Anda di halaman 1dari 9

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi bakteri pembusuk dan patogen

adalah menggunakan bakteri antagonis. Bakteri antagonis adalah bakteri yang memiliki sifat
berlawanan dengan bakteri pembusuk, patogen atau yang tidak diharapkan. Bakteri
antagonis sering disebut sebagai bakteri menguntungkan, karena dapat digunakan untuk
menghambat atau menghentikan aktivitas bakteri pembusuk yang merugikan.
Mikroba antagonis yang digunakan tidak menimbulkan bahaya apabila
dikonsumsi. Sedikitnya ada 40 genus mikroba antagonis yang aman untuk dikonsumsi. Jenis
mikroba yang paling banyak digunakan untuk memperpanjang masa simpan hasil perikanan
adalah Lactobacillus plantarum. Bakteri ini termasuk kedalam keluarga Bakteri Asam Laktat
(BAL) paling kuat diantara saudara-saudaranya, sehingga banyak digunakan sebagai
pengawet.
Pengetahuan mengenai penggunaan bakteri antagonis berdasarkan prinsip
fermentasi. Fermentasi mampu menghentikan proses pembusukan hasil perikanan dengan
cara mengendalikan populasi mikroba pembusuk.
Mekanisme bakteri antagonis dalam menghambat aktivitas bakteri pembusuk cukup menarik
untuk diteliti. Ada tiga mekanisme yang digunakan oleh bakteri antagonis untuk mencegah
bakteri merugikan.
1. Menimbulkan persaingan makanan sedemikian rupa sehingga bakteri pembusuk sulit
mendapatkan makanan;
2. Menurunkan pH lingkungan sehingga aktivitas bakteri pembusuk terganggu dan menjadi
tidak dapat bertahan hidup; dan
3. Menghasilkan produk metabolit yang bersifat racun bagi bakteri bakteri merugikan.
Penambahan mikroba antagonis dapat dilakukan pada hasil perikanan segar maupun
olahannya. Penambahan mikroba antagonis pada filet nila dapat memperpanjang masa
simpan dari 7 hari menjadi 10 hari, sedangkan pada ikan patin utuh dapat memperpanjang
dari 10 hari menjadi 14 hari. Penambahan mikroba antagonis dapat meningkatkan masa
simpan kembung asin dari 30 hari menjadi 90 hari.
2.2 Teknologi Fermentasi
Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis Pasteur :
•Fermentasi merupakan bentuk Tertua dari Bioteknologi
•Minumanberalkohol(bir, anggur, tuak)
•Makananterfermentasi(keju, yoghurt, tape, tempe, petis, terasi)
•Orang Somaria dan Babilon kuno sdh minum bir sejak 6000 th sebelum masehi
•Orang Mesir sdh membuat adonan Kue Asam sejak th 4000 sebelum masehi
•Sedangkan di Eropa,minumananggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dg proses fermentasi
Kriteria Mikroorganisme Industri :
1.Kultur murni
2.Stabil secara genetik
3.Dapat memproduksi sel vegetatif, spora atau unit reproduktif lainnya
4.Mampu tumbuh dengan cepat
5.Mampu hasilkan produk dalam waktu singkat
6.Mempu lindungi diri dari kontaminasi
7.Mampu disimpan untuk jangka waktu lama
8.Mampu hasilkan produk yang diinginkan & mudah dipanen.
9.Dapat menerima perlakuan perbaikan genetik.
Contoh produk pakan hasil fermentasi
•Fermentasi jerami
•Fermentasi dedak
•Fermentasi pucuk tebu
•Fermentasi ikan rucah, bekicot
Definisi Fermentasi
Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa
Sederhana yang melibatkan mikroorganisme. CnH2n+1OH. Rumus kimiaumum alkohol
Definisi Fermentasi Mikroorganisma
Klasik : Urai senyawa organisme komplek ke senyawa sederhana Anaerob Mikroorganisma
Modern : Pengubahan suatu substrat bahan lebih berguna terkontrol
Fermentasi : Segala macam proses metabolisme yang (enzim, jasad renik
scroksidasi, reduksi, hidrolisa atau reaksi kimia lainnya)melakukan perub.kimia pd suatu
substrat organik dg menghasilkan Produk Akhir.
Fermentasi (Industri) :Aplikasi metabolisme mikrobia utk mengubah bahan baku
produk yg bernilai lebih tinggiMisalnya:-Etanol, Asetat -Antibiotik, Enzim, Vitamin, Protein
sel tunggal dsb.
TujuanFermentasi
Menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur,
biological availability yang lebih baik
Disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya
KomponenFermentasi (medium, nutrien, fermentor)
Jenis medium fermentasi dibagi 3 :
•Fermentasi Medium Padat : Medium tidak larut, tapi cukup lembab untuk
keperluan mikrobia (KA 12 –60 %)
•Fermentasi Medium Semi Padat : Medium tdk larut, kelembaban cukup (KA = 65 –80 %)
•Fermentasi Medium Cair : Medium cair substrat larut dan atau tak larut (KA > 80
%)
Fermentor
•Fermentor : tangkiatauwadahdimanadidalamnyaseluruhsel(mikrobia)mengubah
bahan dasar menjadi produk biokimia dengan atau tanpa produk sampingan
•Sering disebut dengan bioreaktor
•Fungsi dasar : menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi mikrobia
didalamnyauntuk:––Menghasilkan biomassa––Menghasilkan enzim––Menghasilkan
metabolit dsb
Jenis-jenisFermentasi
Berdasarkan produk yang dihasilkan :
–Alcoholic fermentation
–Lactic acid fermentation
Berdasarkan proses kerja :
–Batch culture fermentation
–Fed culture fermentation
–Semi batch culture fermentation
–Continuous culture fermentation
–Recycling continuous culture fermentation
Berdasarkan kondisi :
–Aseptis/ steril pembuatan alcohol dan asam sitrat
–Semi aseptis/ tidak kurang steril pembuatantempe, kecap, silase.
2.3 Teknologi Pengawetan Ikan
Manfaat Ikan
Ikan merupakan makhluk hidup yang memiliki protein tinggi, yang sangat baik bagi kita
semua dan relatif murah harganya. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-
sel tubuh kita yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan
(komposisi) tubuh kita.
Protein dalam ikan berguna untuk :
1. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Mencerdaskan otak/mampertajam pikiran.
4. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.
Ikan mempunyai kadar protein yang sangat tinggi yaitu sekitar 20 %. Di samping itu protein
yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit mengandung
kolesterol (suatu zat yang bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi) dan sedikit
lemak.
Kebutuhan akan protein berbeda-beda pula, tetapi secara umum dapat diterapkan sebagai
berikut :
– Anak-anak (1-9 th) : 25 – 40 g protein/orang/hari.
– Laki-laki ( 10-60 th) : 50 – 60 g protein/orang/hari.
– Perempuan (10-60 th) : 50 – 55 g protein/orang/hari.
– Perempuan hamil : 60 – 75 g protein/orang/hari.
– Perempuan menyusui : 75 – 80 g protein/orang/hari.
Dihitung dalam berat ikan yang harus dimakan, jika diumpamakan orang tersebut hanya
makan ikan saja tidak dengan daging, telur, susu dan lain-lainnya, maka didapat hasil sebagai
berikut :
– Anak-anak membutuhkan : 125 – 200 grm ikan per orang/hari.
– Laki-laki membutuhkan : 250 -325 gr ikan per orang/hari.
– Perempuan membutuhkan : 250 – 275 gr ikan per orang/hari.
– Perempuan hamil membutuhkan : 300 – 750 gr ikan per orang/hari.
– Perempuan menyusui membutuhkan : 375 – 400 gr ikan per orang/hari.
Kebutuhan protein tersebut sebaiknya biasa diperoleh dari bermacam-macam sumber
misalnya ikan, telur, susu, daging dan sebagainya. Selain mengandung protein, beberapa jenis
ikan juga mengandung minyak ikan (vitamin A) dan mineral-mineral yang berfaedah bagi
manusia. Bagian tubuh ikan yang tidak dimakan oleh manusia biasa juga dimanfaatkan
sebagai makanan ternak ataupun untuk campuran makanan ikan dalam kolam.
Cara Memilih Ikan Segar
Begitu ikan mati maka peredaran darahnya akan terhenti dan terjadi suatu reaksi kimia yang
menyebabkan ikan tersebut menjadi kaku. Ikan seperti ini masih dianggap sebagai ikan segar
dan berkualitas sama dengan ikan hidup.
Tanda-tanda ikan segar yang dapat kita lihat dari luar :
a. Ikan bercahaya seperti ikan hidup.
b. Jika ikan tersebut bersisik, sisik tersebut masih tertanam kuat pada dagingnya.
c. Insang berwarna merah cerah.
d. Badan kaku atau liat.
e. Baunya masih seperti ikan hidup.
f. Mata ikan jernih dan terang.
Dalam keadaan seperti ikan segar ini, walaupun ada kuman-kuman pembusuk tetapi belum
cukup kuat untuk menghancurkan daging ikan. Dengan pengaruh panas maka kuman-kuman
ini jumlahnya bertambah banyak, sehingga daging mulai lunak dan proses pembusukan
terjadi.
Dalam beberapa jam saja ikan yang semula kaku akan menjadi lunak dan berlendir.
Pembusukan menyebabkan kemunduran kualitas ikan sehingga perlu diupayakan proses
pengawetan yang dapat mengurangi kecepatan pembusukan.
Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan
Kesegaran ikan dapat dipertahankan dengan cara pendinginan. Cara memperlakukan ikan
yang sudah ditangkap, sangat mempengaruhi kecepatan pembusukan ikan tersebut. Ikan yang
dari semula diperlakukan dengan tidak baik akan menghasilkan ikan bermutu tidak baik pula.
Perlakuan terhadap ikan yang baik adalah sebagi berikut :
• Usahakan ikan tidak mati secara perlahan-lahan, tetapi mati dengan cepat. Makin cepat ikan
tertangkap dan mati, makin segar ikan tersebut.
• Setelah ikan mati, dinginkan dengan es untuk mengurangi pembusukan.
• Ikan tidak dilempar-lemparkan dan tidak terkena benda tajam.
• Buang bagian tubuh ikan yang mudah busuk, misalnya isi perut dan insang.
• Cuci dengan air bersih. Mencuci ikan dengan air sungai yang kotor sama artinya dengan
menambahkan kotoran pada ikan tersebut.
Pada prinsipnya ada 2 cara menghambat pembusukan ikan yaitu melalui pendinginan dan
melakukan proses pengawetan :
Pendinginan
1. Pendinginan dengan Es
Es sudah umum dikenal tapi jarang dipakai sebab harganya mahal.
Sebenarnya pemakaian es sangat baik,karena hal hal berikut :
– Es sanggup mendinginkan ikan dengan cepat, panas dari ikan ditarik keluar sehingga ikan
cepat dingin dan pembusukan terhambat.
– Es berasal dari air sehingga tidak akan menimbulkan kesulitan apa-apa dan tidak
membahayakan kesehatan orang.
– Es melindungi ikan dari kekeringan.
ikan tidak cukup hanya didinginkan saja tetapi harus dijaga jangan sampai kering, jika kering
akan timbul perubahan pada otot serta warna dagingnya.
– Es mudah dibuat dan diperoleh.
Perbandingan yang baik antara ikan dan es adalah 2 : 1 atau 1 : 1 tergantung tempatnya tetapi
perbandingan ini jarang dipakai karena harga es yang terlalu mahal.
Cara pendinginan ikan dan es diperahu atau di kapal pada dasarnya sama dengan pendinginan
ikan di pelelangan ataupun di pasar ikan.
Langkah-langkah pendinginan ikan dan es adalah sebagai berikut:
– Peti tempat ikan disiapkan, dibersihkan dan diberi lapisan es yang cukup.
– Ikan yang sudah dibersihkan, disusun berjajar didalam peti tersebut dan ditutupi dengan
pecahan es.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendinginan adalah:
– Lapisan es dan ikan tidak boleh lebih tinggi dari 50 cm, sebab jika lebih tinggi akan
menyebabkan ikan disebelah bawah akan tergencet dan rusak.
– Jika tinggi peti es lebih dari 50 cm, sebaiknya diberi sekat hidup untuk menahan beban ikan
di sebelah atas.
– Jenis ikan yang berkulit dan berduri kasar jangan dicampur dengan ikan yang berkulit
halus.
– Makin cepat ikan diberi es makin baik, sebab pembusukan tidak sempat berlangsung.
Pemakaian es untuk hasil perikanan (terutama perikanan laut) merupakan suatu keharusan,
sebab dengan hasil penangkapan yang lebih besar, pemasaran ikan akan lebih luas. Naiknya
pendapatan masyarakat menuntut ikan yang lebih baik dan lebih segar.Hal ini akan
mendorong perbaikan mutu ikan yang dihasilkan sejak ditangkap sampia ketangan
konsumen.
2. Pendinginan dengan mesin pendingin
Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesatkini sudah tersedia pendingin dari yang paling
kecil sampai yang paling besar. Ada yang cukup mendinginkan ikan seperti dalam es saja,
ada pula yang bisa membekukan dan menyimpan ikan beku tersebut sampai bertahun-tahun.
Proses Pengawetan Ikan
Sejak dahulu orang sudah mengetahui bahwa ikan cepat membusuk, oleh sebab itu selalu
dicari jalan untuk bisa mengawetkannya. Cara-cara pengawetan ikan yang biasa dilakukan
antara lain : pengeringan di panas matahari, pemindangan dan pengasapan. Dalam uraian
berikut dikemukan tentang cara pemindangan dan pengasapan ikan.
1.Pemindangan
Pindang adalah sejenis hasil olahan ikan yang diawetkan dengan perebusan dan
penggaraman. Pindang tradisional dibuat dalam periuk tanah dan dijual bersama periuknya,
yang lebih kecil praktis dibuat dalam keranjang atau dalam kaleng minyak.
Ketahanan ikan pindang disebabkan oleh perebusan dan penggaraman dan bisa bertahan
selama 3 bulan. Pemindangan adalah pengalengan yang dilakukan secara tradisional dan
sederhana. Ada 2 cara pemindangan yang akan diuraikan yaitu pemindangan dengan periuk
tanah dan pemindangan dengan keranjang bambu/rotan.
a. Pemindangan dengan Periuk Tanah
1. Bahan-bahan :
Jenis-jenis ikan kembung, gambol, tenggiri, bandeng, belanak dan aso–aso.Garam yang baik
adalah garam dapur yang bersih dan tempat/wadahnya periuk tanah yang bermulut sedang (
tidak terlalu sempit dan tidak terlalu lebar).
2. Cara Mengolah :
– Mula-mula periuk dibersihkan.
– Bagian bawah (dalam), periuk diberi bilah bambu atau daun pisang kering untuk
melindungi ikan diatasnya supaya tidak hangus terkena api.
– Ikan dibersihkan, dibuang insangnya (kalau perlu) dicuci bersih hingga hilang kotoran dan
lendirnya.
– Ikan disusun berlapis-lapis dalam periuk sambil ditaburi garam sampai periuk tersebut
penuh. Pemakaian garam kira-kira 2 – 15% dari berat ikan dan banyak ikan dalam 1 periuk
tergantung besar periuk dan besar ikannya. Ukuran periuk yang paling besar dapat memuat
kira-kira 40 kg ikan.
– Diberi air bersih sampai ikan terendam semuanya.
– Ditutup dengan saringan bambu dan diberi pemberat supaya ikan tidak terapung dan
diamkan selama 2 – 3 jam untuk memperkuat jaringan dagingnya.
– Dijerangkan sampai mendidih hingga daging bagian punggung ikan sudah agak retak.
– Api dalam periuk dibuang dengan cara menuangkan keluar atau melubangi bagian bawah
periuk dan lubang tersebut ditutup dengan kapur sirih.
– Api dikecilkan (kalau memasak ditungku, dipakai baranya saja) dan diteruskan
pemasakannya.
– Sementara itu bagian atas ikan ditutup dengan kertas koran yang bersih dan ditaburi garam
halus sampai tertutup semuanya.
– Jika garam yang bagian atas sudah menggumpal berarti pemasakan sudah selesai.
– Jika disukai, pemberian kunyit pada pindangan dapat dilakukan supaya pindang itu
berwarna kuning dan menghilangkan rasa anyir.
– Jika ingin mengangkut pindang untuk djual, periuk harus dimasukkan kedalam keranjang
bambu dan diikat kuat serta dilapisi dengan daun pisang kering, jerami, kertas, supaya tidak
retak dan pecah dalam perjalanan.
b. Pemindangan dengan Keranjang Bambu/Rotan
1.Bahan-bahan :
Jenis-jenis ikan dan garam yang diperlukan sama dengan pemindangan dengan periuk tanah.
Namun tempat/wadah adalah keranjang bambu/rotan yang kuat dan berlubang-lubang agak
rapat dan tempat untuk merebus digunakan drum atau kancah besi
2.Cara Pengolahan :
– Mula-mula ikan disiapkan yaitu dibersihkan atau disiangi jika perlu.
– Kemudian disusun dalam keranjang bambu yang sudah bersih sambil diberi garam halus
dan ditutup.
– Sementara itu disiapkan drum atau kancah besi ditungku dengan diberi air garam 20% atau
secukupnya.
– Jika air dalam kancah tersebut sudah mendidih, keranjang berisi ikan dimasukkan
kedalamnya dan diberi pemberat (batu atau kayu).
– Panasi kembali hingga airnya mendidih lagi.
– Jika sudah mendidih kira-kira 15 menit sampai 30 menit keranjang tersebut diangkat,
ditiriskan dan didinginkan.
– Diberi tutup dan siap untuk diperdagangkan.
Karena keranjang tersebut berlubang sehingga menyebabkan ikan lebih lekas terpengurah
hama luar dan ketahanannya paling lama 1 – 3 hari
2. Pengasapan
Bahan-bahan (asapan tanpa bumbu) :
– Bandeng, tongkol, garam 20% dari berat ikan.
Sedangkan asapan dengan bumbu bahan-bahannya sebagai berikut :
– Garam 8% dari berat ikan.
– Bawang merah 7%.
– Gula pasir 15% dari berat ikan.
– Bawang putih 25%.
– Bumbu penyedap 1% dari berat ikan.
– Jahe 1%.
Cara Mengolah :
– Ikan dicuci bersih dari kotoran dan lendir.
– Dibelah di bagian punggung dari kepala sampai ekor.
– Insang dan isi perut ikan dibuang. Jika bahan yang dipakai ikan bandeng, maka lapisan
hitam pada dinding perut dibuang.
– Ikan dicuci bersih dengan air dan kemudian direndam dalam larutan garam 3%.
– Ditiriskan.
Pada pengasapan ikan tanpa bambu, ikan direndam dalam hancuran garam sebanyak 20%
dari berat ikan (dan ditambah air kalau perlu) selama 2 jam. Kemudian dibilas (cuci ulang)
dengan air bersih dan ditiriskan lalu dimasukkan kedalam lemari asap.
Pada pengasapan ikan, bumbu-bumbu di haluskan kemudian dioleskan ke seluruh permukaan
ikan. Disimpan dalam suhu dingin selama 5 jam kemudian dicuci ulang dengan air bersih dan
ditiriskan kemudian dimasukkan kedalam lemari asap.
Cara mengasap Ikan :
– Ikan yang sudah siap untuk diasap itu diikatkan pada pengait yang ada dilemari asap
dengan ekor diatas.
– Supaya bagian dalamnya terkena asap,maka diantara sisi dinding perutnya ditopang dengan
lidi.
– Ikan kemudian dikaitkan ke palang penggantung dalam lemari asap.
– Sementara itu bahan bakar dan bahan pengasap sudah dinyalakan dan sudah diatur suhunya
serta tebal tipisnya asap.
– Mula-mula diasap dengan arang asap tanpa asap selama ½ – 1 jam pada suhu 40 – 50 0C.
– Kemudian diasapkan lagi dengan asap tebal dan panas selama 3 jam pada suhu 50 – 600C.
– Terakhir diasap tips untuk mengeringkan pada suhu 60 – 800C.
– Setelah selesai pengasapan ini maka ikan asap dikeluarkan, dianginkan sampai dingin.
– Dibungkus dalam kantong – kantong plastik.
PEDA TAWAR
Pada dasarnya penanganan dan pengolahan ikan bertujuan untuk mencegah kerusakan atau
pembusukandan untuk membuat suatu produk yang bertahan lebih lama. Upaya untuk
memperpanjang daya tahan simpan ikan segar adalah melalui penyimpanan dalam lemari
pendingin atau pembeku, yang mampu menghambat aktivitas mikroba atau enzim dan dengan
membuat suatu produk makanan yang lebih tahan lama dengan proses fermentasi.
Peda merupakan salah satu produk olahan tradisional yang dibuat dengan cara fermentasi.
Fermentasi adalah proses penguraian daging ikan oleh enzim yang akan memberikan hasil yang
menguntungkan. Proses fermentasi serupa dengan pembusukan, tetapi fermentasi ini
menghasilkan zat-zat yang memberikan rasa dan aroma yang spesifik. Terjadinya fermentasi
memerlukan syarat-syarat sebagai berikut : Suasana lembab, Adanya oksigen dalam jumlah
terbatas / semi aerob danAdanya garam.
Ikan peda adalah salah satu hasil olahan ikan yang diolah secara fermentasi bergaram. Ikan
peda ini dibuat dari ikan betok. lkan peda dibuat secara bertahap yaitu pertama melalui proses
penggaraman dan dilanjutkan dengan proses fermentasi untuk pembentukan bau yang
spesifik.Proses pengolahan ikan peda ini sangat sederhana dan dapat dikembangkan di daerah
nelayan. Hal ini dapat dipergunakan untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan yang
berakibat menaikkan pendapatan nelayan.
Menurut Desniar, dkk (2009), salah satu teknik pengolahan ikan secara tradisional adalah
fermentasi. Peda adalah salah satu produk fermentasi yang tidak dikeringkan lebih lanjut,
melainkan dibiarkan setengah basah, sehingga proses fermentasi tetap berlangsung. Umumnya
proses fermentasi peda adalah fermentasi secara spontan, dimana dalam pembuatannya tidak
ditambahkan mikroba dalam bentuk starter, tetapi mikroba yang berperan aktif dalam proses
fermentasi berkembangbiak secara spontan karena lingkungan hidupnya yang dibuat sesuai
untuk pertumbuhannya.
Menurut Adawyah (2007), peda merupakan produk fermentasi dengan bahan baku ikan. Cara
pengolahan ikan peda sangat bervariasi.Walaupun demikian, pembuatan ikan peda mempunyai
fermentasi penggunaan bahan tambahan garam dan dilakukan secara tradisional.Tahap-
tahap pengolahan ikan peda antara lain adanya sortasi terhadap bahan baku, proses
penggaraman, fermentasi, dan pematangan.
Fungsi garam dalam pembuatan ikan peda adalah sebagai media untuk menggantikan kadar air
yang terkandung dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat tumbuh lagi karena media hidupnya
sudah tergantikan oleh garam.
Uji organoleptik atau uji indera merupakan cara pengujian dengan menggunakan alat indera
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
Bahan baku pada pembuatan peda ini yaitu: 1) Ikan yakni Kesegaran ikan sangat
mempengaruhi mutu hasil akhir, maka ikan yang akan diolah menjadi peda harus segar karena
ikan yang sudah busuk akan menghasilkan peda bermutu rendah dan akan membahayakan
kesehatan. Pada dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan tetapi umumnya
ikan yang digunakan sebagai bahan baku peda adalah ikan kembung. 2) Garam yakni Garam
yang digunakan harus mempunyai kemurnian tinggi,artinya mengandung garam NaCl tinggi
minimal 98%. Bila garam yang digunakan mengandunggaram-garam calcium dan magnesium
lebih dari 1% maka akan menghasilkanpeda yang kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai