Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas merupkan suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya
pemulihan kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai kembali
seperti sebelum hamil. Ini merupakan masa yang sulit bagi ibu yang baru
bersalin. Sebagian besar rgan- organ tubuh ibu mengalami involusi dan
penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan menyusui.
Beberapa hal yang berpengaruh pada masa ini adalah penyesuaian sistem
pencernaan atau sistem gastrointestinal, perubahan yang terjadi fisiologis
jika masih dalam keadaan wajar. Patologis yang terjadi pada kedua sistem
ini sangat berpengaruh berlangsungnya masa nifas. Pengenalan dini dan
penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem Gastrointestinal ?
2. Bagaimana perubahan fisiologi sistem Gastrointestinal pada ibu
bersalin ?
3. Apa hal yang berkaitan dengan perubahan sistem Gastrointestinal
pada ibu bersalin?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem Gastrointestinal
2. Untuk mengetahui perubahan fisiologi sistem Gastrointestinal pada
ibu bersalin.
3. Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem
Gastrointestinal pada ibu bersalin.

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Definisi Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan adalah sistem organ
dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. ( Apriyanti
Saputri Nuna. 2013)

B. Perubahan Fisiologis pada Sistem Gastrointestinal


Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa hal karena
kehamilan. Tingginya kadar progesterone mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan menigkatkan kontraksi
otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun.
Namun, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
(Rukiah,dkk. 2011).
Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh
berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurun lebih lanjut sekresi
asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan
lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan
tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan
dilambung tetap seperti selama persalinan. (Marmi.2011).

Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama masa


transisi. Hal ini diperberat dengan berkurangnya produksi getah lambung,
menyebabkan aktifitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan
lambung menjadi sangat lambat.( Ika Putri.dkk)

Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang


menandai akhir fase pertama persalinan. Pembeian obat- obatan oral tidak
efektif selama persalinan. Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul
sebagai respon terhadap salah satu kombinasi antara faktor- faktor seperti
kontraksi uterus, nyeri, rasa takut, khawatir, obat atau komplikasi.
(Marmi.2011).

Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi progesteron,


sehingga menyebabkan nyeri ulu hati dan konstipasi terutama dalam

2
beberapa hari pertama. Hal ini tejadi karena inaktiitas motilitas usus akibat
kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya refleks
hambatan defekasi karena adanya rasa nyeri pada perinium akibat luka
episiotomi.(Bahiyatun)

C. Hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem gastrointestinal


1. Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga
diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan
diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
(Rukiah,dkk. 2011).
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam setelah
melahirkan. Kecuali ada komplikasi kelahiran, tidak ada alasan untuk
menunda pemberian makan pada wanita pasca partum yang sehat lebih
lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian awal.

2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke
keadaan normal. (Rukiah,dkk. 2011)

3. Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa
pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, dehidrasi,
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa
nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal. (Rukiah,dkk. 2011)
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, yaitu:
a. Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
b. Pemberian cairan yang cukup.

3
c. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
d. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
e. Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian huknah atau obat
yang lain.

4. Konstipasi
Mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya
makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi.
Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami
perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek
atau merusak jahitan jika ia melakukan defekasi. Beberapa cara agar
ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain: pemberian diet
makanan yang mengandung serat, pemberian cairan yang cukup,
pemberitahuan luka jalan lahir . Jika penderita hari ketiga belum juga
buang air besar, maka diberi obat pencahar, baik peroral ataupun
supositoria. (Wilujeung Sumping. 2015.)

BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus


bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin
berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone. Pengeluaran asam lambung yg meningkat atau hormone
HCG dan pengaruh hormone estrogen dan progesteron serta reflux
esophagus mengakibatkan : hipersalivasi (pengeluaran air liur secara
berlebihan), daerah lambung terasa panas, terjadinya mual (nausea),

4
emesis gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit kepala di pagi hari
(morning sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari hormone
estrogen), menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa banyak sekali terdapat
perubahan anatomi dan fisiologi system pencernaan dalam kehamilan yang
dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal semua itu
merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu
adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-gangguan selama masa
kehamilan.

B. Saran
Dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk
memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai sistem pencernaan
atau sistem gastrointestinal, dan lebih bisa mengetahui tentang perubahan
anatomi serta fisiologi adaptasi sistem pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

Walsh, Linda V.2003. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Penerbit buku


kedokteran EGC. Jakarta.
Rukiah Aiyeyeh,dkk.2011. Asuhan Kebidanan II. Cv.Trans Info Media. Jakarta.
https:books.google.co.id/books?
id=perubahan+gastrointestinal+pada+ibu+bersalin&hl=i. Diakses pada
30 september 2017 pukul 14.20 wita.
https:books.google.co.id/books?
id=perubahan+gastrointestinal+pada+ibu+bersalin&source=bl&ots.
Diakses pada 30 september 2017 pukul 14.30 wita.
Marmi.2011. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka pelajar. Bandung.

5
6

Anda mungkin juga menyukai