PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
langkah awal dari suatu usaha peternakan baik komersial maupun pembibitan
(breeding). Seleksi yang ketat terhadap ayam bibit parent stock harus
unggul seperti yang dimiliki oleh tetuanya (Parent Stock) yang dalam hal ini
Telur tetas merupakan telur yang sudah dibuahi oleh sel jantan. Bila
tidak dibuahi oleh sel jantan, telur tersebut disebut telur infertil atau lazim
disebut telur konsumsi, artinya telur tersebut tidak dapat menetas jika
dalam menetaskan.
yangtinggi pada umumnya mempunyai daya tetas yang tinggi pula, oleh
1
B. Tujuan
telur tetasyang baik dan benar, serta mengetahui lebih dalam mengenai
penanganan telurtetas, apakah yang ada di dalam teori sesuai dengan aplikasi
yang ada dilapangan.Manfaat yang diperoleh dari kegiatan PKL ini adalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telur Tetas
oleh peternakan ayam pembibit, bukan dari peternakan ayam komersial yangd
penetasanadalah telur yang telah diseleksi. Syarat telur tetas yang baik seperti
umur telur dankualitas fisik telur (bentuk, berat, keadaan kerabang) .Kualitas
dibuahi, berbeda dengan ayam petelur yang dipelihara untuk tujuan telur tetap
dapat dibuahiatau fertil, sebab telur yang tidak fertil tidak akan menetas. Hal
yang perludiperhatikan saat akan menyeleksi telur tetas yaitu ukuran besar
telur 50 gramsampaid 65 gram, bentuk telur normal, warna kulit telur agak
3
B. Penanganan Telur Tetas
terjadinya kerusakan (fisik maupun kimia dari telur) yang dapat menurunkan
daya tetas dan kualitas DOC. Penanganan telur yang baik sangat penting
karena didalam telur sudah ada embrio yang sedang berkembang. kerusakan
transportasi, dan kerabang yang terlalu tipis. Sementara itu, kerusakan atau
mesin tetas. Berikut tahapan penanganan telur tetas yang baik (Anonim,
2014) :
1. Pengumpulan Telur
telur minimum 3 kali sehari. Namun , jika suhu melebihi 29,4 derjat
celcius, pengumpulan telur dilakukan hingga lima kali sehari, yaitu tiga
kali pada pagi hari dan 1-2 kali pada sore hari. Hal ini dilakukan agar
telur tidak tepapar panas dalam waktu yang lama. Selain itu, telur akan
4
penggunaan air tetap dikhawatirkan dapat merusak selaput pertahanan
alami.Kulit telur dari bibit penyakit, seperti bakteri dan virus yang dapat
agar tidak terkontaminasi kotoran lagi. Telur dengan kerabang yang retak
kecil, karena telur seperti ini akan menghasilkan DOC yang berukuran
kecil juga.
2. Penyimpanan Telur
baik adalah 12,8 derjat celcius dengan kelembapan 60%. Karena itu, telur
tetas yang dijual dipasarkan dalam keadaan terbuka dan dibawah sinar
matahari langsung akan memiliki daya tetas yang rendah. Simpan telur
masuk kedalam mesin tidak boleh melebihi umur tersebut. Telur yang
telah berumur tiga minggu memiliki daya tetas yang sangat randah,
5
3. Mengubah posisi Telur
Jika dalam 4-6 hari telur belum dimasukkan kedalam mesin tetas,
posisi telur perlu diubah-ubah. Putar posisi telur sekali dalam sehari
sampai telur dimasukkan kedalam mesin tetas. Telur diputar dengan total
4. Mengangin-anginkan
penyimpanan (sekitar 12,8 ᵒC) dengan suhu dimesin tetas (sekitar 38,7
sehingga bibit penyakit mudah masuk dan daya tetas menjadi rendah.
jawab penetasan dan peternakan (sumber telur tetas) berlainan. Tujuan seleksi
telur adalah untuk mendapatkan bibit itik maupun ayam sesuai yang
diharapkan. Dari tabel di bawah ini, dapat diketahui pengaruh berat telur
terhadap berat awal anak ayam umur sehari yang ditetaskan dalam kondisi
6
Tabel 1. Pengaruh Berat Telur Terhadap Berat DOC
Berat anak ayam umur sehari (gram) = (2/3 x berat telur) ± 1 gram
(euribrid, form egg to chicken). Setelah dilakukan seleksi ulang terhadap berat
telur, kebersihan telur dan kondisi kulit telur, kemudian telur-telur ini difumigasi
dengan kekuatan triple (120 cc formalin dan 60 gram KMn04) untuk ruangan 2.83
waktu untuk dimasukan ke dalam mesin setter (inkubator). Agar supaya telur
tidak terkontaminasi lagi oleh bibit penyakit, letak ruang fumigasi sebaiknya
langsung satu pintu dengan ruang pendingin (cold storage). Untuk telur tetas yang
Sebaiknya lama penyimpanan telur tidak lebih dari 1 minggu sebab penyimpanan
yang terlalu lama akan sangat berpengaruh negatif terhadap daya tetas serta
7
Tabel 2. Pengaruh Lama Penyimpanan Telur Terhadap Daya Tetas serta
Keterlambatan Penetasan
yang baik, maka penempatan ruang di penetasan menggunakan sistem one way
system (telur berjalan satu jalur). Pada sistem ini, arah angin dapat diatur
sedemikian rupa sehingga akan mengalir dari bagian yang bersih ke arah bagian
yang kotor.
1. Ruang Fumigasi
memasukan telur sampai pintu bangunan penetasan dan tidak boleh masuk
8
2. Ruang Penerimaan Telur (Ruang Sanitasi)
Bentuk telur (normal atau oval dan tidak terlalu memanjang) dan
Selain dilakukan seleksi ulang, telur tetas juga dipindahkan dari tray
yang digunakan dari peternakan (asal telur) ke tray khusus yang akan
jendela, dinding dan daun pintunya harus dilapisi bahan yang tidak mudah
lapuk dan berjamur bila terkena air. Petugas untuk ruang penyimpanan
9
sebaiknya tersendiri serta dapat merangkap tugas memasukan telur ke
ruangan yang bersuhu 22ºC (72ºF). Ruang ini sebaiknya berada langsung
inkubator tidak menyebabkan turunnya suhu mesin tetas terlalu lama. Bila
hal ini terjadi, maka telur yang terlebih dahulu berada dalam inkubator
Bila dilihat dari kondisi fisik telur yang dihasilkan dari kandang
10
1. Berat Telur
2. Bentuk Telur
3. Bentuk oval.
Telur-telur yag dalam keadaan retak / pecah tetapi isi telur tidak
Telur dengan kulit yang tipis, kulit telur lembek, keadaan perkapuran
yang kurang merata, umumnya kurang menetas dengan baik. Tebal kulit
lebihgelap, maka akan menetas lebih baik dari yang berwarna lebih
terang.
11
6. Kebersihan Kulit Telur
12
BAB III
PEMBAHASAN
Telur tetas yang diterima oleh unit hatchery PT. Satwa Indo Perkasa
berasal dari farm perusahaan tersebut. Penerimaan telur dimulai ketika telur
tetas yang di antar melalui mobil box pengantar telur datang di hatchery.Telur
tetas yang diterima oleh petugas grading diperiksa dan dicocokkan dengan
jumlah yang tertera pada surat jalan dengan rincian jumlah telur yang
Telur dari farm datang ke hatchery dengan waktu yang berbeda – beda
tergantung jarak lokasi farm pembibit (parent stock) dengan hatchery. Jadwal
kedatangan telur biasanya pada waktu pagi atau sang hari antara pukul 09.00
Pemindahan telur tetas daritray farm ke egg tray setter dilakukan secara
manual menggunakan tangan. Biasanya untuk setiap troly dikerjakan oleh 3-5
Telur yang dari farm dekat hatchery tidak dilakukan seleksi di farm
melainkan seleksi telur tetas dilaksanakan di unit hatchery karena selain jarak
yang dekat juga untuk efisien waktu dan kerja dari kegiatan seleksi telur tetas.
13
Telur yang dikirim dari farm diseleksi menjadi telur HE (Hatching Egg)
atau telur bagus dan telur terseleksi (telur kecil, abnornal, retak, kotor). Telur
yang rusak tersebut kemudian dijual ke konsumen dengan harga yang telah
pada tray troly yaitu bagian tumpul berada pada bagian atas dan bagian lancip
berada pada bagian bawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et
al. (2008) dalam (Arif, 2014) yang menyatakan bahwa seleksi telur tetas
memenuhi persyaratan untuk ditetaskan, hanya telur tetas yang baik yang
seperti tray dan troly sebelum masuk ruang penyimpana telur colling room.
Dosis yang biasa digunakan yaitu 20 g dan 40 ml untuk setiap 2,83 m3. Gas
yang terbentuk dari reaksi formalin dan PK dalam ruangan diratakan dengan
kipas dengan tujuan agar dapat menjangkau seluruh sudut dan sela-sela telur
di dalam ruang. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et al.(2008) dalam
14
(Arif, 2014) yang menyatakan bahwa fumigasi yaitu dua bagian larutan
formalin dalam mililiter dicampur dengan kristal KmnO4 dalam gram. Pada
penetasan secara modern untuk usaha komersial (hatchery), dosis fumigasi ini
sebelum telur tetas masuk setter. Ruang penyimpanan tertutup rapat dan
telur selama ± 5 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna et al. (2008)
yang baik yaitu ruang harus bersih, sejuk, suhu berkisar 18oC, kelembaban
75-80%, posisi ujung tumpul berada diatas, dan penyimpnanan maksimal dua
minggu. Hartono dan Isman (2010) dalam (Arif, 2014) menyatakan bahwa
daya tetas telur menurun sangat cepat setelah berumur 7 hari, karena itu
penyimpanan telur sebelum masuk kedalam mesin tidak boleh melebihi umur
tersebut.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
terjadinya kerusakan (fisik maupun kimia dari telur) yang dapat menurunkan
daya tetas dan kualitas DOC. Tahap-tahap penanganan telur dimulai sejak
telur dikeluarkan kedalam mesin tetas. Tahapan penanganan telur tetas yang
dan Mengangin-anginkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17