Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di susun oleh:
SALATIGA
2016
Satuan Acara Penyuluhan
A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena
faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi
keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan
faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul
sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh
karena itu sebagai orang tua juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan
makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang
sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru
membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut
mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan
sehat yang mengandung banyak gizi.
Memasuki Era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah
gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit yang ditimbulkan. Masalah gizi
ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan perkotaan. Masalah gizi ganda pada
hakekatnya merupakan masalah perilaku. Untuk mengkoreksi masalah gizi ganda tersebut
dapat dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang
baik dan benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperlukan acuan/bahan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi yang baik dan benar.
Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950 dan
sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4
sehat 5 sempurna saat ini sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS
(Pedoman Umum Gizi Simbang). Tetapi pada awal tahun 2014, Dinas Kesehatan RI telah
mengeluarkan slogan PUGS terbaru, dari “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang” menjadi “10
Pedoman Gizi Seimbang” , karena lebih relevan di kehidupan sekarang dan diharapkan
masyarakat dapat melakukan apa yang tertera di dalam PUGS terbaru tersebut.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang pedoman umum gizi seimbang (PUGS), orang tua di
harapkan dapat menerapkan pedoman umum gizi seimbang (PUGS) sehari-hari di dalam
lingkungan keluarga dengan baik dan benar.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini orang tua diharapkan dapat mengetahui
pengertian Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua dapat menyebutkan 10 pesan umum
gizi seimbang dengan tepat.
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua dapat menjelaskan 10 pesan dasar gizi
seimbang dengan baik
Setelah mengikuti penyuluhan ini , orang tua di harapkan mengetahui bahaya dari
menghiraukan pesan umum gizi seimbang dengan benar.
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi yang di bawakan :
1.1 Pedoman Umum Gizi Seimbang
2. Sasaran dan Target
Sasaran : keluarga Bapak Muhono
Target : Ayah dan Ibu keluarga bapak Muhono
3. Target : Metode yang digunakan
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya Jawab
4. Media dan Alat
a. Poster
5. Waktu dan tempat
a. Hari / Tanggal-Bulan-Tahun : Rabu,27 juli 2016
b. Waktu : 19:00 WIB
c. Tempat : Rumah keluarga Bapak Muhono Dusun Dukuh
6. Pengorganisasian
a) Penanggung jawab : Freyti
b) Moderator : Freyti
c) Presenter : Freyti
E. Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan (moderator) :
a. Memberi salam Menjawab salam, 5 menit
b. Memperkenalkan diri memperhatikan dan
1 c. Mengadakan kontrak waktu mendengarkan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan
G. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
b) Evaluasi Proses
c) Evaluasi Hasil
Lampiran I
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan (Sunita Almatsier, 2001)
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku
hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) yang tertuang dalam I Dewa Nyoman
Supariasa (2001), masalah gizi kurang disebabkan oleh faktor penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung dapat berupa asupan makanan bergizi yang kurang dan
penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan di rumah tidak
memenuhi standar makanan seimbang, perawatan anak dan ibu hamil serta pelayanan
kesehatan yang belum maksimal. Akar masalah gizi kurang tersebut disebabkan oleh krisis
ekonomi langsung dengan pokok permasalahan kemiskinan, kurang pendidikan dan kurang
ketrampilan.
Masalah gizi tersebut mempunyai dampak yang serius bagi seluruh golongan. Kekurangan
gizi pada masa anak-anak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
baik secara fisik yang meliputi ukuran tubuh, tinggi badan dan berat badan yang
menyimpang, serta berpengaruh terhadap kecerdasannya (Ali Khomsan; 2003).
Dari masalah yang ada, pada awal tahun 2014, Dinas Kesehatan RI telah mengeluarkan
slogan PUGS terbaru, dari “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang” menjadi “10 Pedoman Gizi
Seimbang” , karena lebih relevan di kehidupan sekarang dan diharapkan masyarakat dapat
melakukan apa yang tertera di dalam PUGS terbaru tersebut.
Berikut adalah isi dari “10 Pedoman Gizi Seimbang”:
Keanekaragaman makanan yang dimaksud adalah bilamana saat kita makan pagi,
siang, malam, makanan yang kita komsumsi mengandung 5 unsur, yaitu karbohidrat(
nasi,roti, mie, gandum, jagung, umbi2an), protein hewani ( ayam, ikan, seafood,
daging sapi,dll ), protein nabati( tahu, tempe, kacang2.an), sayur,dan buah.
Protein berperan penting bagi pertumbuhan sel-sel tubuh dan memperbaiki sel
tubuh yang rusak,serta berperan juga dalam pembentukan tulang dan pertumbuhan
anak.
3. Makan aneka ragam sayuran dan cukup buah
Komsumsi sayur dan buah orang Indonesia belum bisa mencapai target 100%
,.Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, tingkat kecukupan sayur adalah 93,5. Hasil ini
menurun karena pada tahun 2007 komsumsinya mencapai 93,6. Oleh karena itu,
mari komsumsi buah dan sayur agar target bisa tercapai 100%. Mengkomsumsi sayur
dan buah secara rutin sangat baik bagi tubuh karena sayur dan buah banyak
mengandung antioksidan, mineral, vitamin yang dapat mencegah penuaan dini.
Produk jajanan yang dilapisi pemanis buatan dan coklat, camilan keripik-keripik, ,
memang harus dibatasi jumlah komsumsinya karena makanan tersebut kurang zat
gizi atau nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak beragam,hanya mengandung
banyak kalori,lemak dan rendah protein. Hal tersebut bisa memicu penyakit
degeneratif ( jantung, stroke, hipertensi dll) di kemudian hari.
6. Biasakan sarapan
Sarapan sangat penting dilakukan karena sarapan merupakan makanan bagi otak
agar otak kita siap menjalani aktifitas kita sepanjang hari yang padat. Sarapan juga
bisa mencegah kelebihan berat badan karena bila kita tidak sarapan, kita akan lapar
dan cenderung melampiaskan lapar kita pada waktu makan siang, akibatnya makan
siang kita jadi tidak terkontrol dan memicu kelebihan berat badan.
Kita memang dianjurkan untuk minum air putih yang bersih dan aman min 8 gelas
sehari untuk mencegah tubuh agar tidak dehidrasi atau kekurangan air, karena air
diperlukan untuk mengedarkan berbagai zat gizi yang sudah diserap ke seluruh
tubuh kita.
8. Biasakan membaca label pada kemasan makanan
Hal tersebut penting dilakukan, hal yang perlu kita cek jika membaca label kemasan
adalah, informasi gizi, dan tanggal kadaluarsa, karena tidak sedikit supermaket atau
pasar yang menjual makanan yang sudah keadaluarsa.
10. Melakukan aktifitas fisik/ olahraga secara teratur dan mempertahankan berat
badan ideal.
Referensi :
Almatsier,Sunita. 2001. prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
I Dewa Nyoman Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2002.
Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan KIA