Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan
seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya hidup dapat
diartikan juga sebagai suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup sangat berkaitan
erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin
canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau
negatif bagi yang menjalankannya.
Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan
sehari-hari adalah masalah ” Berpakaian “. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu
dikaitkan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Karena, sebagian remaja Indonesia
khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan yang lebih menyedihkan,
di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang
mengikuti mode orang barat. Kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan
menyimpang dari moral. Sedangkan kita sadar bahwa Indonesia terkenal dengan kesopanannya dan
budi luhurnya. Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang
barat tanpa memfilternya secara baik. Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang
mengikuti budaya orang barat adalah mengkonsumsi minum – minuman keras, narkoba, dan barang
haram sejenislainnya. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang-barang tersebut,
maka ia akan dinilai sebagai masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini adalah
pengertian yang sangat salah. Di era modern ini, memang para remaja dituntut untuk berhati – hati
dalam segala hal. Baik dalam pergaulan, maupun penerapan kehidupan. Padahal jika kita teliti,
minum – minuman keras dan narkoba dapat merusak kesehatan dan mental orang yang
mengkonsumsinya. Tetapi mereka tidak begitu paham dengan istilah itu. Untuk itu, di zaman yang
serba modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau pergaulan, teman-
teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk para remaja harus berhati -hati dalam
menerima budaya dari luar dan harus bisa memfilter budaya dari luar secara baik dan tepat.
Berbicara mengenai remaja dengan globalisasi dewasa ini, memunculkan berbagai isu untuk terus
diikuti perkembangan dan dinamikanya, juga sebagai bahan kajian yang tak kalah menarik. Era
globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih
berkembang dan maju. Era globalisasi merupakan era persaingan bebas dalam segala aspek
kehidupan (ekonomi, pendidikan, teknologi, dll.), pada era ini memperlihatkan suatu kondisi bahwa
dunia ini sudah semakin kecil. Di dalam konteks informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada
lagi kotak-kotak yang membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media (televisi,
radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan moralitas remaja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara/ membedakan mengetahui gaya hidup yang negatif dan positif
2. Mengetahui gaya hidup dan pengaruh terhadap pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget
3. Pengawasan orang tua terhadap gaya hidup yang tidak baik ini
1.3 Tujuan
1. Mengetahui atau membedakan gaya hidup yang baik di era masa kini
2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era
globalisasi
3. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anakNya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1
– Bagaimana cara/ membedakan mengetahui gaya hidup yang negatif dan positif
Pengertian Remajadan Gaya Hidupnya
Masa remaja adalah masa pencarian identitas.Sedangkangaya hidup adalah pola hidup seseorang di
dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup
mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang
pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa
dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain demi
mendapatkan status didalam pergaulannya. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan
berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Para bintang muda yang
digandrungi ternyata mampu mengubah gayahidup remaja. Disamping itu juga anak muda jaman
sekarang terkesan terlihat glamour , Gaya hidup serba mewah, serba enak dan serba berkecukupan
yang dianut para remaja sesungguhnya karena “diajarkan‟ oleh idola-idola mereka yang berada di
layar telivisi yang kita lihat sehari hari. Karakter dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang
lain. Selain itu, juga dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh televisi. Kehidupansinetron
yang kerap menampilkan hidup mewah dan cara instan telah menjadi “trend baru‟ bagi remaja.
Siapapun yang terpengaruhi dengan gaya hidup sinetron ituakan mendapat stigmatisasi “tidak gaul
dan tidak funky‟. Sebuah stigma yang amat memalukan bagi mereka, karena itu sedapat mungkin
harus dihindari. Kebutuhan hidup yang tercipta akibat keinginan mengejar “syahwat‟ kenikmatan
duniawi, berpadu dengan budaya instant, menyebabkan para remaja seringkali menjerumuskan diri
ke dalam perilaku sesat.
Keinginan untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi masalah bagi
anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian besar keinginan mereka. Tapi,
bagaimana dengan remaja dari keluarga pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki handphone,
sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja dari keluarga kurang mampu biasanya
mengambil jalan pintas.
Bagi yang telah “mengimani‟ budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja
jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba wah. Kita juga harus melihat keadaan lingkungan
sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman
yang baik agar tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung dari diri
remaja masing-masing.
Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya jelaskan di atas. Idola atau
tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Tidak bisa dimungkiri bahwa
keberadaan media mutlak diperlukan. Karena pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu
beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya
hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak
selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita
membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa
perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah
karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media. Tidak ada salahnya
memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk
yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar
untuk pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan
memaksakan diri.
Disini, peneliti mempersempit objek penelitian yang terpacu pada Handphone, Karena tidak dapat
dipungkiri jangankan remaja, tapi anak-anak zaman sekarang juga sudah meiliki handphone.
Handphone (HP), mungkin benda itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Benda elektronik ini
menjadi kebutuhan bagi semua orang tak terkecuali bagi remaja. HP memiliki dampak negatif dan
positif bagi remaja (pelajar).Banyak segi positif (keuntungan) karena perkembangan tersebut,
tapitidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Kali ini saya akan membahas tentang
keuntungan Handphone dan dampak yang diakibatkan bagi pelajar, sebagai berikut :
A. DampakPositif
1) Mempermudah komunikasi, (dengan orang tua). Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang
relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan HP sangat
penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan.
2) Mencari informasi IPTEK lewat internet, hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri HP canggih
generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat
Handphone.
3) Memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa kita dapatkan
dengan mendownload aplikasi java yang sesuai dengan handphone kita.
4) Mempermudah kegiatan belajar, handphone yang dilengkapi feature seperti Document Viewer
dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf secara portable
dengan mudah.
5) Membantu pelajar untuk berlatih English conversation dengan format Mp3 atau Mp4.
6) Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan feature
Mp3 player atau radio Fm.

B. Dampak Negatif :
1) Mengganggu Perkembangan Anak (Menurunnya konsentrasi belajar). Dengan canggihnya feature-
feature yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu
siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima
panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada
yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru
menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita
harapkan akan menjadi budak teknologi.
2) Efek radiasi Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya, penggunaan
HP juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih hati-hati dan bijaksana dalam
menggunakan atau memilih HP, khususnya bagi pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu
diperlukan, sebaiknya anak-anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP secara permanen.
3) Rawan terhadap tindak kejahatan. Ingat, pelajar merupakan salah satu target utama dari pada
penjahat.
4) Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan
orang tua.
5) Dengan keisengan pelajar yang labil, mereka menggunakan HP untuk saling bertukar gambar
porno dan bercanda lewat sms dengan kata-kata yang menjurus porno pula. Ini adalah akibat yang
paling serius dari pemilikan HP yang tak memiliki tujuan yang jelas.
6) Menambah pengeluaran ekstra alias boros, bila sebelumnya orang tua cukup memberi uang jajan
dan transport setelah memiliki HP harus menambah uang beli pulsa. Dan karena sebagian besar
siswa belum memiliki skala prioritas dalam pembelajaran, maka sebagaian siswa menghabiskan uang
mereka untuk membeli pulsa. Mereka rela tidak jajan asal bisa ber-sms ria dengan temannya.
Bahkan kebutuhan untuk membeli buku atau keperluan belajar lainnya bisa kalah dengan kebutuhan
membeli pulsa. Apalagi kalau HP hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya
akan menjadi pemborosan yang saja.
Menurut Dr Imre Fejes, juru bicara tim peneliti konsentrasi dan kualitas sperma pada pria yang
terkena radiasi telepon genggam berkepanjangan lebih buruk ketimbang sperma pada pria yang
jarang menenteng-nenteng telepon seluler.

2.2. Mengetahui gaya hidup dan perilaku pelajar/remaja terhadap penggunaan gadget di era
globalisasi
Berikut beberapa dampak negative penggunaan gadget adalah :
1. Malas belajar/kurangnya perhatian terhadap pelajaran
2. Malas membantu orang tua
3. Pancaran sinar gadget bisa membuat mata jadi susah berkedip jika terlalu lama dipakai sehingga
mengakibatkan kejelian mata berkurang.
4. Lebih suka keluar rumah (misalnya pergi ke warnet/diajak jalan dengan teman lewat handphone)
5. Tidur sampai larut malam (baca BBM,Line,whatsapp,path,twitter dll)
6. Lupa waktu
7. Jarang sholat
Apakah anda pernah merasakannya? Jika iya! berikut cara mengatasinya:
a. Perlakukan Sesuai Fungsi Dasarnya
b. Membatasi Komunikasi
c. Kurangi Pemakaian Smartphone Secara Bertahap
d. Perbanyak Berbicara Secara Langsung
e. Gunakan dengan bijaksana
2.4 Peran Orang Tua dalam menyikapi fenomena Gadget dan Media Sosial
Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki
uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau
kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan
mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas
yang dilakukan seorang siswa SD di Depok baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena
orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya
Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana
mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari
lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika
bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus
ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja. Solusi yang tepat agar
dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan
pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat
digunakan secara efektif.
Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui
gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan.
Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang
anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak
sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi
anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.

2.3. Peran orang tua mengawasi gaya hidup yang tidak baik kepada anak- anakNya
Sejauh ini trend gadget canggih berpengaruh buruk pada anak, terlebih tak semua remaja memiliki
uang saku, fasilitas komunikasi dan transportasi yang melimpah. Beberapa kasus bunuh diri atau
kejahatan yang melibatkan anak dan remaja belakangan ini ironisnya disebabkan oleh kebutuhan
mereka akan barang-barang mewah seperti Smartphone. Setelah kasus penusukan kawan sekelas
yang dilakukan seorang siswa SD di Bogor baru-baru ini, seorang pelajar SMP bunuh diri karena
orangtuanya tak membelikan dia BlackBerry yang dimintanya
Budaya konsumerisme saat ini sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya bagaimana
mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif dan hal tersebut harus dilakukan secara masif dari
lingkungan terkecil dan sejak dini. Konsumerisme, hedonisme, hilangnya rasa kesantunan dan etika
bersosialisasi di kalangan anak-anak atau remaja mengakibatkan sebuah polemik yang harus
ditindak lanjuti oleh semua pihak, agar jati diri bangsa tidak punah begitu saja. Solusi yang tepat agar
dapat meminimalisir berkembangnya budaya konsumerisme adalah para orang tua memberikan
pengertian pada anak-anaknya untuk memberikan skala priotitas yang akan dikonsumsi agar dapat
digunakan secara efektif.
Tantangan orang tua semakin berat, apalagi dengan bebasnya anak mengakses internet melalui
gadget atau mobile internet kapan saja dan dimana saja, mereka bebas online tanpa ada aturan.
Buntutnya mereka bisa mengakses situs apa saja termasuk situs-situs dewasa. Selain itu terkadang
anak lebih tahu banyak tentang apa pun dari internet dibandingkan dengan orang tuanya. Anak
sudah bisa mengunggah foto, video, streaming, chatting, posting dan lain sebagainya. Apalagi bagi
anak yang sudah menginjak usia remaja, mereka menginginkan yang namanya kebebasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengikuti perkembangan zaman dengan tekhnologi yang semakin canggih adalah salah satu
kesenangan tersendiri khususnya bagi para remaja yang notabenenya senang mengeksplore segala
hal terbaru yang menurut mereka sangat menarik. Entah hannya sekedar ikut-ikutan trend bahkan
sampai menjaadi gaya hidup. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi saat ini dimana era digital
berkembang begitu pesat dengan diciptakannya gadget canggih atau smartphone dengan fitur-fitur
menarik seperti beberapa media sosial yang sedang digandrungi remaja seperti Path, twitter,
instagram, facebook dll.
Ketika penggunaan gadget tak lagi seimbang sehingga banyak sekali dampak negatif yang dirasakan
seperti efek kecanduan dan ketergantungan akan penggunaan gadget sehingga anak menjadi lebih
malas dalam belajar. Disinilah peran orang tua atau guru sangat penting, dimana perhatian khusus
harus diberikan pada sang buah hati agar jangan sampai terjerumus ke hal-hal negatif. Orang tua
harus memberikan pengertian-pengertian bahwa bijaklah dalam penggunaan gadget tersebut
sehingga meminimalkan resiko buruk terhadap anak.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
http://wolipop.detik.com/read/2012/03/07/161312/1860553/860/tips-mengatasi-kecanduan-
smartphone
http://aderinaahmadyani.blogspot.com/2014/01/pengaruh-gaya-hidup-modern-pada-remaja.html

Tentang iklan-iklan ini

Share this:

 Twitter

 Facebook2

Terkait

Eksekutif Muda

MAKALAH PRILAKU KONSUMEN (Kasus obat Nyamuk HIT)

TUGAS BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN Kondisi industri keuangan non bank & Melemahnya nilai
rupiah

 Posted in: Uncategorized

Anda mungkin juga menyukai