Makalah Kurikulum Kel.2
Makalah Kurikulum Kel.2
DI SUSUN
Grandy C. Tangkuman
Yulia Pondean
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
Kasih dan Karunia-Nya telah mengizinkan Penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul tentang “Kelebihan dan kekurangan di setiap perjalanan
kurikulum & perkembangan kurikulum pendidikan IPA” sebagai bahan pelajaran Mata
Kuliah Kurikulum.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
demikian kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Adapun
kritik dan saran yang membangun akan kami terima.
Penulis
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulsn...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................iv
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
perkembangan kurikulum dan pendidikan IPA. Agar permasalahan tersebut tidak
terlalu luas, maka di batasi sebagai sub-sub masala sebagai berikut:
Rencana pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif namun
yang diutamakan pendidikan watak atau kepribadian (value attitude) meliputi:
Garis-garis besar pengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru
mengajar dan cara murid mempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan
bagaimana cara berbicara, membaca, dan menulis. Ilmu Alam mengajarkan
bagaimana proses kejadian sehari-hari, bagaimana mempergunakan berbagai
perkakas sederhana (pompa, timbangan), dan menyelidiki berbagai peristiwa
sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa nelayan
melaut pada malam hari, dan bagaimana menyambung kabel listrik. Pada
perkembangannya, rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajarannya, yang
dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan
berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952. (W. Sri, 2014)
menambahkan bahwa Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa
Mr. Soewandi sebagai Menteri PP dan K (Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan) adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam
sistem pendidikan nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka
kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga
yang semula diorientasikan kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras
dengan kebutuhan bangsa yang merdeka. Salah satu hasil panitia tersebut yang
menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat
pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas. Seorang guru mengajar
satu mata pelajaran. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana, yaitu, Daya
cipta, Rasa, Karsa, Karya, Moral.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan peng-organisasian materi
pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yang dilakukan
secara korelasional (correlated subject curriculum).
Ciri-ciri kurikulum 1968 :
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 ini juga sering disebut dengan kurikulum 1975 yang
disempurnakan.
Ciri-ciri kurikulum 1984 :
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurukulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran
menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar
dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya
ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi)
pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang
cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Ciri-ciri kurikulum 1994 :
Kurikulum 2004
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum.
Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan
mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994
disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam
pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis
dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan
minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,
ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni
ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan
ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih
banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar
pemahaman dan kompetensi siswa.
Kurikulum 2006
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar
kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar
sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
(7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan
kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Ciri-ciri kurikulum 2006 :
Kurikulum 2013
Isi dari kurikulum ini lebih menitikberatkan pada karakter. Untuk mata
pelajaran lebih di kurangi. orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah
tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Perubahan yang paling mendasar adalah nantinya pendidikan akan berbasis
science dan tidak berbasis hafalan lagi. (J.Ahmat 2014)
1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
Pengembangan
Pengembangan Pengembangan kurikulum
kurikulum sampai
6 kurikulum sampai sampai pada buku teks dan
pada kompetensi
pada silabus buku pedoman
dasar
3.1 Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Seacara periodik kurikulum diindonesia berkembang sesuai dengan kearifan zaman.
Seiring berkembangnya zaman tepatnya setelah kemerdekaan RI, indonesia mulai
membentuk Rencana Pelajaran pada tahun (1947) yaitu kurikulum pertama yang
disusun lebih sistematis dan relevan namun strukturnya sangat sederhana, kemudian
dilanjutkan dengan Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968 Kurikulum
1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006
(KTSP) dan yang terakhir Kurikulum 2013 yang masing-masing mempunyai
kelebihan untuk kemajuan pendidikan di indonesia tetapi dalam implementasinya
tidak lepas dari kekurangan .
Perkembangan IPA bisa dilihat dari kurikulum K13 melalui IPA terpadu.
Pembelajaran IPA difokuskan dalam konsep dan ketrampilan proses agar dapat
berpikir ilmiah, rasional dan kritis. Tiga aspek IPA yaitu Biologi, Fisika dan Kimia
dirangkum dalam satu mata pelajaran yaitu pendidikan IPA terpadu. IPA yang
umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya
di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat
yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.