ID Manajemen Pengadaan Bahan Bangunan Denga PDF
ID Manajemen Pengadaan Bahan Bangunan Denga PDF
Abstrak
Persediaan material merupakan salah satu faktor penting dalam proyek. Masalah yang sering
dihadapi yaitu pemesanan yang berlebihan dan yang kurang. Agar pelaksanaan proyek dapat
berjalan lebih efektif, Oleh karena itu harus dikendalikan dengan baik untuk mendapatkan tingkat
persediaan yang optimum. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan. Metode EOQ
(Economic Order Quantity) merupakan suatu teknik penyelesaian masalah persediaan. Material
yang ditinjau disini yaitu semen, pasir dan kerikil, khususnya pada pekerjaan struktur. Adapun
tahap-tahap perhitungan metode EOQ yaitu untuk mengetahui jumlah material yang harus dipesan,
kapan pemesanan harus dilakukan agar mendapatkan biaya yang minimum. Setelah diadakan
perhitungan dengan metode EOQ, maka dapat diketahui dengan jelas jumlah material yang harus
dipesan, waktu untuk melakukan pemesanan dan total biaya yang harus dikeluarkan. Jumlah
pesanan yang ekonomis untuk semen 192 sak dengan total biaya persediaan Rp. 735.365,-. Jumlah
pesanan yang ekonomis pasir 34,49 m³ dengan total biaya persediaan Rp. 184.954,-. Jumlah
pesanan yang ekonomis kerikil 39,28 m³ dengan total biaya persediaan Rp. 381.152,-.
Pemesanan, Biaya Penyimpanan dan Biaya time) seolah-olah tidak dapat diketahui dengan
Kehabisan Persediaan. pasti sehingga perlu digunakan suatu distribusi
probabilitas untuk memperkirakannya. Suatu
Tujuan Penelitian hal yang harus diperhatikan dalam model ini
adalah adanya kemungkinan stock out yang
Tujuan yang ingin dicapai yaitu:
timbul karena pemakaian persediaan bahan
Untuk menentukan biaya jumlah material yang
yang tidak diharapkan atau karena waktu
harus dipesan sehingga dapat meminimumkan
penerimaan yang lebih lama dari lead time
biaya-biaya yang timbul dalam persediaan
yang diharapkan. Berikut merupakan gambar
material dengan menggunakan metode EOQ.
dari model probabilistik:
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian Persediaan
Ada 2 model pengendalian persediaan
berdasarkan karakteristiknya:
Model Deterministik
Yaitu model pengendalian persediaan yang
menganggap bahwa permintaan (demand)
maupun periode datangnya pesanan (lead Gambar 2. Model Probabilistik
time) dapat diketahui dengan pasti. Model-
model lain yang dapat digunakan untuk Metode Pengendalian Persediaan
pengendalian persediaan deterministik antara
lain: Production Order Quantity (POQ), a. Metode Pengendalian Secara Statistik
Quantity Discount, Economic Lot Size (ELS). (Statistical Inventory Control).
Berikut merupakan gambar dari model - Economic Order Quantity
deterministik: Tujuan model ini adalah untuk
menentukan jumlah (Q) setiap kali
pemesanan (EOQ) sehingga memini-
masi biaya total persediaan.
- Lot For Lot
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk
meminimumkan ongkos simpan,
sehingga dengan teknik ini ongkos
simpan menjadi nol.
- Fixed Period Requirement (FPR)
Teknik penetapan ukuran lot dengan
kebutuhan periode tetap (FPR) ini
Gambar 1. Model Deterministik membuat pesanan berdasarkan periode
waktu tertentu saja.
- Algoritma Wagner dan Within
Model Probabilistik
Algoritma Wagner dan Within
Yaitu model pengendalian persediaan yang
memperoleh solusi maksimum dengan
menganggap bahwa permintaan (demand)
penyelesaian masalah yang dinamis
maupun periode datangnya pesanan ( lead
dan deterministik. Permintaan tiap
115
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
periode dipenuhi agar dapat menyele- 3. EOQ model dengan adanya kapasitas
saikan pesanan yang datang pada lebih.
periode sebelumnya. Kapasitas lebih dalam persediaan
b. Metode Perencanaan Kebutuhan merupakan stok atau persediaan yang
Material (MRP) disimpan akibat tidak seluruhnya dapat
Material Requirement Planning (MRP) terserap oleh pasar.
dapat didefinisikan sebagai suatu 4. EOQ model dengan adanya potongan
teknik atau set prosedur yang harga.
sistematis dalam penentuan kuantitas Potongan harga merupakan suatu
serta waktu dalam proses pengendalian kebijakan dimana harga beli per unitnya
kebutuhan bahan terhadap komponen- akan lebih murah dibandingkan dengan
komponen permintaan yang saling harga beli per unit rata-rata.
bergantungan (Dependent demand 5. EOQ model dengan asumsi aliran produk
items). kontinu.
c. Metode Kanban / Just In Time Selain menerima order pada saat bersa-
Metode just in time merupakan tipe maan, perusahaan juga dapat menghasil-
proses yang biasa disebut produksi kan produk secara kontinu.
masal (mass production), atau disebut 6. EOQ dengan adanya masa tenggang.
juga repetitive manufakturing. Pada Masa tenggang yaitu waktu penundaan
repetitif manufakturing, operasi yang antara saat pemesanan dengan saat
sama atau serupa diulang secara penerimaan.
berkali-kali dengan tanpa berhentinya
Adapun tahap-tahap pemodelan tersebut
material material yang urut-urutan
adalah:
operasi tersebut.
1. Menentukan Total Kebutuhan Bahan
Penentuan total kebutuhan bahan ini
Tahap Pemodelan diperlukan untuk dapat mengetahui jum-
lah permintaan/kebutuhan material selama
Dalam menghitung jumlah pembelian optimal proyek berlangsung.
terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut : Total kebutuhan bahan: D = Xs.j . Xb.j
1. EOQ model dengan adanya kebutuhan
tetap. 2. Fluktuasi Jumlah Pemesanan
Model yang diterapkan ini dapat dilak- Fluktuasi jumlah pemesanan dibuat untuk
sanakan apabila kebutuhan-kebutuhan mendapatkan variasi jumlah pesanan
permintaan di masa yang akan datang dalam setiap kali pemesanan.
memiliki jumlah yang konstan dan relatif Q=
memiliki fluktuasi perubahan yang sangat
kecil. 3. Menghitung Biaya Pembelian
2. EOQ model dengan adanya Stock Out. Biaya pembelian adalah biaya yang
Apabila jumlah permintaan atau kebu- dikeluarkan oleh pihak perusahaan terha-
tuhan lebih besar dari tingkat persediaan dap harga bahan sesuai dengan perjanjian
yang ada, maka akan terjadi kekurangan dengan pemasok untuk setiap satuan
persediaan atau biasa disebut dengan bahan.
“Stock Out”. Total biaya pembelian: C x D
116
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
117
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
= x
Contoh Perhitungan : = 187,717 sak = 188 sak
Total kebutuhan semen, Qs =
D= 8 sak/m³ x 431,13 m³ = 3450 sak = = 49 sak
Biaya pemesanan pada studi kasus ini terdiri Selisih harga semen = Rp. 3.000,-
atas biaya pengiriman pesanan atau biaya Biaya Telepon = Rp. 12.000,-
telepon.
Biaya kehabisan persediaan ( Cs )
Contoh Perhitungan: = Rp. 15.000,-
118
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
bahan yang mungkin habis dalam satu periode 4 863 80000 2.033.302 20.878 2.134.180
119
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
Minggu ke-1
Jadi untuk n = 1 kali pesan, dengan jumlah April s/d ke-4
II 45 5 4
April '11
bahan yang mungkin habis dalam satu periode
Minggu ke-1
( Qs) sebesar 13 m³, jumlah kehabisan bahan Mei s/d ke-5
III 42 5 5
Minggu ke-1
IV 26 5 4
Menghitung total biaya persediaan Juni s/d ke-4
Juni '11
Contoh Perhitungan:
Minggu ke-1
V 25 5 4
Untuk n = 1 kali pemesanan, Juli s/d ke-4
Juli '11
jumlah pesanannya = 172,45 m³,
didapat: Contoh Perhitungan untuk tahap I
Total biaya pemesanan = Rp. 20.000,-
Daur Pemesanan ulang : y =
Total biaya penyimpanan = Rp. 530.478,-
Total biaya kehabisan persediaan = Rp. Diketahui : n = 5 kali pesan
7.350,- t = 4 minggu
Total Inventory Cost ( TIC ) maka, y = = 0,8 minggu
= Rp. 20.000 + Rp. 530.478 + Rp 7.350
Diketahui : Qopt = 34,49 m³
= Rp. 558.098,-
L = 0,14 minggu
Jadi total biaya yang ditimbulkan akibat
y = 0,8 minggu
melakukan pemesanan satu kali dengan
maka, R = 0,14 = 6,036 m³
jumlah 172,45 m³ sebesar Rp. 558.098,-.
Jadi pada tahap I, terdapat 5 kali pemesanan
Grafik 2. Hubungan Total Biaya Persediaan
dengan daur pemesanan ulang 0,8 minggu dan
Dengan Jumlah Pemesanan Ekonomis Pasir
titik pemesanan kembali dilakukan pada saat
persediaan mencapai 6,036 m³.
Q = x
= x
= 37,158 m³ = 38 m³
Qs =
=
Pembahasan untuk Persediaan Kerikil
= 14,41 m³ = 15 m³
Menentukan total kebutuhan kerikil Sehingga,
Total biaya penyimpanan
Contoh Perhitungan :
=
Total kebutuhan kerikil,
= x 16500 = Rp. 2.674.373,-
D = 0,82 m³ x 431,13 m³ = 353,53 m³
Menentukan fluktuasi jumlah pemesanan Jadi dengan memesan sebanyak satu kali
kerikil dengan Q= 353,53 m³, harga penyimpanannya
sebesar Rp. 2.674.373 ,-.
Contoh Perhitungan :
Menghitung biaya kehabisan persediaan
Untuk n = 1 kali pesan
D = 353,53 m³ Dari data dilapangan, untuk biaya kehabisan
Maka, Q = = 353,53 persediaan ( Cs ) terdiri atas :
Jadi untuk 1 kali pesan jumlahnya 353,53m³ Selisih harga kerikil = Rp. 15.000,-
Biaya Telepon = Rp. 12.000,-
Menghitung Biaya Pembelian Biaya kehabisan persediaan ( Cs )
Total pembelian kerikil = C x D = Rp. 27.000,-
= Rp. 165.000,- x 353,53 m³
= Rp. 58.332.450 ,- Contoh Perhitungan:
122
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
123
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
Jadi pada tahap I, terdapat 9 kali pemesanan Titik Pemesanan kembali (Reoder Point) bisa
dengan daur pemesanan ulang 0,44 minggu didapatkan dengan berdasarkan jumlah kebu-
dan titik pemesanan kembali dilakukan pada tuhan material tiap bulan dengan jumlah
saat persediaan mencapai 12,373 m³. pemesanan tetap menurut Q optimal yang
didapat.
Table 11. Hasil Perhitungan daur dan titik
pemesanan kembali kerikil :
SARAN
Tahap Qopt n D Y R
Pemesanan (m³ ) ( x Pesan ) (m³ ) ( minggu ) (m³ ) Persediaan material membutuhkan biaya yang
I 39.28 9 64 0.44 12.373 cukup besar, sehingga diperlukan suatu
II 39.28 9 66 0.44 12.373 metode persediaan untuk mendapatkan jumlah
III 39.28 9 65 0.56 9.899
pemesanan yang ekonomis. Dalam menerap-
kan pengendalian persediaan perusahaan harus
IV 39.28 9 59 0.44 12.373
tetap mengawasi dan melakukan pengujian
V 39.28 9 43 0.44 12.373
terhadap keadaan yang sebenarnya, sehingga
jika terjadi penyimpangan perusahaan dapat
Grafik 5. Hubungan Waktu Kedatangan
segera mengetahui dan dapat dilakukan
dengan Tingkat Persediaan Kerikil
perbaikan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
124
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, Juli 2012 ISSN 2087-9334 (114-125)
LAMPIRAN
125