Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di perut kanan bawah.
Hasil lab Hb : 13,3 gr/dl, AL : 17,4 103/ml, AT : 332 103/ml
3) Therapi
a. Ceftriaxon 750m mg/12 jam IV
b. Ranitidin 20 mg/12 jam IV
c. Ondansetron 2 mg IV
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAR
NO
(SDKI/NANDA DIAGNOSA) (DATA, ACTION, RESPONSE)
1 Nyeri akut b/d agen injury DATA
biologis S: pasien mengatakan nyeri, nyeri
NOC : seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
Nyeri berkurang s/d hilang bertambah bila untuk bergerak, nyeri
setelah dilakukan tindakan hilang timbul munculnya.
keperawatan selama 15 menit O:
dengan kriteria hasil : Ku : tegang, T : 37,8 o C
1) pasien menyatakan nyeri N : 100 x/mnt, R : 22
berkurang Nyeri skala VAS : 4
2) Skala VAS menurun menjadi ACTION
1-2 1. Mengkaji nyeri (P, Q, R , S , T.)
NIC : 2. Memberi edukasi cara mengurangi
Manajemen nyeri nyeri dengan napas dalam/
1. Kaji nyeri (PQRST) relaksasi
2. Ukur tanda vital dan skala 3. Mengobservasi KU
nyeri secara teratur 4. Mengukur vital Sign
3. Jelaskan penyebab nyeri 5. Menanyakan ke pasien ada riwayat
4. Ajarkan tehnik relaksasi , alergi obat
distraksi & Tingkatkan 6. Memberikan edukasi penyebab
istirahat nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
5. Minimalkan stimuli yang 7. Memotivasi pasien untuk nafas
menyebabkan peningkatan dalam
nyeri 8. Mengkolaborasikan dokter untuk
6. Tentukan lokasi, karakteristik, terapi analgetik.
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian analgesik RESPONSE
7. Cek riwayat alergi analgesik 1. Pasien mengatakan sudah
8. Edukasi sebelum pemberian berkurang nyerinya
analgesik 2. Skala VAS : 2 – 3
9. Kolaborasi dokter anestesi 3. Ekspresi wajah pasien : lebih
2
pemberian analgesik relaks
10. Evaluasi aktivitas analgesik
4. pasien terlihat menikmati
tanda dan gejala (efek permainan game di Hpnya.
samping) 5. Vital sign : R : 20 x/mnt, N : 90
x/mnt
2 Ansietas berhubungan dengan DATA
krisis situasional: akan dilakukan S:
operasi Pasien mengatakan kawatir/takut
akan operasi yang dia jalani
NOC : O:
Cemas berkurang/hilang setelah Ekspresi wajah pasien tampak tegang.
dilakukan tindakan keperawatan 1 VS : T : 37,8 o C
kali pertemuan dengan KH : N : 100 x/mnt, R : 22
1. Pasien menyatakan siap untuk
dilakukan operasi. ACTION
2. Ekspresi wajah pasien tampak 1. Mengkaji respon cemas, takut
lebih tenang/rileks. pasien
3. VS dalam batas normal 2. Menjelaskan prosedur
NIC : pelaksanaan operasi .
1. Kaji respon cemas, takut 3. Memberi support /motivasi pasien
pasien : data objektif dan untuk tenang, bahwa sudah ada
subyektif tim operasi yang kompeten.
2. Gunakan pendekatan dengan 4. Menganjurkan pasien untuk
konsep menenangkan banyak berdoa
3. Jelaskan semua prosedur dan 5. Menganjurkan keluarga untuk
dengarkan keluhan pasien menemani pasien di ruang
4. Pahami harapan pasien dalam penerimaan sebelum operasi
situasi stres 6. Menganjurkan pasien untuk
5. Temani pasien untuk relaksasi /nafas dalam
memberikan keamanan dan 7. Mengevaluasi pasien setelah
mengurangi takut diberi tindakan anxiety reduction.
6. Bersama tim kesehatan,
berikan informasi mengenai RESPONSE
diagnosis prosedur operasi. 1. Pasien menyatakan sudah
7. Anjurkan pasien untuk berkurang rasa takutnya, sudah
mengungkapkan perasaan, tidak kawatir lagi.
ketakutan. 2. Vital sign dbn ( R : 20 x/mnt, N :
78 x/mnt, TD : 100/75mmHg
3
C. PEMBAHASAN
Appendiksitis merupakan peradang dari apendiks vermivormis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat
mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun (Mansjoer, dkk 2007). Penyebab yang
paling sering adalah kuman dari colon yaitu E. Coli dan streptococcus.
Pada kasus diatas ditemukan Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah
yang di alami pasien yang meliputi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Ansiteas berhubungan dengan krisis situasional
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal sekala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
ataumengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Alimul Aziz, 2006). Nyeri berkaitan
erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah
nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat
adanya stimulasi atau rangsangan. Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor
tersebut ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang
sampai pada jaringan/organ yang terinflamasi. Impuls nyeri tersebut membawa
informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Stimulus nyeri karena adanya inflamasi
jaringan pada appendix terjadi blockade pada arteria koronaria yang menstimulasi
reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat, ada peradangan juga dapat menekan
reseptor nyeri.
Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan gangguan psikologis
yang dapat memiliki karakteristik berupa rasa takut, kekawatiran terhadap sesuatu
atau situasi seperti akan dilakukan operasi. Untuk mengatasi kecemasan yaitu
4
pengobatan tanpa obat seperti konseling, relaksasi, hipnoterapi dan manajemen
kecemasan .
Tidak ada kesenjangan dalam pelaksanan keperawatan yang diberikan
dengan teori yang telah ada.
Mengetahui