. 2014. Teori dan Praktek Pengideraan Jauh. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Nurlaela. 2014. Praktikum Citra Multispektral. Malang: Universitas Negeri Malang.

Srimulyani, Fani. 2016. Resolusi dan Komposit Citra. Diakses pada har Rabu, 19 April

2017 pukul 09.53 WIB di www.academia.edu.

Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: UGM Press.

Swargana, Nana. 2013. Resolusi Spasial, Temporal dan Spektral pada Citra Satelit
Landsat, Spot dan Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1 Nomor 2, Halaman
167–174.
FOTO CITRA YANG DIAMATI

Gambar 1 Citra LANDSAT Komposit 321 Gambar 2 Citra LANDSAT Komposit 432

Gambar 3 Citra Komposit 432


PRE TEST

Anda mungkin juga menyukai