PENDAHULUAN
Di masa yang lampausistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu
hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi
pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah
sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan
dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari,
bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang
lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil
dari rangkaian usaha tersebut.
Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan nama
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan
Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS
berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah
dilakuakan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isustrategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di
Rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya
pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk memdapatkan informas
tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan mempengaruhi
prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi pasien. Hal ini
juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada pasien,
meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga
komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik.Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam
RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Page 2
rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitiaPromosi
Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
Dasar hukum
a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab.
b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan
c. Pasal 10
d. Pasal 11
e. Pasal 17
f. Pasal 18
g. Pasal 47
h. Pasal 55
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Peraturan pemerintah
i. Pasal 62
j. Pasal 115
k. Pasal 168
a. Pasal 1
b. Pasal 4
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan stadar profesi danpstandar prosedur operasional.
4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
RSU Tasikmalaya pertama kali didirikan oleh Belanda pada tahun 1922 namun secara
operasional RSU Tasikmalaya mulai beroperasi pada tanggal 14 Juli 1925.Adapun lokasi
RSU Tasikmalaya pada jaman Belanda terletak di jalan Citapen komplek DPLAD
dan sejak mulainya operasional kemudian lokasi RSU Tasikmalaya dipindahkan ke jalan
Adapun daftar urutan Direktur Rumah sakit yang pernah menjabat sampai dengan saat ini
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dari bangunan fisik, fasilitas
pelayanan, dan juga status Rumah Sakit Umum Tasikmalaya telah mengalami perubahan
sebagai berikut :
A. VISI
Perencanaan Stratejik mengandung pernyataan Visi, pada hakekatnya pembentukan
visi organisasi menggali gambaran bersama berupa komitmen murni, dengan demikian
visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh seluruh anggota organisasi, Visi
RSUD Kota Tasikmalaya:
“MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA DI PRIANGAN TIMUR
TAHUN 2017”
Penjelasan Visi:
Pilihan Utama diartikan sebagai pilihan yang tidak ada pilihan lain (Especial Choice)
atau dapat diartikan fokus pilihan. Dalam kontek pilihan utama Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Tasikmalaya harus menjadi pusat Pelayanan Kesehatan unggulan (Center
Service of Pre-Eminent health) dari semua rumah sakit yang ada di wilayahnya.
Dengan demikian model penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya
harus mempunyai keunggulan-keunggulan di setiap jenis pelayanan dibandingkan
dengan rumah sakit lainnya di wilayah Priangan Timur.
B. Misi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya memastikan agar visi masa depan
sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan
efektif dan efisien dalam pencapaian misi. Misi merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi pada RSUD Kota
Tasikmalaya dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, berikut rumusan misi RSUD
Kota Tasikmalaya:
1. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, efektif dan efisien
Misi ini mempunyai pengertian bahwa segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan tata kelola rumah sakit yang ditopang dengan SDM yang
berkualitas, serta pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien sehingga
terwujud pelayanan yang optimal.
2. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Page 12
Makna dari misi ini adalah RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya berupaya
sesuai tugas pokok dan fungsi serta sumber daya yang tersedia membangun
sarana prasarana yang dibutuhkan serta sesuai standar yang diinginkan dan
memiliki daya dorong terhadap peningkatan pelayanan yang lengkap dan
paripurna.
3. Mengendalikan kesinambungan mutu pelayanan kesehatan yang ramah, cepat dan
terjangkau sesuai dengan standar profesi
Misi ini memberikan makna bahwa guna menjamin kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan pengendalian mutu atau kualitas harus dilaksanakan secara terus
menerus dengan menerapkan prinsip ramah, cepat (one stop services) serta
terjangkau dengan tidak mengesampingkan standar profesi.
C. Motto
Adapun Motto RSUD adalah; “Setulus Hati Kami Melayani”
D. NILAI
DIREKTUR
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
WAKIL DIREKTUR PELAYANAN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN
SUB B
INSTALASI
INSTALASI PERENC
INSTALASI
PELAPOR
EVAL
(PKRS)
Latar Belakang
Pengertian PKRS
Promosi kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan,mencegah masalah-msalah
kesehatan, dan mengembangkan upayakesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui
pembelajaran dari oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasana kesehatan.
Visi
Oleh karena itu Kementeriaan Kesehatan menetapkan visi yaitu “ Masyarakat Sehat yang
mandiri dan Berkeadilan”.
Memberikan pelayanan edukasi informasi medis yang profesional dan meyeluruh mengenai
kondisi kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta menjunjung
tinggi autonom pasien.
Misi
Dalam mencapai visi tersebut Kementerian Kesehatan juga mentetapkan 4 misi yaitu:
2) Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan informasi
terpaduyang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatannya dan
memfasilitasi pemilihan rencana promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang termasuk dalam subsistem Upaya
Kesahatan. Rumah Sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitasyang terpisah dan berdiri
sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah sakit adalah mendukung pelyanana kesehatan
dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, “ Rumah
sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah sebagai
pusat sumber daya bagi peningktana kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.”
Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan mengingat masih banyaknya
rumah sakit yang hanya menekankan pelayanannya kepda aspek kuratif dan rehabilitatif saja.
Padahalkeadaan ini menyebabkan rumah sakti menjadi sarana kesehatanyang “elit: dan
terlepas dari sistem kesehatan dimana ia berada.
Penerapan paradigma diatas akan sangat berpengaruh terhadapan pendekatanyang harsu
dilaksanakan dalam promosi kesehatan. Untuk itu pengembangan promosi esehatan dirumah
sakit pelru dilakukan sesegera mungkin. Untuk memeprcepat upaya PKRS menjadi bagian
dari upaya pelayanan kesehatan Rumah Sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu
standard PKRS yang dpat dijadikan acuan dalam penyusunana instrumen akreditasi rumah
sakit di Indonesia.
Falsafah
Nilai
a. Selektif
Informasi medis yang diberikan adalah unik bagi setiap individu dan berdasarkan
hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien
tersebut .
b. Menyeluruh
Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana
promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik, rencana terapi, prognosis, rencana
rehabilitatif dan rencana preventif.
c. Terpercaya
Informasi medis yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan
komprehensif.
d. Profesional
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasienRS serta pemeliharaan
lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan
Rumah sakit. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi
medis yang selektif, terpercaya dan menyeluruh kepada setiap pasien dan keluarganya
yang datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien
maupun keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana diagnostik,
rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitatif dan rencana preventif.
Sasaran PKRS
Sasaran Promosi Kesahatan di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang
terdiri dari:
Petugas
Pasien
Keluarga pasien
Pengunjung
Kabid pelayanan
Sekretaris
Nutrisi
Kelompok medis Perawat Fisioterapi Farmasi
Rohaniawan
Panitia PKRS RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalayadibawahi langsung oleh direktur rumah
sakit dan dipimpin oleh dokter. Panitia PKRS RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalayaterdiri
dari integrasi ada kolaborasi 6 unit kerja rumah sakit yaitu: kelompok medis, perawat,
fisoterafis, farmasi, nutrisionist, rohaniawanI. Anggota panitia PKRS terdiri dari satu atau
dua orang perwakilan dari setiap subunit diatas.
BAB VII
Ketua PKRS
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS
c. Pengalaman kerja :
Pengalaman kerja sebagai dokter /perawat medical informasi di rawat inap dan
rawat jalan.
d. Ketrampilan :
memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat
bersosialisasi dengan baik dan profesional.
5. Tanggung jawab :
6. Tugas pokok :
7. Uraian tugas :
8. Wewenang:
9. Hasil Kerja
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam menjalankan
pelaksanaan Program PKRS
c. Pengalaman Kerja :
d. Ketrampilan :
5. Tanggung Jawab :
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
d. Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit
terkait Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya .
e. Menjadi mitra ketua PKRS untuk Meningkatkan pengetahuan
8. Uraian Wewenang :
9. Hasil Kerja
1. Analisa PKRS
2. Pelaporan PKRS
Sekretaris K3
3. Pengertian :
Seseorang yang ahli dalam bidang Promosi kesehatan dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan Program PKRS
c. Pengalaman Kerja :
5. Tanggung Jawab :
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
8. Uraian Wewenang :
9. Hasil Kerja
Anggota PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi
kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan
penerapaan program kerja PKRS dalam masing – masing bagian/unit kerja.
a. Pendidikan Formal :
c. Pengalaman Kerja :
d. Ketrampilan :
5. Tanggung Jawab :
6. Tugas Pokok :
7. Uraian Tugas :
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai promosi
kesehatan
9. Hasil Kerja
Wadir Pelayanan
pelayanan
Rehabilitasi Farmasi
medis
Keterangan :
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan Rumah sakit.
Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan
berlaku sebagai mitra.
Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota
PKRS
Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS
Pengertian
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri
dalam memperepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah
kesehatan, dan mengembangka upaya kesehatanbersumber daya masyarakat,melalui
pmebelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS.
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayananyang
diselenggarakan rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa didalam gedung,
terdapat peluang-peluang:
- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat,
rawat intensif dan rawat inap.
- PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik,
pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik.
- PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling kesehatan
remaja, dan lain-lain.
- PKRS di ruang Pembayaran rawatinap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap harsu
menyelesaikan pembayaranrawat inap, sebelum meninggalkan RS.
b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,
yaitu:
- PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung parkir
sejak dari banguna gardu parkir sampaike sudut-sudut lapangan/ gedung parkir.
- PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di sdepan, samping/sekitar
maupun di dalam/halaman dalam RS.
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya Kuningan dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran
unit pelayanan Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien.Informasi
medis tertulis yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya yaitu: stroke, diabetes melitus, hipertensi, paska operasi appendiks, paska
operasi hernia, paska operasi hemoroid, paska operasi sumbing , demam berdarah, demam
tiphoid dan diare. Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah
sakit dan oleh personel medis yang berkompetensidi bidang tersebut terutama rawat inap,
rawat jalan, penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10
penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh subunit panitia PKRS baik di seluruh
instalasi rumah sakit maupun di suatu ruangan PKRS khusus.
Denah ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap uit PKRS dan terletak di sebelah
admission rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina
sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi
kesehatan bagi pasien dan klien.
e
x
i
t
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim medis dan
non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta
mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit
pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang), rawat
jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis
RSUD dr. Soekardjo Kota tasikmalaya Pelayanan panitia PKRS terdiri dari pelayanan
promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7 subunit panitia
PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Medis,Gizi, Keperawatan ( perawatan dan
bidan), Fisioterapi (Ft), Farmasi, Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam tentang
penyakitnya secara holistik
Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien akan pulang
Rawat jalan:
Rawat inap
1. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RS Royal Progress, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi
yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi
kepada pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu
Customer service, Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan
Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan
kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi
penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai
SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
3. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi
dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter ruangan atau
subunit panitia PKRS yang terkait.
4. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
5. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasine dapat diberikan oleh
perawat.
6. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP, diagnosa
dan kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin edukasi
secara tertulis abaila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
7. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian edukasi
dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
8. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
9. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu DPJP
mendiagnosis pasien
10. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh
DPJP, PPJP, dokter ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban
standard yang akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban
mengenai pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis
yang merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomer telpon yang dapat dihubungi”.
11. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit
yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pasien masuk
PROMOSI KESEHATAN
Clinical
pathway
Materi Edukasi
edukasi pulang Formulir pemberian
edukasi
Formulir edukasi
kolaboratif LOGBOOK
Unit terkait
LOGBOOK
Edukasi kolaboratif
LAPORAN BULANAN
Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya, perawat
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai
edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan
informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Informasi,
farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik.
Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka pasien
dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya oleh
subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh
subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja
berikutnya.Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi
akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical information (pada jam
kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau konsulatasi
awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan oleh
dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.
PANDUAN PELAYANAN MEDICAL INFORMATION
Medical information for patient care (informasi medis) adalah suatu tim medis yang berperan
dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi pasien rawat inap
mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit pasien (awal dirawat, selama
perawatan dan sebelum pasien pulang. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim
medis RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
Ruang lingkup :
Tujuan:
memberikan edukasi dan informasi kepada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap yang
perlu penjelasan lebih dalam tentang penyakitnya dan pada saat pasien akan pulang tentang
tata cara perawatan dirumah seperti: apa yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari,
jadwal kontrol kembali, tata cara minum obat, perubahan perilaku dan gaya hidup, dll.
Informasi yang disediakan oleh medical information dan dapat berikan oleh DPJP/dokter
jaga kepada pasien adalah sebagai berikut:
1. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam thyphoid (lihat Ep. 01)
2. Panduan edukasi pasien pulang post perawatan demam dengue/demam berdarah dengue
(lihat EP.02)
4. Panduan pasien pulang post perawatan stroke iskemik (lihat EP. 04)
6. Panduan edukasi pasien pulang post operasi appendictomy (lihat EP. 06)
8. Panduan edukasi pasien pulang post operasi sesar (lihat EP. 08)
9. Panduan pasien pulang post operasi bibir sumbing (lihat EP. 09)
10. Panduan pasien pulang post perawatan hipoglikemia (lihat EP. 10)
Medical information for patient care berperan sebagai penrencana program promosi
kesehatan dan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaannya.
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
Pengertian
Pelayanan kerohanian adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak
RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya yang bekerja sama dengan pihak luar di bidang
kerohanian, untuk mendampingi dan menemui pasien rawat inap, agar mampu memahami
arti dan makna hidup sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianut masing-masing.
Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini dapat menjadi
pendorong dalam proses penyembuhan.
Pelayanan bimbingan rohani dilakukan oleh pihak luar yang berkerja sama RSUD dr.
soekardjo Kota Tasikmalaya dengan menggunakan tanda pengenal khusus.
Ruang lingkup kegiatan pelayanan kerohanian hanya untuk pasien rawat inap di RSUD dr.
soekardjo Kota Tasikmalaya.
Tujuan umum
Agar pasien bisa mendapatkan pelayan kerohanian di RSUD RSUD dr. soekardjo Kota
Tasikmalaya.
Tujuan khusus
Agar pasien bisa mendapatkan ketenangan batin dan mempercepat proses kesembuhannya.
Tata Laksana
2. Pasien meminta perlayanan kerohanian kepada rohaniawan dan perawat mengisikan form
tersebut. Setelah formulir tersebut diisi oleh perawat, maka segera formulir tersebut diberikan
ke customer service untuk di tindaklanjuti.
3. Customer service akan koordinasi dari daftar yang tersedia berdasarkan request time di
formulir tersebut.
4. Costumer service akan konfirmasi nama & waktu petugas pelayanan ini kepada pasien dan
keluarga pesien penanggung jawab. Setelah itu Formulir akan diserahkan kepada nurse
station.
5. Kerohanian akan daftar ke security dan security akan konfirmasi ke nurse station rawat inap
tentang permintaan pelayanan kerohanian.
6. Di Nurse station petugas kerohanian akan tanda tangan di formulir untuk di arsip di rekam
medis pasien, setelah itu petugas kerohanian akan di antar oleh perawat ke kamar pasien.
PANDUAN MANAGEMEN KONFLIK
Pengertian
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak terlepas adanya konflik
yang terjadi antara pasien dan rumah sakit. Konflik merupakan akibat situasi dimana
keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara pasien dengan pihak rumah
sakit, sehingga keduanya saling terganggu. Untuk itu konflik tersebut perlu diselesaikan
dengan baik sehingga tidak melebar terlalu jauh dari pokok permasalahannya.
Konflik ini terjadi karena ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin
diharapkan oleh pasien terhadap pihak rumah sakit. Hal ini dapat mengganggu bahkan
membuat emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Untuk itu perlu dibuat suatu pedoman manajemen konflik dalam mengatasi konflik
tersebut agar semuanya bisa diatasi. Pasien yang merasa tidak puas akan mengambil sikap
untuk complain terhadap pihak rumah sakit atas keluahannya, dan sudah menjadi kewajiban
pihak rumah sakit untuk menjawab dan menjelaskan complain dari pihak pasien. Dalam
setiap complain yang diberikan oleh pasien terhadap RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalayaselalu ditanggapi dengan baik dan diselesaikan dengan cepat. Hal ini memang
dilakukan agar tidak sampai terjadi konflik yang serius terhadap pasien. Setiap permasalahan
yang terjadi diusahakan diselesaikan dengan standar di pedoman ini.
Ruang lingkup untuk konflik ini hanya diwilayah RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
dalam hal pelayanan terhadap pasien.
Tujuan umum
Secara umum, tujuannya adalah menangani semua keluhan dari pasien agar bisa diselesaikan
secara professional dan kekeluargaan.
Tujuan khusus
Agar pasien yang tidak puas bisa mendapat jawaban dan penjelasan dari pihak rumah sakit.
Tata Laksana
2. Customer service akan menyampaikan kepada pihak yang terkait atas complain tersebut
dan meminta jawabannya 2x24 jam.
3. Apabila jawaban sudah diterima, akan disampaikan kepada pasien langsung atau pihak
yang bersangkutan akan menyampaikan langsung dengan didampingi oleh customer
service.
4. Complain yang bersifat medis, akan disampaikan kepada dokter medical information
yang dimana akan di rapatkan di komite medik (jika perlu) untuk memberikan jawaban
dan penjelasannya berdasarkan standar RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
Komplain yang tidak bersifat medis, akan diatasi oleh Customer service dengan pihak
yang terkait berdasarkan standar RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
5. Bila complain tidak ada SPO-nya, Customer Service akan melaporkan ke Customer
Service Manager untuk mengatasi permasalahannya. (Bila perlu diskusikan solusi
dengan Direktur RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
6. Semua complain yang terjadi akan di data oleh customer service untuk direkap
menjadi laporan bulanan customer service kepada manajemen.
PANDUAN PELAYANAN PENANGULANGAN ANCAMAN PASIEN KE MEDIA
Pengertian
Komitmen seluruh keluarga besar RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya adalah melayani
dengan penuh cinta kasih dari sisi pelayanan medis dan non medis, dari awal pasien masuk ke
pintu rumah sakit sampai pasien pulang. Semua masalah harus diselesaikan dengan penuh
cinta kasih.
Penting sekali untuk customer service manager (yang langsung menghadapi customer) dan
marketing manager (yang langsung berhubungan dan menghadapi media) untuk mengerti hak
pasien dan rumah sakit sepenuhnya sehingga kami dapat menghadapi masyarakat dengan
cara yang sesuai berdasarkan hukum undang undang rumah sakit di Republik Indonesia.
Tata Laksana
Cara mengatasi masalah dengan pasien dengan komunikasi yang jelas dan transparan:
1. Customer Service (staff atau manager) mendengar dengan baik dan mengerti hal yang
di keluhkan oleh pasien
2. Mengulang kembali kepada pasien hal yang di keluhkan dan meminta tanda
tangannya pada notulen pertemuan tersebut (lihat CS 02)
4. Bila perlu, CS Manager akan koordinasi dengan Manager Pelayanan untuk mengatasi
keluhan medis dan bila perlu didampingi DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan)
pada saat bertemu dengan pasien. Bila dokter DPJP tidak ada di tempat, medical
information team akan mewakili untuk sementara dan akan di sarankan oleh manager
pelayanan.
5. Bila pasien ingin melibatkan media, CS Manager dan Marketing Manager harus
bertemu dengan yang pasien, mendengarkkan keluhan dengan penuh dengan cinta
kasih dan menjawab sebagai berikut:
-Terima kasih informasinya dan mohon maaf atas ketidaknyamannya Bpk/Ibu. Kami
sangat tidak mengharapkan keterlibatan media tapi tentunya kami tetap bertanggung
jawab untuk memberikan informasi sepenuhnya kepada Bpk/Ibu. Sekiranya kami
dapat mengetahui lebih lanjut hal apa saja yang Bapak & Ibu keluhkan ke media
sehingga kami juga bisa memberikan informasi secara jelas dan detail kepada Bapak
& Ibu mengenai undang undang rumah sakit tentang keterlibatan media.
(Disini, CS manager dan Marketing Mgr menyarankan kepada pasien akan keluhan
dan penjelasannya)
Dimana hal tersebut diatas adalah pilihan terakhir yang akan dipilih oleh Rumah Sakit
untuk selalu dapat melayani dengan penuh cinta kasih.
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Pengertian Komunikasi
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui
suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt &
Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan
tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Gambar
Oh saya
Dia Mengerti… mengerti..
o
Umpan Balik
Gangguan
Unsur komunikasi
Sumber / komunikator
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi, pengetahuannya luas
dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan, cara berbicaranya nya jelas dan
menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
Media
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan
pengirim atau umpan balik yang disampaikan penerima. Berita dapat berupa berita lisan,
tertulis, atau keduanya sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan
oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin
terjadi berupa perubahan sikap. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd,
(peraga).
Penerima / komunikan
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada
pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah.
(konsil kedokteran Indonesia, hal.8).
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut
(konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh,
raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
3.1. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
3.1.4 Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan Website.
3.2.3. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman
3.2.3. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan nantinya akan
menjadi sebuah unit PKRS (penyuluhan kesehatan Rumah Sakit).
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara
lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
Komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan
kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi
pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap asesmen
pasien, di temukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien marah
atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan
menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi,
pasien bisa menghubungi medical information.
Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi yang
diberikan:
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali eduksi
yang telah diberikan.
Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami.
Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan pasien
atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah
diberikan edukasi dan informasi yang benar.
PANDUAN ASESMEN NUTRISI PASIEN
Panduan asssessment nutrisi pasien disebut juga dengan program Nutrition Care Process
(NCP) atau Proses Asuhan Gizi (PAG).
Suatu metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana dietisien menggunakan cara
berpikir kritis dalam membuat suatu keputusan yang tepat terkait masalah gizi sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi.
Format yang dikenal dengan istilah ADIME mulai dicoba ditulis pada dokumen medik
pasien.
Assessment Gizi
Definisi
Proses pengumpulan data, verifikasi dan interprestasi data secara sistematis dalam rangka
membuat keputusan mengenai penyebab masalah gizi.
1. Riwayat gizi/makanan
Asupan makanan
Yaitu komposisi dan kecukupan gizi, pola makan dan snack, kebiasaan makan
di rumah, pantangan/alergi makanan, diet yang pernah dilakukan
Ketersediaan makanan
Data laboratorium
Pemeriksaan medik
3. Ukuran antropometry
TB
BB
IMT
Pertumbuhan
LILA
Massa Otot
Lingkar Perut/Pinggang
Mata
Kulit
5. Riwayat Pasien
Riwayat sosial
Riwayat individu
Riwayat kesehatan
Diagnosa Gizi
Tujuan
Identifikasi masalah gizi yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh
seorang dietisien.
(P) Problem/Masalah
(E) Etiology
Intervensi Gizi
Tujuan
2. Edukasi Gizi
3. Konsultasi Gizi
Proses dukungan pada pasien untuk menetapkan prioritas, membuat tujuan, rencana
kegiatan yang disetujui serta hendaknya kegiatan tersebut bisa dilaksanakan.
Tujuan
Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang diderita , yaitu
dilihat dari :
Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tidaknya serta apakah dapat
dijalankan sesuai anjuran.
PANDUAN PELAYANAN INFORMASI GIZI
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari sebagai berikut:
2. Memberikan Informasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap bahwa yang penyajian
makanannya adalah makanan nabati. (Lihat SPO No. 093)
3. Menawarkan Menu Makanan ke Pasien Rawat Inap bahwa ada menu pengganti apabila
pasien tidak menyukai menu harian. (Lihat SPO No. 094)
4. Memberikan Konsultasi Gizi Kepada Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan. (Lihat
SPO No. 110)
Dalam Panitia PKRS, peranan Kebidanan sangatlah penting untuk meningkatkan standar
mutu pelayanan ibu dan anak di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalayamelalui promosi
kesehatan yang mencakupi:
5. Pelayanan kesehatan bagi ibu dan neonatus di rumah sakit(lihat pedoman pelayanan
perinatal resiko tinggi)
7. Perawatan kanguru
Jadwal pemberian informasi kepada pasien dilaksanakan paling lambat 1 x24jam atau
amengikuti pedoman pelayanan kebidanan.
PANDUAN PELAYANAN INFORMASI FISIOTERAPI
Unit instalasi fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan rehabilitasi
medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau (dengan cara mencegah, mengurangi
impairment atau kelainan, dissability / ketidakmampuan dan handicap / ketunaan) oleh
masyarakat luas sesuai dengan standar di RSUD dr. soekardjo Kota Tasikmalaya
Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang mendapatkan pelayanan
fisioterapi :
Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang konsultasi
sebelum dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien mengerti dan
memahami kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari penyakitnya serta
tindakan apa yang diberikan untuk mengatasi keluhan keluhannya.
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan
terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul
seiring dengan aktifitas yang dilakukan.
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat
perbaikan kondisi mereka.
yang meliputi : nama,tempat dan tanggal lahir,pekerjaan dan hobi,alamat, agama dan
pendidikan terakhir.
b. Anamnesa khusus
Yaitu informasi berupa keluhan utama,lokasi keluhan,sifat keluhan dan berapa lama
keluhan tersebut telah berlangsung.
c. Inspeksi
Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya gangguan
gerak pada suatu kondisi.
f. Test Spesifik
Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien
untuk lebih menegakkan diagnosa penyakit secara tepat.
g. Pemeriksaan Lain
h. List of Problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang
ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas.
Pemeriksaan.
j. Rencana Tindakan/Intervensi
Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapkan terkait dengan
diagnosa penyakit.
k. Intervensi/Tindakan
l. Evaluasi
11. Pelaksanaan latihan dengan sand bag (lihat SPO Rehab Medik-013)
14. Pelaksanaan Terapi dengan Cold Therapy. (lihat SPO Rehab Medik-017)
17. Pelaksanaan Terapi dengan Stimulasi Interferential (lihat SPO Rehab Medik-020)
18. Pelaksanaan Terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) (lihat SPO Rehab
Medik-021)
20. Pelaksanaan Terapi dengan Parafin Bath (lihat SPO Rehab Medik-024)
21. Pelaksanaan Terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD) (lihat SPO Rehab
Medik-025)
23. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Cervical (lihat SPO Rehab Medik-027)
24. Pelaksanaan Terapi dengan Traksi Lumbal (lihat SPO Rehab Medik-028)
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan terhadap
cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan
aktifitas yang dilakukan, seperti informasi mengenai :
e. Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk ektremitas
atas dan bawah ,TLSO,alat bantu jalan,dll.
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat perbaikan
kondisi mereka.
a. Aplikasi terapi panas dan dingin dengan teknik kompres, perendaman. (lihat SPO Rehab
Medik-017)
d. Latihan gerak aktif dengan ataupun tanpa beban (lihat SPO Rehab Medik-002)
e. Latihan jalan baik dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu (lihat SPO Rehab Medik-
004)
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Subunit tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi serta melaksanakan KIE ( Komunikasi
Informasi dan Edukasi ) mengenai obat.
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konselling tatacara minum obat bagi
pasien (lihat SPO farmasi 002/SPO/FARM/III/2011)
2. Informasi tata cara pembuangan sampah medis (lihat SPO PPI PPI/002)
Peranan marketing dalam PKRS adalah untuk melakukan kajian kebutuhan promosi
kesehatan untuk pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit. Unit ini
bertugas untuk menyediakan instrument kajian kebutuhan promosi kesehatan serta media
komunikasi yangsesuai untuk pengunjung dan masyarakat disekitar rumah sakit serta
memiliki rumusan informasi yang dibuthkan untukmenunjang promosi kesehatan tersebut.
Peranan lain yang tidak kalah penting adalah untuk membinda suasana yang mendukung
kegiatan promosi maupun pemberdayaan dengan memanfaatkan ruangan dan halaman
rumah sakit untuk memasang/menayangakn berbagai media komunikasi, memanfaatkan
individu.kelompok diluar rumah sakit untuk bina usasana dan memanfaatkan media masa
untuk bina suasana. Hal lainnya yang berhubungan dengan peran marketing adalah untuk
menjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk mengoptimalisaskikan pelaksanaan kegiatan
PKRS seperti mengidentifikasi mitra pontensial dalam dangka menggalang kemitraan
berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatank mempunyai jejaring kemitraan diberbagai
sektor, dunia usaha dan swasta lainnya serta melaksanakan program kerjasama kemitraan
dengan sektor lain, organisasi kemasyarakatan, swasta dan dunia usaha lainnya. ( lihat
SPO/Marketing/ 01-06)
BAB VIII
April
ari-
Februari
- Pedoman PKRS
2012
2. Pembuatan Pedoman pengorganisasian dan
pedoman pelayanan PKRS
Januari-
Februari
2012 - Program Kerja PKRS
Penetapan Program kerja PKRS
3.
Januari-
Februari
Penjadwalan diklat tentang:
2012
-Clinical Pathway dan daily plan ( 10
Pelatihan dan sosialisasi pelayanan PKRS penyakit terbanyak)
4.
PJ: P
Februari
CS
2012
5.
PJ: H
Februari
2012
Tercetaknya pamflet dan tersedia di
setiap unit yang membutuhkan
Printing Pamflet materi edukasi
6.
Setia
secar
Februari-
beke
Desember
- Formulir pemberian edukasi meni
2012
- Formulir edukasi kolaboratif prom
Penerapan pelayanan promosi kesehatan
- LOGBOOK edukasi kolaboratif Rum
rumah sakit
7. - LOGBOOK edukasi unit
Dilak
Maret- dalam
Desember bulan
- Laporan bulanan perunit PKRS
2012 Dilak
Monitoring dan evaluasi kinerja PKRS - Laporan bulanan panitia PKRS pasie
mula
8.
- Survery kepuasan pelanggan direk
bulan
Dilak
ming
surve
menj
Survey lapangan
9.
BAB IX
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ unit
terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi di
LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi dan formulir
pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet yang tersedia dilakukan dengan
penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya
dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila pamflet habis sebelum
sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar permintaan
pamflet edukasi)
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap
bulan dan pelatihan mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi
kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan
panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan yang
dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
3. Formulir
4. Lembar permintaan
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XI
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan dalam
pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan AKreditasi Rumah Sakit yang
berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka
yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi
urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan dalam
rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap pasien (rawat
jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung oleh
upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka yang
paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka
yang dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan)
dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yangbersangkutan.