Anda di halaman 1dari 4

Ketika era kegelapan mencengkram Barat pada abad pertengahan,

perkembangan ilmu kedokteran diambil alih dunia Islam yang tengah berkembang
pesat di Timur Tengah. Menurut Dr Ezzat Abouleish MD dalam tulisannya berjudul
Contributions of Islam to Medicine. , seperti halnya lmu-ilmu yang lain,
perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasang-surut.
Periode pertama dimulai dengan gerakan penerjemahan literatur kedokteran
dari Yunani dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab yang berlangsung pada abad
ke-7 hingga ke-8 Masehi. Pada masa ini, sarjana dari Syiria dan Persia secara
gemilang dan jujur menerjemahkan litelatur dari Yunani dan Syiria kedalam bahasa
Arab.
Buah pikiran para tabib di era Yunani Kuno secara gencar dialihbahasakan.
Adalah Khalifah Al-Ma'mun dari Diansti Abbasiyah yang mendorong para sarjana
untuk berlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa Arab.
Khalifah pun menawarkan bayaran yang sangat tinggi, berupa emas, bagi para
sarjana yang bersedia untuk menerjemahkan karya-karya kuno.
Sejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transfer
pengetahuan itu. Tercatat sejumlah tokoh seperti, Jurjis Ibn-Bakhtisliu, Yuhanna
Ibn Masawaya, serta Hunain Ibn Ishak ikut menerjemahkan literatur kuno. Selain
melibatkan sarjana-sarjana Islam, tak sedikit pula dari para penerjemahan itu yang
beragama Kristen. Mereka diperlakukan secara terhormat oleh penguasa Muslim.
Proses transfer ilmu kedokteran yang berlangsung pada abad ke-7 dan ke-8 M
membuahkan hasil. Pada abad ke-9 M hingga ke-13 M, dunia kedokteran Islam
berkembang begitu pesat. Sejumlah RS (RS) besar berdiri. Pada masa kejayaan
Islam, RS tak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan para
pasien, namun juga menjadi tempat menimba ilmu para dokter baru.
Tak heran, bila penelitian dan pengembangan yang begitu gencar telah
menghasilkan ilmu medis baru. Era kejayaan peradaban Islam ini telah melahirkan
sejumlah dokter terkemuka dan berpengaruh di dunia kedokteran, hingga sekarang.
`'Islam banyak memberi kontribusi pada pengembangan ilmu kedokteran,'' papar
Ezzat Abouleish.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya
dengan sejarah bangsa-bangsa yang di Benua Eropa. Pengertian umum tentang
zaman pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu
periode panjang yang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun
476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup
besar dari agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada
saat itu. Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa
memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil
dalam ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir
semua adalah para teolog sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas
keagamaan. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama.
Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tamapak
dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-
penemuan tersebut antara lain pembaruan penggunaan bajak yang dapat
mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk
menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaruan dalam
bidang perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh
kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Kompas mulai digunakan
di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh
kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal kapas.
Keterampilan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah
keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan
dibawa oleh orang-orang Islam ke Spanyol. Disamping itu orang juga tela
mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak.
Tokoh-tokoh filsafat abad pertengahan Abad pertengahan dimulai sekitar abad ke-
5 sampai awal abad ke-17 M.
abad pertengahan berarti zaman tengah atau zaman menengahi dua zaman
penting , yaitu zaman kuno (Yunani-Romawi) dan zaman modern. Peralihan dalam
suatu zaman dalam filsafat lazimnya ditandai dengan perbedaan dalam semangat
atau proyek berfikir para filsuf abad pertengahan berbeda dengan semangat berfikir
para filsuf sebelum maupun sesudahnya. Perbedaan inilah yang menjadikan para
sejarawan membedakan antara zaman yang satu dengan zaman yang lainnya.
Dengan kata lain perbedaan semua itu membuat para sejarawan berkesimpulan
bahwa telah terjadi peralihan zaman. Semangat para filsuf abad pertengahan
dicirikan dengan adanya hubungan erat antara filafat dan agama, yang sebelumnya
tidak terjadi hal seperti itu. Oleh karena itu, telah terjadin perbedaan proyek berfikir
dan dan karakter berfikir. Lantas, mengapa para fiksuf memiliki hubungan erat
dengan agam pada abad pertengahan ini? Sebab, para filsup pada abab ini hampir
semuanya menganut agama kristen lantaran mereka berasal dari golongan
rohaniwan dan biarawan, seperti rahib, uskup, imam, dan pimpinan biara. Abad
pertegahan sering disebut pula abad kegelapan. Hal ini terjadi sejak kaisar
Justinianus, tepatnya pada tahun 529, mengeluarkan undang-undang yang melarang
ajaran filsafat apapun di Athena.57dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut,
sekolah-sekolah filsafat ditutup, termasuk akademia Plato. Tujuan di keluarkannya
undang-undang tersebut tentu saja untuk melindungi ajaran kristen dari serangan
orang-oarng yang percaya bahwa filsafat Yunani lebih bagus daripada ajaran
kristen. Dengan ditutupnya sekolah filsafat, kebebasan berfikir dan pengembangan
pengetahuan objektif dilarang. Berfikir atau berfilsafat dibolehkan asal sejauh
pemikiran yang mendukung agama kristen. Jadi, di abad pertengahan, filsafat di
Barat hanya dijadikan alat untuk melegitimasi agama Kristen. Ada bebrapa pemikir
yang otoritas menjaga kemurnian agama kristen. Karena itulah, abad pertengahan
atau kegelapan tidak sepenuhnya gelap. Bahkan, si akhir-akhir masanya menjadi
benih-benih yang akan melahirkan zaman baru yang amat dirindukan, yaitu zaman
modern. Abad pertengahan lazimnya dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman
patristik (dari abad ke - 2 M sampai abad ke – 7 M) dan zaman skolastik (dimulai
abad ke- 9.
Kata “partistik” berasal dari bahasa latin, Patres, yang berarti bapak gereja.
Zaman ini dicirikan oleh usaha-usaha para pembesar gereja dalam melindungi
ajaran kristen, salah satunya dengan cara mengkristenkan filsafat Yunani yang
dianggap berbahaya jika tidak di kristenkan, atau filsafat Yunani dijadikan tidak
bertentangan dengan ajaran Kristen. Sedangkan, kata “skolastik” berarti sekolah
(berasal dari kata Schola, bahasa Latin). Dikatakan pada zaman ini banyak didirikan
sekolah-sekolah dan filsafat mulai dipelajari lagi di sana, khususnya sekolah-
sekolah yang didirikan oleh ordo- ordo biarawan. Pada zaman ini kebudayaan Islam
yang telah maju ke daratan Kristen juga sangat berpengaruh terhadap pemikiran
para filsuf yang hidup di zaman ini. Zaman skolastik melanjutkan zaman partistik,
yaitu membuat ajaran kristen tidak bertentangan dengan filsafat secara lebih luas,
sebagaimana juga terjadi dalam agama Islam. Selain dua zama yang telah dijelaskan
di atas. Kami menambahi satu zaman lagi yaitu zaman peralihan58 menuju abad
modern. Banyak sekalo tokoh-tokoh filsafat pada abad pertengahan ini. Namun,
kami akan menjelasakan beberapa tokoh saja dalam pembahasan kali ini, yaitu:
Augustinus, Anselmus, dan Thomas Aquinas.59 a. Augustinus 1. Riwayat hidup
Agustinus yang memiliki nama panjang Markus Aulerus Agustinus. Ia lahir di
Tagasta, Numidia, (sekarang Algeria), Aprika Utara, pada tahun 354. Ayahnya,
Patricius, yang dianggap kafir karena tidak memeluk agama kristen hingga
kematiannya, adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi. Sedangkan ibunya
Monica, adalah penganut Kristen yang sangat saleh. Pada usia 16 tahun, dia pergi
ke Cartago. Disana ia belajar filsafat Yunani Kuno. Ketika menjadi mahasiswa
disana, ia tinggal bersama seorang wanita diluar nikah. Ada yang menggambarkan
wanita itu adalah gurunya. Dari hubungannya dengan wanita itu, ia memiliki anak
bernama Adeodatus. Awalnya, Ia menganut ajaran manikeisme, yang diambil dari
nama pendirinya yaitu Mani. Manikeisme mengajarkan dua prinsip dasar yang
bertentangan , yaitu yang baik dan yang jahat. Akan tetapi ia belum menemukan
kedamaian dalam ajaran ini. Dan akhirnya ia keluar dari ajaran itu, kemudian ia
menganut ajaran skeptisisme yang mengajarkan bahwa tidak mungkin manusia
mencapai kebenaran. Pada tahun 430, ia meninggal dunia dalam kesucian dan
kemiskinan, karena seluruh hartanya diwariskan pada kepentingan ajaran kristen
dan umat. jasanya ialah merumuskan filsafat Kristen dan sangat berpengaruh
terhadap pemikiran filsuf –filsuf sesudahnya di abad pertengahan.

Anda mungkin juga menyukai