Rangkuman Geologi I Kelompok 8
Rangkuman Geologi I Kelompok 8
Rangkuman Geologi I Kelompok 8
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK :8
Katatrophisma
Uniformitarianisma
James Hulton, bapak geologi modern seorang ahli fisika skotlandia, pada tahun 1795
menerbitkan bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan
doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianism. Uniformitarianisme merupakan
konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia
dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-
gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini
telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai “The present
is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.
Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.
Akhir abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya ilmu geologi modern. James Hutton
seorang dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan ilmu geologi modem. la mempublikasikan teorinya tentang bumi dalam
bukunya “Theory of the Earth”. Dalam buku tersebut James Hutton memperkenalkan
prinsip “Uniformitarianism” atau prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian
merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modern. Secara ringkas pada
prinsip ini dikatakan bahwa hukum‑hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung
sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi
pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya
bumi ini. Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus
memahami tentang proses‑proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil atau
akibat dari proses tersebut. Berdasarkan prinsip uniformitarism ini kemudian muncul
prinsip yang berbunyi masa kini merupakan kunci masa lalu (The present is the key to the
past).
Sebelum muncul teori tentang bumi yang dikemukakan oleh James Hutton, belum ada
yang dapat membuktikan bahwa geologi berhubungan dengan periode waktu yang sangat
panjang. Sebaliknya Hutton dapat menjelaskan dengan bukti nyata bahwa proses‑proses
yang terjadi bagaimanapun lemah dan lambatnya. Apabila terjadi pada waktu. yang lama
dapat menghasilkan suatu perubahan yang sama seperti yang dihasilkan oleh suatu proses
yang dahsyat dan tiba‑tiba. Meskipun James Hutton dapat dikatakan sebagai orang pertama
yang mengemukaan prinsip dasar dalam ilmu geologi modern, tetapi karena teori ditulis
dalam bahasa yang sulit dimengerti dan tidak dipublikasikan dengan luas, maka idenya
tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada waktu itu. Adalah seorang geologiawan
Inggris, Charles Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar
dalam ilmu geologi modem tersebut. Antara tahun 1830 sampai 1872, Lyel menghasilkan
sebelas edisi buku Principles of Geology. Dalam buku tersebut, Lyel mengilustrasikan
dengan baik konsep‑konsep kesamaan dari alam dengan waktu. Lyel juga memperlihatkan
secara lebih meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang dapat
berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu. Walaupun doktrin uniformitarianism pertama
kali tidak dikemukakan oleh Lyel tetapi beliaulah yang berhasil memasyarakatkannya
dengan luas. Penerimaan dari konsep dasar ini berarti penerimaan tentang sejarah yang
panjang dari bumi kita ini. Penentuan umur secara relatif ini diperkenalkan oleh Steno
dengan menggunakan hukum superposisi yaitu batuan sedimen yang paling terdahulu
merupakan lapisan yang tertua dari pada lapisan yang ada di atasnya.
Skala waktu geologi bagian utama dari sekala waktu geologi ini telah ditentukan sejak
abad ke 19 oleh para waktu itu, maka pembagian sekala waktu geologi ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip penentuan umur relatif. Sudah Dicari Tahu pekerja di Eropa
Barat dan Inggris Raya. Karena penentuan umur absolut belum dikenal pada Sejak Abad-
18. Dulu pada abad-18 pernah dilakukan pengukuran untuk menentukan usia Bumi.
Pengukuran ini berdasarkan laju pendinginan Bumi. Hasil yang keluar adalah Bumi berusia
ratusan ribu tahun. Namun, sepertinya itu bukanlah usia Bumi yang sebenarnya. Akhirnya
pada tahun 1953, ditemukanlah cara perhitungan usia Bumi secara akurat.
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengetahui usia Bumi. Pertama, yaitu
berdasarkan penanggalan radiometri meteorit atau batuan yang ada di Bumi. Kedua, perlu
dicari batuan tertua yang masih murni, sebab batu di Bumi bisa saja mengalami perubahan
karena adanya proses daur ulang. Oleh sebab itu, batuan murni berusia tua yang dimaksud
itu tidaklah di Bumi.Usia Bumi diperkirakan sama dengan usia Tata Surya kita. Untuk
itulah sejumlah sampel batuan diambil dari Bulan dan sampel dari meterorit yang jatuh ke
Bumi. Dari kedua sampel itu, para ahli mempelajari dan membandingkannya. Hingga
akhirnya ditemukan bahwa usia Bumi saat ini ternyata telah mencapai 4,5 miliar tahun.
Pada dasarnya Tata surya terbentuk dalam satu kesatuan, baik Matahari, Bumi, Planet-
planet lain, Asteroid, dan lain-lain. Jika umur meteorit tertua yaitu 4,5 milyar tahun maka
dapat disimpulkan bahwa umur Matahari pun sekitar 4,5 milyar tahun.
RANGKUMAN GEOLOGI I
1. DEFORMASI BATUAN
Deformasi adalah proses perubahan pada tubuh batuan akibat gaya yang bekerja padanya.
Gaya yang bekerja tersebut disebut stress atau strain. Perubahan yang terjadi berupa
perubahan posisi, bentuk, dan volume. Terdapat 3 (tiga) jenis stress/ Strain: a)
Compression ,b) Tension, c) Shear.
Secara umum jika batuan beku dan sedimen mengalami deformasi, maka batuan tersebut
akan mengalami perubahan posisi, bentuk, dan volume, perubahan tersebut dapat
digolongkan dalam 3 macam perubahan sebagai berikut ini:
a) Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran
b) Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga
batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.
c) Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi
suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b).
Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e). Penyimpangan /
pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores
garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah
relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka
konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan
dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
2. PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN
Secara umum proses yang membentuk suatu sistem pegunungan disebut dengan proses
orogenesis. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan genesis
(pembentukan atau mula jadi). Sistem pegunungan akibat dari proses tersebut
menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat besar yang mengakibatkan terjadnya
perlipatan (folded), pensesaran (faulted) dan umumnya merubah bentuk bagian kerak
bumi yang besar. Meskipun gaya yang sangat besar merupakan faktor utama
pembentukan pegunungan ini, tetapi hasil kerja proses-proses eksogen oleh air ataupun
es yang mengerosi pegunungan tersebut, menyebabkan kenampakan bentang alam
pegunungan tersebut lebih indah.
Fosil-fosil kerang invertebrata laut yang dijumpai di pegunungan, menunjukkan bahwa
batuan yang menyusun pegunungan tersebut merupakan batuan sedimen yang terbentuk
di laut. Kemudian setelah binatang tersebut mati dan berubah menjadi fosil, terjadi
suatu proses pengangkatan, sehingga batuan sedimen yang terbentuk di laut tersebut
membentuk pegunungan. Kejadian semacam ini (pengangkatan kerak bumi) merupakan
proses geologi yang sangat umum dalam sejarah bumi ini. Tetapi muncul suatu
pertanyaan, mengapa terjadinya suatu proses pengangkatan ini tidak selalu dapat dengan
mudah diketahui sebagai akibat dari suatu proses pergerakan.
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat
atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
4. KLASIFIKASI GEMPA
1. SIKLUS HIDROLOGI
Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6
siklus biogeokimia yang berlangsung di
bumi.Siklus hidrologi adalah suatu
siklus atau sirkulasi air dari bumi ke
atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang
berlangsung secara terus menerus.
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfir
ke bumi dan kembali ke atmosfir
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pola dendritik (tree like). Merupakan pola aliran sungai yang tidak teratur, mirip
cabang atau akar tanaman.
Pola rectangular.
Merupakan pola
aliran sungai
berbentuk empat
persegi panjang.
Pola trellis.
Merupakan pola
aliran sungai
berbentuk jaring.
Pola radial.
Merupakan pola
aliran sungai
berbentuk jari-jari.
Pola pinate.
Merupakan pola
aliran dimana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
Pola annular. Merupakan pola aliran trellis khusus yang dibentuk oleh sungai
subsekuen dalam lapisan yang agak lemah pada bukit berbentuk kubah.
2. Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran
bentang alam struktural adalah :
Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi struktur
geologi dan litologi pada daerah tersebut.
Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah,
lereng dan lain-lain.
Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.
Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh
struktur kekar, sesar atau lipatan.
4.Strukturpatahan
Proses dimana terjadinya suatu struktur aliran seperti itu diakibatkan oleh awal
mula terkbentuknya suatu bidang miring dimana pada permukaan bidang miring
tersebut adanya garis gerus akibat proses sesar.