Makalah Dul
Makalah Dul
Kelompok 1
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah, selain itu juga untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk yang lebih baik
kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu gizi merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Seorang konselor gizi harus dapat
menggabungkan keahliannya berdasarkan teori ilmiah di bidang gizi dan seni dalma
menyusun diet sesuai dengan kondisi klien. Selain harus menguasai ilmu gizi dan kesehatan,
seorang konselor juga membutuhkan pengetahuan tentag fisiologi , psikologi , sosial , serta
komunikasi.
Pada masa lalu, fungsi konselor adalah sebagai penasihat yang cenderung melakukan
komunikasi satu arah. Saat ini, peran konselor adalah membantu klien untuk memahami
masalahnya, memberikan alternatif pemecahan masalah, dan membantu klien memecahkan
masalahnya sesuai kondisi klien. Akhir dari suatu proses konseling gizi adalah pengaturan
diet yang hendaknya ditaati dan dilaksanakan oleh klien. Ketaatan diet dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu pembatasan dari pola diet, perubahan perilaku dan gaya hidup, perbaikan
dari gejala klinis yang dirasakan, dukungan positif dari keluarga, serta kemudahan
memperoleh makanan upaya dalam mempersiapkan makanan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu adanya standar dalam melakukan
konseling gizi. Proses ini diawali dengan mengkaji status gizi, biokimia, klinis dan riwayat
gizi, kemudian menetapkan diagnosa gizi, lalu melakukan intervensi gizi, serta monitoring
dan evaluasi. Konseling gizi merupakan bagian dari intervensi gizi. Sebagai standar, perlu
diingat bahwa pasien memiliki kekhususan baik dalam permasalahan kesehatan, kebutuhan
gizi, maupun kemampuan mengonsumsi dan mencerna makanan serta kemampuannya untuk
mengubah perilaku. Jadi, dalam melaksanakan konseling gizi tetap harus memperhatikan
situasi secara individu yang sifatnya khusus. Untuk itu, diperlukan pengkajian gizi secara
saksama sebelum menetapkan diagnosa dan intervensi gizi yang tepat guna mengetahui
respon terhadap intervensi dan keberhasilannya melalui monitoring serta evaluasi yang baik
dan benar
Rumusan Masalah
1. Apa defenisi konseling gizi?
2. Apa tujuan dan manfaat konseling gizi?
3. Apa sasaran konseling gizi?
1
4. Dimana dam kapan konseling gizi dilakukan?
5. Apa prinsip-prinsip komunikasi dalam konseling gizi?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam konseling gizi ?
7. Bagaimana cara memperoleh umpan balik dari klien?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi konseling gizi.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat konseling gizi.
3. Untuk mengetahui sasaran konseling gizi.
4. Untuk mengetahui dimana dam kapan konseling gizi dilakukan.
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip komunikasi dalam konseling gizi.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam konseling gizi.
7. Untuk mengetahui cara memperoleh umpan balik dari klien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Defenisi Konseling Gizi
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan
mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Beberapa
pengertian tentang konseling berkembang antara lain seperti di bawah ini:
Menurut Supariasa, (2012), konseling merupakan suatu proses komunikasi dua
arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu klien dalam
mengenali, menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya.
3
sikap dan perubahan tindakan. Dalam konseling gizi terjadi proses komunikasi
dua arah memberikan kesempatan konselor dan klien saling mengemukakan
pendapat. Konselor memberikan informasi dan arahan yang positif yang dapat
mengubah informasi negatif. Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu
menentukan sikap dan keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi
tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang
berkaitan dengan gizi sehingga mampu meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatannya.
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Suariasa (2012), yang
dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut:
4
Konselor memberi motivasi bahwa klien mempunyai potensi untuk
memecahkan masalah.
4. Mengarahkan klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya.
Konselor mendampingi dan membantu klien dalam memilih cara yang
paling tepat dan sesuai bagi klien.
5. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien.
6. Konselor membantu klien dalam menyembuhkan penyakitnya dengan
memberikan informasi yang jelas tentang diet yang disarankan berkaitan
dengan penyakitnya.
1. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi. Klien yang
mempunyai masalah kesehatan dan gizi adalah klien yang mempunyai
penyakit seperti kencing manis, penyakit jantung coroner, penyakit ginjal
dan lainnya dapat melakukan konseling agar dapat mengerti tentang
penyakit, penyebab penyakitnya dan alternatif pemecahannya. Sehingga
dia akan mampu menentukan sikap dan tindakannya mengatasi masalah
penyakit dan terapi gizinya.
2. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan. Yang dimaksud dengan
klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan dapat melakukan
konseling gizi. Konselor memerikan informasi tentang bagaimana menjaga
kesehatan optimal agar tubuh tetap sehat. Klien akan menyadari dan
memahami tentang informasi pola hidup sehat dan akan menentukan sikap
5
serta tindakan yang harus dilakukan khususnya dalam pola makan dan gizi
seimbang untuk menjaga kesehatannya.
3. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal.
Klien yang dengan status gizi kurang dan status gizi baik ataupun status
gizi lebih dapat melakukan konseling. Konselor akan memberikan
informasi tentang status gizi, apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana
akibat dari status gizi serta apa yang harus dilakukan untuk dapat
mencapai status gizi yang optimal. Sehingga klien dapat mengerti dan
mampu melakukan hal-hal untuk mencapai status gizi yang optimal.
Adapun karakteristik dari klien dipengaruhi oleh beberapa faktor pada dirinya
seperti :
6
penglihatan atau gangguan bicara akan mempengaruhi proses dan
keberhasilan konseling.
7
Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Konseling Gizi
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan baik berupa
perasaan, pikiran, ide ataupun pendapat melalui kata-kata, gerak ataupun isyarat
atau simbol dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Unsur-unsur dalam
komunikasi meliputi pemberi pesan/sumber, isi pesan, saluran atau media dan
penerima pesan/sasaran. Konseling merupakan komunikasi dua arah yang terjadi
antara konselor dan klien. Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua
pihak untuk saling bertanya jawab, saling menanggapi, menggali informasi dan
mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam konseling konselor dapat
berperan sebagai pemberi dan penerima pesan.
Komunikasi yang baik/berhasil bila pesan yang diberikan oleh sumber sama
dengan pesan yang diterima oleh sasaran /klien. Dalam gambar terlihat pesan
yang diterima sama dengan yang diberikan digambarkan dengan lingkaran yang
berimpitan. Di luar daerah yang berimpitan adalah daerah dimana pesan belum
dipersepsi/diartikan sama atau belum dipahami sama oleh sasaran/klien. Untuk
memperbesar daerah yang berimpitan/pesan yang dipahami sama, sumber
pesan/konselor harus mengenal situasi dan kondisi sasaran/klien dan mengemas
pesan sedemikian rupa sehingga sasaran dapat lebih mudah memahami pesan
yang diberikan oleh sumber/konselor.
8
3. Samakan persepsi terlebih dahulu agar bisa berbicara dan berkomunikasi
dalam pengertian yang sama tentang pokok bahasan nya.
4. Gunakan komunikasi verbal ataupun non verbal untuk mencapai tujuan
komunikasi.
5. Gunakan alat bantu atau media yang tepat sesuai kebutuhan (seperti
leaflet, poster, brosur, booklet, food model atau benda asli , video untuk
proses terjadinya penyalit dan yang lainnya).
6. Berikan informasi secukupnya, tidak berlebihan atau tidak kurang, sesuai
situasi dan keadaan penerima pesan.
9
mempelajari, serta dengan masalah meningkatkan
membangun yang dihadapi kemampuan
percaya diri klien klien
mampu
mengambil
keputusan untuk
mengatasi
masalahnya
sendiri
Konseling gizi pada berbagai diet merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses asuhan gizi terstandar ( PAGT ) atau nutrition care proces (NCP)
PAGT merupakan siklus serangkaian langkah – langkah yang sling berkaitan
,berlangsung terus menerus ,dan berulang PAGT terdiri dari empat langkah yaitu
pengkajian gizi (assesment) ,diagnosis gizi,intervensi gizi ,monitoring dan
evaluasi gizi
10
Mengumpulkan data dan fakta dari semua aspek dengan melakukan
asesment atau pengkajian gizi menggunakan data antropometri
,biokimia,klinis dan fisik ,riwayat makan personal ,riwayat perubahan
berat badan ,psikologis , mengkaji data sosial dan kebudayaan klien Perlu
menggunakan alat bantu : AKG,TKPI,PGS,DBMPform recall,FFQ
3. Menekankan diagnosis gizi
Melakukan indentifikasi masalah ,penyebab dan tanda /gejala yang
disimpulkan dari hasil pengkajian gizi yang diuraikan dengan komponen
problem ,etiologi,sign&symptoms Alat bantu : daftar teraminologi
diagnosis gizi
4. Intervensi gizi
Memilih rencana : bekerjasama dengan klien untuk memilih alternatif
upaya perubahan perilaku diet yang dapat diimplementasikan Memperoleh
komitmen : komitmen untuk melaksanakan perlakuan diet khusus ,
membuat rencana yang realistis dan dapt diterapkan menjelaskan tujuan
,prinsip diet & ukuran porsi makan Mendiskusikan perubahan pola makan
mengikuti anjuran diet ( makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
dengan alat bantu food model
5. Monitoring dan evaluasi
Ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulan dari konseling dapat
dimengerti oleh klien Pada kunjungan berikutnya lihat proses dan
dampaknya
6. Mengakhiri konseling
Akhir dari konseling dan mengucapkan salam kembali.
11
Untuk itu beberapa cara di bawah ini dapat membantu dalam memperoleh
respons atau umpan balik dari klien:
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konseling gizi merupakan bagian dari intervensi gizi. Sebagai standar, perlu
diingat bahwa pasien memiliki kekhususan baik dalam permasalahan kesehatan,
kebutuhan gizi, maupun kemampuan mengonsumsi dan mencerna makanan serta
kemampuannya untuk mengubah perilaku. Jadi, dalam melaksanakan konseling
gizi tetap harus memperhatikan situasi secara individu yang sifatnya khusus.
Untuk itu, diperlukan pengkajian gizi secara saksama sebelum menetapkan
diagnosa dan intervensi gizi yang tepat guna mengetahui respon terhadap
intervensi dan keberhasilannya melalui monitoring serta evaluasi yang baik dan
benar.
Saran
Untuk mencapai kondisi gizi yang baik maka pemberi layanan kesehatan
disarankan untuk memberikan konseling gizi yang baik sesuai kebutuhan
masyarakat dan konselor harus memiliki kecakapan untuk memberikan konseling
gizi.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Konseling-
Gizi_SC.pdf diakses pada 19 Oktober 2019 pukul 17.30.
14