Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PERJUANGAN RASULULLAH SAW DI MEKAH

Kerasulan Nabi Muhammad saw dan wahyu pertamanya

Menurut riwayat hadis yang sahih (benar) rasulullah diangkat menjadi rasul pada umur 40

tahun ketika malam 17 Ramadhan. Pada saat itu malaikat jibril datang dan menyampaikan

wahyu yang pertama kepada rasulullah saw yaitu QS Al-Alaq ayat 1-5

ٍ َ‫عل‬
2( ‫ق‬ َ ‫ان ِم ْن‬
َ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬ ْ ‫اق َرأْ بِا‬
ِ ْ َ‫) َخ َلق‬1( َ‫س ِم َربِكَ الَّذِي َخلَق‬ َ ‫) الَّذِي‬3( ‫اق َرأْ َو َربُّكَ ْاْل َ ْك َر ُم‬
ْ ) ‫علَّ َم‬ ْ

4( ‫ ) ِبا ْلقَلَ ِم‬5( ‫ان َما لَ ْم َي ْع َل ْم‬


َ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ )

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia

dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)

dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Surat Al-Alaq ayat 1-5 itulah yang menjadi tanda awal mula Nabi Muhammad saw diangkat

sebagai rasul. Kemudian setelah itu dalam kurun waktu 23 tahun Nabi Muhammad saw

menerima wahyu dari Allah secara berangsur-angsur. Ayat-ayat yang diturunkanpun sesuai

dengan kejadian terbaru atau faktual, sehingga setiap ayat yang turun tersebut hampir

semuanya disertai dengan Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari turunnya ayat).

Ayat-ayat yang telah turun tersebut kemudian disatukan menjadi mushaf atau Al-Qur’an.

Ajaran – ajaran Inti Rasulullah saw di Mekah

a. Aqidah

Ketika itu masyarakat Arab yang dilahirkan sebelum rasulullah lahir banyak yang berpegang

pada ajaran musyrik, sehingga Allah mengutus rasulullah untuk menyebarkan ajaran tauhid
ajaran yang bersumber dari wahyu-wahyu Allah swt. Rasulullah menyampaikan kepada kaum

Quraisy bahwa Allah swt itu maha pencipta apa yang ada di dunia, langit dan seisinya.

Bahwa Allah swt adalah dzat yang maha mengetahui segalanya, dan maha kuasa atas segala

sesuatu. Sedangkan manusia adalah makhluk yang lemah dan hina, tidak ada apa-apanya

dibandingkan dengan kebesaran Allah. Ajaran tentang keimanan merupakan ajaran inti yang

disampaikan oleh rasulullah, terdapat banyak ayat yang memerintahkan rasulullah untuk

mengajarkan keimanan ini, misalnya saja pada Q.S Al-Ikhlas yang artinya :

Katakanlah (Muhammad):, “Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu,

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan

Dia.”

Dengan keyakinan iman atau ketauhidan rasulullah ini kemudian memunculkan sikap kuat para

sahabat rasulullah dan mereka mempercayai bahwa Allah akan selalu ada dan melindungi,

dengan keimanan ini pula para sahabat meyakini Allah akan memberikan kebahagian hidup

kepada mereka.

Sehingga dalam kesempatan lain Rasulullah menyampaikan kepada pamannya Abu Thalib

bahwa “Demi Allah, Paman, jika pun mereka meletakkan rembulan di tangan kananku dan

matahari di tangan kiriku agar aku meninggalkan perintah ini, maka tidak akan aku tinggalkan.

Dan biarlah Allah swt yang akan membuktikan apakah saya akan berhasil atau akan binasa”.

Ketauhidan ini pula yang menjadikan seorang yang bernama Bilal bin Rabbah mampu bertahan

ketika disiksa dan tetap mengungkapkan bahwa “Allah Maha Esa” dengan terus-menerus,
b. Akhlak

Rasulullah terkenal dengan gelarnya yaitu Al-Amin (yang dapat dipercaya), hal tersebut

menunjukkan kemuliaan akhlak rasulullah. Tidak hanya itu nabi Muhammad merupakan pribadi

yang juga suka menolong, pribadi yang sopan dengan menghormati dan selalu memuliakan

tamu, pribadi yang berani dalam membela kebenaran, berprinsip dan tekun beribadah.

Rasulullah juga mengajarkan kita untuk tidak melakukan hal-hal yang telah dilarang Allah swt,

misalnya minum-minuman keras (khamr), judi, membunuh, berzina dan perbuatan-perbuatan

tidak terpuji lainnya. Ketika Rasulullah mengajarkan perilaku-perilaku yang baik dan melarang

perilaku-perilaku yang tidak baik, keduanya selalu berkesesuaian dengan apa yang

diperintahkan oleh Allah swt. Seperti dalam QS. Al Hujarat ayat 10 yang artinya :

“sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua

saudaramu (yang berselisih) dan bertawakal kepada allah swt agar kamu mendapat rahmat.”

Apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah selalu berkesesuaian antara teori dengan praktiknya.

Akhlak Rasulullah mencerminkan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur’an itu sendiri. Tidak

hanya dengan mengajarkan, namun juga dengan mencontohkannya dengan akhlak yang baik.

Bahkan hal tersebut juga diakui oleh Michael H. Hart, merupakan seorang penulis dari barat

yang menulis buku mengenai “100 Tokoh yang Berpengaruh di Dunia” dan mengatakan bahwa

Rasulullah saw merupakan manusia tersukses yang dapat merubah perilaku manusia yang

biadab menjadi beradab.


Strategi Dakwah Rasulullah saw di Mekah

Dalam dakwahnya di Mekah Rasulullah menggunakan 2 metode dakwah, yaitu dakwah secara

sembunyi-sembunyi dan dakwah secara terang-terangan. dakwah secara sembunyi-sembunyi

dilakukan dengan keluarga dan para sahabatnya, dakwah secara terang-terangan dilakukan

dengan masyarakat umum.

a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Dakwah secara sembunyi-sembunyi dilakukan Rasulullah dengan tujuan untuk keamanan

Mekah sendiri, karena ketika itu orang Quraisy mempunyai watak yang keras dan masih

meyakini berhala sebagai tuhan mereka. Pada metode ini dakwah difokuskan kepada orang-

orang terdekat Rasulullah saw yakni keluarga dan para sahabatnya.

Dakwah tersebut dilaksanakan di rumah Rasulullah, di situlah beliau mengajarkan mengenai

risalah-risalah tauhid dan ajaran-ajaran tentang islam lainnya yang telah Allah swt wahyukan

kepada Rasulullah saw. Dengan dakwah tersebut Rasulullah saw mengajak agar mereka

meninggalkan agama nenek moyang yang mengajarkan untuk menyembah berhala.

Karena keluarga dan para sahabat tahu bahwa Nabi Muhammad merupakan orang yang terpuji

sehingga mereka, baik keluarga maupun para sahabat yakin dan percaya kemudian mengikuti

ajaran islam yang dibawakan oleh Rasulullah tersebut.

Di antara orang-orang pertama (Asssabiqunal Awwalun) yang masuk islam adalah : Siti

Khadijah, Ali Bin Abi Thalib, Zaid Bin Harizah, Dan Abu Bakar Assidiq. Kemudian setelah itu

bertambah lagi, yaitu Utsman Bin Affan, Zubair Bin Awwam, Said Bin Abi Waqas, Abdurrahman

Bin ‘Auf, Taha Bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah Bin Jarah, Fatimah Bin Khatabb Beserta Suaminya

Said Bin Zaid Al Adawi, dan beberapa orang lainnya yang merupakan orang-orang suku quraisy.
Dakwah dengan sembunyi-sembunyi ini dilakukan oleh Rasulullah saw selama kurang lebih tiga

tahun.

b. Dakwah secara terang-terangan

Pada saat itu bersamaan dengan kejadian Rasulullah yang berada di atas bukit dan menyerukan

secara lantang tentang agama yang dibawakan olehnya kepada orang-orang Mekah turun QS.

Al Hijr ayat 94 yang artinya:

“maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan

(kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”

Berdasarkan ayat tersebut Rasulullah saw meyakini bahwa sudah waktunya beliau dan para

pengikutnya berupaya untuk menyebarluaskan agama islam sesuai dengan yang diperintahkan

oleh Allah swt. Kemudian setelah rasul dan sahabat serta pengikutnya menyebarluaskan agama

islam sikap menolak ditunjukkan oleh orang-orang Quraisy.

Bahkan pamannya Abu Lahab dan istrinya juga menolak agama yang dibawakan Rasulullah.

Tidak hanya rasul dan para pengikutnya juga mendapat siksaan dari orang-orang quraisy.

Bahkan seorang budak yang bernama Bilal bin Rabbah tidak lepas dari siksaan tersebut, ia

dicambuk dan juga dadanya ditindih dengan batu yang besarnya melebihi besar badan Bilal itu

sendiri.

Selain itu ada juga kisah tentang penyiksaan-penyiksaan yang lain. Pada waktu itu Rasulullah

saw sedang bertawaf, kemudian datanglah Uqbah Bin Abi Mu’it. Kemudian Uqbah menyeret

Rasulullah dan menekik leher beliau menggunakan sorban. Beruntungnya ketika itu ada orang

lain yang melihat sehingga Rasulullah dapat tertolong.


Perjanjian Aqabah

Orang-orang quraisy terus melakukan perwalanan terhadap Rasulullah, sahabat dan para

pengikutnya. Pernah waktu itu Nabi Muhammad berkunjung ke taif untuk menemui kepala

sukunya yang bernama Saif, harapannya adalah Saif dan masyarakatnya mau mengikuti ajaran

yang dibawakan oleh Rasulullah saw.

Namun yang terjadi bukanlah demikian ia dan masyarakatnya itu justru sangat menolak.

Bahkan mereka juga mengejek, melempari dan mengusir Rasulullah saw. Tidak ada satupun

dari mereka yang mau menerima dakwah dari Rasulullah.

Sehingga dari kejadian tersebut Nabi Muhammad beranggapan bahwa tidak mungkin lagi beliau

terus berdakwah dengan cara yang demikian dengan tidak adanya dukungan dari quraisy dan

suku-suku di Arab lainnya. Akhirnya Rasulullah berfokus kepada orang-orang atau suku-suku di

sekitar Mekah yang datang setiap tahunnya ke Mekah untuk berziarah.

Upaya dari Rasulullah tersebut membuahkan hasil, orang-orang dari Yasrib (tempat Ayah

Rasulullah dimakamkan) menerima agama yang dibawakan oleh Rasuluullah. Kota Yasrib dihuni

oleh orang-orang arab (dari suku Khazraj dan Aus) dan yahudi, keduanya selalu berkonflik untuk

mendapatkan kekuasaan.

Aus dan Khazraj menguasai yasrib setelah kekalahan yahudi. Karena ketidakterimaan akibat

kekalahan tersebut yahudi mengadu domba Aus dengan Kharzraj yang kemudian menimbulkan

perang saudara dan dimenangkan Aus. Setelah itu yahudi yang dulu terusir dari yasrib kini

sudah memenempati kota itu lagi.

Aus dan Khazraj pada akhirnya sama-sama menyadari bahwa permusuhan antara mereka justru

menimbulkan kerugian, lalu mereka memutuskan mengangkat seorang pemimpin dari suku
Khazraj yang bernama Abdullah bin Muhammad. Tetapi hal tersebut tidak bisa dilakukan karena

kebanyakan dari suku khazraj berziarah ke Mekah.

Kedatangan orang-orang dari suku khazraj ini didengar oleh Nabi Muhammad saw dan

kemudian beliau langsung datang ke mereka. Mereka diajak untuk memeluk agama islam, dan

ajakan tersebut disambut baik oleh mereka. Setelah itu ketika pulang ke yasrib mereka

mengatakan bahwa telah masuk islam kepada orang-orang di sana dan hal tersebut juga

disambut baik oleh masyarakat yasrib.

Kemudian pada ziarah taun berikutnya ada 12 orang yang datang untuk menemui Rasulullah di

Aqabah, tempat yang digunakan mereka untuk berikrar kepada Nabi Muhammad saw yang

menghasilkan perjanjian Aqabah I. Pada perjanjian tersebut mereka berikrar bahwa tidak akan

menyekutukan Allah swt, tidak berzina, mencuri dan perbuatan-perbuatan keji lainnya.

Kemudian Nabi Muhammad mengutus seorang yang bernama Mus’ab Bin Umair untuk

mengajarkan agama islam secara utuh di kota Yasrib. Kemudian pada ziarah tahun 622 M

datang orang dari yasrib berjumlah 75 yang 2 di antaranya adalah seorang perempuan,

selanjutnya mereka diajak Rasulullah untuk mengadakaan pertemuan rahasia di Aqabah yang

menghasilkan perjanjian Aqabah II yang isinya adalah ikrar kesetiaan mereka terhadap Nabi

Muhammad saw dan agama yang dibawakan oleh beliau.

Perjuangan Nabi Muhammad saw, sahabat dan para pengikutnya tidak hanya sampai di situ.

Bahkan kemudian setelah penentangan dan penolakan orang – orang Quraisy tersebut Nabi

Muhammad hijrah dari Mekah ke Habsyi. Dan ketika perjanjian Aqabah II diketahui oleh orang-

orang Quraisy, intimidasi lebih sering dilakukan terhadap Nabi Muhammad dan pengikutnya,

sehingga Nabi Muhammad kemudian hijrah ke Yasrib yang sekarang lebih dikenal dengan kota

Madinah.

Anda mungkin juga menyukai