Anda di halaman 1dari 39

Manajemen Energi dan Audit

Energi
Keadaan Energi
Minyak Bumi dan Gas Alam
Produksi Minyak Negara Timur Produksi Gas Negara Timur
Produksi dan Cadangan Global

Minyak Bumi Gas Alam


Potensi Energi Nasional
Jenis Energi Fosil Sumber Daya Cadangan Produksi Rasio Cad/Prod
(per tahun)
Minyak 56,9 Miliar Barel 8,4 Miliar Barel 348 Juta Barel 24
Gas 334,5 TSCF 165,8 TSCF 2,79 TSCF 59
Batubara 90,5 Miliar Ton 18,7 Miliar Ton 201 Juta Ton 93

Jenis Energi Non Sumber Daya Setara Pemanfaatan Kapasitas Terpasang


Fosil
Tenaga Air 845,0 Juta BOE 75,67 GW 6.851,0 GWh 4.200,0 MW
Panas Bumi 219,0 Juta BOE 27,14 GW 2.593,5 GWh 852,0 MW
Mini/Mikro Hidro 458,75 GW 84,0 MW
Biomasa 49,81 GW 302,4 MW
Tenaga Surya 4,8 kWh/m2/hari 8 MW
Tenaga Angin 9,29 GW 0,5 MW
Uranium 21,112 Ton 33 GW -
Cadangan Energi Nasional Terhadap Global

Minyak Bumi Gas Alam


Perkembangan Produksi Minyak dan Gas Alam
Nasional
Produksi dan Penemuan Cadangan Produksi Gas Alam Cenderung Stabil tetapi
Minyak Bumi Terus Menurun penemuan cadangan terus menurun
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer dan
Dampak Rencana Konservasi Energi
Rantai Energi
Filosofi Dasar Manajemen Energi
Konversi
Sumber Konsumsi
Energi Energi
Distribusi

Pilihan Sumber Energi: Pilihan Teknologi: Perilaku Pengguna Energi:


- Diversivikasi - Optimisasi - Demand Side Management
- Konservasi - Efisiensi

Pemanfaatan sumber energi yang ada seoptimal mungkin


dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan
Definisi Konservasi Energi
• Definisi:
• Penghematan energi (konservasi energi) adalah kegiatan pemanfaatan energi secara efisien
dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan
untuk menunjang pembangunan (Keppres No.. 43 tahun 1991)
• Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan
sumber energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya (UU energi 2007)
• Energy efficiency is to reduce energy used by specific end-use devices and systems, typically
without affecting the level of service and without loss of amenity (Jeff Schlegel, 2002)
• Kata kunci:
• efisien, rasional
• tidak mengurangi layanan/produktivitas/kenyamanan
• Isitlah lain:
• Penghematan energi, konservasi energi, efisiensi energi
Definisi Manajemen Energi
• Pendekatan sistematis dan terpadu untuk melaksanakan
pemanfaatan sumber daya energi secara efektif, efisien, dan rasional
tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas layanan/produksi
(produktivitas, kenyamanan kerja, estetika, keamanan, standar
keselamatan, dan kesehatan pengguna energi)
• Energy management is a technical and management function the
remit of which is to monitor, record, analyze, critically examine, alter,
and control energy flows through system so that energy is utilized
with maximum efficiency (Paul O’ Callaghan, Energy Management)
Alasan Melakukan Manajemen Energi
• Energi merupakan kebutuhan pokok untuk menjalankan aktivitas ekonomi,
jadi tanpa energi  tidak ada aktivitas ekonomi
• Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan (HK TD I:
kekekalan energi)
• Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber energi
• Sumber energi tidak dapat dikembalikan seperti semula (HK TD II)
• Pemanfaatan sesuai penggunaan
• Keutuhan energi terus meningkat vs. Sumber energi terbaras
• Rasionalisasi penggunaan energi dan konservasi sumber daya energi
• Optimalisasi penggunaan energi
• Kenaikan harga energi
• Perilaku dan budaya boros energi
Keuntungan yang diperoleh dari
Manajemen Energi
• Perusahaan/institusi:
• Optimalisasi penggunaan energi
• Penurunan biaya energi
• Meningkatkan produktivitas
• Meningkatkan keuntungan perusahaan
• Meningkatkan kesejahteraan pegawai
• Nasional:
• Penghematan sumber daya energi
• Pengurangan subsidi
• Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
• Pelestarian lingkungan
Sasaran Manajemen Energi
Penggunaan yang
Penurunan
sama:
penggunaan energi:
Pengurangan biaya
Housekeeping,
melalui negosiasi
efisiensi plant
tarif

Manajemen
Energi

Penurunan
Penurunan
penggunaan energi:
penggunaan energi:
Peralatan yang baru,
Meningkatkan unjuk
proses produksi
kerja plant dengan
dengan energi
retrofitting
konservasi
Lingkup Manajemen Energi

Organisasi Instrumen Objek

• Struktur • Regulasi • Tata udara


• Fungsi • Perangkat lunak • Kelistrikan
• Wewenang • Perangkat keras • Penerangan
• Tanggung Jawab • Sistem informasi • Lift/elevator
• Tata laksana • Teknologi • Transportasi
• Pengguna energi
(termasuk
manusia)
Prinsip Siklus Manajemen Energi

Pelaksanaan Membuat Komitmen

Manajemen Energi
Mengkaji Kinerja dan
menentukan target
Audit Energi
• Sistematis, terpadu, dan terus
menerus

Kaji Ulang (Moniroting)


• Mengendalikan dan Rencana Induk
mengawasi penggunaan
energi secara efektif, efisien,
dan rasional
Implementasi
Analisis Hasil (Reward) Melaksanakan Rencana
• Prinsip dasar:
• Adanya komitmen dari
pimpinan
Evaluasi Kemajuan
• Adanya organisasi yang
terstruktur atau jelas
• Adanya sistematika yang
terukur atau jelas
Langkah-langkah Penerapan Manajemen
Energi
Komitmen Memahami Perencanaan dan Penerapan Pengendalian
Organisasi dan Pemantauan

• Mendapat • Proses • Menentukan • Tindakan dan • Sistem


dukungan dari • Pola lingkup, investasi informasi
atasan penggunaan sasaran, dan sesuai • Monitoring
• Kebijakan energi target prioritas dan evaluasi
Perusahaan • Identifikasi • Membuat • Melakukan • Audit
• Alokasi kelemahan rencana aksi pelatihan dan • Kaji ulang
Sumber Daya dan kekuatan secara rinci peningkatan
• Perbaikan
• Sumber daya • Menentukan kesadaran
terus menerus
• Antisipasi indikator • Integrasi
kendala kinerja program
• Mengatur dalam proses
peran dan bisnis
tanggung • Menghargai
jawab hasil
• Mengatasi
kendala
Audit Energi
Audit Energi merupakan bagian dari manajemen energi
Tujuan Audit Energi
• Audit energi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan
energi sebuah sistem baik itu berupa bangunan atau industri guna
mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi yang dapat dilakukan
• Langkah pertama yang diambil oleh seorang manajer energi dalam program
manajemen energi pada suatu bangunan atau industri adalah melaksanakan
audit energi
• Audit energi juga disebut dengan survei energi, analisis energi, atau evaluasi
energi
• Tujuan audit energi adalah:
• Identifikasi yang jelas tentang jenis dan biaya energi yang digunakan,
• Memahami bagaimana energi digunakan dan kemungkinan pemborosan,
• Identifikasi dan analisis alternatif solusi seperti peningkatan teknik operasi atau peralatan
baru yang dapat menurunkan biaya energi, dan
• Melakukan analisis ekonomi pada setiap alternatif solusi dan menentukan alternatif solusi
yang paling cost-effective bagi bangunan atau industri
Sasaran Audit Energi
• Memperoleh gambaran pola penggunaan energi
• Fluktuasi penggunaan energi
• Neraca energi (input = output ?)
• Intensitas konsumsi energi  benchmarking
• Efisiensi penggunaan energi
• Mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan menyusun
langkah-langkah pencegahannya
• Rasionalisasi dan optimalisasi penggunaan energi
• Dasar untuk melakukan peningkatan efisiensi penggunaan energi
• Perbaikan manajemen perawatan dan operasi
• Perbaikan alat dan retrofit
• Instalasi peralatan baru dengan teknologi hemat energi
Diagram Alir Proses Audit Energi
Audit Awal
Rekomendasi Awal
(Preliminary Audit)

Audit Rinci (Detail


audit)
Tanpa/Rendah
Biaya
Efisien?
TIDAK
Rekomendasi Biaya Menengah
YA
Biaya Tinggi

Monitoring
Studi Kelayakan

Impelemntasi
Audit Awal
• Audit awal dilakukan untuk:
• Memperoleh gambaran pola umum penggunaan energi
• Identifikasi kasar potensi penghematan energi
• Menyusun rekomendasi awal yang sifatnya segera dapat dilakukan
• Keluaran audit awal juga meliputi lokasi dan kebutuhan untuk audit rinci
• Audit awal dilakukan dengan menggunakan:
• Data sekunder dan kuesioner sebagai dasar untuk melakukan evaluasi penggunaan energi
secara umum dan cepat
• Pengukuran dapat dilakukan jika diperoleh angka-angka yang dianggap kurang rasional
• Pengamatan lapangan dan wawancara terhadap operator dilakukan untuk
memperdalam analisis audit
• Jangka waktu untuk audit awal di satu lokasi (bangunan atau industri) sekitar 1 –
2 minggu dari survei sampai pelaporan hasil audit
Metodologi Audit Awal
• Persiapan
• Pembentukan tim dan koordinasi
• Penyusunan jadwal
• Pembuatan dan pengiriman kuesioner
• Survei lapangan
• Verifikasi hasil kuesioner
• Pengumpulan data lapangan (data energi, desain proses dan pengoperasian peralatan)
• Wawancara dengan operator (permasalahan di lapangan)
• Presentasi singkat hasil survei lapangan (titik-titik pemborosan energi)
• Evaluasi data
• Profil penggunaan energi (fluktuasi dan neraca)
• Benchmarking (intensitas konsumsi energi)
• Status manajemen energi
• Kesimpulan dan rekomendasi
• Gambaran awal peluang penghematan energi
• Rekomendasi awal
• Kebutuhan audit rinci (lokasi objek, parameter, dan titik pengukuran)
Audit Rinci
• Audit rinci dilakukan untuk:
• Menginvestigasi lebih lanjut lokasi terjadinya pemborosan energi
• Mengkuantifikasi besarnya peluang penghematan energi yang dapat dilakukan
dengan lebih spesifik
• Hasil yang diperoleh audit rinci adalah lokasi dan besar peluang penghematan serta
rekomendasi tindak lanjut berdasarkan kriteria biaya
• Dalam audit rinci, pengukuran-pengukuran dilakukan lebih rinci dan
menyeluruh sebagai dasar untuk melakukan evaluasi lebih lengkap
• Untuk menguraikan permasalahan, wawancara dapat dilakukan dengan
staf/operator yang bertanggung jawab pada peralatan yang sedang diaudit
• Jangka waktu yang diperlukan audit rinci sekitar 1 – 2 bulan untuk satu
lokasi (sangat bergantung pada besar dan karakteristik lokasi yang sedang
diaudit)
Metodologi Audit Rinci
• Persiapan
• Pembentukan tim dan koordinasi
• Evaluasi hasil audit awal
• Identifikasi titik pengukuran, kebutuhan alat, dan personel
• Penyusunan jadwal
• Pengumpulan data
• Pengukuran di lapangan
• Evaluasi data
• Efisiensi penggunaan energi
• Lokasi dan besar penghematan energi
• Analisis Tekno-Ekonomi
• Kesimpulan dan rekomendasi
• Rekomendasi: No./low cost, medium cost, atau high cost
• Kebutuhan studi kelayakan
Kuesioner
• Data umum
• Nama, alamat, struktur organisasi, kapasitas produksi, dan data umum lainnya
• Data proses dan peralatan
• Diagram alir (produksi, kelistrikan, pasokan energi, instrumentasi)
• Jenis-jenis peralatan utama dan spesifikasinya
• Jenis-jenis peralatan utilitas dan spesifikasinya
• Data produksi (bulanan dan tahunan)
• Jenis produk (nama dan spesifikasi) dan volume produksi
• Jenis bahan baku (nama dan spesifikasi) dan volume penggunaan bahan baku
• Data penggunaan energi (bulanan dan tahunan)
• Bahan bakar (jenis, biaya, dan volume penggunaan)
• Penggunaan energi (per lokasi, per alat)
• Biaya energi (kontrak, biaya satuan)
• Status manajemen energi
• Komitmen manajemen (kebijakan, organisasi, dan personel)
• Audit energi dan evaluasi kerja
• Program efisiensi energi
• Sistem monitoring penggunaan energi
• Peningkatan kesadaran (sosialisasi, kampanya, insentif)
Data Sekunder, Pengamatan, dan Wawancara
• Data Sekunder
• Rekening penggunaan energi (BBM, BBG, listrik, air)
• Denah gedung, desain proses dan peralatan, dan diagram satu garis sistem kelistrikan
• Data bahan baku dan spesifikasi produk
• Data log operasional peralatan
• Pengamatan
• Indikator-indikator pemborosan energi
• Aliran proses dan setting operasi
• Penerapan prinsip-prinsip hemat energi
• Keberadaan alat ukur dan kondisi
• Wawancara
• Cara pengoperasian (SOP dan standar keselamatan)
• Masalah-masalah dana pengoperasian
• Komunikasi antar jenjang staf
• Pembinaan pegawai
Pengukuran
• Pengukuran SPOT
• Untuk parameter-parameter yang tidak banyak berubah selama operasi
• Pengukuran dengan rentang waktu yang panjang
• Verifikasi indikator alat ukur di lapangan
• Kebutuhan pengukuran yang cepat
• Alat ukur:
• Portable IR thermometer
• Portable Hygrometer
• Surface thermometer
• Clamp on ampere/power meter
• Lux meter
• pH meter
• Pengukuran ONLINE
• Untuk kebutuhan melihat fluktuasi dan profil
• Melihat korelasi beberapa parameter secara simultan
• Alat ukur:
• Online data recorder
• Power meter
• Ultrasonic flowmeter
Evaluasi dan Analisis Hasil Audit Energ
• Benchmarking
• Membandingkan dengan standar efisiensi untuk proses/alat yang sama
• Incremental cost analysis
• Menghitung biaya energi terkait dengan seluruh proses yang menjadi fokus audit energi
• Mass and energy balance
• Menyusun neraca energi dan neraca masa untuk mengidentifikasi pemborosan energi
• Sankey diagram
• Diagram skematik yang menggambarkan aliran dan besaran energi di keseluruhan proses
• Analisis Manajemen Energi
• Menganalisis status manajemen energi yang diterapkan
• Tool: matriks manajemen energi
Benchmarking
• Tentukan indeks efisiensi energi berdasarkan korelasi antara konsumsi energi dengan faktor-faktor yang
berpengaruh
• Kapasitas produksi  kWh/Ton-produk atau kkal/kg-produk
• Bahan baku yang diolah  kkal/ton-bahan baku
• Bandingkan nilai indeks tersebut dengan acuan
• Nilai indeks standar
• Nilai indeks bulan atau tahun sebelumnya
• Nilai indeks pada saat desain
• Nilai indeks untuk lokasi lain yang sejenis (kapasitas, tipe, umur, dsb)
• Analisis hasil benchmarking
• Efisien atau tidak efisien ?
• Penyebab naik-turunnya nilai indeks?
• Kebiasaan pengguna
• Jam operasi
• Jenis peralatan yang digunakan
• Kesimpulan dan rekomendasi
• Pembinaan operator
• Perbaikan SOP dan operasional alat
• Pemilihan teknologi
Neraca Energi
• Identifikasi besar energi yang disuplai
• kWh, kkal, atau kJoule energi input
• Identifikasi besar energi yang digunakan
• Per jenis peralatan
• Klasifikasikan jenis peralatan
• Berdasarkan daya terpasang
• Berdasarkan jenis layanan yang diterima
• Berdasarkan lokasi
• Bandingkan antara jenis energi yang digunakan dan yang disuplai
• Efisiensi [%]=(energi out)/(energi in) = ?
• Grafik: sankey diagram atau pie diagram
• Selisih=rugi-rugi
• Selisih masih bisa ditoleransi ?
• Bandingkan dengan acuan
• Cari penyebabnya jika tidak di luar toleransi
• Rekomendasi
• Mengurangi rugi-rugi
• Meningkatkan efisiensi
• Alokasi energi secara efektif dan sesuai
Contoh Grafik dan Tabel Neraca Energi
Incremental Cost Analysis
• Tentukan basis biaya (tergantung komposisi energi input)
• Rp/kWh
• Rp/kkal
• Kalikan penggunaan energi dengan biaya energi
• Biaya energi per peralatan
• Analisis suplai energi
• Pilihan sumber energi yang lebih murah
• Mixed supply (optimisasi pilihan sumber energi alternatif)
• Analisis penggunaan energi
• Fokus pada penggunaan energi yang biaya energinya mahal
• Perhitungan potensi penghematan dalam Rp.
Kesimpulan Hasil Audit Energi
• Efektivitas manajemen energi yang telah dilakukan
• Pola penggunaan energi (neraca, intensitas, dan biaya energi)
• Tingkat efisiensi penggunaan energi (secara umum dan jenis
peralatan yang diaudit)
• Lokasi dan besar peluang-peluang penghematan yang dapat dilakukan
dalam bentuk energi (kJ/hari, kJ/bulan, atau kJ/tahun) maupun dalam
bentuk Rp. (Rp/hari, Rp/bulan, atau Rp/tahun)
Rekomendasi Penghematan Energi
• Rekomendasi disusun sebagai pedoman untuk menindaklanjuti hasil audit energi
• Rekomendasi dapat berupa:
• Pembenahan manajemen energi (No/Low cost)  10-15%
• Manajemen perawatan (good housekeeping)
• Memperbaiki pola dan manajemen operasi
• Penunjukan penanggung jawab manajemen energi (sistem organisasi, kewenangan, dll)
• Pencatatan data energi, pelaporan, dan evaluasi secara kontinu (teknologi informasi)
• Kampanye dan sosialisasi kesadaran hemat energi
• Modifikasi/penyempurnaan proses dan peralatan konversi energi (medium cost)  20-35%
• Penggantian proses/penerapan teknologi baru (high cost)  >25%
• Rekomendasi sebaiknya ditabulasi dan disusun dalam skala prioritas
• Cost benefit
• Kemudahan instalasi dan operasional
• Sesuai kemampuan perusahaan atau industri
Contoh
Tabulasi Ringkasan Hasil Audit Energi
Sistematika Pelaporan Hasil Audit Energi
• Ringkasan Eksekutif
• Pendahuluan (latar belakang, tujuan, metode yang digunakan, jadwal pelaksanaan)
• Deskripsi sistem (deskripsi umum, proses dan peralatan, data produksi, aliran energi,
biaya energi)
• Hasil audit energi (pelaksanaan, hasil, dan analisis)
• Status manajemen energi
• Neraca energi
• Profil penggunaan energi
• Tingkat efisiensi energi (indeks efisiensi energi dan benchmarking)
• Potensi penghematan energi (lokasi, besar, dan langkah yang dapat dilakukan)
• Kesimpulan dan rekomendasi
• Pembenahan manajemen energi
• Modifikasi proses
• Pemanfaatan teknologi/peralatan baru
Penerapan Sistem Informasi Energi

• Tujuan:
• Menyusun basis data penggunaan energi
• Memberikan informasi penggunaan energi kepada
pengelola gedung secara cepat dan akurat serta
dapat diakses secara remote
• Melakukan analisis dan optimisasi penggunaan
energi secara online
• Menyusun pelaporan penggunaan energi sesuai
dengan kebutuhan secara cepat
Literature
• Paul O’ Callaghan, “Energy Management”, Mc Graw Hill, London
(1993)
• Wayne C Turner, “Energy Management Handbook”, John Willey and
Sons, New York (1982)
• Kementerian ESDM, “Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-
2025”, (2005)
• Kementerian ESDM, “Kebijakan Energi Hijau”, (2003)
• Oktaufik, M.A.M, “Manajemen Energi Gedung Perkantoran”
• EASTOP T D & CROFT DR, “Energy Efficiency for Engineer and
Technologiest”, Longman Scientific & Technical, England (1990)

Anda mungkin juga menyukai