PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pembuatan minyak kelapa dengan cara kering
2. Mengetahui pembuatan minyak kelapa dengan cara basah
3. Mengetahui pembuatan gula merah
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kelapa
Kelapa ( Cocos nucifera L) termasuk pada famili palmae, salah satu
anggota terpenting Monocotyledone, Genus Cocos adalah monotypic yang
hanya mempunyai satu-satunya spesies yaitu Cocos nucifera L. Nama Cocos
nucifera adalah monotypic, namun cukup banyak ditemui varietas dan
kultivar. Semua dapat dibagi atas dua grup utama yaitu Kelapa Dalam dan
Kelapa Genjah. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 1000 jenis varietas atau
kultivar kelapa. Sebagian kecil diantaranya (lebih kurang 80 kultivar) sudah
dilestarikan di Bone-bone, Sulawesi Utara.
Buah kelapa berbentuk oval dan terdiri dari empat bagian yaitu sabut
(35%), tempurung (12%), daging buah (28%) dan air kelapa (25%). Buah
kelapa ini akan matang pada umur 12 bulan setelah pembuahan. Bagian yang
dianggap paling penting dari kelapa adalah daging buah, terutama sebagai
sumber lemak dan protein (Djatmiko, 1983). Daging buah kelapa yang sudah
masak dapat dijadikan kopra dan bahan makanan, daging buah merupakan
sumber protein yang penting dan mudah dicerna.
Komponen buah kelapa terdiri dari sabut, tempurung, daging dan air buah
kelapa. Panen buah kelapa berlangsung sepanjang tahun setiap satu, dua atau
tiga bulan. Kebun kelapa yang dipelihara dan dipupuk dengan baik akan
menghasilkan 80 – 120 buah kelapa per pohon per tahun. Kebun kelapa yang
hanya dibersihkan, tetapi tidak dipupuk akan menghasilkan 40 – 60 buah per
pohon per tahun (Djatmiko, 1983).
2.2 Minyak Kelapa dan Macam – macam Prinsip Ekstraksi
Minyak kelapa termasuk salah satu minyak nabati yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia. Minyak kelapa dapat dipergunakan untuk keperluan
pangan seperti minyak goreng, bahan margarine dan mentega puting
(shortening). Selain itu minyak kelapa dapat dipergunakan untuk keperluan
non pangan, yaitu sebagai minyak lampu, bahan sabun dan kosmetik (Thieme,
1968).
Menurut Handayani et.al (2008), minyak kelapa di pasaran kurang lebih
terdapat tiga jenis minyak kelapa yaitu minyak kelapa RBD (Rifined,
Bleached and Deodorized), VCO (Virgin Coconut Oil) dan minyak kelapa
tradisional atau minyak kelapa kasar. Minyak kelapa RBD merupakan minyak
yang disuling, dikelentang, dan dihilangkan baunya. RBD terbuat dari kopra
yaitu daging kelapa yang dijemur matahari atau diasapi. Sesuai dengan
kondisinya, bahan ini relatif kotor dan mengandung bahan asing yang
mempengaruhi hasil akhirnya. Bahan asing ini bisa berupa jamur, tanah,
sampah dan kotoran lainnya.
Ekstraksi merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan minyak
atau lemak dari bahan yang di duga mengandung minyak atau lemak (Swern,
1979). Menurut Ketaren (1986), ekstraksi dari bahan yang berminyak terdiri
dari ekstraksi menggunakan panas (rendering), ekstraksi mekanis (mechanical
expression) dan ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction).
a. Ekstraksi menggunakan panas (Rendering)
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak dan lemak dengan kadar air
yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah
suatu hal yang spesifik yang bertujuan untuk menggumpalkan protein
pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut
sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di
dalamnya.
Menurut pengerjaannya, rendering dibagi menjadi dua cara yaitu
wet rendering dan dry rendering (Ketaren, 1986). Pada wet rendering,
proses ekstraksi dilakukan dengan penambahan sejumlah air pada saat
dilakukan proses. Penggunaan panas akan menggumpalkan protein
sehingga tidak ada lagi pelindung (emulsifier) dalam sistem emulsi
santan dan minyak akan mudah terpisah.
Dalam skala industri kecil, pemisahan minyak umumnya dilakukan
dengan pemanasan santan. Proses ini dilakukan dengan cara memarut
daging kelapa segar, kemudian ditambahkan air dan diperas berkali-
kali sehingga diperoleh santan dan ampas. Santan tersebut dipanaskan
sehingga minyak dan air memisah (Thieme, 1968).
Dry rendering merupakan ekstraksi minyak kelapa tanpa
penambahan sejumlah air selama proses berlangsung. Daging kelapa
yang akan dibuat minyak mula-mula diparut, kemudian disangrai
dengan minyak goreng bermutu baik sampai berwarna kecoklatan
seperti serundeng. Serundeng tersebut kemudian dibungkus dengan
kain yang bersih dan kemudian dipress dengan alat pengepresan
(Djatmiko, 1983).
b. Ekstraksi mekanis (Mechanical Expression)
Cara ini merupakan suatu ekstraksi untuk bahan yang berasal dari
bahan biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari
bahan yang berkadar minyak tinggi (30 – 70%). Pada pengepresan
mekanik ini dilakukan perlakuan pendahuluan mencakup pembuatan
serpih, perajangan, penggilingan dan pemasakan.
Dua cara yang umum dilakukan dalam pengepresan mekanik
adalah pengepresan hidraulik dan pengepresan berulir (Ketaren, 1986).
Pada cara pengepresan hidraulik (hydraulic pressing), bahan di pres
dengan tekanan sebesar 140,60 kg/cm2 . Banyaknya minyak atau
lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan dan
tekanan yang digunakan untuk mengepres. Sedangkan cara
pengepresan berulir (expeller pressing) memerlukan perlakuan
pendahuluan dari bahan yang akan di pres, yaitu antara lain dengan
bantuan pemanasan (Djatmiko dan Widjaja, 1985).
c. Ekstraksi dengan pelarut (Solvent Extraction)
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak
dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil
dengan kadar minyak yang rendah sekitar 1% atau lebih rendah
(Ketaren, 1986). Minyak yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil
ekstraksi dengan cara pengepresan berulir (Djatmiko dan Widjaja,
1985 ; Ketaren, 1986).
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dengan
mengempa daging buah kelapa segar dengan atau tanpa penambahan
air. Komposisi kimia santan ini berbeda tergantung pada varietas
kelapa, umur buah dan keadaan lingkungan (Grimwood, 1975 di dalam
Djatmiko, 1983).
Pada saat pengambilan santan dengan penambahan air,
penambahan sejumlah air pada santan sangat mempengaruhi
komposisi santan dan menyebabkan emulsi santan lebih stabil.
(Somaatmadja, et.al., 1974). Woodroof (1979) melaporkan bahwa,
emulsi santan distabilkan oleh protein dan mungkin juga oleh beberapa
ion yang terserap pada batas permukaan antara minyak dan air dan
menurut Hagenmaier (1977) beberapa jenis protein yang tidak larut
dalam air juga terdapat di dalam santan.
Kelapa yang digunakan untuk mengekstraksi santan harus matang
sempurna dan yang paling baik adalah kelapa yang jatuh dari pohon
secara alamiah dan kecil ukurannya. Jenis kelapa ini memiliki pulp
yang mencapai maksimum dan kandungan airnya yang sedikit.
2.3 SNI Minyak Kelapa
Penilaian mutu minyak dapat dilakukan berdasarkan sifat fisikokimianya.
Mutu minyak kelapa yang dihasilkan tergantung dari mutu bahan dasar dan
cara pengolahannya. Mutu minyak dari proses manapun yang digunakan
selayaknya aman untuk dikonsumsi. Pada Tabel 1 dapat dilihat Standar Mutu
Minyak Kelapa berdasarkan SNI – 7381 - 2008.
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Kelapa
No Karakteristik Nilai
1. Keadaan :
1. Bau Khas kelapa segar, tidak tengik
2. Rasa Normal, khas minyak kelapa
3. Warna Tidak berwarna hingga kuning
pucat
2. Air dan senyawa yang menguap Maks, 0,2 %
3. Bilangan Iod 4,1 – 11,0 (g iod/100g)
4. Asam lemak bebas (dihitung Maks 0,2
sebagai asam laurat)
5. Bilangan penyabunan 248-265 (mg KOH/gr)
6. Bilangan peroksiada Maks 2,0 (mg ek/kg)
7. Asam Lemak :
Asam kaproat (C6:0) ND-0,7 (%)
Asam kaprilat (C8:0) 4,6-10,0 (%)
Asam kapriat (C10:0) 5,0-8,0 (%)
Asam laurat (C12:0) 45,1-53,2 (%)
Asam miristat (C14:0) 16,8-21,0 (%)
Asam palmitat (C16:0) 7,5-10,2 (%)
Asam stearat (C18:0) 2,0-4,0 (%)
Asam oleat (C18:1) 5,0-10,0 (%)
Asam Linoleat (C18:2) 1,0-2,5 (%)
Asam Linolenat (C18:3) ND -0,2 (%)
8. Cemaran Mikroba
1. Angka lempeng total Maksimal 10 koloni/ml
9. Cemaran Logam
1. Timbal (Pb) Maks 0,1 mg/kg
2. Tembaga (Cu) Maks 0,4 mg/kg
3. Besi (Fe) Maks 5,0 mg/kg
4. Cadmium (Cd) Maks 0,1 mg/kg
Kelapa
Pengecilan ukuran
Pengepresan
(Press Hidrolik)
Santan
Pemisahan Air
Krim
Pengukuran
Fermipan
0% 2% 4% 6%
Fermentasi 24 jam
Pemisahan
Minyak
Nira Kelapa
500 ml
Penyaringan
Pemanasan
Pengadukan
Penambahan
gula
Pengadukan
Pencetakan
Langkah pertama yaitu menyiapkan nira kelapa sebanyak 1000 ml. Nira
kelapa kemudian disaring, penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan kotoran
fisik yang terikat didalam nira. Kemudian dilakukan pemanasan dan pengadukan
untuk mengurangi kadar air nira. Selanjutnya ditambahkan gula kristal putih.
Gula kristal putih disini berfungsi agar gula yang dihasilkan menjadi keras.
Banyak gula yang ditambahkan bervariasi dengan berat 75 gram, 100 gram dan
125 gram. Setelah ditambahkan gula, nira di diaduk terus hingga airnya menguap.
Langkah yang terakhir yaitu pencetakan dalam cetakan yang telah disediakan.
Kemudian dilakukan pengamatan terhadap warnadan kekerasannya.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Cara Kering Minyak Kelapa (Press)
Pemarutan Pemotongan
Parameter
600C 400C 600C 400C
Berat Kernel Basah (gram) 371,72 345,48 438,86 381,11
Berat Kernal Kering (gram) 192,51 167,46 241,7 215,1
Berat Minyak (gram) 107,87 81,03 55,17 29,79
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
6.2 Saran
Adapun saran yang diajukan dalam praktikum ini sebagai berikut :