Anda di halaman 1dari 17

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

istilah agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Perubahan konseptual pada penelitian ini merupakan perubahan konsepsi

siswa dari konsepsi-konsepsi alternatif menjadi konsepsi ilmiah yang utuh

dan benar. Perubahan konseptual siswa dilihat dari beberapa aspek, yaitu (a)

penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), (b) tipe perubahan konseptual

yang ditentukan melalui perubahan respon jawaban siswa pada setiap tes

(pretest, posttest, dan retest). Tipe perubahan konseptual siswa tentang

evolusi dianalisis dari dua aspek, yaitu (a) tipe-tipe perubahan konseptual per

topik evolusi, dan (b) tipe-tipe perubahan konseptual per siswa per topik

evolusi.

2. Strategi konflik kognitif terdiri dari tiga tahapan pada setiap pertemuan

pembelajaran. Tahap pertama, yaitu mengungkap konsepsi awal siswa, guru

memberikan pertanyaan yang mengarah pada konsep-konsep yang kurang

dipahami siswa berdasarkan hasil pretest. Tahap kedua, yaitu menciptakan

konflik konseptual, guru menyajikan suatu fakta berupa kejadian alam, data-

data percobaan menyangkut materi evolusi kepada siswa melalui eksperimen

menggunakan simulasi komputer. Dengan menghadapkan siswa pada gagasan

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26

atau situasi baru yang menurut persepsinya bertentangan dengan pemahaman

sebelumnya, maka setelah melakukan diskusi,tanya jawab, dan simulasi yang

rasional dan masuk akal, selanjutnya siswa akan menghadapi situasi konflik.

Pada tahapan terakhir, yaitu mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif,

guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dengan pertanyaan yang

sifatnya inkuiri seperti: apa yang anda maksud, mengapa, dan bagaimana bisa

terjadi. Hal ini memicu proses reorganisasi dan restrukturisasi konsep-konsep

dalam struktur kognitifnya, yang dapat merubah struktur kognitifnya sehingga

pada akhirnya siswa dapat mengevaluasi dirinya sendiri tentang konsepsi-

konsepsi mana yang perlu diperbaiki dan mana yang harus diubah. Ketiga

tahapan ini dilakukan pada setiap pertemuan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Weak

Experiment karena pada penelitian ini sampel diambil tidak acak dan tidak

memiliki kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen

(Sugiyono, 2012).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest yang

dimodifikasi, tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum perlakuan (pretest),

sesudah perlakuan (posttest) dan dua minggu sesudah posttest (retest). Rancangan

ini dipilih karena dapat melihat atau membandingkan perubahan konseptual siswa

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27

pada masing-masing tes. T1 (pretest) dan T2 (posttest) digunakan untuk melihat

perkembangan konsepsi siswa sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan T3

(retest) digunakan untuk melihat kebertahanan konsepsi siswa setelah perlakuan.

Dalam penelitian ini, pengaruh atau dampak suatu perlakuan dilihat berdasarkan

profil hasil pretest, posttest dan retest. Pola desain penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian The One Group Pretest-Postest Design yang

dimodifikasi

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Retest


Eksperimen T1 X T2 T3

Keterangan :
T1 = pretest
T2 = posttest
T3 = retest
X = perlakuan dengan strategi konflik kognitif

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi adalah seluruh

siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Majalengka.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yang dipilih dari enam

kelas pada sekolah tersebut. Pada penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling, dipilih satu kelas untuk dijadikan

sebagai kelas eksperimen berdasarkan pertimbangan hasil studi pendahuluan

mengenai karakterisitik siswa yang aktif dan merupakan kelas yang lebih

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28

unggul dibanding kelas lainnya, yaitu kelas XII IPA 5. Subjek penelitian

berjumlah 32 orang, 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Namun ada

dua orang siswa yang tidak mengikuti rangkaian penelitian dengan lengkap,

sehingga hanya 30 orang yang dijadikan sebagai partisipan dalam penelitian

ini.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011

(persiapan), Januari sampai Februari 2012 (pelaksanaan), Maret 2012 (pasca

pelaksanaan).

2. Tempat

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Majalengka di Jalan K. H Abdul

Halim No. 113 Majalengka.

F. Instrumen Penelitian

Conceptual Inventory of Natural Selection (CINS) merupakan instrumen

penilaian konseptual yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa tentang

konsep evolusi (Anderson et al. 2002). Tujuan dari CINS adalah untuk

mengidentifikasi miskonsepsi tertentu yang terjadi pada siswa mengenai konsep

evolusi (terutama tentang seleksi alam) sehingga memberikan gambaran informasi

bagi guru. Kesalahpahaman digunakan sebagai distraktor, dan beberapa

pertanyaan yang diajukan bertujuan agar siswa memprediksi peristiwa evolusi dari

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29

situasi yang diberikan. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan konsep evolusi

telah menggunakan instrumen ini (Anderson et al. 2002; Furtak et al. 2011). Pada

penelitian ini, instrumen tersebut dimodifikasi dan dijadikan sebagai acuan

pembuatan kisi-kisi soal yang bisa dilihat pada Lampiran B.

Profil konsepsi siswa sebelum pembelajaran menggunakan strategi konflik

kognitif diketahui melalui hasil pretest, profil konsepsi siswa setelah

pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif diketahui melalui posttest

dan retest untuk mengetahui kebertahanan konsepsi siswa. Bentuk, materi, dan

jumlah butir soal pada pretest, posttest dan retest sama. Instrumen tes pada

penelitian ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda beralasan berjumlah 15 soal.

Bentuk soal pilihan ganda beralasan merupakan salah satu cara untuk

mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan

perangkat tes dan memberikan informasi untuk perbaikan terhadap perangkat tes

yang masih termasuk ke dalam kategori kurang baik atau jelek. Pengujian

instrumen penelitian ini terdiri dari taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan

reliabilitas yang dihitung dengan bantuan software ANATES.

Pengujian instrumen dilakukan pada 30 mahasiswa pendidikan Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2011. Setelah dilakukan pengujian

dan judgment kepada dosen ahli, terdapat sedikit perbaikan dalam konteks

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30

kalimat instrumen dan hanya 15 soal yang dipakai dari 20 soal sebagai instrumen

dalam penelitian ini.

Adapun penjelasan mengenai setiap pengujian adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks

kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran

0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00

menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Rumus Tingkat Kesukaran:

B
P=
S

Keterangan :
P = Tingkat Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
S = Jumlah siswa yang mengikuti tes

(Arikunto, 2009: 213)

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena

merasa di luar jangkauannya (Arikunto, 2009: 207).

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31

Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Indeks Kesukaran Kriteria Soal


0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Sumber: Arikunto, 2009: 210)

Tabel. 3.3 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen

Tingkat kesukaran No Soal Jumlah Soal


Sukar 4, 6, 8, 10, 13, 14, 18, 20 8
Sedang 2, 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 19 9
Mudah 1, 3, 11 3

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2009: 211).

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi

(D). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini

berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak terdapat

tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal

“terbalik” menunjukkan kualitas tes, yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan

anak kurang pandai disebut pandai.

Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa

kurang pandai menunjukkan bahwa soal itu tidak baik karena tidak punya daya

pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun kurang pandai

tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32

mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar

oleh siswa yang pandai saja.

Rumus Daya Pembeda:

BA BB
DP = -
JA JB

Keterangan :
DP = Daya Pembeda
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
JA = Banyak peserta kelompok atas
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB = Banyak peserta kelompok bawah

(Arikunto, 2009: 211)

Adapun indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Kriteria daya pembeda


0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
(Sumber: Arikunto, 2009: 211)

Tabel 3.5 Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen

Daya Pembeda No Soal Jumlah Soal


Jelek 6, 12, 2
Cukup 1, 2, 5, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 11
Baik 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16, 7
Baik sekali - -

3. Validitas Soal

Validitas tes merupakan tingkat keabsahan suatu tes. Sebuah tes yang

dikatakan valid adalah suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur

(Arikunto, 2009: 64). Sebuah tes memiliki validitas yang tinggi jika skor pada
Isus Yusrina Azizah, 2012
Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33

item mempunyai kesetaraan dengan skor total. Kesejajaran ini dapat ditunjukkan

dengan korelasi sehingga validitas sebuah tes dapat diukur menggunakan rumus

korelasi product moment :

𝑁 ∑𝑥𝑦 − ∑𝑥 (∑𝑦)
rxy =
𝑁∑𝑥2 − (∑𝑥)2 𝑁∑𝑦2 − (∑𝑦)2

Keterangan :
Σ X = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut
Σ Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada test
N = Jumlah seluruh siswa
X = Skor tiap siswa pada item tersebut
Y = skor total tiap siswa
r xy = Koefisien korelasi = validitas item

Adapun untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, maka koefisien

korelasinya dikategorikan pada kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas


0,00 - 0,19 Sangat Rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
(Sumber Arikunto, 2009: 75)

Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Instrumen

Kriteria No Soal Jumlah Soal


Sangat Rendah 5, 6, 12 3
Rendah 1, 2, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 10
Cukup 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16 7
Tinggi -
Sangat Tinggi -

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34

4. Reliabilitas Soal

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang

tetap. Jadi reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal dan

konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Reliabilitas digunakan

untuk seluruh soal, bukan hanya tiap butir soal, dilakukan umumnya dengan

korelasi dan tanpa korelasi.

Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes.

Sehingga makin panjang tes maka reliabilitasnya semakin tinggi. Rumus untuk

menghitung Reliabilitas adalah menggunakan rumus K-R 20 yaitu:


𝒏
r = 𝐒𝟐− Ʃ𝐩𝐪
(
11
𝒏−𝟏 𝑺𝟐
)

Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
Ʃpq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S2 = Varians

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas


0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,20 – 0,59 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
(Sumber Arikunto, 2009: 75)

Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba instrument adalah 0,62 dengan

kategori tinggi. Setelah melalui pengujian taraf kesukaran, daya pembeda,

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35

validitas dan reliabilitas, seluruh item soal yang disiapkan pada instrumen

penelitian ini dipilih hanya 15 butir soal yang layak digunakan sebagai instrumen

pada penelitian ini.

H. Prosedur Penelitian

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.

b. Melakukan kajian pustaka.

c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal.

d. Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen.

e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh

dosen-dosen yang berkompeten.

f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.

g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen.

h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.

i. Orientasi lapangan, koordinasi antara peneliti, sekolah, dan guru biologi yang

bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Tahap pertama, untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang konsep

evolusi dan perbedaannya dengan konsepsi ilmiah diberikan pretest dan

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36

dilakukan observasi mengenai pembelajaran evolusi pada pertemuan

sebelumnya sesuai RPP guru yang bersangkutan.

b. Tahap kedua, untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa tentang

evolusi diterapkan strategi mengajar perubahan konseptual menggunakan

strategi konflik kognitif selama dua kali pertemuan oleh guru pengajar dibantu

oleh peneliti yang sekaligus sebagai observer. Peneliti pun meminta bantuan

guru lainnya yang berkenan untuk menjadi observer. Rincian topik yang akan

diajarkan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Rincian Topik Pembelajaran pada Setiap Pertemuan

Pertemuan Topik
Pertemuan 1  Asal-usul Kehidupan
 Asal-usul Organisme Prokariot
 Asal usul Organisme Eukariot
Pertemuan 2  Fenomena Evolusi
 Teori Evolusi
 Petunjuk Evolusi
Pertemuan 3
Mekanisme Evolusi dan Spesiasi (Perlakuan)
Pertemuan 4

c. Tahap ketiga, untuk mengetahui perubahan konseptual siswa tentang evolusi

setelah belajar melalui strategi konflik kognitif diberikan posttest dan retest.

Perubahan konseptual siswa dilihat dari dua aspek, yaitu: (1) penambahan

profil konsepsi siswa (dalam %), dan (2) bentuk-bentuk perubahan konseptual

yang muncul pada pretest, posttest dan retest.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.

b. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.


Isus Yusrina Azizah, 2012
Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37

c. Menyusun laporan hasil penelitian (Skripsi).

I. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang evolusi sebelum belajar

melalui strategi konflik kognitif dan profil konsepsi akhir siswa setelah belajar

melalui strategi konflik kognitif, data yang diperoleh hasil pretest, posttest,

dan retest dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif (perhitungan

persentase, yaitu banyak siswa menjawab dengan benar tiap butir soal: jumlah

siswa seluruhnya x 100%). Alasan siswa sangat bervariasi, maka untuk

menganalisis secara kualitatif alasan setiap siswa yang terungkap dalam

kalimat pada lembar jawaban perlu dikelompokkan. Pengelompokkan ini

dilakukan dengan cara menganalisis kesamaan gagasan pokok setiap kalimat

jawaban alasan siswa. Setiap konsepsi siswa yang sesuai dengan konsep

ilmiah diberi tanda + (positif) dan – (negatif) untuk sebaliknya. Letak

perbedaan atau ketidaksesuaian konsepsi siswa tentang evolusi sebelum

belajar melalui strategi konflik kognitif (pretest) dengan konsep ilmiah dapat

diidentifikasi melalui penjabaran kriteria konsep ilmiah yang tercantum pada

Tabel 3.10.

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38

Tabel 3.10 Kriteria Konsep Ilmiah tentang Evolusi

No Topik Kriteria Konsep Ilmiah


1 Potensi Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang
Faktor Biotik sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan
meningkat secara eksponensial jika semua individu yang
dilahirkan berhasil bereproduksi dengan baik.
2 Stabilitas Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah,
populasi kecuali ada fluktuasi musiman.
3 Sumber daya Sumber daya lingkungan adalah terbatas.
lingkungan
terbatas
4 Keterbatasan Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan
kelangsungan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan
hidup mengakibatkan adanya persaingan untuk
mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi
itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat
bertahan hidup pada setiap generasi
5 Variasi dalam Individu-individu dalam suatu populasi sangat bervariasi
populasi dalam hal ciri-ciri khasnya, tidak akan ada dua individu
yang persis sama.
6 Pewarisan Banyak variasi diwariskan kepada keturunannya.
variasi
7 Perbedaan Kelangsungan hidup bukan merupakan proses acak,
kelangsungan tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang
hidup terwarisi dari individu yang bertahan hidup. Individu
yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individu-
individu tersebut cocok dengan lingkungannya, besar
kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak
keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang
cocok sifatnya terhadap lingkungannya.
8 Perubahan Kemampuan yang berbeda pada setiap individu untuk
dalam suatu bertahan hidup dan bereproduksi akan menyebabkan
populasi suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi,
dan sifat-sifat menguntungkan akan terakumulasi
sepanjang generasi.
9 Asal-usul Populasi yang terisolasi dapat berubah secara bertahap
spesies dari waktu ke waktu sehingga menjadi spesies baru.
(diversifikasi bertahap/gradualism)
10 Asal-usul Mutasi acak dan rekombinasi seksual menghasilkan
variasi variasi dalam komposisi genetik suatu populasi.
Sumber: Mayr dalam Campbell et al. (2003) dan Anderson et al. (2003).

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39

2. Untuk menganalisis perubahan konseptual yang terjadi, pola-pola jawaban

siswa pada setiap tes dianalisis berdasarkan pasangan konsepsi siswa pada

setiap hasil tes. Tipe-tipe perubahan konseptual siswa tentang evolusi dianalisis

dari dua aspek, yaitu (a) tipe-tipe perubahan konseptual per topik, dan (b) tipe-

tipe perubahan konseptual per siswa per topik.

Tabel 3. 11 Pola-pola Konsepsi Siswa

No Pasangan Pola Keterangan


Konsepsi (X, Y)
1 (-, +) 1Berubah positif (perubahan konseptual)
2 (+, +) 2 Bertahan positif
3 (-, -) 3 Bertahan negatif
4 (+, -) 4 Berubah negatif
(Sumber: Tomo, 1995).
Keterangan : X = konsepsi siswa pada pretest atau posttest
Y = konsepsi siswa pada posttest atau retest

3. Untuk menguji hipotesis signifikansi perubahan konseptual siswa tentang

evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, data yang

diperoleh dari pretest , posttest dan retest dianalisis secara kuantitatif

menggunakan statistik nonparametrik. Hal ini disebabkan skala pengukuran

variabel pada penelitian ini adalah kategorikal/diskontinu yaitu berupa data

nominal atau ordinal (Sugiyono, 2009).

a. Uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji Mc Nemar. Uji ini

dapat dipakai untuk mengetahui signifikansi perubahan terutama untuk

rancangan penelitian “sebelum dan sesudah” dan skala pengukurannya

berupa data nominal (Sugiyono, 2009).

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40

Rumus uji McNemar adalah sebagai berikut :

A−D−1²
χ² =
A+D

(Sugiyono, 2009: 127)

Keterangan :

A dan D adalah frekuensi subyek yang mengalami perubahan dari

konsepsi yang tidak ilmiah menjadi konsep ilmiah, atau sebaliknya.

Perhitungan uji McNemar berdasarkan Sugiyono (2009) dilakukan dengan

beberapa langkah.

1) Respon siswa pada pre-test, post-test dan delayed post-test

diidentifikasi dengan kriteria sebagai berikut :

a) Respon benar (sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda positif (+).

b) Respon salah (tidak sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda

negatif (-).

2) Jumlah pasangan berurutan tanda + dan – dihitung dengan kriteria

jumlah pasangan berurutan (+,-) diberi simbol A, (+,+) diberi simbol B,

(-,-) diberi simbol C, dan (-,+) diberi simbol D.

3) Jumlah pasangan berurutan untuk A dan D disubstitusikan pada rumus

Mc Nemar dari setiap topik tentang evolusi.

b. Untuk mengetahui signifikansi perubahan konseptual siswa tentang

evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif secara

menyeluruh, skor tiap siswa yang diperoleh dari setiap tes yang dilakukan

dipasangkan. Sehingga uji statistik non parametrik yang cocok adalah uji

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41

Wilcoxon karena datanya berbentuk ordinal/berjenjang (Sugiyono, 2009),

dengan rumus sebagai berikut :

𝑁 ( 𝑁 + 1)
𝑇 − µ𝑇 𝑇−
𝑍= = 4
𝜎𝑇 𝑁 𝑁 + 1 (2𝑁 + 1)
24

Keterangan :

T = jumlah rangking terkecil yang bertanda sama

µT = mean T

σT = standar deviasi T

(Sugiyono, 2009: 137)

Isus Yusrina Azizah, 2012


Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi
Konflik Kognitif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai