Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK

“ASKEP SISTEM REPRODUKSI”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. ANUGRAH CANIA
2. NINDY SISWITAMALA
3. NOVITMA SARI
4. PETRUS WIJAYA RIAU
5. RAMA WAHYUDI
6. YULIA FITRI

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


KEPERAWATAN

2018-2019
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Pekanbaru, 14 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................


B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan . .........................................................................
D. Manfaat ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
a)Anatomi dan fisiologi
b)Biologi
c)Biokimia
d)Fisika
e)Patofisiologi
f)Farmakologi
g)Komunikasi
h)Issue etik
i)Asuhan keperawatan pada sistem reproduksi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses
reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka
kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan
keturunan (anak). Sistem reproduksi manusia tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi
wanita sangat bertanggungjawab terhadap adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya
terjadi perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal tersbut didukung dengan adanya organ-organ penyusun
sistem reproduksi yang mempunyai fungsi penting.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi
internal. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris,
vestibulum dan perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba
fallopii dan ovarium (Hani dkk, 2011). Masing-masing organ reproduksi tersebut memiliki fungsi
spesifik bagi sistem reproduksi. Proses fisiologi yang terjadi dalam organ reproduksi tersebut juga
spesifik. Salah satu proses fisiologi yang berperan penting dalam sistem reproduksi adalah
pembentukan ovum melalui proses oogenesis. Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah
dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta
oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber
jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini
mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita
memasuki masa puber.
Masa pubertas pada wanita merupakan masa yang ditandai dengan adanya menstrusi atau
peluruhan dinding rahim. Masa pubertas dapat dikatakan sebagai masa produktif yaitu masa untuk
mendapat keturunan, yang berlangsung kurang lebih 40 tahun. Pada masa ini hormon-hormon
reproduksi berkembang baik sehingga dapat menghasilkan keturunan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi ?
2. Bagaimana asuhan sistem reproduksi?
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi
2. Mengetahui asuhan sistem reproduksi
D. Manfaat
Manfaat makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai sistem reproduksi baik dari anatomi maupun
fisiologinya.
2. Menambah pengetahuan mengenai asuhan sitem reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Anatomi dan fisiologi
1.Anatomi :Perkembangan anatomi organ reproduksi dari janin hingga lansia
2. Fisiologi : Peran dan fungsi organ –organ reproduksi manusia-Peranan
hormonal dalam siklus menstruasi dan pertumbuhan seks
sekunderpria dan wanita-Adaptasi fisiologis pada masa kehamilan,
melahirkan dan post partum
3. Biologi : Konsepsi dan perkembangan sel
4. Biokimia –
5.Fisika –
6. Patofisiolog : kelainan-kelainan pada sistem reproduksi
7.Farmakologi : Manajemen pemberian obat-obatan selama kehamilan
8. Gizi Manajemen : pemberian nutrisi selama hamil, menyusui, dan kondisi kelainan
sistem reproduksi
9. Komunikasi : Bagaimana menerapkan komunikasi trapeutik untuk melakukan
asuhan keperawatan kepada klien dengan masalah sistem reproduksi
10.Issue etik : Penggunaan hasil-hasil penelitian untuk melakukan penyelesaian
terhadap masalah etik sistem reproduksi
11.Pendidikan kesehatan : Penggunaan kemampuan untuk menyampaikan HE kepada klien
dengan masalah-masalah sistem reproduksi
12.Asuhan keperawatan : -Melakukan pengkajian pada kelainan sistem reproduksi
-Melakukan analisa data -Membuat diagnosa keperawatan
-Membuat rencana intervensi pada klien dengan kelainan sistem
reproduksi
Asuhan keperawatan sistem reproduksi
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN REPRODUKSI PEMERIKSAAN FISIK
 Pengkajian Bagian Luar Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila di perlukan urine untuk spesemen lab , kumpulkan pada saat ini
Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimuti bagian yang tidak
diamati Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlah nya dan bandingkan
sesuai perkembangan pasien Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan eksoriasi Buka labia mayora dan amati bagian dalam bagian dalam labia mayora,
labia minora, kitoris, dan meatus uretra . Perhatikan setiap ada pembekakan, ulkus, keluaran,
pembekakan atau nodula. Inspeksi genitalia eksterna :Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat
dilihat dengan jelas Keadaan vulva bagian luar:Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis. Terdapat
ulkus, pembengkakan. Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe

 Pengkajian Bagian Dalam Atur posisi pasien. Lumasi jari penunjuk anda dengan air streril
dan masukan ke dalam vagina dan identifikasi servik mengenai kelunakannya, serta permukaannya.
Tindakan ini berguna untuk mempergunakan dan memilih spekulum yang tepat. Cabut jari bila sudah
selesai. Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat
terutama bila akan diambil specimen Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah ke
arah perianal Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan satunya masukan
spekulum dengan sudut 45 derajat dan hati-hatilah sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia.
Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar spekulum ke arah posisi
horizontal dan pertahankan penekanan tetap pada sisi bawah/posterior Buka paruh spekulum,
lokasikan pada servik dan kunci paruh sehingga tetap membuka.

Bila servik sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati servik
mengenai ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya. Normalnya pada nulipara
bentuk servik melingkar atau oval, sedang pada para membentuk celah. Bila diperlukan spesimen
sitologi maka ambillah dengan cara usapan menggunakan aplikator dari kapas. Bila sudah selesai,
kendorkan screw spekulum, tutup spekulum dan tarik keluar secara perlahan- lahan. Lakukan palpasi
secara bimanual bila diperlukan dengan cara kenakan sarung tangan steril, lumasi jari penunjuk dan
jari tengah kemudian masukkan ke lubang vagina debgan penekanan kearah posterior dan raba
dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodula. Palpasi servik dengan dua jari anda
dan erhatikan posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan. Normalnya servik
dapat digerakkan tanpa terasa nyeri. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas.
Tangan yang diluar taruh di perut dan tekankan kebawah. Palpasi uterus mengenai ukuran, bentuk,
konsistensi, dan mobilitas. Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada
fornik lateral kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah ke arah kuadran kanan bawah. Palpasi
ovarium kanan mengenai ukuran, mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri tekan (normalnya
tidak teraba). Ulangi untuk ovarium sebelahnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola seksual (00065) berhubungan dengan Takut infeksi menular seksual
2. Ansietas ( 00146) berhubungan dengan Stressor
3. Gangguan rasa nyaman (00052) berhubungan dengan Gejala terkait penyakit
Intervensi keperawatan

1.Ketidakefektifan pola seksual (00065) berhubungan dengan Takut infeksi menular seksual
Domain 8: Seksualitas
Class 3.Reproduksi

NIC NOC
Setelah dilakukan tindakan Pengajaran : Seks Aman ( 5622) :
asuhan keperawatan selama 3x24 1. Dapatkan riwayat seksual, termasuk jumlah
jam,klien dapat menunjukkan pasangan seksual terakhir, frekuensi hubungan, dan
keefektifan pola seksual dengan kejadian serta pengobatan masa lalu terkait dengan
kriteria hasil : infeksi menular seksual (PMS)
2. Instruksikan pasien mengenai faktor-faktor yang
Kontrol Resiko : Penyakit meningkatkan risiko IMS (misalnya., hubungan
Menuar Seksual (PMS) (1905) seksual tanpa perlindungan, area permukaan mukosa
(190520) genital, peningkatan jumlah kontak-kontak seksual,
Klien dapat mengidentifikasi dan hubungan seksual saat menstruasi)
faktor risiko penyakit menular 3. Diskusikan pengetahuan pasien, pemahaman,
seksual (4) (190501) Klien dapat motivasi, dan tingkat komitmen mengenai berbagai
mengenali faktor risiko penyakit metode perlindungan seksual
menular seksual (4) (190511) 4. Diskusikan agama, budaya, perkembangan, sosio
Klien dapat mengenali tanda dan ekonomi, dan pertimmbangan individu berkenaan
gejala penyakit menuar dengan pilihan perlindungan seksual. 5. Anjurkan
pasien untuk mendapatkan pemeriksaan-pemeriksaan
rutin dan melaporkan tanda dan gejala IMS pada
penyedia layanan kesehatan

Pengajaran : Seksualitas (5624)


1. Ciptakan suatu suasana menerima, dan tidak
menghakimi
2. Dukungan peran orangtua sebagai pendidik
seksualitas utama bagi anak-anak mereka
3. Informasikan anak dan remaja mengenai manfaat-
manfaat untuk
2. Ansietas ( 00146) berhubungan dengan Stressor
Domain 9: Koping / Toleransi Stres
Class 2. Respons Koping

NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Dukungan Emosional (5270)
selama 2x24 jam,klien dapat menunjukkan 1. Rangkul atau sentuh pasien dengan penuh
keefektifan mengurangi stress dengan kriteria dukungan
hasil : 2. Bantu pasien untuk mengenali perasaannya
seperti adanya cemas, marah, atau sedih
Tingkat Stress (1212) 3. Dengarkan/dorong ekspresi keyakinan dan
(121213) Klien dapat mengurangi rasa gelisah perasaan
(4) 4. Temani pasien dan berikan jaminan
(121220) Klien dapat mengontrol perasaan keselamatan dan keamanan selama periode
mudah marahnya (5) cemas
(121221) Tingkat depresi klien berkurang (3) 5. Rujuk untuk konseling, sesuai kebutuhan
(121222) Kecemasan klien berkurang (3)
(121223) Kecurigaan klien terhadap orang lain Teknik Menenangkan (5880)
berkurang (4) 1. Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati
2. Identifikasi orang-orang terdekat klien yang
Status Kenyamanan (2008) bisa membantu klien
(200808) Klien dapat menjalin hubungan sosial 3. Berikan waktu dan tempat untuk menyendiri
dengan orang lain (5) jika diperlukan.
(200811) Klien mendapatkan perawatan sesuai
dengan kebutuhan (4)
(200812) Klien sudah mampu
mengkomunikasikan kebutuhan (5)
3.Gangguan rasa nyaman (00052) berhubungan dengan Gejala terkait penyakit
Domain 12: Kenyamanan
Class 1. Kenyamanan Fisik

NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (1400)
selama 2x24 jam, klien dapat merasa nyaman 1. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
dengan kriteria hasil : penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
Tingkat Nyeri (2102) akibat prosedur
(210201) Nyeri yang dilapokan (5) (210204) 2. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang
Panjang episode nyeri (4) (210206) Ekspresi dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri.
wajah (5) 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon pasien terhadap
Kontrol Gejala (1608) ketidaknyamanan
(160801) Memantau munculnya gejala (5)
(160802) Memantau lama bertahannya gejala Bantuan Modifikasi Diri (4470)
(4) 1. Identifikasi bersama pasien mengenai strategi
(160805) Memantau variasi gejala (5) paling efektif terkait dengan perubahan perilaku
2. Intruksikan pasien untuk mencatat kejadian
perilaku setidaknya mulai dari 3 hari sampai
dengan 2 hingga 3 minggu
3. Dorong pasien untuk mengidentifikasi
langkah-langkah yang bisa diatur dan bisa
dicapai dalam waktu tertentu
4. Bantu perkembangan fleksibilitas selama
pembentukan rencana dan tingkatkan
penguasaan terhadap satu langkah sebelum
pindah pada langkah berikutnya
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung


jawab terhadap kelangsungan hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat
vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi
bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk
hidup tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak).
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia
mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum) Oogenesis atau
pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah
bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit
primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut
menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/muthmainnahislam/asuhan-keperawatan-sistem-
reproduksi
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penunjang_dir/c064d9efc9c4b038cbc8511061
a053ae.pdf

Anda mungkin juga menyukai