Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DEWI FORTUNA SIREGAR

NIM : 2192510008
KELAS : SASINDO A 2019

MORFOLOGI
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata Atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa
Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu.
Bunyi yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua
kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata
morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata.
Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata
yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi.
Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada
tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
PENGERTIAN MORF, MORFEM DAN ALOMORF
Morfem adalah bentuk yang paling kecil yang tidak mempunyai bentuk lain sebagai
unsurnya. Banyak morfem yang hanya mempunyai satu struktur yakni jumlah maupun urutan
fonemnya selalu tetap. Di lain pihak, banyak morfem yang mempunyai beberapa struktur
fonologis, misalnya morfem peN- mempunyai struktur-struktur fonologis pe-, pem-, pen-,
peng-, peny-, dan penge-, seperti terlihat pada kata-kata: pelari, pembimbing, pendengar,
penguji, penyakit, dan pengecat. Satuan-satuan pe-, pem-, peng-, peny-, dan penge- masing-
masing disebut morf yang semuanya alomorf dari morfem peN- (Ramlan, 1983 : 27). Jadi
dapatlah dikatakan bahwa morfem peN- mempunyai morf-morf pe-, pem-, pen-, peng-, peny-,
dan penge- sebagai alomorfnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alomorf itu merupakan variasi
bentuk suatu morfem. Keraf (1982:51) mengatakan bahwa variasi itu disebabkan oleh
pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Maksudnya, bergantung kepada jenis fonem awal
sebuah satuan yang dilekati oleh morfem tersebut. Perubahan /N/ itu harus homogen. Sebagai
contoh /N/ akan menjadi /m/ apabila dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/.
Fonem /m/ dan /b/ sama-sama bunyi bilabial. Jadi yang dimaksud dengan Morf adalah nama
untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya, sedangkan alomorf adalah nama untuk
bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya
MORFEM DAN KATA
Yang dimaksud dengan kata dalam pembicaraan ini ialah satuan gramatikal bebas yang
terkecil. Kata disusun oleh satu atau beberapa morfem. Kata bermorfem satu disebut kata
monomorfemis, sedangkan kata bermorfem lebih dari satu disebut kata polimorfemis. Dalam
kalimat “amin sedang mempelajari soal itu”, misalnya, terdapat empat kata monomorfemis,
yaitu Amin, sedang, soal dan itu, dan satu kata polimorfemis, yakni mempelajari.
Penggolongan kata menjadi jenis monomorfemis dan polimorfemis adalah penggolongan
berdasarkan jumlah morfem yang menyusun kata.
Kata polimorfemis dapat dilihat sebagai hasil proses morfologis yang berupa perangkaian
morfem. Kata seperti amin, sedang, soal dan itu dapat dianggap tidak mengalami proses
morfologis, sedangkan kata seperti mempelajari dan persoalan merupakan kata hasil suatu
proses morfologis.
Salah satu contoh proses morfologis adalah pengimbuhan atau afiksasi (penambahan
afiks). Penambahan afiks dapat dilakukan di depan, di tengah, di belakang atau di depan dan
belakang morfem dasar. Afiks yang ditambahkan di depan disebut awalan atau prefiks, yang
di tengah disebut sisipan atau infiks, yang di belakang disebut akhiran atau sufiks, yang di
depan dan belakang disebut apitan, sirkumfiks atau konfiks.
Contohnya adalah sebagai berikut :
Prefiks : berkata, merasa, perasa, serasa, terasing
Infiks : gerigi, gemuruh, gelosok, seruling
Sufiks : tulisi, tuliskan, tulisan
Sirkumfiks : pernyataan, persatuan, kesatuan
Afiks selalu merupakan morfem terikat, sedangkan morfem dasar dapat berupa morfem
bebas atau morfem terikat. Berikut ini beberapa contoh morfem dasar yang terikat : aju,
cantum, elak, genang, giru, huni, imbang, jelma, jenak, kitar, lancing, paut.
Morfem dengan Kata
Perhatikanlah satuan-satuan gramatik berikut ini:
1) tanda
2) menandai
3) tanda tangan
4) dari Bandung
Satuan tanda merupakan sebuah bentuk bebas karena tidak dapat dibagi menjadi satuan-
satuan bebas lainnya. Satuan menandai tidak dapat dibagi menjadi bentuk bebas. Tetapi
perhatikan bentuk atau satuan tanda tangan dapat dibagi menjadi dua satuan yakni tanda dan
tangan. Namun kalau diteliti lebih jauh, sebenarnya satuan tanda tangan memiliki satu kesatuan
yang utuh atau padu.
Dengan perkataan lain, tanda tangan memiliki sifat sebuah kata yang membedakan
dirinya dari frase (Ramlan, 1983:28; Prawirasumantri, 1985:129). Bentuk-bentuk atau satuan-
satuan yang setipe itu tidak mungkin dipisahkan atau dibalikkan menjadi tangan tanda atau
dipisahkan satuan lain tanda itu tangan. Bentuk atau satuan sepeti itu dalam hubungannya
keluar selalu merupakan satu kesatuan dari. Satuan itu bukan merupakan bentuk bebas seperti
contoh lainnya di, ke, daripada- tetapi secara gramatis memiliki sifat bebas. Satuan-satuan
seperti contoh di atas dari nomor 1 sampai dengan 4 di sebut kata.
Berdasarkan penjelasan di atas, nyatalah bahwa kata dapat terdiri atas satu morfem atau
lebih. Kata-kata seperti: duduk, makan, tidur, meja masing-masing terdiri atas sebuah morfem,
sedangkan penduduk, makanan, meja makan, kaki tangan masing-masing terdiri atas dua buah
morfem. Kata-kata yang terdiri atas satu morfem disebut kata bermorfem tunggal atau kata
monomorfemis (monomorphemic word) dan kata-kata yang terdiri atas dua morfem atau lebih
disebut kata bermorfem jamak atau kata polimorfemis (polymorphemic word) (Verhaar,
1984:54).
Dari paparan di atas dapatlah ditarik suatu ciri kata. Ciri kata pada dasarnya mencakup
dua hal yaitu: (1) kata merupakan suatu kesatuan penuh dan komplit dalam sebuah ujaran
bahasa, dan (2) kata dapat ditersendirikan yakni bahwa sebuah kata dalam kalimat dapat
dipisahkan dari yang lain dan dapat dipindahkan (Parera, 1980:10).

D. DERETAN MORFOLOGI
Paradigma yaitu daftar lengkap perubahan afiksasi yang mungkin dengan morfem asal
yang sama (Verhaar, 1984:65). Morfem asal itu mungkin mengalami perubahan bentuk akibat
afiksasi (Sitindoan, 1984:68). Pengertian paradigma sama maknanya dengan deretan morfologi
seperti yang diungkapkan Ramlan (1983:28) yaitu suatu deretan atau daftar yang memuat kata-
kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.
Deretan morfologi ini akan berguna dalam menentukan sebuah morfem. Dengan
membuat paradigma atau deretan morfologi kita akan dapat menentukan suatu morfem,
misalnya:
menulis tulisan bertuliskan
penulis tulis-menulis menuliskan
tertulis menulisi
bertulis ditulisi
bertuliskan dituliskan
Dari perbandingan kata yang terdapat dalam paradigma di atas, dapat disimpulkan adanya
morfem tulis sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tiap kata. Dengan demikian kita dapat
menentukan bahwa menulis terdiri atas morfem meN- dan tulis dan seterusnya.
Contoh lain dapat kita lihat dari paradigma berikut.
menelantarkan
ditelantarkan
keterlantaran
Berdasarkan paradigma di atas jelaslah bahwa kata terlantar terdiri atas satu morfem, bukan
dua morfem ter- dan lantar.
MERIVIEW DAN MEMBERIKAN PERTANYAAN BERDASARKAN PPT FONLOGI
PERTANYAAN:
1. Dalam fonetik instrumental menganalisis bahasa menurut alat-alat elektronis adalah?
2. Yang dimaksud dengan kontiniuum bunyi adalah
3. Dftong adalah?
4. Apa maksud dari getar apical dan getar uvular
5. Bagaimana kita mengetahui terjadinya suara bakti
6. Bagaimana menganalisis bahasa dalam kajian fonologi dengan menggunakan ilmu
fisika, anatomi dan psikologi.

REVIEWAN
 Fonologi adalah bidang linguistic atau ilmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari,
menganalisis, dan membicarakan runtutan-runtutan bunyi-bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia berserta fungsinya.
 Fonetik ialah cabang studi fonologi yang menyelidiki, mempelajari, dan menganalisis,
penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi-bunyi ujaran/ bahasa yang dipakai
dalam tuur tanpa memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna/arti, yang
melibatkan analisis ilmu fisika, anatomi, dan psikologi.
 Fonemik adalah cabang studi fonlogi yang mempelajari bahasa dengan memperhatikan
fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.

Anda mungkin juga menyukai