Anda di halaman 1dari 11

Disusun oleh:

1. Lukman arif dwi utama


2. M.dendy luqmanul hakim
3. Tasya salsabila V
Daftar isi
HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN

 A LATAR BELAKANG
 B RUMUSAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 NASIB PEREMPUAN PRA ISLAM

 YUNANI
 ROMAWI
 HINDIA
 CHINA
 AJARAN YAHUDI

2.2 KONSEP ISLAM TENTANG PEREMPUAN

1. PEMULIAAN ISLAM TERHADAP PEREMPUAN

2.3 SEJARAH DAN RAGAM FEMINISME

 SEJARAH SINGKAT FEMINISME


 LAHIRNYA FEMINISME ISLAM
 RAGAM FEMINISME

2.4 PANDANGAN ISLAM TERHADAP FEMINISME


Makalah Islam, Perempuan, dan Feminisme

1. 1. 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Membicarakan kaum wanita dan kedudukannya dalam kehidupan


sosial tentulah menarik. Apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat
patrilineal (memuliakan kaum lelaki dalam semua aspek kehidupan). Diketahui bahwa
wanita adalah bagian dari eksistesi komunitas basyari (insan). Kaitannya dengan
kaum maskulin, dia adalah sebagai ibu, saudari, istri, bibi. Kehidupan masyarakat
tidak akan ada tanpa perempuan dan laki- laki, memikul beban kebangkitan bersama
sesuai dengan fitrah yang telah Allah SWT ciptakan dengan bimbingan petunjuk
samawi. Pada masa jahiliyah yang beragam, kondisi kaum hawa sangat terpojokkan,
hak-haknya dirampas,dan pandangan terhadapnya sangat mendiskreditkan, hingga
datang Islam membebaskannya dari kezaliman Jahiliyah, mengembalikan dan
memuliakannya sebagai insan, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Dan dalam
masyarakat modern hal tersebut biasa disebut dengan istilah “emansipasi” dan di
Barat hal ini dikenal dengan istilah “feminisme”. Namun dalam pelaksanaannya,
bentuk pemuliaan terhadap perempuan yang terjadi di dunia Barat dan di dunia Islam
sangat jauh berbeda. Dengan ini, maka disusunlah makalah untuk memahami konsep
feminisme dan pandangan Islam tentang perempuan dan feminisme agar dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari Islam, perempuan dan feminisme ?
2. Bagaimana konsep Islam tentang perempuan dan feminisme ? 3.Bagaimana sejarah
dan ragam feminisme ? 4. Bagaimana pandangan Islam terhadap perempuan dan
feminisme.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nasib Perempuan Pra Islam
Sejarah menginformasikan bahwa sebelum datangnya islam terdapat sekian banyak
peradaban besar, seperti: yunani, romawi, india, dan china.Dunia juga mengenal agama-agama
,seperti:yahudi, nasrani, buddha, zoroaster,dan sebagainya.Berikut ini dijelaskan secara singkat
kondisi perempuan di peredaban dan agama-agama tersebut sebagai perbandingan dengan
perlakuan islam terhadap perempuan.
Peradaban pra islam sebagai beriikut:

a. Yunani

Dikalangan elit, para perempuan di tempatkan(di sekap) dalam istana-istana.


· Dikalangan bawah, nasib mereka sangat menyedihkan.Mereka di perjual belikan.
· Dikalangan rumah tangga, sepenuhnya mereka berada di bawah kekuasaan suaminya dan
tidak memiliki hak-hak sipil bahkan hak warispun tidak ada.

b. Romawi

· Sebelum menikah, wanita sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya.


· Setelah menikah, kekuasaan tersebut pindah ke tangan sang suami.
Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya, dan
membunuh.Keadaan tersebut belangsung terus sampai abad ke-6 Masehi.

c. Hindia
Perempuan pada masarakat hindu ketika itu sering di jadkan sesaji bagi para dewa
d. China
Dalam petuah china kuno di ajarkan, “Anda boleh mendengar pembicaraan wanita,
tetapi sama sekali jangan mempercayai kebenaannya” (Shibab,1998:296-297).
Ajaran agama pra islam:

e. Ajaran Yahudi
Dalam ajaran yahudi mertabat perempuan sama dengan pembantu. Ayah berhak
menjual anak perempuannya, kalau ia tidak mempunyai saudara laki-laki.Mereka mengangap
prempuan sebagai sumber laknat, karena dia-lah yang menyebabkan Adam terusir dari surga.
Apabila seorang perempuan sedang mengalami haid, mereka tidak boleh memegang bejana
apapun, karana khawair tersebarnya najis. Bahkan sebagian besar dari mereka diasingkan
hingga selesai haidnya.
2.2 Konsep Islam Tentang Perempuan
1. Pemuliaan islam terhadap perempuan
Islam memandang perempuan sebagai makhluk mulia dan terhormat, yang memiliki hak
dan kewajiban. Dlam islam, haram hukumnya memnganiaya dan memperbudak perempuan(al-
Barik,2003:11). Islam adalah agama pertama yang menempatkan perempuan sebagai makhluk
yang tidak berbeda dengan laki-laki dalam hakikat kemanusiannya. Meskipun begitu, dalam
beberapa hal prinsipil, terdapat perbedaan antara perempuan dengan laki-laki. Perbedaan ini
bukan untuk merendahkan satu sama lain, melainkan untuk saling melengkapi sebab Alah SWT
menciptakan mereka saling berpasangan (Q.S.Yasin:36).
 Kesamaan Kedudukan Perempuan dengan Laki-laki
Kesamaan perempuan dengan laki-laki, antara lain dalam hal bahwa kedua-duanya
adalah manusia beserta segala potensinya. Sebagai makhluk Allah yang diciptakan dalam
bentuk yang sempurna, manusia baik laki-laki maupun perempuan memilki potensi menjadi
khalifah Allah(Q.S. al-Baqarah:30) dengan tugas memakmurkan bumi.
Ajaran islam melarang untuk menyakiti dan mengganggu orang beriman, baik laki-laki
maupun perempuan, dan mengancam pelanggarnya dengan siksa yang pedih. Hal ini di
kemukakan dalam Q.S. al-Buruj:10 yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang


mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat,maka bagi mereka azab
jahanam, dan bagi mereka azab (neraka)yang membakar”(Q.S. al-Buruj:10).
Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebutkan bahwa,”Surga itu terletak di bawah telapak kaki
ibu”.

Menyikapi Ayat dan Hadis Misoginis


Ayat dan hadis misoginis adalah hadis dan tafsir al-Qur’an yang di pandang
merendahkan dan meremehkan perempuan.contoh ayat al-Qur’an yang merendakan
perempuan adalah tafsir terhadap Q.S. al-Nisa’:34 yang berbunyi:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahaian mereka (laki-laki) atas sebahagiaan yang lain (wanita), dan Karena
mereka (laki-laki)Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”.
Ayat di atas ditafsirkan sebagai laki-laki harus memiliki kedudukan lebih tinggi dari
pada perempuan dalam segala bidang, dan perempuan di anggap tidak berhak untuk memimpin
(Sulaeman,2004).
2.3 Sejarah Dan Ragam Feminisme
Menurut bahasa, kata feminisme berasal dar bahasa latin, femina yang berarti
perempuan.Menurut Kamla Bhasin an Nighat Said Khan, dua orang feminis dari Asia selatan,
feminisme adalah “suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan
dalam masyarakat, di tempat kerja, dan dalam keluarga, serta tindakan sadar oleh perempuan
maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut”(Kamla dan Nighat,1995:5).
Dari pengertian di atas, dapat di sebutkan tiga ciri feminisme,yaitu:sebuah gerakan
atau doktrin yang: (a) menyadari adanya ketidakadilan jender di masyarakat maupun di
keluarga, antara lain dalam bentuk penindasan dan pemerasan terhadap perempuan;
(b) memaknai jender bukan sebagai sifat kodrati melainkan sebagai hasil proses sosialisasi;
(c) memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

1. Sejarah Singkat Feminisme


Gerakan feminisme muncul di barat, sejak zaman dahulu sampai awal abad
modern,perempuan disamakan dengan budak dan anak-anak, dianggap lemah fisik maupun
akalnya. Paderi-paderi gereja menuding perempuan sebagai pembawa sial dan sumber
malapetaka, penyebab kejatuhan Adam dari surga. Akibatnya peran perempuan di batasi
dalam lingkup rumah tangga saja(Arif,2005).
Kata feminisme diperkenalkan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis,
CharlesFourier pada tahun 1837. Sebagai sebuah gerakan yang di dorong oleh ideologi
pencerahan (Aufklarung) yang menekankan pentingnya peran rasio dalam mencapai
kebenaran. Dalam revolusi perancis, para pemimpin revolusi menegaskan hak-hak warga
negara terhadap raja. Sayangnya revolusi yang diiringi dengan semboyan liberty (kebebasan),
equality (persamaan), an er(persaudaraan) ini tidak merubah keadaan perempuan. Akibatnya
sejumlah kelompok perempuan menuntut persamaan dengan laki-laki di berbagai bidang.
Gerakan ini berkembang sjak perancis berubah menjadi republik.
Dari latar demikian, di eropa berkembang gerakan untuk “menaikan derajat
kaum perempuan”, tetapi gaungnya kurang keras. Kemudian gerakan ini pindah ke Amerika
dan berkembang pesat di sana sejak publikasi karya John Stuart Mill, the subjection of
women (1969).
Hal lain yang mendorong timbulnya feminisme, menurut Murtadha Muthahari adalah
kepentingan kapitalisme.
2.Lahiranya Feminisme Islam
Sebenarnya kedatangan Islam pada abad ke-7 M membawa revolusi gender. Islam hadir
sebagai ideologi pembaharuan terhadap budaya-budaya yang menindas perempuan, merubah
status perempuan secara drastis. Tidak lagi sebagai second creation (mahluk kedua setelah
laki-laki) atau penyebab dosa. Justru Islam mengangkat derajat perempuan sebagai sesama
hamba Allah seperti halnya laki-laki. Perempuan dalam Islam diakui hak-haknya sebagai
manusia dan warga negara, dan berperan aktif dalam berbagai sektor termasuk politik dan
militer. Islam mengembalikan fungsi perempuan yang juga sebagai khalifah fil ardl pengemban
amanah untuk mengelola alam semesta. Jadi dengan kata lain, gerakan emansipasi perempuan
dalam sejarah peradaban manusia sudah dipelopori oleh risalah yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw.
Islam adalah sistem kehidupan yang mengantarkan manusia untuk memahami realitas
kehidupan. Islam juga merupakan tatanan global yang diturunkan Allah sebagai Rahmatan Lil-
’alamin. Sehingga sebuah konsekuensi logis bila penciptaan Allah atas makhluk-Nya laki-laki
dan perempuan memiliki missi sebagai khalifatullah fil ardh, yang memiliki kewajiban untuk
menyelamatkan dan memakmurkan alam, sampai pada suatu kesadaran akan tujuan
menyelamatkan peradaban kemanusiaan.
Dengan demikian, wanita dalam Islam memiliki peran yang konprehensif dan kesetaraan
harkat sebagai hamba Allah serta mengemban amanah yang sama dengan laki-la

3.Ragam Feminisme

Perbedaan persepektif tentang ketidakadilan jender terhadap perempuan di


keluarga dan masyarakat terhadap penindasan perempuan melahirkan empat aliran besar:
· Feminisme Liberal adalah aliran feminisme yang menuntut agar prempuan diberikan
kesempatan yang sama dengan laki-laki,karena merasa mempunyai kemampuan yang sama
dengan laki-laki, dan bahwa perempuan harus di berikan kebebasan untuk menentukan
nasibnya.
· Feminisme Marxis merupakan aliran yang berpendapat bahwa sumber ketertindasan
perempuan adalah sistem produksi dalam keluarga, dimana laki-laki bekerja dan menghasilkan
uang, sedang perempuan hanya bekerja di sektor rumah tangga yang tidak menghasilkan uang.
· Femnisme Radikal adalah aliran feminisme yang berpandangan bahwa penindasan terhadap
perempuan terjadi akibat fisik perempuan yang lemah di hadapan laki-laki, dimana perempuan
harus mengalami haid, menopause, hamil, sakit saat haid dan melahirkan, menyusui, mengasuh
anak,dan sebagainya.

2.4 Pandangan Islam Terhadap Feminisme


Dalam pandangan islam, ide dasar dan utama yang di perjuangkan oleh feminisme
berupa kesetaraan kedudukan dan hak antara perempuan dengan laki-laki adalah semua yang
tidak benar dan menyalahi kodrat kemanusiaan.
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan kondisi fisik, biologis, dan
psikologis yang berbeda. Perbedaan ini yang menimbulkan fungsi yang berbeda pada diri
mereka masing-masing. Oleh karena itu sangat bijaksana saat Allah SWT membedakan hak
dan kewajiban mereka.
Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu kedokteran dan fisiologi bahkan
mencatat perbedaan kduanya dengan sangat nyata. Perbedaan fisik dan biologis menimbulkan
watak yang berbeda, sehingga timbullah watak keperempuanan, seperti: cenderung perasa,
impulsif (cepat merespon), sensitif, dan watak kelaki-lakian.
Adapun isu penindasan terhadap perempuan oleh laki-laki yang menjadi titik awal
menculnya feminisme harus di akui memang terjadi di berbagai tempat sejak dulu hingga kini,
baik di wilayah masyarakat muslim maupun non muslim.
Terkait tugas dan peran perempuan dalam rumah tangga yang lebih banyak berada di
rumah, sebaiknya tidak di pandang dari sisi kesetaraan jender. Tolak ukur kemuliaan dari
keduanya adalah dari ketakwaan yang di ukur secara kualitatif, yaitu sebaik apa - bukan
sebanyak apa –seseorang bertakwa kepada Allah SWT (Q.S. al-Hujurat:13 dan al-Mulk:2).

Kritik Faktual Terhadap Feminisme


Terlepas dari pro dan kontra, gerakan feminisme di akui telah membawa banyak perubahan
positif Berbagai eksperimen membuktikan bahwa pria dan perempuan sama mengalami
kegagalan. Conohnya, ketika pada tahun 1997 pemerintah inggris memberlakukan
“pendekatan tanpa memandang jenis kelamin” dalam merekrut tentaranya dan memberlakukan
ujian fisik yang sama kepada kadet pria dan wanita, maka yang terjadi adalah tingkat cidera
yang tinggi dikalangan kadet wanita (soekanto, 2006).
Eksperimen penerapan persamaan laki-laki dan perempuan juga di lakukan di negara-
negara seperti Skandinavia, Norwegia, Denmark, dan di Swedia. Di Norwegia pada tahun
1969, perempuan yang bekerja yang memiliki anak kecil meningkat menjadi 60%, sedangkan
di Denmark pada tahun 1985 anak usia di bawah 6 tahun yang di asuh ibunya hanya 5%.
Kebijakan ini berdampak besar pada runtuhnya keluarga. Masalah-masalah alkohol, obat bius,
dan ktivitas kekerasan yang melibatkan anak-anak meningkat 400% dalam kurun waktu 1970-
1980.
Demikianlah berbagai bukti dan kritik yang menunjukkan bahwa feminisme bukan
pilihan yang bijak dan benar untuk memajukan dan mengangkat martabat perempuan.
pada kondisi perempuan

Anda mungkin juga menyukai