Disusun Oleh :
KSM RADIOLOGI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
a. Definisi
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel
kanker keluar dari tempat asalnya (primary site) ke tempat lain atau bagian
tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari suatu tumor primer yang
ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe. Metastasis juga dapat terjadi melalui
penyebaran langsung. Apabila sel kanker melalui aliran limfe, maka sel-
sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe, biasanya yang
terdekat dengan lokasi primernya. Apabila sel berjalan melalui peredaran
darah, maka sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai
tumbuh, dan membentuk tumor baru. Proses ini disebut metastasis. Tulang
adalah salah satu organ target yang paling sering menjadi tempat
metastasis.
b. Insidensi
Insiden metastase tulang tidak dapat diketahui secara pasti, hal ini
berdasarkan pada asal tumornya dan bagaimana prevalensi suatu tumor
tertentu di dalam suatu komunitas. Sebanyak 80% penyebarannya ke
tulang disebabkan oleh keganasan primer payudara, paru, prostat dan
ginjal. Penyebaran ini ditemukan lebih banyak di tulang skelet daripada
ekstremitas (Paul and Juhl’s Harper ed.4). Pada wanita, 70 % metastase
tumor tulang disebabkan oleh Karsinoma mammae dimana hasil autopsi
menunjukkan 66 % dari penderita karsinoma mammae disertai adanya
metastase tulang. Pada pria tumor metastase tulang terutama disebabkan
karsinoma prostat dan paru (70%-80%) dimana 20% dari paru dan 60%
dari prostat. Menurut Beschan, distribusi metastase pada tulang di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Tulang belakang 80 %
2. Femur 40 %
3. Iga dan sternum 25 %
4. Tengkorak dan pelvis 20 %
5. Kaput humeri 7 %
6. Tulang ekstremitas 1 – 2 %
Metastase tulang pada pria sama dengan wanita. Dan lebih banyak pada
usia lebih tua atau setengah umur dibandingkan pada anak – anak.
c. Etiologi
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
1. Karsinoma prostat : Kira-kira 50% dari jumlah kasus dan penyebab
tersering pada laki-laki. Hampir semuanya jenis osteoblastik.
2. Karsinoma Mammae : Kira - kira 2/3 kasus menunjukkan metastasis
ke tulang dan penyabab tersering pada perempuan. Hampir semuanya
jenis osteolitik, kira-kira 10% osteoblastik dan 10% campuran.
3. Karsinoma Paru : Kira-kira 1/3 dari kasus, hampir semua jenis
osteolitik.
4. Karsinoma Ginjal : sering soliter sehingga sulit dibedakan dari tumor
primer, jenisnya adalah osteolitik.
(Radiologi Diagnostik, 2015)
d. Klasifikasi
Proses metastase ke tulang diklasifikasikan berdasarkan gangguan factor
apa yang ditimbulkan yaitu:
1. Tipe Osteolitik yaitu terjadi penghancuran yang tak terkendali, dan
osteoblast tidak mampu mengimbangi dengan pembentukan jaringan
baru, sehingga menyebabkan tulang tidak padat dan lemah. Metastase
litik memberikan gambaran destruksi tulang dengan radiolusensi yang
berbatas tegas tanpa pinggir yang sklerotik, bentuk bervariasi, ukuran
beberapa mm sampai beberapa cm, jumlah bervariasi. Pada tulang
panjang, metastase biasanya timbul pada medula dan pada saat
membesar adan menghancurkan korteks. Gambaran litik ini
memberikan bayangan radiolusen pada tulang.
2. Tipe Osteoblastik ( sklerotik ) yaitu terjadi pembentukan sel-sel tulang
tak terkendali dan tidak diimbangi dengan proses penghancuran oleh
osteoclast. Sehingga tulang menjadi rapuh. Metastase sklerotik
gambarannya radioopak berbatas tidak tegas (irreguler) yang
mengalami peningkatan densitas dengan ukuran yang berbeda – beda,
jumlahnya multipel. Biasanya ditemukan pada metastase dari tumor
primer prostat, payudara dan jarang pada karsinoma kolon, paru dan
pankreas.
3. Tipe Osteolitik-Osteoblastik
(Radiologi Diaknostik, 2015)
e. Anatomi
Tulang adalah suatu jaringan yang terstruktur dengan baik serta
mempunyai 5 fungsi utama yaitu membentuk rangka badan, sebagai
tempat melekatnya otot, sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan
mempertahankan alat-alat dalam (misalnya otak, sumsum tulang belakang,
buli-buli, jantung dan paru-paru), sebagai tempat deposit kalsium, fosfor,
magnesium, garam dan dapat berfungsi sebagai cadangan mineral tubuh,
serta ikut membantu dalam regulasi komposisi mineral pada tubulus ginjal,
khususnya konsentrasi ion kalsium plasma dan cairan ekstraseluler, serta
mempunyai fungsi tambahan lainnya yaitu sebagai jaringan hemopoetik
untuk memproduksi sel - sel darah merah, sel - sel darah putih dan
trombosit.
Struktur tulang ada dua yaitu tulang imatur dan tulang matur. Tulang
imatur (woven bone) adalah tulang dengan serat-serat kolagen yang tidak
teratur baik dan sel - selnya tidak mempunyai orientasi khusus. Tulang
matur (lamellar bone) adalah tulang dengan struktur kolagen yang teratur,
tersusun secara paralel membentuk lapisan yang multiple disebut lamelar
dengan sel osteosit di antara lapisan - lapisan tersebut. Tulang matur terdiri
dari dua struktur yang berbeda bentuknya yaitu tulang kortikal yang
bersifat kompakta dan tulang trabekular yang bersifat spongiosa. Lapisan
superfisialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda disebut
endosteum. Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang disebut diafisis,
ujung tulang disebut epifisis, dan bagian di antara keduanya disebut
metafisis.
Gambar 4.: Skema berbagai interaksi antara lingkungan mikro tumor dengan
lingkungan mikro sumsum tulang.
diambil dari Brende et al, 2003
g. Manifestasi Klinis
Gambaran Klinis :
1. Nyeri tulang.
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering dijumpai pada proses
metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang
disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan
stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul
dan lebih terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
2. Fraktur Patologis
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang
menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang -
kadang fraktur timbul sebelum gejala - gejala lainnya. Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang - tulang panjang di ekstremitas
atas dan bawah serta vertebra.
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional tetap metode terbaik untuk karakteristik
metastase tulang. Metastase tulang mungkin osteolitik, sklerotik, atau
campuran pada foto tulang konvensional. Lesi biasanya muncul di rongga
medula, menyebar untuk menghancurkan tulang meduler, dan kemudian
melibatkan korteks. Metastasis osteolitik ditemui paling sering, terutama di
payudara dan paru-paru karsinoma. Penampilan spesifik metastasis tulang
sering berguna dalam menyarankan sifat keganasan primer yang
mendasarinya (Petrut et al., 2008).
Gambar 11: Radiografi lateral yang menunjukkan campuran metastase tulang
osteolitik - sklerotik dalam cranium (emedicine.medscape.com)
Gambar 12: Osteolitik metastasis di
tulang paha distal dari seorang
wanita 51 tahun dengan karsinoma
payudara (emedicine.medscape.com)
Metastasis dari situs utama tertentu (misalnya, sel ginjal atau tiroid
karsinoma) hampir selalu osteolitik, sedangkan yang dari situs lain
(misalnya, karsinoma prostat) sebagian besar adalah sklerotik. Keganasan
lain yang terkait dengan metastasis sklerotik termasuk karsinoma
payudara, kanker kolon, melanoma, karsinoma kandung kemih, dan
sarkoma jaringan lunak. Temuan metastasis sklerotik hampir
mengecualikan tumor ginjal yang tidak diobati atau karsinoma
hepatoseluler (Peh WCG, 2013).
Gambar 14: CT Scan axial menunjukkan 2 massa bulat , campuran lesi osteolitik -
sklerotik dalam tubuh vertebral toraks dari seorang wanita 44 tahun dengan
karsinoma paru (emedicine.medscape.com)
Gambar 15: Computed tomography ( CT ) tuntunan biopsi dilakukan di ilium kiri
pada seorang wanita 50 tahun dengan tumor primer yang tidak diketahui
(emedicine.medscape.com)
3) MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk
mendeteksi suatu metastasis lebih sensitif daripada penggunaan
skintiscanning. Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau
lebih (kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke
aksis dari pada rangkaian Biasanya tampak ada penurunan intensitas signal
pada T1W1.Metastasis astolitik hiperintens pada T2W2 tapi metastasis
osteosglasf isointens atau bahkan hipointens.Metastasis melanoma
menunjukkan hiperintens T1W1.Jaringan lunak osteoseos jarang kecuali
pada tulang-tulang iga.exspansi ke tulang jarang.Biasanya itu metastasis
ostealisis dari ginjal, tiroid, paru, dan metastasis osteoglasf karsinoma
prostat (Peh WCG, 2013).
Gambar 19: Pasien kanker prostat dalam kemo dan terapi hormonal
(www.radiopaedia.org )
i. Differential Diagnosis
1) Tumor primer tulang
Tumor primer tulang termasuk jarang ditemukan. Biasanya sel
tumor tumbuh dari sel-sel mesenkim. Tumor malignan disebut sarcoma.
Tumor primer tulang sangat luas. Beberapa diantaranya adalah
Osteokondroma, Enchondroma, dan osteosarkoma.
Osteokondroma merupakan tumor yang jinak tersering kedua (32,5%)
dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang
pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Gejala yang nyeri terjadi
bila terdapat penekanan dan bursa atau jaringan yang lunak sekitarnya.
Benjolan yang keras dapat ditemukan pada daerah sekitar lesi (Rasjad,
2003).
Lokasi osteosarkoma biasanya pada daerah metafisis tulang
panjang khususnya femur distal, tibia, proksimal dan humerus proksimal.
Osteosarkoma dapat juga ditemukan pada tulang scapula dan ilium. Tumor
bersifat soliter dengan dasar lebar atau kecil seperti tangkai dan bila
multiple dikenal sebagai diafisial aklasia (eksostosis multipel) yang
bersifat herediter dan diturunkan secara dominan gen mutan.
Gambaran radiologis :Tampak adanya penonjolan tulang yang
berbatas tegas sebagai sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis tetapi
yang terlihat lebih kecil dibanding dengan yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh tulang
rawan. Tumor dapat bersifat tunggal multiple yang tergantung dari
jenisnya.
Enkondroma merupakan tumor jinak tulang dengan frekuensi 9,8% dari
seluruh tumor jinak tulang, biasanya ditemukan pada usia dewasa muda
tetapi dapat pula pada setiap umur.
Gejala biasanya berupa benjolan yang tidak nyeri.
Lokasi terutama pada tulang tangan, kaki, iga dan tulang-tulang panjang,
bersifat soliter tapi dapat juga multiple sebagai enkondromatosis yang
bersifat congenital.
Gambaran radiologi memperlihatkan adanya daerah radiolusen
yang bersifat sentral (enkondroma) antara metafisis dan diafisis. Mungkin
dapat ditemukan sedikit ekspansi dari tulang. Pada tulang yang matur
dapat ditemukan adanya bintik-bintik kalsifikasi pada daerah lusen
(Rasjad, 2003).
Tampak bayangan radiolusen pada falangs proksimal dan tengah
jari IV, falangs proksimal jari V serta metacarpal IV dan V. Tulang-tulang
melebar karena ekspansi dan kortes menipis, batas lesi tegas (Ekayuda,
2005).
Osteosarkoma merupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering
dengan prognosis yang buruk. Kebanyakan penderita berumur antara 10-
15 tahun. Jumlah kasus meningkat lagi setelah 50 tahun yang disebabkan
oleh adanya degenerasi maligna, terutama pada penyakit pages. Lokasi
paling sering ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dan 50%. Tulang-tulang
yang sering terkena adalah femur, distal, tibia proksimal humerus
proksmal, dan pelvis. Pada tulang panjang, tumor biasanyamengenai
metafisis. Metafisis cepat terjadi secara hematogen, biasanya ke paru.
2) Osteomyelitis kronik
Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang ataupun sum-sum tulang ,
biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri pathogen atau mycobacteria.
j. Terapi
1) Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan
pembentukan tulang yang berlebihan akibat metastasis. Bifosfonat
mengurangi resiko fraktur, mengurangi rasa sakit, menurunkan kadar
kalsium dalam darah, dan menurunkan laju kerusakan tulang.
2) Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker
didalam tubuh.Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun intravena.
Terapi hormon digunakan untuk menghambat aktivitas hormon dalam
mendukung pertumbuhan kanker. Sebagai contoh, hormon seperti
esterogen pada jiwa dapat meningkatkan pertumbuhan beberapa jenis
kanker seperti kanker payudara. Tujuan kemoterapi dan terapi hormonal
adalah untuk mengontrol pertumbuhan tumor, mengurangi nyeri, dan
mengurangi resiko terjadinya fraktur.
3) Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol
pertumbuhan tumor di area metastasis. Radioterapi juga dapat dapat
digunakan untuk mencegah fraktur atau sebagai terapi pada kompresi
medulla spinalis.
4) Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.
Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam
pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk mendukung
struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
5) Terapi lainnya
Terapi lain yang bisa digunakan yaitu terapi simptomatik baik
medikamentosa maupun nonmedikamentosa untuk mengurangi nyeri.
Beberapa kombinasi obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri pada
metastasis tulang antara lain tipe NSAID seperti Aspirin, Ibuprofen,
Naproxen yang menghambat prostaglandin. Pendekatan
nonmedikamentosa seperti terapi panas dan dingin, terapi relaksasi, dan
terapi matras (Chansky HA, 2014).
k. Prognosis
Pada banyak pasien, penyakit tulang metastatik adalah kondisi
kronis dengan berbagai peningkatan perawatan khusus yang tersedia untuk
memperlambat perkembangan penyakit yang mendasarinya. Kelangsungan
hidup dari saat diagnosis bervariasi tergantung jenis tumornya. Harapan
hidup rata-rata dari diagnosis metastasis tulang dari kanker prostat atau
kanker payudara dapat diukur dalam beberapa tahun. Sebaliknya, rata-rata
usia harapan hidup dari diagnosis kanker paru-paru stadium lanjut
biasanya diukur dalam bulan (Coleman, 2006).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker
keluar dari tempat asalnya (primary site) ke tempat lain atau bagian tubuh
yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari suatu tumor primer yang ganas,
dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran darah
ataupun aliran limfe. Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran
langsung. Metastasis tumor ganas ke tulang selalu menimbulkan keluhan
nyeri bagi penderita serta kadang -kadang mengakibatkan fungsi anggota
gerak berkurang. Akibat dari hal tersebut di atas penderita memerlukan
perawatan ekstra yang berarti akan membebani lingkungannya. Karena itu
diagnosa dini adanya metastasis ke tulang diikuti dengan tindakan segera
akan bisa mengurangi penderitaan si sakit. Telah diuraikan mengenai teknik
diagnosa serta berbagai penanggulangan metastasis tulang.
2. Saran
Kemajuan teknologi dalam bidang radiodiagnostik diharapkan dapat
mempermudah dokter untuk menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
yang tepat kepada pasien metastasis tulang karena prognosisnya yang buruk
sehingga pasien dengan metastase tulang dapat memiliki angka harapan
hidup lebih baik. Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menambah informasi-informasi
kesehatan dan dalam kasus ini khususnya metastase tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Bendre M, Gaddy D, Nicholas RW, Suva LJ. 2003. Breast cancer metastasis to
bone: it is not all about PTHrP. Clin Orthop Relat Res. S39–S45.
Coleman RE. 2006. Clinical features of metastatic bone disease and risk of
skeletal morbidity. Clin Cancer Res. 12 (20): 6243-6249.
Fidler IJ. 2003. The pathogenesis of cancer metastasis: the 'seed and soil'
hypothesis revisited. Nat Rev Cancer. 3:453–458.
Kelly P, Casey PJ, Meigs TE. 2007. Biologic functions of the G12 subfamily of
heterotrimeric g proteins: growth, migration, and
metastasis. Biochemistry. 46(23):6677–6687.
Rasjad C. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi; Tumor dan sejenisnya. Bintang
Lamumpatue: Makassar.