Anda di halaman 1dari 7

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

PERANCANGAN ALAT SIMULATOR KONTROLER LAMPU RUMAH


BERBASIS KOMPUTERISASI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FUZZY LOGIC CONTROL

Pilipus Tarigan

Dosen Tetap STMIK Budidarma Medan


Jl Sisingamangaraja no. 338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id/ Email: pilipus_tarigan@yahoo.com

Abstrak

Lampu atau penerangan mempunyai pengaruh terhadap fungsi sebuah rumah. Umumnya pengaturan mematikan dan
menghidupkan lampu rumah digunakan prinsip on-off dimana pada saat rumah gelap lampu dinyalakan atau
dimatikan pada saat rumah atau ruangan terang. Dengan prinsip on-off, menjadi suatu masalah dalam pengaturan
lampu terutama pada saat kondisi rumah bertingkat, dimana harus membutuhkan waktu dan tenaga fisik dalam
mematikan dan menghidupkan lampu dan juga hanya pada kondisi gelap terang rumah atau ruangan tanpa
menghiraukan kontribusi dari luar seperti cahaya matahari. Pada saat kondisi diluar rumah mendung dan lampu
dalam keadaan off. Pengontrolan penerangan ruangan menggunakan metode Fuzzy Logic Control dengan perangkat
keras pengontrolan lampu rumah menggunakan Mikrokontroler ATmega8535. Dengan adanya sistem pengontrolan
lapmpu dengan metode fuzzy logic control yang berbasis komputerisasi dapat mengatasi masalah dalam
menghidupkan, mematikan, menerangkan dan meredupkan lampu rumah. Sistem pengaturan lampu rumah yang
menggunakan mikrocontroller, terutama bagi rumah bertingkat dapat membantu dalam penghematan waktu, tenaga
fisik serta biaya.

Kata Kunci : Simulator, Mikrokontroler, Fuzzy Logic Control, ATmega8535

1. Pendahuluan Dengan prinsip on-off juga dapat menyebabkan


pemakaian energi penerangan yang berlebihan, maka
Suatu penerangan atau lampu rumah diperlukan terjadi kurangnya efisiensi dalam penggunaan energi
oleh manusia untuk mengenali objek secara visual. listrik. Oleh karena itu diperlukan pengaturan lampu,
Lampu atau penerangan mempunyai pengaruh untuk dapat menghemat energi listrik. Pengaturan
terhadap fungsi sebuah rumah. Umumnya pengaturan dalam hal ini yakni mematikan dan menghidupkan,
mematikan dan menghidupkan lampu rumah terang redup lampu menggunakan prinsip-prinsip
digunakan prinsip on-off dimana pada saat rumah pengaturan tegangan masukan, dan pengaturan arus
gelap lampu dinyalakan atau dimatikan pada saat dimungkinkan untuk penghematan energi listrik.
rumah atau ruangan terang.
Ada beberapa hal yang dilakaukan dalam
Dengan prinsip on-off, menjadi suatu masalah penyelesaian masalah tersebut yaitu, bagaimana
dalam pengaturan lampu terutama pada saat kondisi menerapkan metode Fuzzy Logic Control dalam
rumah bertingkat, dimana harus membutuhkan waktu pengaturan lampu rumah, untuk beberapa ruangan
dan tenaga fisik dalam mematikan dan menghidupkan yang berbeda. Bagaimana mikrokontroler dapat
lampu dan juga hanya pada kondisi gelap terang mengendalikan on-off atau terang redupnya sebuah
rumah atau ruangan tanpa menghiraukan kontribusi lampu rumah.
dari luar seperti cahaya matahari. Pada saat kondisi
diluar rumah mendung dan lampu dalam keadaan off, 2. Landasan Teori
berarti dalam rumah agak gelap. Akan tetapi jika
dinyalakan maka di dalam rumah atau ruangan 2.1. Fuzzy Logic
menjadi terlalu terang bahkan menyilaukan. Hal ini
sering menyebabkan ketidaknyamanan dari penghuni Fuzzy Logic pertama kali dikenalkan kepada
rumah. public oleh Lutfi A. Zadeh, sumber (Analisa Dan
Desain Sistem Fuzzy: Sri Kusumadewi) seorang
professor di University of California di Berkeley.

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 56


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

Fuzzy Logic digunakan untuk menyatakan hukum Jika U diskrit, himpunan fuzzy F dinyatakan
operasional dari suatu sistem dengan ungkapan
sebagai :
bahasa, bukan dengan persamaan matematis. Banyak
sistem yang terlalu kompleks untuk dimodelkan
secara akurat, meskipun dengan persamaan matematis n  f u 
yang kompleks. dalam masalah seperti ini, ungkapan F  ……………………..(2.3)
bahasa yang digunakan dalam fuzzy logic dapat i 1 ui
membantu mendefenisikan karakteristik operasional
sistem dengan lebih baik. Ungkapan bahasa untuk 2.13. Operasi Himpunan Fuzzy
karakteristik sistem biasanya dinyatakan dalam
bentuk implikasi logika misalnya, aturan JIKA- Jika A dan B dua buah himpunan fuzzy dalam
MAKA. semesta pembicaraan U dengan fungsi keanggotaan
 A (u) dan  B (u), maka pada kedua himpunan
Pada teori himpunan klasik yang disebut juga fuzzy tersebut dapat berlaku operasi :
dengan himpunan crisp (himpunan tegas) hanya
dikenal dua kemungkinan dalam fungsi 1. Kesamaan (equality)
keanggotaanya, yaitu kemungkinan termasuk Dua buah himpunan fuzzy A dan B dapat
keanggotaan himpunan (logika 1) atau kemungkinan dinyatakan sama jika :
berada diluar keanggotaannya (logika 0). Namun  A (u )   B (u ); untuk semua u 
dalam teori himpunan fuzzy tidak hanya memiliki dua U………………………………….....(2.4).
kemungkinan dalam menentukan sifat keanggotaanya
tetapi memiliki derajat keanggotaan yang nilainya 2. Gabungan (union)
antara 0 dan 1. Fungsi yang menetapkan nilai ini Fungsi keanggotaan dari dua buah himpunan
fuzzy A dan B  AUB dapat dinyatakan sebagai
dinamakan fungsi keanggotaan yang disertakan dalam
himpunan fuzzy.
berikut :  AUB (u)  max A u ,  B u ;
2.1.2. Himpunan Notasi Fuzzy untuk semua
Misalkan U adalah kumpulan obyek yang secara u  U …………………………………(2.5).
umum dinyatakan dengan {u}. U dinyatakan semesta
pembicaraan dan u mewakili elemen - elemen dari U. 3. Irisan (intersection)
Suatu himpunan fuzzy F dalam semesta pembicaraan Fungsi keanggotanan dari irisan dua buah
U dapat direpresentasikan oleh suatu fungsi himpunan fuzzy A dan B  A B , dapat
keanggotaan (membership function) μF yang dinyatakan sebagai berikut :
mewakili nilai dan interval [0,1] untuk tiap u dalam U
dinyatakan sebagai F    0,1    A B u   min A u ,  B u ; untuk
semua u  U ……………………..(2.6).
Himpunan fuzzy F dalam U biasanya
dinyatakan sebagai himpunan pasangan berurutan u 4. Komplemen (complement)
Fungsi keanggotaan dari komplemen
dan derajat keanggotaan.
himpunan fuzzy A,  A , dapat dinyatakan

F= u,  u u  U ……………….(2.1) sebagai :  A u   1   A u ; untuk semua


f
u  U …………...(2.7).
Jika U kontinyu, himpunan fuzzy F dapat
ditulis sebagai berikut :
2.14. Pengendali Fuzzy Logic
F= Tujuan utama dalam sistem pengontrolan
 f u  adalah mendapatkan keluaran (output) sebagai respon

u
u
…………………………………….(2.2) dari masukan (input). Dalam pengontrolan dengan
cara klasik, melibatkan formula – formula
matematika yang cukup rumit. Hal ini berbeda

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 57


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

dengan kontrol fuzzy. Kontrol fuzzy merupakan suatu salah bahwa aturan ini dikatakan tidak subjektif,
sistem kontrol yang berdasar pada basis pengetahuan tergantung dari ketajaman yang membuat. Aturan
manusia didalam melakukan kontrol terhadap suatu yang telah ditetapkan digunakan untuk
proses. Konsep matematika yang mendasari logika menghubungkan antara variabel – variabel masukan
fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. dengan variabel – variabel keluaran.
Pendekatan fuzzy melibatkan aturan – aturan yang
dinyatakan dalam kata – kata dan tidak memerlukan Aturan ini berbentuk‘JIKA-MAKA’ (IF-
presisi yang tinggi serta ada toleransi untuk data yang THEN), sebagai contoh adalah :
kurang tepat. Struktur dasar pengontrolan fuzzy
diperlihatkan pada gambar 1. Aturan1 : jika x adalah A1 dan y adalah
B1 maka z adalah C1 .
Masukkan CRISP

Aturan 2 : Jika x adalah A2 dan y


Fungsi adalah B2 maka z adalah C 2 .
Keangota FUZZIFIKASI
an
Aturan I : Jika x adalah Ai dan y
Masukk
an adalah Bi maka z adalah C i .
Masukkan Fuzzy
Dengan :

EVALUSI ATURAN
Ai (i = 1,2,3,…….) adalah himpunan fuzzi ke i
Basis untuk variabel masukan x.
Aturan (INFERENCE)

Bi (i = 1,2,3,…….) adalah himpunan fuzzi ke i


KELUARAN FUZZY
untuk variabel masukan y.

C i (i = 1,2,3,…….) adalah himpunan fuzzi ke i


Fungsi
untuk variabel masukan z.
Keanggot DEFUZZIFIKASI
aan
Keluaran
2.3. Mikrokontroler ATmega8535
KELUARAN CRISP
Mikrontroller ATmega8535 merupakan
mikrokontroller generasi AVR (Alf and Vegard’s Risk
Gambar 1 : Struktur dasar Kontrol Fuzzy processor). Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur
RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit,
2.2. Fuzzifikasi
dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit
Fuzzifikasi adalah suatu proses untuk merubah (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
suatu masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi fuzzy dieksekusi dalam 1 siklus clock.
(variabel linguistik) yang biasanya disajikan dalam
2.3.1 Arsitektur ATmega8535
bentuk himpunan–himpunan fuzzy dengan suatu
fungsi keanggotaannya masing –masing.
Adapun Mikrokontroler ATmega8535 memiliki
arsitektur seperti gambar 2 dibawah ini:

2.2.1. Basis Aturan (Rule Base)

Basis aturan berisikan aturan – aturan fuzzy


yang digunakan untuk mengontrol sistem. Aturan –
aturan ini dibuat berdasarkan logika dan intuisi
manusia, serta berkaitan erat dengan jalan pikiran dan
pengalaman pribadi yang membuatnya. Jadi tidak

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 58


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

12. Port USART untuk komunikasi serial dengan


kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
13. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC
dengan kecepatan maksimal 16 Mhz.

2.3.2 Konfigurasi Pin ATmega8535

Dalam konfigurasi Pin ATmega8535 memiliki


bagian – bagian seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3 di bawah ini :
PD1P

(XCK/T0) PB 0 1 40 PA 0 (ADC0)
(T1) PB 1 2 39 PA 1 (ADC1)
(INT2/AIN0) PB 2 3 38 PA 2 (ADC2)
(OC0/AIN1) PB 3 4 37 PA 3 (ADC3)
(SS) PB 4 5 36 PA 4 (ADC4)
(MOSI) PB 5 6 35 PA 5 (ADC5)
(MISO) PB 6 7 34 PA 6 (ADC6)
(SCK) PB 7 8 33 PA 7 (ADC7)
RESET 9 32 AREF
VCC 10 31 GND
GND 11 30 AVCC
XTAL 2 12 29 PC 7 (TOSC2)
XTAL 1 13 28 PC 6 (TOSC1)
(RXD) PD 0 14 27 PC 5
(TXD) PD 1 15 26 PC 4
(INT0) PD 2 16 25 PC 3
(INT1) PD 3 17 24 PC 2
(OC1B) PD 4 18 23 PC 1 (SDA)
(OC1A) PD 5 19 22 PC 0 (SCL)
(ICP1) PD 6 20 21 PD 7 (Oc2)

Gambar 2 : Diagram Blok Fungsional


ATmega8535
Gambar 3: Konfigurasi Pin ATmega8535
Gambar 2 memperlihatkan bahwa
Konfigurasi Pin ATmega8535 dapat dilihat
ATmega8535 memiliki bagian sebagai berikut : seperti pada gambar 2.18. secara fungsional
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, Port A, Port B, konfigurasi Atmega8535 sebagai berikut:
Port C, dan Port D.
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai
2. ADC 10 vit sebanyak 8 saluran.
masukan catu daya.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan
2. GND merupakan pin ground.
perbandingan.
3. Port A (PA0…PA7) merupakan pin I/O dua
4. CPU yang terdiri dari 3 buah register.
arah dan pin masuka ADC.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
4. Port B (PB0…PB7) merupakan pin I/O dua
6. SRAM sebesar 512 Byte.
arah dan pin fungsi khusus untuk
7. Memori Flash sebesar 8 Kb dengan
Timer/Counter, Komparator analog, dan SPI..
kemmampuan Read While Write.
5. Port C (PC0…PC7) mrupakan I/O dua arah
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
dan pin khusus untuk TWI, Komparator
9. Port antarmuka SPI.
analog, dan Timer Oscilator.
10. EEPROM (Electrically Erasable
6. Port D (PD0…PD7) merupakan I/O dua arah
Programmable Read Only Memory) sebesar
dan pin khusus untuk Komparator analog,
512 Byte yang dapat deprogram saat operasi.
Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.
11. Antarmuka Komparator analog.

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 59


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

7. RESET merupakan Pin yang digunakan untuk


me-reset mikrokontroller.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan
clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan
untuk ADC. Switch 0 Jendela
10. AREF merupakan pin masukan tegangan
Switc h 0
referensi ADC.
Pintu 31

3. Pembahasan

Perancangan sistem kontrol lampu


(penerangan) rumah meliputi perancangan sistem
fuzzy logic, perangkat lunak (software) dengan Gambar 5 : Maket Rumah Tampak
menggunakan bahasa pemrograman C dan perangkat Depan
keras (hardware). Sistem yang dirancang akan
membentuk suatu sistem kontrol lampu ruangan. 3.1 Proses Inferensi model Mamdani
Pengontrolan lampu ruangan dilakukan dengan
mengontrol besarnya kuantitas cahaya yang Aplikasi fungsi implikasi (aturan) Untuk
dihasilkan oleh lampu. Sistem ini bekerja dalam inferensi cahaya lampu di dalam ruangan dapat dibuat
ruangan dengan menggunakan maket rumah dengan beberapa aturan sesuai dengan table 1 di bawah ini:
tiga ruangan sebagai model yaitu Ruang Tamu /
ruang keluarga, Ruang Baca, dan Ruang Tidur. Tabel 1 : Aturan Fuzzy Untuk Sistem
Dengan maket rumah yakni Ruang Tamu / ruang Control
keluarga berukuran 15x30cm, Ruang Baca berukuran
15x15cm, Ruang Tidur berukuran 15x15cm. Masing Gelap Mendung Cerah
– masing ruangan menggunakan Lampu Led dengan Padam Terbuka Terbuka Terbuka
daya yang disesuaikan fungsi ruangan tersebut. Redup Tertutup Tertutup Terbuka
Denah maket rumah ditunjukkan oleh gambar 4, Agak Tertutup Terbuka Tertutup
sedangkan gambar 5. menunjukkan maket rumah Terang
tampak depan. Terang Tertutup Tertutup Tertutup

Dari defenisi aturan seperti yang telah


Bo x LDR 3
Penge ng end ali diperlihatkan pada tabel 3.1. diatas, maka terdapat 12
La mp u 1 aturan fuzzy, penulis menggunakan empat aturan
LDR 2
yaitu:
La mp u 0 a. If (lux is Cerah) AND (Pintu is terbuka) AND
Rua ng
(Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is Padam).
Tid ur
LDR 0 b. If (lux is Cerah) AND (Pintu is terbuka) AND
LDR 1 (Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is Redup).
Rua ng
Baca c. If (lux is Cerah) AND (Pintu is Tertutup) AND
(Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is
Ruang
Kelua rga
La mp u 2 AgakTerang).
LDR 4
LDR 5
d. If (lux is Cerah) AND (Pintu is Tertutup) AND
(Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is
Terang).
e. If (lux is Mendung) AND (Pintu is Terbuka)
Gambar 4 : Denah Maket Rumah AND (Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is
Redup).
f. If (lux is Mendung) AND (Pintu is Terbuka)
AND (Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is
Redup).
g. If (lux is Mendung) AND (Pintu is Tertutup)
AND (Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is
AgakTerang).

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 60


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

h. If (lux is Mendung) AND (Pintu is Tertutup) 3.1.2 Perancangan Perangkat sistem


AND (Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is
Terang). Adapun alat dan komponen pada perancangan
i. If (lux is Gelap) AND (Pintu is Terbuka) AND aplikasi fuzzy logic untuk pengendali penerangan
(Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is berbasis mikrokontroler ini digunakan alat dan
Terang). komponen sebagai berikut :
j. If (lux is Gelap) AND (Pintu is Terbuka) AND 1. Personal computer (PC), yang digunakan untuk
(Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is membuat program dan mendownloadkannya ke
Terang). mikrokotroler ATmega8535.
k. If (lux is Gelap) AND (Pintu is Tertutup) AND 2. Downloader ATmega8535, untuk mendownload
(Jendela is Terbuka) THEN (Lampu is program dari PC ke mikrokontroler
Terang). ATmega8535.
If (lux is Gelap) AND (Pintu is Tertutup) AND 3. Sensor Cahaya (LDR) sebagai tranduser
(Jendela is Tertutup) THEN (Lampu is Terang). 4. Mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengendali
fuzzy logic.
3.2 Rancangan Sistem 5. Solid State Relay (SSR).
6. Maket rumah yang memiliki tiga ruangan untuk
LDR apabila terkena cahaya, tahanan LDR memodelkan ruangan – ruangan yang akan
mengecil apabila kuat cahaya membesar dan tahanan dikendalikan penerangannya, maket rumah
membesar apabila kuat cahaya mengecil. LDR tersebut menggunakan lampu LED dengan daya
diserikan dengan Resistor tetap untuk dapat yang berbeda untuk masing – masing ruangan.
mendeteksi besar kecilnya tegangan keluaran LDR. 7. Perangkat lunak
Perubahan tegangan yang akan dideteksi sesuai
dengan table 2 di bawah ini. 3.1.3 Perancangan Perangkat Keras

Tabel 2 : Rangkaian Input Perancangan perangkat keras meliputi


perancangan, rangkaian sensor cahaya, bagian
Luminan Tagangan LRD Tahanan LDR pengendali berbasis mikrokontroler ATmega8535,
(Lux) (Sensor) (Sensor) rangkaian solid state relay (SSR). Dan blok diagram
3000 Lux 1,5 Volt 450Ω sistem perangkat keras seperti ditunjukkan pada
1500 Lux 2 Volt 700Ω gambar 6 sedangkan rangkaian keseluruhan terlampir.
800 Lux 2,5 Volt 1 KΩ
500 Lux 3,3 Volt 2 KΩ Switch 0
30 Lux 4,5 Volt 10 KΩ
Switch 0

Zero Crossing La mpu


Iluminasi Detec tor Ruang 0
3.1.2. Perancangan Terang Gelap Lampu Ruang 0 Sensor 0 Mikrokontrole r
ATmega 8535
La mpu
Ilum inasi
Sensor 1 Solid Sta te Ruang 1
Terang gelapnya LED ditentukan oleh arus Ruang 1 Relay
La mpu
yang masuk transistor ke lampu LED. Arus transistor Iluminasi Ruang 2
Ruang 2 Sensor 2
bersumber dari arus keluaran dari ATMega8535,
adapun arus dan tegangan sesuai dengan table 3 di
bawah ini:

Tabel 3 : Tagangan Pada Lampu

Arus LED Tegangan Input Gambar 6 : Blok diagram sistem perangkat keras
10 mA 0,1 A
50 mA 0.5 A 3.1.4 Perancangan Sensor Cahaya
100 mA 10 A
200 mA 20 A Rangkaian sensor cahaya yang digunakan pada
500 mA 50 A pengendali penerangan ruangan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 7. Sebagai sensor cahaya
adalah LDR (Light Dependent Resistor) yang
berfungsi untuk mendeteksi besarnya iluminasi di
dalam ruangan. Pengendali penerangan ruangan ini

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 61


Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

menggunakan tiga buah LDR sebagai transducer 4. Penutup


yang mengubah energi cahaya ke energi listrik yang
selanjutnya akan diolah oleh mikrokontroler. LDR 0, Sistem ATmega8535 berfungsi sebagai unit
LDR 1, LDR 2. Masing – masing ruangan sentral proses yang mengolah sinyal analog dari LDR
menggunakan satu sensor. Sensor diletakkan di dekat menjadi suatu nilai keluaran yang berupa tegangan
sumber luar, hal ini bertujuan supaya iluminasi yang pada lampu. Sistem pengontrolan lampu diujicoba
diukur sebagian besar bersumber dari luar ruangan. hanya tiga ruangan. Hal ini disebabkan oleh kapasitas
ADC internal yang berada di port A Mikrokontroler
VCC VCC
ATmega8535 hanya terdiri dari 8 pin. Dengan adanya
VCC
L0 L1 L2 sistem pengontrolan lampu ini dapat membantu
LDR LDR LDR
dalam penghematan energi listrik.

Daftar Pustaka
LDR 0 LDR 1 LDR 2
R0 R1 R2 [1] Sri Kusumadewi & Sri Hartati, 2010, Neuro
1k 1k 1k Fuzzy Integrasi Sistem Jaringan Syaraf,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
[2] Sri Kusumadewi & Hari Puromo, 2010, Aplikasi
Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan Edisi
Gambar 7 : Rangkaian sensor cahaya Ke dua, Yogyakarta, Graha Ilmu.
[3] Sri Kusumadewi, 2002 Analisis dan Desain
3.1.5 Perancangan Modul Pengatur Tegangan Sistem Fuzzy Menggunakan Tool Box Matlab,
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Sebagai pengatur tegangan, digunakan rangkaian [4] Ardi Winoto, 2008, Mikrokontroler AVR
Solid State Relay yang pada prinsipnya adalah ATmega8535, Informatika.
penggabungan antara penguat transistor dengan Led
sebagai (lampu). Jika ada logika 1 pada input (IN)
rangkaian ini, transistor BD139 akan aktif arus dari
catu daya akan mengalir dari collector ke emitter.
Arus emitter akan membuat Led dibias maju. Jika
terdapat logika 0 pada input (IN) rangkaian ini, maka
transistor BD139 tidak akan aktif dan sambungan
collector dan emitter (CE) seolah – olah seperti saklar
terbuka. Hal ini mengakibatkan arus emitter tidak ada
sehingga dioda dibias mundur. Pemberian logika 0
ataupun logika 1 tersebut dikendalikan oleh
mikrokontroler.
VCC

IN 10
BD 139

10
1

Gambar 8 : Rangkaian Solid State Relay

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 62

Anda mungkin juga menyukai