Oleh :
Fajar Iskandar
NIM : 2111161066
PROGRAM STUDI S1
FAKULTAS TEKNIK
2019
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
Oleh :
Fajar Iskandar
NIM : 2111161066
Fakultas Teknik
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan disahkan menjadi
syarat menyelesaikan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan
Disetujui Oleh :
Pembimbing I : PembimbingII/Perusahaan
NID. NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusuan
Teknik Mesin
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Praktek
Kerja Lapangan ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya gunakan tanpa menyebarkan sumbernya.
Saya memahami bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan yang saya kumpulkan ini
dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarism.
Yang menyatakan
Fajar Iskandar
NIM. 2111161066
Mengetahui
Pembimbing I : PembimbingII/Industri
1. Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, membiayai, mendukung dan
member semangat sampai sekarang.
2. Pembimbing, Dosen-dosen dan Staf Karyawan jurusan teknik mesin UNJANI.
3. Pembimbing Instansi dan semua karyawan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).
4. Rekan-rekan seperjuangan.
iii
ABSTRAK
Air Brake System Lokomotif merupakan hal yang penting dalam keselamatan
penumpang kereta api, maka harus diperhatikan segala komponen yang menyangkut
sistem pengereman. Salah satunya penyimpanan angin pada tangki yang dihasilkan
compressor.
Pada sistem Air Brake System terdapat sistem pengamanan penyimpanan angin, alat
alatnya adalah Compressot Magnet Valve dan Safety Valve. Alat tersebut normalnya
bekerja pada tekanan 140 Psi dan 150 Psi. Alat tersebut sangat penting demi
keselamatan penumpang yang menggunakan kereta dari PT. Kereta Api Indonesia.
Kata kunci : Lokomotif, Air Brake System, Compressor, PT. Kereta Api Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Khadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat kepada kita
sekalian. Khususnya kepada penulis, sehingga Laporan Kerja Praktek dengan judul
“Analisa Sistem Pengamanan Penyimpanan Angin Dari Kompresor Pada Air Brake
System Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)”, dapat diselesaikan dengan baik.
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu ikhlas dan penuh dengan kesabaran
membesarkan dan mendidik penulis ini. Bapak dan Ibu semoga rahmat Tuhan
selalu menyertaimu.
2. Bapak Wirawan Piseno, ST,. MT sebagai Ketua Jurusan
3. Ibu A Grace Pessireron, ST,. MPmat sebagai Pembimbing I
4. Bapak Kurniadi sebagai Pembimbing II
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Mesin UNJANI
6. Dan seluruh pihak yang telah membatu penulis yang tidak dapat sebutkan
semua saya ucapkan terimakasih.
Penulis yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada
laporan ini, baik dari segi penulisan maupun penyajian .oleh karenanya saran dan
kririk yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan. Sehingga kesalahan dan
kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan berikutnya.
Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semu
pihak khususnya Penulis.
v
Cimahi, Agustus 2019
Fajar Iskandar
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................................... 11
BAB I ...................................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 12
vii
2.5. Pengertian Air Brake Sistem ................................................................................. 23
2.6. Komponen Air Brake Sistem................................................................................. 23
BAB III ................................................................................................................................... 32
PENUTUP .............................................................................................................................. 38
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pengaman Penyimpanan Angin Kompresor ................Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Prinsip Kerja Air Compressor Pressure Switch (ACPS)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 4.2 Safety Valve .............................................................Error! Bookmark not defined.
x
DAFTAR TABEL
11
BAB I
PENDAHULUAN
Pengereman merupakan salah satu fungsi yang penting pada setiap kendaraan,
fungsi ini memiliki peranan tersendiri dalam menghentikan laju kendaraan sesuai yang
diinginkan oleh pengemudi nya ketika akan hendak digunakan. Dalam kereta pun demikian
sama halnya dengan kendaraan lainnya perlu memiliki sistem pengereman karena dengan
adanya pengereman yang dapat bekerja dengan baik maka keselamatan dari penumpang
terjaga dan serta selamat sampai tujuan.
Pengereman pada kereta api berbeda dengan jenis pada kendaraan lainnya karena
terletak di setiap bawah gerbong kereta. Karena prinsip kerja pengereman pada kereta berbeda
dengan kendaraan seperti kendaraan mobil maupun motor maka komponen-komponen
utamanya pun berbeda fungsi dengan kendaraan roda dua atau roda empat, begitu pula dengan
rangkaian alur system pengeremannya yang berbeda. Sehinga cara kerja serta prinsip alur
langkah kerja nya memiliki prinsip tersendiri untuk dijalankan dalam sistem pengereman
kereta
komponen utama pada pengereman yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Komponen
utama tersebut terletak di bawah setiap masing-masing gerbong, dan antara satu komponen
utama pengereman dengan yang lainnya saling berkaitan dan bersinambungan. Beberapa
komponen utama itu adalah antara lain : Slang Air Brake, Control Valve, Stop Cock, Slack
Adjuster, Shock Absorber, dan Air Reservoir. Masing – masing komponen memiliki
peranannya tersendiri dan semua nya saling terhubung dengan pipa-pipa pada rangkaian
instalasi perpipaan.
Dalam pemakaiannya sebuah kereta yang apabila sudah beberapa tahun telah di gunakan
untuk mengangkut baik penumpang maupun barang akan di kembalikan lagi ke bengkel untuk
12
di lakukan perawatan agar gerbong beserta sistem pengereman kereta bisa berfungsi dengan
baik seperti awal mula digunakan.
Perawatan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan untuk menghindari kerusakan
secara tiba-tiba pada saat pemakaian yang mana dapat menyebabkan kerugian besar baik
secara materi maupun non-materi. Bagian vital dan terpenting dalam kereta api adalah
distributor valve yang mana merupakan otak dari pengereman bertekanan udara. kebocoran
pada distributor valve merupakan kendala serta permasalahan yang paling sering dihadapi
dalam sistem pengereman udara pada kereta zaman modern ini.
Dengan mengetahui penyebab kebocoran serta asal kebocoran pada distributor valve lah
maka dapat dilakukan analisa melalui troubleshooting nya sehingga dapat mengetahui
penyebabnya dan pemecahan masalah dari kebocoran tersebut. Dengan melakukan perawatan
yang baik dan benar dapat mempermudah kelancaran dan kenyamanan pada penumpang serta
keamanannya yang dipertaruhkan melalui fungsi pengereman pada kereta.
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara kerja sistem pengereman Air Brake Sistem.
b. Untuk mengetahui cara perawatan pada distributor valve
c. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung Praktek Kerja Industri dan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam perkuliahan.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari adanya kerja praktek yaitu pengalaman
secara langsung di industri.
13
1.5. Batasan Masalah
Guna mempermudah pemahaman dan penafsiran dalam penyusunan laporan ini maka
diperlukan pembatasan masalah, Seperti diketahui bahwa sistem kerja pengereman pada
kereta api begitu banyak , maka penyusun membatasi hanya pada sistem pengereman Air
Brake Sistem.
14
e) Kesimpulan dan Saran
f) Daftar Pustaka
g) Lampiran
15
BAB II
TINJAUAN UMUM
17
Susunan Dewam Komisaris dan Direksi pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu
:
1. Komisaris Utama : Djoko Sarwoko
2. Anggota Komisaris : 1. Umiyatun Hayati Triastuti
2. Muchtar Arifin
3. Danang Parikesit
4. Hermanto Deiatmoko
5. Riza Primadi
3. Direktur Utama : Edi Sukmoro
4. Direktur Komersial : Bambang Eko Martono
5. Direktur Operasi : Apriyono Wedi Chresnanto
6. Direktur Pengelolaan Prasana : Candra Purnama
7. Ditekrur Pengelolaan Saran : Azahari
8. Direktur Keselamatan dan Keamanan : Slamer Suseno Priyanto
9. Direktur SDM, Umum, dan TJ : M. Kuncoro Wibowo
10. Direktur Logistik dan Pengembangan : Budi Noviantoro
11. Direktur Aset Tanah dan Bangunan : Dody Budiawan
12. Direktur Keuangan : Didiek Hartantyo
18
pemangku kepentingan dan kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar utama :
keselamatan, ketepatan, waktu, pelayanan dan kenyamanan “
c. Slogan dan Budaya PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan asumsi dan harapan yang
dimiliki bersama dan dipegang secara mendalam untuk membentuk cara bagaimana
karyawan/karyawati bertindak dan berinteraksi agar sasaran perusahaan tercapai.
Adapun slogan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu sendiri adalah :
“ Anda Adalah Prioritas Kami ”
Adapun Lima Nilai Utama Perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), yakni sebagai
berikut:
20
KUPT DEPO LOKT
21
d. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Ruas Luar dalam rangka mengetahui
situasi lokomotif perjalananya.
3. Kepala Ruas Administrasi (KR. ADM)
a. Administrasi
i. Laporan pembinaan pegawai.
ii. Pencatatan pegawai diklat.
iii. Mengendalikan surat masuk.
iv. Pembuatan cuti tahunan, dll.
b. Logistik
i. Permintaan alat tulis (ATK).
ii. Pengambilan SAD/SAP.
iii. Pengantaran surat dinas keluar, dll.
c. Keuangan
i. Pembuatan bentuk SAB perjalanan dinas.
ii. Pembagian dan pendistribusian uang emolument, dll.
4. Kepala Ruas Luar/ Quality Control (KR Luar/QC)
a. Melakukan pengendalian kualitas/ pemeriksaan harian lokomotif dan KRD.
b. Menyiapkan dinasn lokomotif dan KRD.
c. Melakukan pengendalian lokomotif, memantau lokomotif baik di DAOP 2
Bandung maupun DAOP lain.
d. Pembuatan emolument langsir untuk DIPO Lokomotif Bandung, PUS Cianjur,
PUS Purwakarta, PUS Cibatu.
5. Kepala Organisasi dan Rencana (KOR)
a. Melakukan kegiatan pendataan kondisi/situasi lokomotif.
b. Merencanakan koordinasi dengan Kantor DAOP, Kantor Pusat mengenai
lokomotif.
6. Kepala Ruas Bubutan (KR. Bubutan)
a. Melaksanakan pembubutan roda lokomotif, kereta dan gerbong.
b. Melakukan perawatan perangkat mesin bubut.
c. Melakukan pendataan program pembubutan roda lokomotif.
22
2.5. Pengertian Air Brake Sistem
Rangkaian Kereta Api yang bergerak dengan kecepatan tertentu harus mempunyai
suatu alat yang bisa mengurangi atau menghentikan kecepatan Rangkaian Kereta Api
tersebut. Alat tersebut dinamakan Sistem Pengereman .Mengingat masa Rangkaian Kereta
Api berat ditambah dengan kecepatan tinggi,maka diperlukan Alat pengereman yang sangat
handal.
Sistem Pengereman pada lokomotif DE menggunakan Sistem Pengereman Udara
Tekan (Pneumatic Brake) Udara yang dipakai untuk Sistem Pengereman dihasilkan oleh
Kompresor.Pada Rangkaian Kereta Api terdapat beberapa Komponen Pengereman yang
dipasang sedemikian rupa sehingga menjadi satu mekanisme sebagai Alat Pengereman.
a. Kompresor
b. Tangki Utama
23
Gambar 2.5 Main Reservior
Sumber: Arsip Air Brake System PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Tangki Utama berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan yang dihasilkan oleh
Kompresor.Untuk mengamankan tekanan udara agar tidak melampaui batas yang
diijinkan,maka dipasang Safety valve reservoir. Tangki Utama dilengkapi dengan Automatic
Drain Valve yang gunanya untuk membuang air kondensasi.
Tangki Udara Bantu (Auxiliary Reservior) dipasang pada lokomotif, gunanya untuk
menyimpan udara tekan yang digunakan untuk Sistem Pengereman.
24
Pada Lokomotif CC 201/ 203 terdapat tujuh tangki udara bantu, yaitu Equalizing
reservoir, auxiliary reservoir, Control Volume Reservior, Red limiting Reservior, Timing
Reservior, Volume Reservior.
d. Brake Handle
Alat yang dilayani masinis untuk memperlambat atau menghentikan laju kereta api
(Alat Pengereman). Pengereman Rangkaian Kereta dapat dilayani dengan cara Pneumatic
Brake, sedangkan untukmenahan maju Kereta dan mempertahankan kecepatan pada lintas
menurun dapat dilakukan dengan pengereman Dynamic Brake.
Pengereman Pneumatic terdiri atas Automatic Brake dan Independent Brake.
Automatic Brake digunakan untuk Pengereman Rangkaian Kereta dan Lokomotif, sedangkan
Independent Brake khusus pengereman untuk Pengereman Lokomotif.
e. Brake Pipe
25
Gambar 2.8 Brake Pipe
Sumber: Arsip Air Brake System PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Brake Pipe adalah Saluran Udara yang digunakan untuk mengalirkan udara tekan ke
Tangki Udara Bantu (Auxiliary Reservior).
Dari ujung satu kereta dengan ujung Kereta lainnya Main Brake Pipe disambungkan
melalui kopling selang udara (Hose Connection).
f. Silinder Rem
26
Silinder Rem (Brake Cylinder) adalah silnder yang berisi piston, Pegas Piston dan
Membran (Diafhragma). Bila udara tekan dialirkan ke dalam Silinder, maka tekanan akan
terus diteruskan oleh piston ke Batang Penekan untuk mengoperasikan Sepatu Rem
selanjutnya yang menekan Roda Lokomotif.
Pada Lokomotif terdapat 8 atau 12 Brake Cylinder yang akan mengerem sebanyak 4
atau 6 poros Roda Lokomotif.
Selang Udara Tekan (Brake Hose Coupling) adalah alat yang menghubungkan Brake
Pipe pada Rangkaian Kereta/ gerbong dengan Brake Pipe pada rangkaian Kereta/ Gerbong
lainnnya.
27
Gambar 2.11 Brake Air Isolating Cock
Sumber: Arsip Air Brake System PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Katup Udara Tekan (Brake Air Isolatong Cock) atau Katup Air Brake berfungsi untuk
membuka dan menutup saluran udara yang menuju ke Rangkaian Kereta/ Gerbong.
Bila Katup pada posisi ditutup, maka udara penyuplai akan tertutup dan udara dari
Rangkaian dibuang melalui saluran buangnya (Exhauster).
28
Double Check Valve adalah alat yang berfungsi untuk mengalirkan udara tekan hanya
pada satu arah saja (masuk kanan keluar tengah dan masuk kiri keluar tengah).
j. Deadmen Pedal
Deadman Pedal adalah alat pengaman yang harus dioperasikan masinis selama
lokomotif berjalan.
Deadman Pedal akan bekerja secara otomatis yang menyebabkan terjadinya
pengereman darurat apabila masinis lalai atau tidur (lalai dalam mengoperasikan Deadman).
k. Safety Valve
29
Gambar 2.14 Safety Valve
Sumber: Arsip Air Brake System PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Safety Valve adalah alat yang berfungsi untuk membatasi tekanan udara apabila
melampaui batas yang ditentukan.
Safety Valve terdapat pada Tangki Utama (150 Psi) dan pada Intercooler (64 Psi)
l. Hand Brake
30
Hand Brake adalah alat pengereman yang dioperasikan pada saat Lokomotif
melakukan parkir.
31
BAB III
METODE ANALIS
Mulai
Studi Literatur
Mengumpulkan data
Pengecekan
Perbaikan
Apakah
Ya
Terdapat
Masalah ?
Tidak
Hasil Analisis
Selesai
32
3.2. Penjelasan Flowchart Trouble Shooting
1. Mulai : Awal proses Maintenance
2. Studi Literatur : Menganalisa kerusakan
3. Mengumpulkan data : Mengetahui jenis kerusakan
4.
33
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya cara kerja Air Brake System adalah dengan
cara memanfaatkan tekanan udara yang terkompresi melalui automatic brake yang kemudian
udara bertekanan tersebut mengalir melalui alur pipa yang telah dipasang hingga akhirnya
mengikat rem roda oleh slack adjuster yang terdorong dari udara bertekanan dan terjadi
pengereman dan kemudian pelepasan rem blok dari roda setelah melakukan pengereman.
34
Pada dasarnya cara kerja dari pengereman pada Air Brake System terbagi menjadi 3 hal,
yakni :
Gambar 3.2 Skema Diagram Air Brake System pada saat Pengisian
35
Gambar 3.3 Skema Diagram Air Brake System pada saat Pengisian
36
Gambar 3.4 Skema Diagram Air Brake System pada saat Pelepasan
4.3.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan teori dan hasil analisa Praktek Kerja Lapangan (PKL) tentang
Maintenance diperlukan agar performa distributor valve pada air brake system dapat
Maintenance Distributor valve lebih efektif dan efisien jika dilakukan preventive
pemakaian berlangsung.
Trouble shooting merupakan hal penting untuk dilakukan karena mencari terlebih
dahulu pada penyebab suatu masalah agar bisa mencari solusi dari permasalahan pada
distributor valve
Dengan mengetahui letak kebocoran dari distributor valve maka dapat mengetahui
38