EVI AFLAHA
A 351 08 050
JURNAL
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia Sebagai Negara kepulauan memiliki 81.000 km garis pantai, tidak
mengherankan jika sepertiga dari jumlah seluruh hutan mangrove dunia terletak di
Indonesia. Dengan jumlah seluas itu, kawasan hutan mangrove Indonesia adalah
bagian dari 18 - 24 persen hutan mangrove dunia. Habitat ini meluas hingga 4 juta
hektar, Namun keadaan hutan mangrove Indonesia sangat memprihatinkan karena
70% hutan mangrove Indonesia telah hancur. Menurut Food and Agricultural
Organization (FAO) setiap tahunnya Indonesia kehilangan 60.000 hektar hutan
bakaunya (bagian yang menjadi kesatuan dari hutan mangrove, (Widya Ayu,
2012).
Adapun luas hutan mangrove sebelumya di Desa Olaya ±12 Ha dan saat ini luas
hutan mangrove menyusut mennjadi ± 4 Ha.
II METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Olaya, kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi
Moutong.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Pombalowo.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Tomini.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Boyantongo.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Kayuboko, desa Air Panas, dan
desa Olobaru.
= 100 %
Keterangan:
P : Bilangan yang akan dicari
F : Jumlah frekuensi jawaban
n : Banyaknya Responden.
Selanjutnya menggunakan Patokan kategori.
Keterangan :
Y = Jumlah skor rata-rata jawaban responden
∑Y= Total skor jawaban responden
n = Jawaban responden.
Untuk mengetahui secara tepat tingkat Persentase jawaban digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut:
−
(%) = 100%
IV PEMBAHASAN
1.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang Hutan Mangrove
pengetahuan masyarakat tenteng hutan mangrove sangat menduku ng
karena didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat di Desa Olaya terilang
sudah memadai meskipun masih ada sebagian kecil masyarakat di Desa Olaya
belummngetahui tentang hutan mangrove.
1.2 Manfaat Hutan Mangrove
Pada umumnya masyarakat di Desa Olaya telah mengetahui betapa
besarnya manfaat dari hutan mangrove, baik dilihat dari segi ekologi, ekonomi
maupun sosialnya.Hutan mangrove mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan, diantaranya sebagai pelndung terhadap bencana alam, habitat satwa
langka, pegendapan lumpur dan lain-lain. Sedankan penelitian yang dilakukan
oleh wang Gumelar, 2008 hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan mangrove di
Kabupaten Indramayu memiliki manfaat penting bagi kegiatan tambak.
1.3 Kerusakan Hutan Mangrove
Masyarakat menyadari bahwa peningkatan abrasi pantai, pencemaran
pantai, dan turunnya produksi tangakapan ikan karenanya semakin berkurangnya
populasi ikan, sebagaimana yang disampaikan oleh informan 1 “bahwa ketika
hutan mangrove belum berkurang jumlahnya, tangkapan ikan nelaayan banyaak
namun seiring dengan berkurangnya lahan hutan mangrove, tangkapan ikan
sedikit demi sedikit berkurang” (Wawacara pada tanggal 12 Juli 2013). Pendapat
tersebut diperkuat oleh Lear dan Turner (1997) dalam Iwang Gumelar bahwa
hutan mangorove merupakan daerah yang produktifitasnnya tinggi karena
memperoleh energi berupa zat-zat makanan yang terbawa katika pasang surut air
laut. Hal inilah salah satu penyebab menurunnya populasi ikan sehingga
tangkapan masyarakat mulai berkurang.
1.4 Aktifitas Masyarakat yang Dapat Merusak Hutan Mangrove
Masyarakat medukung tentang adanya aktifitas mereka yang dapat merusak
kelestarian hutan mangrove.
Dampak dari aktfitas manusia terhadap ekosistem hutan mangrove menyebabkan
luaran hutan mangrove di Indonesia turun dari 5,21 juta hektar antara tahun 1982 -
1987, menjadi 3,24 hektar, dan makin menyusut mejadi 2,5 juta hektar pada tahun
1993 (Wididgo 2000, dalam Erna Rochna 2012. Bergantung cara pengukurannya,
memang angka-angka diatas tidak sama antar para peneliti. Khazali (1999) dalam
Erna Rochana 2012, menyebut angka 3,5 juta hektar, sedangkan Lawrence (1998)
dalam Erna Rochana 2012 menyebut kisaran antara 3,24 - 3,73 juta hektar.
1.5 Pengalihfungsian Hutan Mangrove
masyarakat Desa Olaya mendukung jika hutan mangrove dialihfungsikan
karena dapat menambah nilai ekonomi bagi mereka khusunya yang bertempat
tinggal disekitar hutan mangrove atau pesisir pantai sedangkan pada hasil
penelitian yan dilakukan oleh Iwang Gumelar, 2008 menunjukkan bahwa
kerusakan hutan-hutan mangrove karena abrasi dan kepentingan ekonomi
masyarakat Indramayu.
1.6 Sanksi Dari Pemerintah Desa Bagi Yang Melanggar Aturan
Sebagian besar masyarakat Desa Olaya mendukung pemerintah desa
menetapkan sanksi demi menjaga kelestarian hutan mangrove namun di Desa
Olaya belum ada peraturan atau sanksi yang di tetapkan oleh pemerintah Desa
Olaya.
1.7 Upaya Masyarakat Desa Olaya Dalam Melestarikan Hutan Mangrove
Masyarakat desa Olaya sangat mendukung jika turut serta melestariakan hutan
mangrove dan mengadakan kerja bakti guna membersihan sampah pantai, karena
pada hakekatnya masyarakat sendirilah yang berperan besar dalam menjaga
kelestarian hutan manggrove. Sedangkan hasil penelitan yang dilakukan Iwang
Gumelar,2008 menunjukkan bahwa masyarakat cukup bertanggung jawab
terhadap upaya pelestarian lingkungannya.
1.8 Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Dalam Melakukan Upaya
Pelestarian Hutan Mangrove
Upaya yang dilakukan pemerintah terkait kurang mendukung dengan kata
lain pemda belum pernah sama sekali melakukan penyuluhan terkait tentang hutan
mangrove, hal ini bertolak belakang dengan hasil peelitian yang dilakukan oleh
Iwang Gumelar,2008 bahwa Pemda sudah menjalakan tugas pengelolaan
lingkungan dengan baik.
Walgito. 1993. Bimbingan dan penyuluhan sekolah. Jogjakarta, Andi off Set.
Widya Ayu. manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek
pariwisata (http://nayuwidya.blogspot.com/2012/11/manfaat-
mangrove-sebagai-pelestarian.html., [online], [12 Februari 2013].