Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan

tertentu, tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya semangat

seseorang untuk beraktivitas dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan

menentukan hasil yang diperoleh (Wina Sanjaya, 2013).

Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti dorongan dari

dalam diri manusia untuk bertindak atau berilaku, pengerian motivasi tidak terlepas

dari kata kebutuhan atau needs atau want (Notoatmodjo, 2010).

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu contohnya seseorang yang senang membac tidak

usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku

untuk dibaca. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah moti-motif yang aktif dan

berfungsinya karena perangsang dari luar, seebagai contoh seseorang itu belajar,

karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik,

sehingga akan dipuji oleh temannya ( Sardiman, 2011).

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang

yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga

elemen penting yaitu 1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi didalam sistem yang pada organisme manusia karena menyangkut

Universitas Sumatera Utara


perubahan energy manusia( walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),

penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, 2 motivasi ditandai

dengan munculnya, rasa/ feeling , afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relavan

dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku

manusia, 3 motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan ( Sardiman, 2011).

B. Teori-teori motivasi

Banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori

tentang motivasi.

1. Teori McClelland

Mengatakan bahwa diri manusia ada dua motivasi, yakni motif primer

atau motif yang tidak dipelajari , dan motif sekunder atau motif yang tidak dipelajari

melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Oleh karena motif sekunder

timbul karena interaksi orang lain, maka motif ini sering juga disebut motif sosial.

Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara alamiah timbul pada setiap

manusia secara biologis.

2. Teori McGregor

Berdasarkan penelitian, McGregor menyimpulkan teori motivasi ini

dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konversional atau klasik

(teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y).

Teori X yang bertolak dari pandangan klasik ini bertolak dari anggapan

bahwa Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja, pada umumnya manusia

cenderung sesedikit mungkin melakukan aktivitas bekerja, pada umumnya

manusiakurang berambisi, pada umumya manusia kurang senang apabila diberi

Universitas Sumatera Utara


tanggung jawab, melainkan suka di atur dan diarahkan, pada umumnya manusia

bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi. Oleh karena itu, dalam

melakukan pekerjaan harus diawasi dengan ketat dan harus dipaksa untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi.

Sedangkan teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru

ini beranggapan bahwa :

Pada dasarnya manusia itu pasif, tetapi aktif, pada dasarnya manusia itu tidak malas

kerja, tetapi suka bekerja, pada umumnya manusia dapat berprestasi dalam

menjalankan pekerjaanya, pada umumnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran

atau tujuan organisasi, pada umumnya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk

mencapai tujuan atau sasaran.

3. Teori Herzberg

Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

kegiatan, tugas. Atau pekerjaannya yakni :

a. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfier) atau faktor motivasional.

Faktor penyebab kepuasan ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Faktor

motivsional (kepuasan) ini mencakup antara lain : Prestasi (achievement),

penghargaan (recognation), tanggung jawab (responsibility), kesempatan untuk maju

(possibility of growth), pekerjaan itu sendiri (work

b. Faktor-faktor ketidakpuasan (dissatisfaction) atau faktor higine.

Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance faktor

yang merupakan hakekat manusia yang ingin memperoleh kesehatan badaniah.

Fakton higine yang menimbulkan ketidakpuasan melakukan kegiatan, tugas atau

pekerjaan ini antara lain: Kondisi kerja fisik ( physical environment), hubungan

interpersonal (interpersonal relationship), kebijakan dan administrasi perusahaan

Universitas Sumatera Utara


(Company and administration policy), pengawasan (supervision), gaji (salary),

keamanan kerja (job security).

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor

motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari

ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,

kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator

memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk

didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb

(faktor intrinsik).

Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan

termotivasi yaitu faktor instrinsik, merupakan daya dorong yang timbul dari dalam

diri masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari

luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja (Lutfi)

4. Teori Maslow

Mengembangkan teorinya setelah ia mempelajari kebutuhan-kebutuhan

manusia itu bertingkat-tingkat atau sesuai dengan hierarki yaitu : a) Manusia adalah

suatu makhluk sosial “bekeinginan” dan keiginan ini menimbulkan kebutuhan yang

perlu dipenuhi, b) kebutuhan yang telah terpenuhi (dipuaskan), mempunyai pengaruh

untuk menimbulakan keinginan atau kebutuhan lain dan yang lebih menungkat, c)

kebutuhan manusia tersebut tampaknya berjenjang atau bertingkat-tingkat. Tingkatan

tersebut menunjukkan urutan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu waktu

tertentu.

Universitas Sumatera Utara


C. Metode peningkatan motivasi

Dilihat dari orientasi cara peningkatan motivasi, para ahli mengelompokan ke

dalam suatu model-model motivasi seperti a).Model tradisioanal ini menekankan

bahwa untuk memotivasi masyarakat agar mereka berprilaku sehat, perlu pemberian

insentif berupa materi bagi anggota masyarakat yang mempunyai prestasi tinggi

dalam berperilaku hidup sehat, b) Model hubungan manusia ini menekankan bahwa

untuk meningkatkan motivasi berperilaku sehat, perlu dilakukan perlakuan atau

memperhatikan kebutuhan sosial mereka, menyakinkan kepada mereka bahwa setiap

orang adalah penting dan berguna bagi masyarakat, c ) Model sumber daya manusia

ini mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

motivasi. Di samping uang, barang, atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan

keberhasilan (kesuksesan hidup). Menurut model sumber daya manusia ini, untuk

meningkatkan motivasi hidup sehat, perlu memberikan tanggung jawab dan

kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka. Moivasi akan meningkat jika kepada

mereka diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya

dalam memelihara kesehatan.

Memberian “reward” atau penghargaan , dan “ punishment” atau

hukuman oleh pipmpinan masyarakat atau organisasi kepada anggota masyarakat

bawahan juga dapat dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi berperilaku.

Dipandang dari segi ini, maka motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Motivasi positif ( insentif positif )

Adalah pimpinan masyarakat atau organisasi memberiakan hadiah

atau reward kepada anggoata atau bawahan yang berprestasi atau berperilaku sehat.

Dengan hadiah yang diberikan aini akan meningkatkan semangat berperilaku sehat

atau kerja para anggota , yang akhirnya akam memacu perilaku mereka lebih

Universitas Sumatera Utara


meningkan. Hadiah atau reward ini dapat berupa uang, barang, atau nonmaterial,

misalnya piagam, atau sekadar pujian berupa kata-kata lisan.

b. Motivasi negatif ( insentif negatif )

Adalah pimpinan memberikan hukuman (punishment) kepada

anggotanya atau perilakunya kurang baik. Dengan teguran-teguran atau kalau perlu

hukuman, akan mempunpunyai efek “takut” pada anggota atau karyawan akan

adanya sanksi, atau hukuman. Keduajenis motivasi tersebut di atas dalam praktiknya

dapat diterapkan oleh pimpinan masyarakat atau organisasi, tetapi harus tepat dan

seimbang, agar dapat meningkatkan semangat berkarya atau berperilaku. Perlu di

ingat bahwa untuk memperoleh efek jangka panjang, maka motivasi positiflah yang

lebih tepat digunakan. Sedang insentif negatif, hanya cocok untuk meningkatkan

motivasi jangka pendek saja (Notoatmodjo, 2010)

D. Jenis – jenis motivasi

Motivasi banyak jenisnya. Pembagian motivasi dapat dilihat dari perpektif

kebutuhan dan perpektif fungsional, serta dari sifatnya.

a. Perspektif kebutuhan

Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat, induvidu akan merasa puas

memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu manakala pada taraf sebelumnya kebutuhan

itu telah tepenuhi kebutuhan-kebutuhan itu sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi sebelum

kebutuhan-kebutuhan lain terpenuhi, kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan

rasa lapar, haus, kebutuhan istirahat.

2. Kebutuhan akan keamanan (security) yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas

dari rasa takut dan kecemasan.

Universitas Sumatera Utara


3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan cinta kasih seperti rasa diterima oleh

kelompok, perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain.

4. Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu kebutuhan berprestise yang erat

dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya

baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan sebagainya.

b. Perpektif fungsional

Perpektif ini membagi jenis motivasi dilihat dari konsep motivasi sebagai

penggerak, harapan dan insentif.

Motivasi sebagai penggerak adalah motivasi yang memberi tenaga untuk

aktifitas tertentu, artinya aktivitas ini hanya mungkin terjadi apabila ada faktor

pendorong yang menggerakan seluruh energi yang tersedia.

Motivasi yang didasarkan kepada harapan adalah motivasi yang

memandang bahwa sesuatu itu pasti terjadi sesuai dengan harapan. Dengan

demikian, motivassi itu bangkit karena adanya harapan tetentu, yaitu harapan yang

akan memuaskan kebutuhannya. Manakala induvidu merasa sesuatu tidak akan

muncul sesuai dengan harapan, maka motivasi itu akan melemah.

Motivasi yang didasarkan kepada insentif adalah motivasi yang muncul

oleh karena adanya tujuan yang nyata. Tujuan tersebut adalah sesuatu yang akan

mengakibatkan rasa senang, misalnya karena adanya hadiah atau pujian. Motivasi

individu dapat dibangkitkan melalui insentif.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intristik, berupa hasrat, dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstristik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

konduksif, dan kegiataan belajar yang menarik. Hakikat motivasi belajar adalah

Universitas Sumatera Utara


dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

E. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik dan ekstrinsik

a. Kebutuhan

Seseorang yang melakukan aktivitas karena adanya faktor-faktor baik biologis

maupun psikologis, misalnya motivasi ibu untuk membawa balitanya ke klinik untuk

imunisasi karena balita akan mendapatkan kekebalan tubuh (Taufik, 2007)

Menurut Mubaraq dan Chayatin, 2009 kebutuhan dasar manusia disusun dalam

tingkat kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang paling mendesak akan

lebih proyeksikan, sementara kebutuhan yang kurang mendesak diminimumkan atau

kurang diperhatikan bahkan dilupakan.

b. Dorongan

Motif pendorong yang mengarahkan prilaku kearah perumusan kebutuhan atau

pencapaian tujuan, mendorong individu melakukan atau mencapai sesuatu (Endang

S, 2008). Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk

melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Menurut Kamus Besar Indonesia

kebutuhan merupakan suatu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup

dalam aktivitasnya dan menjadi dasar atau alasan untuk berusaha memenuhi

kebutuhan balitanya untuk menjadi balita yang sehat, seperti mengikuti imunisasi,

pemberian vitamin A dan pertimbangan berat badan balitanya di Praktek Bidan

Mandiri.

c. Harapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia harapan merupakan bentuk dasar

kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapat atau suatu kejadian akan

Universitas Sumatera Utara


berubah baik diwaktu yang akan datang, dimana motivasi merupakan akibat dari

suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan

bahwa upaya yang dilakukannya akan memberikan apa yang menjadi harapannya

dimasa mendatang misalnya bila ibu membawa balitanya datang berkunjung ke

bidan praktek mandiri sesuai jadwal untuk terjadi penyakit menular.

Sedangkan menurut teori vroom harapan terjadi jika seseorang sangat

menginginkan sesuatu dan harapan memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang

bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya dan

harapan ini bias berdampak saat ini maupun di masa yang akan datang. Dengan

datang ke imunisasi ibu dapat mencengah terjadi penyakit infeksi pada balita di masa

yang akan datang seperti TBC, Hepatitis, batuk rejan, Polio dan campak. (Nasir dan

Muhith, 2011)

Keinginan untuk berhasil dalam kehidupan pada umumnya dalam melakukan

suatu tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan merupakan

unsur kepribadian dan perilaku manusia,sesuatu yang berasal dari dalam diri manusia

yang bersangkutan.

d. Penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat

diakui sebagai bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan

umum dan kehormatan di dunia luar (Sulastri, 2012)

e. Kegiatan yang menarik

Rangsangan tertentu sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan

aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Kegiatan ibu sehari-hari perlu

diketahui oleh semua suami dan anak, sebab kegiatan rutinnya padat dan penuh

Universitas Sumatera Utara


dengan keikhlasanuntuk ketetraman dan kenyamanan rumah tangganya, ibu sehari-

hari jam kerjanya 24 jam penuh mulai pagi hingga menjelang pagi kembali tidak

pernah mengharapkan gaji yang tinggi, cukup dibayar senyuman dan perhatian suami

serta kepatuhan anak-anaknya. (Bimbingan, 2014)

f. Lingkungan yang nyaman

Ketika kebutuhan fisilogis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan

kepada kebutuhan akan keselamtan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari

jenis ancaman fisik, atau kehilangan, serta merasa terjamin (Hamzah B, 2009).

Lingkungan yang sehat bersih dan nyaman adalah lingkungan yang terbebas dari

kontaminasi kotoran dan lingkungan yang ada disekelilingnya (Ihwandi, 2012)

F. Fungsi Motivasi

Menurut Sardirman 2011 fungsi motivasi dapat diuraikan menjadi 3 bagian

antara lain mendorong manusia terbebas untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak

dari setiap kegiatan yang akan dilakukan. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah

tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyeleksi

perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Menurut Sardiman 2011 motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

Universitas Sumatera Utara


b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendah

dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan

yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah

direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan

perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan

kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses

penyeleksian

G. Ciri-ciri Motivasi

Untuk melengkapai uraian mengenai makna teori motivasi, perlu

dikemukakan adanya ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu

berada dan memiliki ciri-ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi

kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah khususnya

untuk orang dewasa, lebih senang bekerja mandarin, cepat bosan pada tugas-tugas

yang rutin, dapat mempertahankan pendapatannya. Tidak mudah melepaskan hal

yang dinyakininya dan senang mencari dan memecahkan massalahnya (Sadirman,

2011).

H. Unsur – unsur Motivasi

Dengan demikian, motivasi terbentuk berkat adanya unsur-unsur dari

motivasi itu sendiri yang meliputi, motivasi merupakan suatu tenaga dinamis

manusia dan munculnya memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar.

Universitas Sumatera Utara


Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi. Motivasi

merupakan reaksi pilihan dari berberapa alternatip pencapaian tujuan. Motivasi

berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia (Nasir dan Muhith, 2011).

I Imunisasi

1. Defenisi Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan

antigen lemah agar merangsang antibody keluar tubuh dapat resisten terhadap

penyakit tetentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat),

ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan terbentuk antibodi untuk melawan

vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman

( Atika Proverawati, 2010).

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan

kekebalan tubuh (imunitas) pada bayi atau anak, sehingga terhindar dari penyakit

(Depkes, 2000). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap antigen sehingga bila kelak terpajan pada antigen

yang serupa tidak terjadi penyakit.

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan diatas ambang perlindungan. Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan

untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau

memperpanjang masa perlindungan (Yuliasti Eka, 2012). Imunisasi dasar adalah

pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang

perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi antara umur 0-12 bulan yang terdiri dari

imunisasi BCG, DPT, (1,2,3) Polio (1,2,3,4) , Hepatitis B (1,2,3), dan campak (

Pedoman penyelengaraan imunisasi , 2005).

Universitas Sumatera Utara


2. Tujuan Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar

dapat mencengah penyakit dan kaemtian bayi serta anak yang disebabkan oleh

penyakit yang sering terjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain Melalui

imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular, imunisasi sangat efektif

mencegah penyakit menular, imunisasi menurunkan angka morbilitas (angka

kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita.

3. Manfaat Imunisasi

Untuk Anak : mencengah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian, untuk keluarga : Menghilangkan kecemasan dan

psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila

orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masakanak-kanak yang nyaman,

untuk negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan

berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (Artika Proverawati, 2010).

4. Jadwal Imunisasi

Jadwal imunisasi IDAI secara berkala dievaluasi untuk penyempurnaan,

departemen Kesehatan /WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia.

a. Jadwal imunisasi tahun 2008 secara garis besar sama dibandingkan dengan

jadwal tahun 2004 yang tertera pada buku imunisasi edisi kedua. Perbedaan

terletak pada penambahan vaksin pneumokokus konjugasi (PCV =

pneumococcal conjugate vaccine), vaksin influenza pada program imunisasi

yang di anjurkan diberikan pada umur 5 tahun (jadwal tahun 2007), pada

jadwal 2008di tambahkan vaksin rotavirus dan HPV (human papiloma virus).

Universitas Sumatera Utara


b. Pemberian hepatitis B saat lahir sangat di anjurkan untuk mengurangi

penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya sedini mungkin.

c. Pemberian vaksin kombinasi, dengan maksud untuk mengurangijumlah

suntikan, dan mengurangi kunjungan tetap dianjurkan. Selain vaksin

kombinasi DTP dengan HIb (baik DTwP/ Hib maupun DTaP/Hib, atau

DTaP/ Hib/IPV), Departemen Kesehatan memberikan vaksin kombinasi

DTwP dengan hepatitis B (DTwP/HepB) dalam IPI.

d. Imunisasi campak yang hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan, dalam

kajian Badan Penelitian & Pengembangan Depkes ternyata kurang

memberikan perlindungan jangka panjang. Oleh karena itu, campak diberikan

penguat pada saat masuk sekolah dasar melalui Program BIAS ( Bulan

Imunisasi Anak Sekolah).

e. Mengacu pada ketentuan WHO 2005 mengenai Program eradikasi polio,

apabila Indonesia tidak terdapat lagi virus polio liar (wild polio virus) selama

3 tahun berturut-turut, besaran cakupan imunisasi polio cukup tinggi (>90%),

serta survailans AFP yang baik, maka untuk imunisasi rutin (PPI) dapat

diberikan eIPV (enhanced inactivated polio vaccine, injectable polio

vaccine). Namun untuk PIN vaksin polio oral tetap merupakan pilihan.

f. Jadwal imunisasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) Departement

Kesehatan yang baru tetap dapat dipergunakan, bersama jadwal imunisasi

IDAI (Ranuh, 2008)

5. Syarat Pemberian Imunisasi

Paling utama adalah anak yang akan mendapatimunisasi harus dalam kondisi

sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan

Universitas Sumatera Utara


memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri kedalam tubuh, dan kemudian

menimbulkan antibodi (kekebalan tubuh). Untuk mementuk kekebalan tubuh yang

tinggi anak harus kondisi yang fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan

yang terbentuk tidak bagus.

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak

mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan anak mengalami

kelainan atau penurunan daya tahan seteroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi

berat terhadap imunisasi tertentu atau kom ponen imunisasi tertentu.

6. Jenis-jenis imunisasi yang wajib

Imunisasi yang wajib diberikan pada balita dibawah 12 bulan adalah BCG,

hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit

yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, hepatitis dan polio.

Sedangkan reaksi berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan

vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak.

a. BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

tuberculosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan,

vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette guerrin hidup yang

dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/ dosis. Biasanya reaksi

yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat

bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Penularan

penyakit TBC terhadap seseorang anak dapat terjadi karena terhirupnya

percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat

menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),

Universitas Sumatera Utara


kelenjar getah bening, tulang sendi , ginjal, hati, atau selaput otak (yang

terberat). Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari

infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyabaran penyakit

lebih lanjut, berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan (Pasteur Paris

1173 P2), ditemukan oleh Calmette dan Guerin.

1. Diberikan sebelum usia 2 bulan disuntikan intrakutan di daerah

insertion m. deltoid dengan dosis 0.05 ml, sebelah kanan.

2. Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan.

b. DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri,

pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang

ternggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.

Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk

rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan

batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.

Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia,

kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bias

menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Dosis 0,5 ml secara

intra muscular di bagian luar paha, imunisasi dasar 3x dengan interval 4

minggu, dan vaksin ini mengandug Alumunium fosfat, jika diberikan sub

kutan menyebabkan iritasi local, peradangan dan nekrosis setempat.

c. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B untuk mencengah penyakit yang disebabkan oleh

virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit ini menular melalui

darah atau cairan tubuh yang lain dari ornag yang terinfeksi. Vaksin ini

Universitas Sumatera Utara


diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan : Vaksin berisi HBsAg murni,

diberikan sedini mungkin setelah lahir, suntikan secara Intra muscular

didaerah deltoid, dosis 0,5 ml, penyimpanan vaksin pada suhu 2-8ºC, bayi

lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan immunoglobulin hepatitis B 12 jam

setelah lahir + imunisasi Hepatitis B, dosis kedua 1 bulan berikutnya,

imunisasi ulangan 5 tahun kemudian , kadar pencegahan anti HBsAg > 10

mg/ml, produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program

imunisasi pada tahun 1997.

7. Efek samping yang meliputi : demam ringan, perasaan tidak enak pada

pencernaan, rekasi nyeri pada tempat suntikan

a. Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio, penyalit

ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak

yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni

vaccine polio oral inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV), vaksin ini

diberikan pada bayi baru lahir , 2,4,6,18 bulan dan 5 bulan. Gejala yang umum

terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu

anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat dua vaksin yang beredar,

dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang

dilemahkan). Cara memberiannya melalui mulut.

Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6

tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 tahun). Cara memberikan imunisasi

polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam

mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis.

Universitas Sumatera Utara


Imunisasi ini jangan diberikan pada anak yang lagi diare berat. Efek samping yang

mungkin terjadi sangat minimal dapat kejang-kejang.

Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan

atau usus, lalu maasuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang

hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Masa inkubasi virus

antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan mengalami kelumpuhan

pada salah satu anggota gerak.

Efek samping imunisasi ini hampir tidak ada, hanya sebagian kecil saja

yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.

Tingkat kekebalan : dapat mencekal hingga 90%.

b. Campak

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat dsebabkan oleh

sebuah virus yang bernama virus campak. Penularan melalui udara ataupun kontak

langsung dengan penderita. Gejala-gejalanya adalah : Demam, batuk, pilek dan

bercak-bercak merah pada pemukaan kulit 3-5 hari setelah anak menderita demam.

Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka,

tubuh dan anggota tubuh lainnya.

Komplikasi dari penyakit campak ini adalah radang paru-paru, infeksi

pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat

menyebabkan kerusakan otak yang permanen (menetap). Pencegahannya dengan

cara menjaga kesehatan kita dengan makanan yang sehat, berolahraga yang teratur

dan istirahat yang cukup, dan paling efektif cara pencegahannya adalah dengan

melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan

bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan sekali

Universitas Sumatera Utara


suntikan, dan diberikan pada usia anak Sembilan bulan atau lebih (Hanum

Marimbi, 2010)

J. Program Pengembangan Imunisasi (PPI diwajibkan)

Program imunisasi di Indonesia meliputi imunisasi wajib dan imunisasi

anjuran (Artika Proverawati, 2010).

Jenis Umur pemberian imunisasi


Vaksin Bulan Tahun
lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
BCG
POLIO 0 1 2 3 4 5
HepatitisB 1 2
DPT 1 2 3 4 5 6
Campak 1 2

Tabel Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap

Vaksinasi Jadwal Ulangan/ Booster Imunisasi untuk

Pemberian Usia melawan

BCG Waktu lahir - Tuberkulosis

Hepatitis B Waktu lahir 1 tahun- pada bayi Hepatitis B

dosis I baru lahir dan ibu

1 bulan-dosis 2 dengan hepatitis B.

6 bulan dosis 3

DPT dan Polio 3 bulan-dosis I 18 bulan-booster 1 Dipteria, pertusis,

4 bulan-dosis 2 6 tahun-booster 2 tetanus, dan polio

5 bulan-dosis 3 12 tahun-booster 3

Campak 9 bulan - Campak

Universitas Sumatera Utara


K. Kegagalan Vaksinasi

Beberapa faktor penting penyebab kegagalan vaksinasi antara lain adalah

harga mahal, menurunkan efeksitifitas vaksin akibat distribusi yang tidak baik, cara

penyimpanan vaksin yang tidak tepat, tidak baik, cara penyimpanan vaksin yang

tidak tepat, tidak adanya kotak pendingin dalam pendistribusiannya, dan sebagian

besar vaksin harus diberikan dengan cara penyuntikan, dll. Keadaan ini

mempengaruhi ketersedian vaksin terutama di negara-negara miskin, dimana justru

penyakit-penyakit infeksi tersebut sangat tinggi angka kesakitan dan kematiannya.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut telah memacu para penelitian untuk menemukan

suatu terobosan baru dalam teknologi pembuatan dan cara pemberian vaksin (Artika

Proverawati, 2010).

L. Reaksi KIPI pada imunisasi

Definisi KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi

dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu, lama pegamatan KIPI

dapat mencapai masa 42 hari (artihritis kronis pasca vaksinasi Rubella), atau sampai

6 bulan (infeksi virus campak vaccine-strain pada resipien nonimmunodefisiensi atau

resipien immunodefisiensi pasca vaksinasi polio) ( Arsita Eka, 2012)

Orangtua harus diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal

di tempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu,

tergantung pada jenis vaksinnya. Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi

dan akan hilang dalam 1-2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul

kemerahan, pembengkakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari. Kompres hangat

dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan kecil yang agak

Universitas Sumatera Utara


keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak perlu dilkukan

tindakan apapun (Yuliasti Eka, 2012).

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan

sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,

“Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantas

penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya

pengebalan (imunisasi) ( Yuliasti Eka, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai