Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan suatu negara yang dikenal dengan masyarakat
yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan Indonesia yaitu Bhinneka
Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan
ini terdiri atas keragaman suku, budaya, agama, ras, dan bahasa. Dengan
adanya hal ini, untuk merukunkan serta tidak memihak salah satu pedoman
dari suatu ras, suku, agama dan lain sebagainya, pemerintah membuat suatu
pedoman bagi negara yaitu dibentuklah pancasila yang dipilih sebagai
pandangan hidup bangsa, jiwa bangsa,kepribadian bangsa, ideologi negara,
dasar negara, dan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 harus
didudukkan secara tepat dan proporsional sebagai dasar negara yang
kemudian dioperasionalisasikan dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat (Soeprapto, 2005).
Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya
yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat
Indonesia. Negara Pancasila adalah negara yang didirikan dan dipertahankan
serta dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi martabat penghidupan,
dan kesejahteraan yang layak bagi semua bangsa Indonesia. Namun seiring
perkembangan waktu, beberapa kelompok bangsa Indonesia mulai tidak
percaya adanya Pancasila yang dapat dijadikan pedoman hidup
bermasyarakat yang baik. Kelompok-kelompok ini biasanya memprovokasi
kelompok-kelompok lain untuk meninggalkan Pancasila sebagai pedoman
hidup sehingga muncul berbagai permasalahan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adanya permasalahan di
Indonesia merupakan suatu bentuk penyimpangan dari setiap sila-sila
Pancasila. Hal ini terjadi karena penurunan pemahaman masyarakat terhadap
pancasila. Kebanyakan masyarakat hanya mengetahui sila-sila pancasila
tanpa memahami nilai-nilainya.
Banyak masalah yang timbul karena kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai pancasila yaitu seperti masih banyak timbul perselisihan pendapat
antara umat beragama yang menimbulkan perang dingin secara tidak
langsung, kemudian merasa bahwa agama yang dianutlah yang benar
sehingga memaksa kehendak orang lain untuk masuk golongan agamanya.
Kondisi yang demikian berakibat juga pada banyaknya oknum yang
mengebom atau memusnahkan suatu golongan agama. Ini adalah beberapa
contoh kecil dari imbas kurang adanya pemahaman dari masyarakat dalam
merefleksikan, memahami, serta menerapkan setiap arti dari sila-sila dalam
pancasila, serta tujuan dijadikannya pancasila sebagai pedoman negara
Indonesia. Dengan adanya hal ini kami melakukan wawancara dengan
masyarakat secara langsung didaerah sungai, daerah sungai yang kami pilih
adalah Sungai atau Kali Boyong dengan menyakan beberapa hal untuk dapat
menyimpulkan dan mendapatkan gambaran mengenai pemahaman serta
penerapan Pancasila atau nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat
di Sungai Boyong.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah masyarakat di Sungai Boyong sudah memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila?
2. Apakah masyarakat di Sungai Boyong sudah ikut serta dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana bentuk penerapan Pancasila yang sudah dilakukan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemahaman nilai-nilai pancasila pada masyarakat di daerah
Sungai Boyong
2. Mengetahui penerapan nilai-nilai pancasila pada masyarakat di daerah
Sungai Boyong dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui bentuk penerapan pancasila yang sudah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Wawancara
1. Waktu : Rabu, 16 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB-11.00 WIB
2. Tempat : Pemukiman Penduduk di Sekitar Bantaran Kali Boyong di
Dusun Dayakan, Sandonoharjo, Kecamatan Ngaglik,
Yogyakarta.
3.2 Identitas Narasumber
1. Narasumber 1 : Bapak Mujiyanto sebagai penduduk di Dusun Dayakan
2. Narasumber 2 : Bapak Suyanta sebagai penduduk di Dusun Dayakan
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam penulisan makalah ini berasal dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan
narasumber serta pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder
diperoleh dari data pengamatan langsung dan hasil wawancara kemudian
dikaitkan dengan studi literatur yang ada.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan
beberapa tahapan, antara lain:
1. Observasi, dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan nayata
pada lingkungan pemukiman penduduk sekitar bantaran Kali Boyong di
Dusun Dayakan untuk memahami pola perilaku masyarakat secara
kolektif sehingga dapat dibandingkan dengan hasil wawancara.
2. Wawancara, dilakukan dengan bertanya atau bertatap muka secara
langsung dengan dua narasumber yaitu warga Dusun Dayakan sekitar
bantaran Kali Boyong untuk mendapatkan informasi terkait nilai-nilai
Pancasila yang telah mereka jalankan.
3. Dokumentasi, pengumpulan dan pembuktian informasi berupa gambar
yang diambil langsung dari kondisi lingkungan dan pola perilaku
masyarakat yang dilakukan di sekitar bantaran sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Soeprapto. (2005). Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa, dan Bernegara. Jurnal Ketahanan Nasional. Vol 10 (2), 17-24.

Anda mungkin juga menyukai