Anda di halaman 1dari 8

Tahap 4 : proyeksi

1. Proyeksi mengenai keadaan di masa datang


Proyeksi dilakukan untuk memperkiraan keadaan dimasa depan guna penyusunan
rencana dimasa yang akan datang. Proyeksi isu prioritas I yaitu fokus urusan pekerjaan
umum mengenai permasalahan pembangunan jalan, jembatan, drainase, penataan ruang,
serta penataan sarana prasarana permukiman. Jaringan jalan yang baik memiliki
keterkaitan yang erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan kondisi sosial
budaya dalam kehidupan masyarakat. Seperti halnya jalan, jembatan, drainase merupakan
prasarana dasar yang penting yang harus selalu dioptimalkan untuk meningkatkan
aksesibilitas masyarakat.
Jumlah penduduk kota kediri yang semakin bertambah dari waktu-kewatu tentunya
akan membutuhkan kapasitas jalan dan jembatan, perbaikan drainase serta penataan ruang
dan sarana prasarana kemungkinan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan arus
aktivitas masyarakat di Kota Kediri yang akan berdampak pada perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi kota kediri. Adapun proyeksi masa depan yang menjadi prioritas
pertama di Kota Kediri adalah
1. Dimasa depan akibat laju pertumbuhan penduduk jumlah pengguna kendaraan juga
akan meningkat. Penambahan lebar dan ruas jalan terutama yang menghubungkan kota
ke wilayah kecamatan dan kelurahan, serta perbaikan jalan yang rusak demi kelancaran
arus kendaraan yang berdampak pada mobilitas. Penambahan ruas dan lebar jalan
dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kemacetan yang ada, saat ini kota kediri sering
mengalami kemacetan mulai dari jalan antar penghubung kota hingga jalan antar gang,
akibat bertambahnya jumlah kendraan..
2. Penambahan jumlah jembatan di Kota Kediri termasuk yang menghubungan kota
kediri bagian barat dengan Kota Kediri bagian timur mengingat Kota Kediri dipisahkan
oleh Sungai Brantas. Saat ini terdapat 3 jembatan utama yang menghubungkan antara
kediri barat dan kediri timur, namun masih sering terjadi kemacetan, hal ini
menunjukkan perlunya penambahan jumlah jembatan karena 3 jembatan yang ada tidak
mencukupi kapasitas.
3. Penataan dan penambahan kapasitas drainase perlu dilakukan, hal ini untuk
menghindari banjir maupun genangan air saat terjadi hujan, seiring dengan laju
pertumbuhan wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah bangunan di Kota Kediri,
hal ini membuat permukaan tanah banyak yang tertutup sehingga sedikit air permukaan
yang mampu diserap, hal ini diperkirakan akan terus bertambah parah jika tidak
dilakukan penataan kembali dan penambahan daerah drainase di Kota Kediri.
4. Tata ruang Kota Kediri perlu dibenahi mengingat kondisi kota kediri yang saat ini
sudah padat, sedangkan jumlah penduduk selalu bertambah, penataan ruang kedepanya
harus mempertimbangkan pemilihan lokasi antar pusat kegiatan memiliki akses yang
lancar untuk menghindari kemacetan. Selain itu pembanguan juga harus sesuai dengan
prinsip kelestarian lingkungan memperhatikan kesesuaian lahan yang ada. Penempatan
fasilitas atau sarana prasarana umum harus diletakkan menyebar pada tempat yang
strategis dan menyebar serta tidak mengelompok sehingga dapat menjangkau semua
penduduk kota yang ada secara merata. Karena diperkirakan pengguna fasilitas umum
yang ada akan mengalami kenaikan.
5. Penataan terhadap pemukiman harus disesuaikan dengan kapasitas yang ada,
diperkirakan kedepanya jumlah penduduk Kota Kediri akan meningkat, tentunya
dibarengi dengan kebutuhan pemukiman yang juga mengalami peningkatan. Maka
harus dibuat perencanaan mengenai lokasi dan aturan pendirian pemukiman agar tidak
muncul pemukiman kumuh padat penduduk.
6. Diperkirakan akibat jumlah bangunan di Kota Kediri yang bertambah, akan membuat
RTH (ruang terbuka hijau) banyak berkurang, maka perlu penegasan aturan mengenai
jumlah minimum/standart RTH sebesar 30% dari luas wilayah kota di Kota Kediri.
RTH dibutuhkan untuk mensuplai oksigen, menurunkan suhu, menjadi area resapan
air, dan rumah bagi beberapa binatang.

NO
1. Peningkatan kapasitas dan  Penambahan lebar dan ruas jalan terutama
kualitas jalan yang menghubungkan kota ke wilayah
kecamatan dan kelurahan Panjang jalan
dalam kondisi baik/mantap pada tahun
2016 sebesar 286,249 km dan pada tahun
2017 sebesar 311,414 km, mengalami
peningkatan sebesar 25,165 km., nilai ini
harus ditingkatkan lagi hingga memenuhi
kebutuhan yang ada.
 perbaikan jalan yang rusak sehingga semua
jalan berkondisi layak demi kelancaran
arus kendaraan yang berdampak pada
mobilitas sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan, disebutkan kriteria kondisi
jalan mantap meliputi kondisi jalan baik
dan sedang, sedangkan kriteria kondisi
jalan tidak mantap meliputi kondisi rusak
ringan dan rusak berat.
 penambahan palang pintu perlintasan
kereta api di jalan kelas II dan kelas III
sehingga semua jalan yang dilalui rel kreta
api sudah memiliki palang pintu
 Panjang jalan dan kondisi yang baik
memberikan keamanan, kenyamanan dan
kemudahan yang mendorong terjadinya
saling interaksi, integrasi dan konektivitas
menuju pusat-pusat aktivitas ekonomi serta
memperluas aksesibilitas untuk
memperoleh pelayanan umum administrasi
pemerintahan, pendidikan, kesehatan,
kemasyarakatan dan social kemasyarakatan
yang pada akhirnya akan mempercepat
peningkatan ekonomi dan kesejahteraan
hidup masyarakat

2. Penambahan jumlah jembatan  Penambahan jumlah jembatan di Kota


di Kota Kediri Kediri termasuk yang menghubungan kota
kediri bagian barat dengan Kota Kediri
bagian timur hingga tidak terjadi
kemacetan di jembatan. Pembangunan
Jembatan yang menghubungkan antara
Kelurahan Ngronggo dan Kelurahan
Banjarmlati menjadi alternatif untuk
mengurai simpul kemacetan yang terjadi
pada saat ini

3. Penataan dan penambahan  Peningkatan perawatan saluran drainase


kapasitas drainase sehingga tidak ada rusak, tertimbun sampah
dan terjadi sedimentasi.
 Pelebaran luas drainase sehingga
ukuranya/kapasitasnya mencukupi
kebutuhan

4. Pengelolaan prasarana sumber  melakukan perlindungan terhadap sumber-


daya air sumber mata air; perlindungan terhadap
daerah aliran air, baik itu saluran irigasi,
serta daerah aliran sungai; mencegah
terjadinya pendangkalan terhadap saluran
irigasi; serta pembangunan dan perbaikan
pintu-pintu air. Pengembangan prasarana
sumber daya air untuk air bersih diarahkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumber-sumber mata air yang ada .
sehingga kebutuhan air tetap tercukupi
ditengah laju pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat

5. Tata ruang Kota Kediri perlu  Terwujudnya kawasan strategis untuk


dibenahi kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan
Kawasan, Kawasan strategis untuk
kepentingan penyelamatan lingkungan
hidup, pengembangan kawasan
perdagangan jasa dan kawasan peruntukan
industri baru sebagaimana direncanakan
 penegasan aturan mengenai jumlah
minimum/standart RTH sebesar 30% dari
luas wilayah kota di Kota Kediri. RTH
dibutuhkan untuk mensuplai oksigen,
menurunkan suhu, menjadi area resapan
air, dan rumah bagi beberapa binatang.
 Terciptanya kondisi tata ruang kota kediri
yang indah, ramah lingkungan dan
berkelanjutan.

6. Penataan terhadap wilayah  Mengoptimalkan penataan kawasan


pemukiman permukiman di Kota Kediri yang yang
layak, sehat, aman, serasi dan teratur yang
dapat dilihat dari banyaknya rumah tangga
pengguna air bersih, rumah tangga
pengguna listrik, rumah tangga bersanitasi,
lingkungan pemukiman kumuh dan rumah
layak huni.
 Tidak adanya pemukiman kumuh (slum
area)
 Pemukiman didirikan sesuai dengan aturan
yang tegas
 Meningkatkan jumlah rumah tangga
dengan akses air bersih hingga mencakup
seluruh rumah tangga.

Tahap 6 .Penyusunan rencana yang dipilih, yang didalamnya dapat tercantum suatu perumusan
kebijakan atau strategi dan juga suatu rencana yang definitif

Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk
segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun serta memiliki dampak yang besar terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka
Menengah Kota Kediri Tahun 2014-2019, maka Pemerintah Kota Kediri akan melaksanakannya
melalui 4 (empat) misi yang telah ditetapkan dan strategi-strategi pembangunan daerah dalam
jangka waktu lima tahun mendatang. Sedangkan arah kebijakan adalah pedoman untuk
mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran
dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi
agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Dapat disimpulkan bahwa
strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan rumusan perencanaan komprehensif dalam
mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Strategi dituangkan secara lebih
rinci ke dalam Misi 1 sampai dengan Misi 4 berdasarkan pendekatan urusan/bidang.

strategi
1. Mewujudkan 1. Pengendalian 1. a. Melaksanakan
penataan ruang pencemaran dan pengendalian dan
kota kerusakan pengawasan
yang indah dan Lingkungan terhadap
ramah lingkungan pencemaran
2. Rehabilitasi dan
air
pengelolaan
1.b. Melaksanakan
kawasan
pengendalian dan
lindung dan RTH
pengawasan
3. Peningkatan terhadap
infrastruktur pencemaran
prasarana sumber udara
daya air 1.c. Melaksanakan
pengendalian dan
pengawasan
terhadap
pencemaran
Tanah
2.a. Merehabilitasi
dan mengelola
kawasan lindung
DLHKP
2. b. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas RTH
melalui
pembangunan
taman pada skala
kota maupun
kelurahan, serta
RTH lainnya.
3.a. Meningkatkan
akses terhadap air
bersih melalui
perluasan jaringan
PDAM
3.b. Meningkatkan
infrastruktur
prasarana sumber
daya air berbasis
masyarakat

Adapun beberapa permasalahan terkait dengan penataan ruang di Kota Kediri


antara lain :
1. Belum optimalnya pengendalian dan pengawasan bangunan di Kota Kediri;
Hal ini dapat dilihat dari Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan yang
hanya berkisar di angka 60-65% dalam kurun waktu 2014-2018.
2. Belum terwujudnya kawasan-kawasan strategis di Kota Kediri;
Sebagaimana diatur dalam pasal 58 Perda Kota Kediri nomor 1 Tahun 2012
tentang RTRW Kota Kediri Tahun 2011-2030, Kota Kediri telah menetapkan
kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan kawasan
strategis untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup, tetapi hingga
2018, pengembangan kawasan perdagangan jasa dan kawasan peruntukan
industri baru sebagaimana direncanakan di Kecamatan Pesantren belum
terwujud.
3. Belum optimalnya pemanfaatan peraturan kawasan strategis;
Hingga tahun 2018, Rencana Rinci Pengembangan Kawasan Strategis sebagai
amanat tindak lanjut Perda Kota Kediri nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW
Kota Kediri Tahun 2011-2030 belum tersusun.
4. Kurangnya pemahaman dari segenap stakeholder dan partisipasi masyarakat
terhadap pentingnya pengaturan tata ruang bagi keseimbangan, keserasian,
kenyamanan dan berkelanjutan program pembangunan, kurangnya RTH di
perkotaan, belum optimalnya perwujudkan kawasan permukiman/industri di
Kota Kediri, dengan RTRK sebagai dokumen tata ruang sebagai acuan
perencana pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai