Hukum pidana adalah serangkaian kaidah hukum tertulis yang mengatur tentang perbuatan
– perbuatan yang tidak boleh dilakukan atau dilarang, dengan adanya ancaman sanksi
tertentu.
Hukum pidana berisi tentang hak – hak dan kepentingan individu dalam masyarakat. Hukum
pidana dapat ditafsirkan dengan berbagai macam penafsiran hukum perdata. Hukum pidana
dijatuhkan setelah adanya gugatan.
Hukum perdata adalah serangkaian hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu satu dengan individu yang lain.
Hukum perdata berisi aturan yang mengatur hubungan antar masyarakat yang menitik
beratkan kepada kepentingan perseorangan.
Hukum perdata ditafsirkan secara autentik, artinya adalah hukum ini hanya dapat
ditafsirkan dengan satu arti menurut kata yang terdapat dalam undang – undang. Hukum
perdata dijatuhkan oleh pengadilan tanpa adanya gugatan.
Sebenarnya, kasus perdata tidak akan bisa berubah menjadi sebuah kasus pidana.
Bila dalam prosesnya terjadi perubahan kasus perdata yang ditindaklanjuti di lembaga
peradilan sebagai delik pidana, hal ini tidak berarti kedudukan kasus tersebut berubah.
Alasan munculnya delik perdana yang diproses adalah tidak lain karena pada dasarnya
ditemukan unsur tindak pidana yang memang terjadi dalam kasus perdata yang tengah
diperkarakan.
Contoh yang paling banyak terjadi untuk kasus ini adalah perjanjian jual beli atau
utang piutang antarindividu. Secara hukum, urusan jual beli dan utang piutang sudah jelas
menjadi ranah hukum perdata. Kendati demikian dalam kenyataannya, apabila dalam
perjalanan kerja sama tersebut ditemukan bukti penipuan, maka barulah kasus tersebut
dapat diproses secara pidana.
KASUS PERDATA JADI PIDANA, BAGAIMANA HAL SEPERTI INI BISA TERJADI?
Dari definisinya, kedua hukum ini—hukum perdata dan pidana, merupakan hukum
yang berbeda. Hukum pidana bisa dikenakan kepada seseorang yang dianggap telah
menganggu kepentingan umum oleh negara. Sementara itu, dalam hukum perdata, negara
hanya bertindak sebagai pengawas.
Contoh kasus perdata yang pada akhirnya berubah jadi kasus pidana adalah terkait sengketa
tanah. Dalam kasus ini, terlihat jelas kalau pertikaian antara dua pihak yang tengah berebut
lahan merupakan hukum perdata. Namun, banyak kasus yang terjadi di Indonesia membawa
para tersangka ke ranah hukum pidana.
Contoh lain kasus perdata jadi pidana adalah saat adanya kasus yang melibatkan utang.
Seorang tersangka tiba-tiba harus mendekam di penjara karena dirinya telah berutang
kepada seseorang. Hal ini jelas murni kasus perdata, tapi keberadaan tersangka tersebut di
penjara menjadi bukti kalau kasus ini telah berubah jadi pidana.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan. Pada contoh kasus
pertama, bisa jadi ada unsur-unsur pidana yang muncul saat proses sengketa tanah antara
kedua belah pihak. Unsur pidana tersebut beragam, misalnya adanya pemaksaan,
penganiayaan, penggelapan, penipuan, dan lain-lain.