Gejala akan muncul antara 2-21 hari setelah kontak dengan virus, dan rata-rata
terjadi pada hari ke-8 hingga ke-10.
Penyebab Ebola berasal dari kelompok virus Filoviridae atau Filovirus yang
menyebabkan demam berdarah atau pendarahan hebat di dalam dan luar tubuh,
disertai demam tinggi.
Virus ebola diduga berasal dari kelelawar buah di Afrika yang membawa virus
zoonotic. Virus tersebut bisa ditularkan dari hewan ke manusia, maupun
antarmanusia. Hewan-hewan yang dapat menularkan virus ebola antara lain simpanse,
antilop hutan, gorilla, monyet, dan landak. Karena manusia dapat melakukan kontak
dengan hewan-hewan tersebut, maka penularan bisa terjadi melalui darah dan cairan
tubuh hewan yang terinfeksi.
Faktor Resiko Tidak seperti virus lain pada umumnya, virus ebola tidak dapat
menular melalui udara, melainkan hanya dengan kontak langsung dengan kulit.
Penularan hanya terjadi ketika ada kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang
yang terinfeksi. Virus ebola dapat ditularkan melalui darah, diare, ASI, feses, air liur,
sperma, keringat, urine, dan muntahan. Semua cairan tubuh ini bisa membawa virus
ebola. Penularannya dapat terjadi melalui mata, hidung, mulut, kulit yang luka, atau
hubungan seksual. Para pekerja kesehatan memiliki risiko tinggi untuk tertular
penyakit ini karena mereka seringkali harus berhubungan dengan darah dan cairan
tubuh.
Diagnosis Ebola sulit untuk didiagnosis, terutama pada tahap awal (segera setelah
seseorang terinfeksi), karena tanda dan gejala awalnya yang mirip dengan penyakit
tifus atau malaria. Diagnosis membutuhkan kombinasi gejala yang mengarah pada
infeksi virus ebola dan paparan terhadap virus tersebut dalam 21 hari sebelum timbul
gejala.
Darah atau cairan tubuh dari orang yang sakit maupun meninggal karena
penyakit virus ebola
Objek yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dari penderita
ebola, baik semasa hidupnya, maupun setelah meninggal
Kelelawar buah dan primata (seperti kera dan monyet) yang terinfeksi
Semen pasien pria yang telah pulih dari penyakit virus ebola
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda awal dari infeksi virus ebola dan memiliki
kemungkinan paparan, maka orang tersebut harus segera dikarantina. Pemeriksaan
darah akan dilakukan untuk mengonfirmasi adanya infeksi dari virus ebola. Virus
ebola dapat terdeteksi di dalam darah setelah gejala muncul, terutama yang berupa
demam. Pemeriksaan membutuhkan 3 hari untuk mendeteksi virus ebola.
Pengobatan Belum ada obat untuk mengatasi virus ebola. Namun, penderita yang
terinfeksi ebola dapat melakukan perawatan untuk meringankan gejalanya, dengan
cara:
Pemulihan dari penyakit virus ebola tergantung pada perawatan suportif dan sistem
kekebalan tubuh penderita. Seseorang yang sudah sembuh atau pulih, akan memiliki
antibodi yang dapat bertahan sampai dengan 10 tahun, bahkan lebih. Meski demikian,
kekebalan seumur hidup terhadap virus ini belum dapat dipastikan. Beberapa orang
yang selamat dari penyakit ini dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti
gangguan pada sendi dan penglihatan.
Pencegahan Ada beberapa cara untuk mencegah infeksi virus ebola jika Anda hendak
berpergian negara endemic:
HFMD memiliki pola penyebaran di seluruh dunia. HFMD dipengaruhi oleh cuaca
dan iklim di mana lebih sering terjadi selama musim panas dan musim gugur (pada
negara-negara dengan iklim sedang) serta sepanjang tahun di negara tropis. Wabah
dapat terjadi secara sporadis atau epidemik.
Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa virus dapat berada dalam feses hingga 5
minggu. Higiene dari anak-anak yang tidak adekuat juga dikaitkan dengan
meningkatnya viral load dan menyebabkan penyakit yang lebih parah
Patogenesis tentang HFMD sendiri belum sepenuhnya dapat dijelaskan, namun secara
umum patogenesis enterovirus nonpolio sebagian telah terungkap. Setelah virus
masuk melalui jalur oral atau pernafasan akan terjadi replikasi awal pada faring dan
usus, kemungkinan dalam sel M mukosa. Masingmasing serotipe memiliki reseptor
yang merupakan makromolekul permukaan sel yang digunakan untuk masuk menuju
sel inang.
d) SARS
Sars adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Virus Family
Paramyxovirus.
Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable” sesuai
kriteria WHO.
1) Suspect SARS
seseorang yang menderita sakit dengan gejala :
Demam Tinggi (>380C).
Satu atau lebih gangguan pernafasan, yaitu batuk, nafas pendek dan
kesulitan bernafas
2) Probable SARS
Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks menunjukkan
tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress syndrome, atau seseorang
yang meninggal karena penyakit saluran pernafasan yang tidak jelas
penyebabnya, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis
berupa respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya.
Etiologi SARS Penyebab SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae virus.
Etiologi ini sebagai temuan awal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut para
ahli.
Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik
karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”).
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan
atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung
berhadapan dengan penderita SARS.
Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas. Untuk
sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda
gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
e) AVIAN INFLUENZA
Fluburung (FB) atau Avian Influenza(AI) adalah penyakit menular akut pada unggas
dan dapat menular ke manusia (Zoonosis), disebabkan oleh virus influenza tipe A,
subtype H5N1 dengan gejala/tanda pada manusia seperti demam, sesak nafas, batuk
berlanjut menjadi pneumonia, menyebabkan angka kematian yang tinggi serta
berpotensi menimbulkan pandemic influenza. Pengertian FBi adalah sebuah penyakit
menular akibat dari serangan virus yang terjadi pada unggas dan mamalia. Pertama
kali ditemukan kasus FB hanya terjadi di kalangan unggas, namun setelah sekian
lama diketahui bahwa virus FB dapat bermutasi dan menyerang manusia dan juga
hewan lainnya seperti babi, kucing, anjing.
Cara Penularan penyakit FB dapat terjadi melalui kontak langsung dan kontak dengan
lingkungan. Kontak langsungdapat terjadi antara sesame unggas dan dari unggas ke
manusia. Kontak tidak langsung dengan unggas adalah kontak dengan lingkungan
ataupun material yang tercemar discharge unggas yangsakit/karierFB. Penularan FB
secaraaerogenic (melalui udara) hingga sekarang belum pemah dilaporkan.
Penularan juga dari burung liar yang berpindah-pindah, virus H5N1 dapat ditularkan
secara kontak langsung atau kontak dengan lingkungan yang tercemar kotoran atau
cairan ekskresi/sekresi keunggas peliharaan(ayam,burung puyuh, dsb) kemudian virus
akan memperbanyak diri. Unggas peliharaanyang terjangkit virus H5N1 melalui
kotoran, cairan ekskresi/sekresi akan menular ke manusia. Setelah manusia terjangkit
virus subtipe baru dapat menular ke manusia lain, sehingga terjadi penularandari
manusiake manusia, hal ini dapat menimbulkan pandemi, yang perlu menjadi
perhatian dan peningkatan kewaspadaan.
Gejala Avian influenza memiliki gejala yang bervariasi. Pada kasus yang sangat
ganas (akut) ditandai dengankematiantinggi tanpadisertai gejala 49 Jurnal Kesehatan
Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6,No.l penularan, pencegahan, dan
pemberantasan
f) NIPAH VIRUS
Penyakit Nipah disebabkan oleh virus Nipah, dari genus Morbilivirus, famili
Paramyxoviridae. (Wang et al. 1999). Babi dan kalong (Pteropus spp.) telah terbukti
memainkan peranan yang sangat penting dalam kejadian wabah Nipah di Malaysia.
Kelelawar bertindak sebagai induk semang reservoir, sedangkan babi bertindak
sebagai pengganda yang mampu mengamplifikasi virus Nipah (amplifier host), yang
siap ditularkan ke hewan lain atau manusia.