Anda di halaman 1dari 8

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 70

Artikel Penelitian

Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri


Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan
Kadar Endorfin

1 2 3
Yeni Aryani , Masrul , Lisma Evareny

Abstrak
Nyeri saat persalinan merupakan proses yang fisiologis. Sebanyak 12% - 67% wanita merasa khawatir
dengan nyeri yang akan dialami saat persalinan. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri persalinan adalah dengan
masase. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh masase pada punggung terhadap intensitas nyeri kala I
fase laten persalinan normal melaui peningkatan kadar endorfin. Ini merupakan suatu penelitian experimental dengan
post test only control group design yang dibagi atas kelompok perlakuan yang melakukan masase pada punggung
dan kelompok kontrol yang tidak masase. Intensitas nyeri dinilai dengan kuisioner dan kadar endorfin diukur dengan
human beta endorfin Elisa Kit. Data dianalisis menggunakan uji t-test independent dan korelasi Spearmen. Hasil
penelitian ini ditemukan ibu bersalin yang dimasase memiliki intensitas nyeri lebih rendah 29.62 point dari pada yang
tidak dimasase nilai p=0.001, ada pengaruh masase terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal. Ibu bersalin
yang dimasase memiliki endorfin lebih tinggi dari pada yang tidak dimasase sebesar 142.82 pcg/mlnilai p=0.001 ada
pengaruh masase terhadap kadar endorfin ibu bersalin normal. Ada korelasi kadar endorfin dengan penurunan
intensitas nyeri dengan nilai r= 0,795 dan nilai p=0.001. Kesimpulan penelitian ini adalah masase pada punggung
berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan kadar endorfin ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal serta kadar
endorfin berkorelasi dengan intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal.
Kata kunci: masase pada punggung, intensitas nyeri, kadar endorfin.

Abstract
Pain in delivery is a physiological process. About 12% - 67% of women feel the pain during delivery. One of
the ways to reduce pain during delivery process is to massage mother’s back. The objective of this research was to
determine the effect of massage on the back to the pain intensity in normal delivery based on the level of endorphin.
This study was an experimental study with post test only control group design by massaging mother’s back in normal
delivery process of primiparous phase I for 30 minutes. Data collection was done for three months. The subject were
choosen randomly block with 52 respondents. Data processing was done based on the Independent t-test and
Spearmen Correlation. The results of this study shows that mothers who have massage on the back before delivery
process, feel lower pain intensity in 29.62 points than those who do not have massage. The result of statistical test was
p =0.001, so, the massage reduces the pain intensity. Mothers who have massage, get their endorphin increased as
much as 142.82 PCG/ml compared to mothers who did not have massage. There was a correlation between the
increase of endorphin level with the reduction of pain intensity. The result of statistical test shows that there is a strong
correlation between the endorphin level with pain intensity with a value,r=0.795andp=0.001. It can be conluded that
massage on the back can reduce pain intensity in normal delivery and increase the leve lof endorphin. Furthemore,
there is a strong correlation between the increase of endorphin level with pain intensity in normal delivery. It is
recommended that massage on the back can be done regularly in every normal delivery.
Keywords: massage on the back, pain intensity, level of endorphin

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 71

Affiliasi penulis : 1. Program Studi Magister Kebidanan FK UNAND ditransmisikan melalui serabut saraf besar ke formatio
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Ilmu
retikularis, thalamus dan sistem limbic tubuh akan
Gizi FK UNAND, 3.Poltekkes Kemenkes Padang
Korespondensi:Yeni Aryani, E-mail : yeniaryanigrek@yahoo.co.id, melepaskan endorfin. Endorfin merupakan
Telp: 081364306800 neurotransmitter atau neuromodulator yang
menghambat pengiriman rangsang nyeri dengan
PENDAHULUAN menempel kebagian reseptor opiat pada saraf dan
Proses kelahiran identik dengan rasa nyeri sumsum tulang belakang sehingga dapat memblok
yang akan dijalani, dimana sebagian besar persalinan pesan nyeri ke pusat yang lebih tinggi dan dapat
disertai rasa nyeri. Nyeri pada persalinan merupakan menurunkan sensasi nyeri.
1,9-11

proses yang fisiologis. Nyeri menyebabkan frustasi Masase pada punggung saat persalinan
dan putus asa, sehingga beberapa ibu merasa dapat berfungsi sebagai analgesik epidural yang dapat
khawatir tidak akan mampu melewati proses mengurangi nyeri dan stres, serta dapat memberikan
persalinan. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kenyaman pada ibu bersalin. Oleh karena itu
67% wanita merasa sedikit khawatir, 12% merasa diperlukan asuhan essensial pada ibu saat persalinan
sangat khawatir dan 23% sama sekali tidak khawatir untuk mengurangi nyeri dan stres akibat persalinan
1,2
tentang nyeri persalinan. yang dapat meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu
Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan bersalin.
3,12-14

oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia Tujuan penelitian ini adalah untuk
dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan mengetahui pengaruh masase pada punggung
serviks, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen terhadap intensitas nyeri kala I fase laten persalinan
bawah rahim. Reseptor nyeri ditransmisikan melalui normal melalui peningkatan kadar endorfin.
segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf – saraf
asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal METODE
atas. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui
Penelitian ini merupakan penelitian
medullla spinalis, batang otak, thalamus dan kortek
eksperimental dengan menggunakan post test only
1,3
serebri.
control group design untuk mengetahui pengaruh
Menghilangkan rasa nyeri ialah hal yang
perlakuan pada kelompok intervensi dengan cara
penting. Bukan jumlah nyeri yang dialami wanita yang
membandingkan dengan kelompok kontrol. Tempat
perlu dipertimbangkan, akan tetapi upaya tetang
penelitian adalah di ruang bersalin RS Tk III
bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut. Hal ini
Reksodiwiryo Padang dan laboratorium Biomedik
sejalan dengan program yang dicanangkan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yaitu program
Waktu penelitian tiga bulan.
Making Pregnancy Saver (MPS) dengan salah satu
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
aspek penatalaksanaan dalam persalinan yaitu aspek
ibu bersalin primipara kala I fase laten persalinan
4,5
sayang ibu.
normal yang berada di RS Tk.III Dr.Reksodiwiryo
Bidan dalam prakteknya memberikan asuhan
Padang. Subyek penelitian yang dipilih adalah semua
persalinan diharapkan dapat memberikan
populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
kenyamananselama persalinan, untuk itu perlu
eksklusi.Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu
dilakukan upaya pengendalian nyeri saat persalinan
bersalin normal yang memenuhi syarat untuk
dengan teknik non farmakologis, salah satu
persalinan pervaginam dan bersedia menjadi subjek
diantaranya yaitu masase.Masase dapat
penelitian.Kriteria eksklusi adalah ibu bersalin normal
meningkatkan relaksasi tubuh dan mengurangi stres.
dengan komplikasi.
Disamping itu masase merupakan asuhan yang
Jumlah subjek dihitung dengan
efektif, aman sederhana dan tidak menimbulkan efek
menggunakan rumus uji hipotesis terhadap rerata dua
6-8
yang merugikan baik pada ibu maupun janin. 16,17
populasi independen. Simpang baku kedua
Masase pada punggung merangsang titik
kelompok adalah 2.4. Berdasarkan rumus tersebut,
tertentu di sepanjang meridian medulla spinalis yang

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 72

diperoleh jumlah sampel sebesar 46 orang, ditambah Hasil


antisipasi drop out 10% menjadi 52 orang. Penelitian telah dilakukan terhadap 52
responden yang memenuhi kriteria inklusi yang terdiri
2
n1= n2= 2 (Zα+Zβ) S dari dua kelompok (kelompok A sebanyak 26
(X1-X2) responden dan kelompok B sebanyak 26 responden).
Kelompok A merupakan kelompok yang diberikan
Keterangan : perlakuan dengan masase selama 30 menit dan
n = jumlah sampel untuk kelompok perlakuan dan kelompok B merupakan responden yang tidak
kontrol diberikan perlakuan masase.
x1-x2 = perbedaan klinis yang diinginkan 0,5
Zα = tingkat kemaknaan ( α = 5% Zα = 1,96) Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Zβ = power penelitian ( β = 20% Zβ = 0,84 ) dan Usia Kehamilan
17
S = standar deviasi 2,4. Karakteristik Perlakuan Kontrol p
(n=26) (n=26)

Pengambilan subjek menggunakan teknik Mean ± SD Mean ± SD

random blok yang tediri dari Blok A adalah kelompok Umur (tahun) 25,34 ± 3,36 24,92 ± 3,27 0,647
Usia
perlakuan yang dilakukan masase selama 30 menit
Kehamilan 38,73 ± 1,31 38,96 ± 1,50 0,559
dan Blok B adalah kelompok kontrol yang tidak
18-20
(MG)
dimasase.
Masase pada punggung adalah memberikan
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata umur
stimulasi pada punggung dengan cara melakukan
responden pada kelompok intervensi dan pada
gosokan lembut dengan kedua telapak tangan dan jari
kelompok kontrol hampir sama yaitu berturut – turut
pada punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah
25.34 ± 3.36 tahun dan 24.92 ±3.27 tahun, dan secara
luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan
statistik dapat dinyatakan setara. Rerata usia
frekuensi 40 x gosokan/menit, dan dengan tekanan
kehamilan pada kelompok intervensi 38.73 ± 1.31
diperkirakan 100 mmH20 pada ibu bersalin kala I fase
minggu dan kelompok kontrol 38.96 ± 1.50 minggu,
laten persalinan normal.
dan secara statistik dapat dinyatakan setara.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner
untuk menilai intensitas nyeri dan human beta endorfin
Tabel 2. Perbedaan Rerata Intensitas Nyeri Ibu
Elisa kit untuk menilai kadar endorfin dalam darah ibu
Bersalin Normal Kala I Fase Laten
bersalin serta sphygmomanometer untuk mengukur
Rerata Standar p
tekanan pijatan ringan.
Deviasi (±)
Pengukuran yang dilakukan adalah intensitas Kelompok masase 23.84 2.52 0.001
nyeri dan kadar endorfin dalam serum darah ibu Kelompok tidak 53.46 3.90
bersalin primiparakala I fase laten persalinan normal masase
pada kelompok yang dimasase dan yang tidak
dimasase. Tabel 2 menunjukkan intensitas nyeri ibu
Data yang diperoleh diolah secara bersalin normal kala I fase laten pada kelompok yang
komputerisasi dan dianalisis dengan uji statistik uji t- dimasase lebih rendah dibandingkan dengan
test independent dan korelasi Spearmen untuk kelompok yang tidak dimasase, perbedaan tersebut
mengetahui pengaruh masase pada punggung sebesar 29.62 point. Secara statistik ada perbedaan
terhadap intensitas nyeri ibu bersalin normal melalui yang signifikan dengan nilai p=0.001, maka dapat
16,21
peningkatan kadar endorfin. dinyatakan ada pengaruh masase pada punggung
terhadap intensitas nyeri kala I fase laten persalinan
normal.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 73

Tabel 3. Perbedaan Rerata Kadar Endorfin Ibu A. Pengaruh Masase Pada Punggung Terhadap
Bersalin Normal Kala I Fase Laten Intensitas Nyeri
Rerata Standar p Intensitas nyeri responden pada kelompok
Deviasi (±) yang dimasase lebih rendah dibandingkan dengan
Kelompok masase 279.26 168.26 0.001 kelompok yang tidak dimasase, perbedaan tersebut
Kelompok tidak 136.44 45.38
sebesar 29.62 point. Secara statistik perbedaan
masase
tersebut signifikan p=0.001, maka dapat dinyatakan
ada pengaruh masase pada punggung terhadap
Tabel 3 menunjukkan kadar endorfin ibu
intensitas nyeri kala I fase laten persalinan normal.
bersalin normal kala I fase laten pada kelompok yang
Pada penelitian ini memberikan hasil bahwa
dimasase lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
masase pada punggung yang dimulai pada servikal 7
yang tidak dimasase, perbedaan tersebut sebesar
kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit
142.82 pcg/ml. Secara statistik terdapat perbedaan
dapat mengaktivasi serabut saraf berdiameter besar
yang signifikan p=0,001, maka dapat dinyatakan ada
untuk menutup pintu gerbang hantaran nyeri yang
pengaruh masase pada punggung terhadap kadar
dibawa oleh serabut saraf berdiamater kecil sehingga
endorfin pada ibu bersalin kala I fase laten persalinan
tertutupnya hantaran nyeri ke kortek serebral dan
normal. 10
mengakibatkan nyeri berkurang.
Mekanisme pemijatan menggunakan teori
pengendalian gerbang informasi nyeri yang
bergantung pada keseimbangan aktifitas diserat saraf
berdiamater besar dan kecil disepanjang spina
columna yang dapat menghambat hantaran nyeri ke
11
otak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
di RSUD Tidar Malang menyebutkan teknik counter
pressure yang dilakukan di daerah lumbal dapat
memblok reseptor nyeri dari rahim dan servik yang
berjalan bersama saraf simpatik memasuki sumsum

Gambar 1. Korelasi Kadar Endorfin dengan Intensitas tulang belakang melalui torakal 10-12 sampai lumbal 1

Nyeri yang dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan


kala I fase aktif. Teknik counter pressure lebih efektif

Gambar 1 menunjukkan makin tinggi kadar menurunkan nyeri dibandingkan teknik abdominal

endorfin maka semakin turun intensitas nyeri yang lifting yang dilakukan dengan cara mengusap pada

dirasakan oleh ibu bersalin. Secara statistik korelasi ini puncak perut ibu bersalin tanpa menekan kearah
14
signifikan dengan r=0,795 dan nilai p=0.001. Maka bawah.

dapat dinyatakan ada korelasi antara kadar endorfin Begitu juga dengan penelitian di Demak

dengan intensitas nyeri. menyebutkan ada pengaruh endorphine massage


terhadap intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu
primipara, pada penelitian ini yang dinilai efek masase
PEMBAHASAN
terhadap intensitas nyeri sedangkan penilaian kadar
Pada penelitian ini diperoleh hasil ada
endorfin tidak dilakukan disamping itu tempat dimanan
pengaruh masase terhadap intensitas nyeri kala I fase
melakukan masase masase tidak disebutkan. Hasil
laten persalinan normal melalui peningkatan kadar
penelitiannya menyebutkan bahwa nyeri pada saat
endorfin.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 74

persalinan dapat dikurangi melalui endorphine Disamping itu masase dapat meningkakan sekresi
massage, endorphine massage dapat menghambat opioid endogen (endorfin). Dengan Masase dapat
hantaran nyeri sehingga dapat menurunkan intensitas merangsang serabut saraf berdiamter besar dan serat
nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin kala I fase para simpatis di mesencephalon yang dapat
13
persalinan normal. mengurangi nyeri dan stres saat persalinan dan dapat
12,23
Penelitian di Kanada menyebutkan bahwa mempercepat proses persalinan.
masase terapi yang dilakukan pada kala I fase aktif Penelitian yang dilakukan di Florida, masase yang
pada ibu bersalin normal primipara menyebutkan dilakukan pada orang dewasa yang sehat sebagai
dengan melakukan masase selama 5 jam dapat subyek penelitian, menunjukkan tidak terdapat
menunda penggunaan analgesik epidural. Responden perbedaan yang bermakna kadar β-endorphin dan β-
yang dimasase lebih lambat menggunakan analgesik lipotropin kelompok yang dimasase dengan yang
dengan pembukaan servik satu cm dibanding yang tidak dimasase. Hal ini disebabkan subyek penelitian
tidak dimasase oleh terapi pijat, dan intensitas nyeri adalah orang dewasa yang sehat atau pasien yang
pada kelompok yang dipijat lebih rendah 20 point tidak mengalami nyeri. Sementara endorfin akan
dibandingkan yang menggunakan analgesik disekresi oleh kelenjer hipofisis pada keadaan nyeri,
22 17
epidural. stres atau cedera jaringan tubuh.
Pada penelitian ini ibu bersalin yang Masase merupakan salah satu metoda yang
dilakukakan masase pada punggung yang dimulai dapat merangsang analgesik endogen (endorfin).
pada servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk Masase mengganggu transmisi nyeri dengan cara
selama 30 menit terjadi aktivasi pada serabut saraf meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang
besar sehingga terjadi penutupan pintu gerbang dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural
hantaran nyeri yang dapat menghambat transmisi di jalur sitem saraf pusat. Endorfin berikatan dengan
nyeri dimedula spinalis ke otak untuk membran prasinaptik, menghambat pelepasan
mempersepsikan nyeri sehingga nyeri tidak begitu substansi P yang dapat menghambat transmisi nyeri,
23,24
terasa. sehingga nyeri berkurang.
Secara statistik ada pengaruh masase pada Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama,
punggung terhadap intensitas nyeri kala I fase laten sensasi sentuhan berjalan keotak sementara sistem
persalinan normal dengan nilai p=0.001. Masase pada kontrol desenden merangsang thalamus untuk
punggung merupakan salah satu asuhan kebidanan mensekresi endorfin yang menutup pintu gerbang
24
yang dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu hantaran nyeri di medulla spinalis.
saat persalinan. Pijatan mempunyai efek distraksi yang dapat
merangsang reseptor opiat yang berada pada otak
B. Pengaruh Masase Pada Punggung terhadap dan spinal cord. Sistem saraf pusat mensekresi opiat
Kadar endorfin endogen (endorfin) melalui sistem kontrol desenden
Pada penelitian ini didapatkan kadar endorfin yang dapat membuat relaksasi otot. Endorfin
ibu bersalin pada kelompok yang dimasase lebih tinggi mempengaruhi transmisi nyeri yang di interpretasikan
10
dibandingkan dengan kelompok yang tidak dimasase, oleh pusat pengatur nyeri.
perbedaan tersebut sebesar 142.82 pcg/ml. Secara Pemijatan ringan dapat meningkatkan
statistik terdapat perbedaan yang signifikan p=0.001, pelepasan oksitosin sebuah hormon yang
maka dapat dinyatakan ada pengaruh masase pada memfasilitasi persalinan yang dapat mempercepat
punggung terhadap kadar endorfin ibu bersalin kala I proses persalinan dan opiat endogen yang dapat
fase laten persalinan normal. mengurangi nyeri persalinan. Masase ringan dilakukan
Hasil penelitian yang dilakukan di Iran pada seekor kelinci selama 7 hari dengan membelai
menyebutkan bahwa masase pada kala I fase aktif pada punggung kelinci. Stimulasi sensorik berupa
dapat mempercepat kemajuan persalinan, mengurangi pijatan ringan seperti membelai dengan kecepatan
lama persalinan dan penurunan kadar plasma kortisol. rendah (≥20 cm/detik) dan frekuensi 40x

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 75

gosokan/menit, dengan tekanan diperkirakan 100 pada kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok
mmH20. Pijat seperti membelai diuji dan dikonfirmasi kontrol tidak terjadi peningkatan kadar endorfin.
dengan aplikasi tekanan serupa untuk mengukur Hasil penelitian ini pada kelompok perlakuan
15,25
tekanan kecil. yang dimasase selama 30 menit rerata kadar endorfin
Munculnya endorfin dalam tubuh bisa dipicu diatas nilai normal sedangkan pada kelompok kontrol
melalui berbagai kegiatan, seperti pernafasan yang rerata kadar endorfin berada pada nilai normal dan
dalam, relaksasi serta mediasi. Mekanisme relaksasi bahkan ada yang dibawah nilai normal kadar endorfin
mengurangi nyeri dengan cara mengurangi sensasi ibu bersalin kala I fase laten.
dan dengan mengontrol intensitas reaksi terhadap Secara statistik terdapat perbedaan yang
nyeri serta mengurangi ketegangan yang timbul. bermakna dengan p value 0.001, sehingga masase
Sedangkan situasi seperti stres dan nyeri selama dapat digeneralisasi sebagai asuhan yang baik untuk
persalinan menyebabkan peningkatan kadar endorfin. menstimulasi kadar endorfin yang dapat memberikan
Tingkatan endorfin berbeda antara satu individu disatu rasa nyaman pada saat persalinan.
1,10
situasi dengan situasi lain.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat C. Korelasi Kadar Endorfin Terhadap Intensitas
yang dikemukan oleh Sherwood dan Mander bahwa Nyeri
masase yang dilakukan pada punggung selama 30 Pada penelitian ini didapat makin tinggi kadar
menit pada ibu bersalin kala I fase laten berpengaruh endorfin maka semakin turun intensitas nyeri yang
terhadap peningkatan kadar endorfin. Masase pada dirasakan oleh ibu bersalin. Secara statistik korelasi
ibu bersalin pada kelompok perlakuan merangsang tersebut signifikan (p<0.05).maka dapat dinyatakan
thalamus untuk mensekresi endorfin yang menutup ada korelasi antara kadar endorfin dengan intensitas
10,26
pintu gerbang hantaran nyeri di medulla spinalis. nyeri. Korelasi antara kadar endorfin dengan intensitas
Masase mempunyai efek distraksi yang dapat nyeri mempunyai korelasi negatif. Hasil uji statistik r =
merangsang reseptor opiat yang berada pada otak 0,795 dan nilai p = 0.001.
dan spinal cord. Sistem saraf pusat mensekresi opiat Merangsang titik tertentu di sepanjang
24
endogen (endorfin) dalam sistem kontrol desenden. meridian medulla spinalis, yang ditransmisikan melalui
Pada penelitian ini terdapat perbedaan kadar serabut saraf besar ke formatio retikularis, thalamus
endorfin pada kelompok yang dimasase sebanyak 19 dan system limbik tubuh akan melepaskan endorfin.
responden sedangkan pada kelompok yang tidak Endorfin memiliki peran mengurangi nyeri dan stres,
masase kadar endorfin dibawah nilai normal kadar sehingga memberikan kenyamanan pada ibu
9
endorfin ibu bersalin kala I fase laten. bersalin.
Endorfin yang dihasilkan pada kelompok Masase mengganggu transmisi nyeri dengan
perlakuan bervariasi, kadar endorfin berbeda antara cara meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang
satu individu disatu situasi dengan situasi lain karena dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural
stres dan nyeri selama persalinan menyebabkan di jaras sistem saraf pusat. Endorfin berikatan dengan
perbedaan kadar endorfin tersebut. Hal inilah yang membran prasinaptik, menghambat pelepasan
mengakibatkan terjadinya variasi rerata kadar endorfin substansi P yang dapat menghambat transmisi nyeri,
21
ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal pada sehingga nyeri berkurang.
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Kadar Endorfin merupakan neurotransmitter atau
endorfin seseorang dapat juga dipengaruhi oleh faktor neuromodulator yang menghambat pengiriman pesan
lain seperti faktor fisik dan psikologis seseorang, nyeri, dengan demikian keberadaan endorfin pada
1,25
misalnya seks juga merupakan pemicu pelepasan. sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sensasi
Setelah dilakukan masase pada punggung nyeri. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kadar
ibu bersalin kala I fase laten yang mengalami nyeri endorfin rendah akan lebih merasakan nyeri
11
saat persalinan terjadi peningkatan kadar endorfin dibandingkan dengan yang kadar endorfin tinggi.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 76

Selain rangkaian yang menghubungkan bekerjasama namun tidak bisa penulis sebutkan satu
nosiseptor perifer dengan struktur SPP yang lebih tingi persatu dalam artikel ini.
untuk persepsi nyeri SSP juga mensekresi analgesik
endogen penekan nyeri. SSP menekan penyaluran DAFTAR PUSTAKA
nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medulla 1. Cunningham FG. Obstetri Williams, Volume 1.
spinalis. Ada dua jalur analgesik desenden yaitu pada Jakarta: EGC; 2013.
substansia grisea periakuaduktus dan stimulasi 2. Reeder SJ, Martin LL, Koniak-Griffin D.
formatio retikularis di dalam batang otak yang Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi &
berikatan dengan reseptor opiat di ujung serat nyeri keluarga. Jakarta: EGC; 2011.
aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan substansia 3. Rohani, Saswita R, Marisah. Asuhan kebidanan
P melalui inhibisi prasinaps, sehingga transmisi nyeri pada masa persalinan. Jakarta: Salemba Medika;
23
ke pusat yeng lebih tinggi dihambat. 2011.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat 4. Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MG, Perry SE.
yang dikemukan oleh Price dan Wilson masase yang Buku ajar keperawatam maternitas. Edisi ke-4.
dilakukan pada punggung selama 30 menit akan Jakarta: EGC; 2004.
menghambat transmisi nyeri melalui serabut saraf 5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
besar ke formatio retikularis, thalamus dan system Asuhan persalinan normal. Jakarta: Depkes RI;
limbik tubuh akan melepaskan endorfin. Endorfin 2008.
berperan sebagai neuromodulator menghambat 6. Walsh D. Evidence – based care for normal labour
pengiriman pesan nyeri. Berdasarkan hasil uji korelasi and birth: a guide for midwife. Francis: Routledge
di peroleh r = 0,795 dan nilai p< 0,005. Terdapat ;2007.
kekuatan hubungan yang kuat antara kadar endorfin 7. Nurasiah A, Rukmawati A, Badriah DL. Asuhan
dengan intensitas nyeri kala I persalinan normal. persalinan normal bagi bidan. Bandung: Refika
Aditama; 2012.
KESIMPULAN 8. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi kedokteran buku
Ada pengaruh masase pada punggung ajar. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2007.
terhadap intensits nyeri kala I fase laten persalinan 9. Budiarti KD. Hubungan akupresur dengan tingkat
normal. Ada pengaruh masase pada punggung nyeri dan lama persalinan kala i pada ibu primipra
terhadap kadar endorfin ibu bersalin kala I fase laten di Garut (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia;
persalinan normal. Ada pengaruh masase pada 2011.
punggung terhadap intensits nyeri kala I fase laten 10. Mander R. Nyeri persalinan. Jakarta: EGC; 2003.
persalinan normal melalui peningkatan kadar endorfin. 11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. konsep klinis
proses – proses penyakit. Jakarta: EGC; 2006.

UCAPAN TERIMA KASIH 12. Hosseini E, Asadi N, Zareei F. Effect of massage

Penulis mengucapkan terima kasih kepada therapy on labor progress and plasma levels of

Poltekkes Kemenkes Pekanbaru atas kesempatan cortisol in the active stage of first labor. Iran:

yang diberikan untuk melanjutkan pendidikan. Kepada Departement of Biology, Science And Research

RS Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang dan laboratorium Branch, Islamic Azad University. 2013;15(9):35-8.

Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 13. Azizah IN, Widyawati MN, Anggraini NN. Pengaruh

Padang sebagai tempat penelitian atas fasilitas yang endorphin massage terhadap intensitas nyeri kala i

telah diberikan. persalinan normal ibu primipara di BPS S dan B

Terimakasih juga diucapkan kepada Demak (diunduh 23 Maret 2013). Tersedia dari:

DR.dr.H.Masrul,MSc.SpGK dan Bd. Lisma URL: HYPERLINK http://jurnal.unimus.ac.id

Evareny,SKp.MPH sebagai pembimbing atas 14. Pratiwi DA, Setyowati H,W ijayanti K. Efektifitas

masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan tesis teknik abdominal lifting dan counter pressure

ini serta semua pihak yang telah membantu dan dalam mengatasi nyeri persalinan fase aktif kala I

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 77

di RSUD Tidar. Program studi ilmu keperawatan tubuh manusia. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto;
Universitas Muhammadiyah (diunduh 3 Maret 2006.
2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK 21. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan
http://journals.mui.ac.ir/index.php/ijnmrl/article/dow kesehatan. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika;
nload/1869/735. 2008.
15. Irene L, Yu LC, Moberg Ku, Wang J, Yu C, 22. Janssen P, Shroff F, Jaspar P. Massage therapy
Kurosawa M, Agren Grose A, Lekman M and and labor outcomes : a randomized conrtolled trial.
Thomas L. Repeated massage-like stimulation International Journal of Therapeutic Massage and
induces long-term effects on nociception: Bodywork. 2012:5(4):15-20.
contribution of oxytocinergic mechanisms, 23. Rokade BP. Release of endomorphin hormone and
European Journal of Neuroscience. 2002 16:330-8. its effects on our body and moods: a review.
16. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar International Conference on Chemical, Biological
metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: and Environment Sciences 2011: 436-8.
Sagung Seto; 2011. 24. Fraser DM, Cooper AM. Myles midwives. Edisi
17. Day JA, Mason RR, Chesrown SE. Effect of ke15, New York: United Kingdom. Churchilll
massage on serum level of β-endorphin and β- Livingstone Oxford; 2009.
lipotropin in healthy adults. Journal of the American 25. Mongan MF. Hypno birthing the Mongan method,
Physical Therapy Association and Physical Jakarta: Bhuana Ilmu Populer; 2011.
Therapy (diunduh 1 Januari 2014). Tersedia dari: 26. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem,
URL: HYPERLINK http://ptjournal.apta.org/ Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
18. Melzack R. The McGill pain questionnaire: pain 27. Farrer H. Keperawatan Maternitas. Edisi ke-2.
measurement and assesment. New York: Raven Jakarta: EGC; 2001.
Press; 1988. 28. Kamalifard, Shahnazi M, Melli MS, Allahverdizadeh
19. Fatimah D, Fred N, Zhou Q, Poromaa IS, Akerud S, Torby S, Ghahvechi. The Efficacy of massage
H. Plasma levels od β-endorphin during pregnancy therapy and breathing techniques on pain intensity
and use of labor analgesia. Reproductive and physiological respones to labor pain. Journal
Sciences. (diunduh 8 Agustus 2013). Tersedia dari: of Caring Sciences. Journal of caring sciences
URL: HYPERLINK http://rsx.sagepub.com/ (diunduh 13 November 2013). Tersedia dari: URL:
20. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika HYPERLINK http://journals.tbzmed.ac.ir/JCS

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

Anda mungkin juga menyukai