Anda di halaman 1dari 26

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian IPA

Carin (dalam Maskur, 2008:13) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) sebagai “suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala alam”. Sejalan dengan

hal itu, Iskandar (dalam Purwahyuni, 2010:13) menjelaskan bahwa “Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di

alam”. Sedangkan menurut Depdiknas (2005:111) yang dimaksud IPA adalah

“cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasi pengetahuan,

fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap

ilmiah”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis

mengenai peristiwa atau gejala alam, yang diperoleh dari pengalaman melalui

metode ilmiah. Secara garis besar metode ilmiah terdiri dari 2 kegiatan yaitu

observasi atau pengamatan dan eksperimen atau percobaan.

2. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan subyek didik atau

pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar

subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
13

(Depdiknas, 2008:9). Sedangkan Dimyati dan Mujdiono (2006:297) menjelaskan

bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogam dalam desain

instruksional, untuk membuat siswa secara aktif, yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa pembelajaran adalah

suatu proses belajar mengajar yang disusun sedemikian rupa agar kegiatan

belajar-mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan pembelajaran IPA merupakan suatu proses membelajarkan subjek

didik dalam mempelajari peristiwa atau gejala alam melalui serangkaian proses

dan metode ilmiah sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

Proses pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman

secara langsung melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Hal ini akan

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Keterampilan dalam mencari tahu dan berbuat tersebut dinamakan dengan

ketrampilan proses penyelidikan yang meliputi mengamati, menggolongkan,

mengukur, menggunakan alat sederhana, melakukan percobaan, mengajukan

pertanyaan serta mengkomunikasikan informasi dengan berbagai cara yaitu,

dengan gambar, lisan dan tulisan. Melalui keterampilan proses dikembangkan

sikap dan nilai yang meliputi sikap rasa ingin tau, jujur, sabar, terbuka, tidak

percaya takhyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, bekerjasama secara terbuka,

bekerja keras dan cerdas, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, peduli

terhadap lingkungan.
14

Pengajaran atau pembelajaran IPA untuk anak SD harus dimodifikasi

sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Ilmu Pengetahuan Alam untuk

anak-anak didefinisikan oleh Plato dan Marten (dalam Iskandar, 1997:15), yaitu:

a. Mengamati apa yang terjadi.

b. Mencoba mengamati apa yang terjadi.

c. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi.

d. Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah

ramalan itu benar.

3. Pentingnya Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA sangat penting bagi anak, karena itu mata pelajaran IPA

sudah diperkenalkan pada anak sejak bangku taman kanak-kanak. Permasalahan

IPA dikatakan penting bagi anak karena berhubungan dengan lingkungan alam

sekitar tempat tinggal mereka. Sedangkan untuk Sekolah Dasar pelajaran IPA

diberikan sejak anak duduk di kelas 1.

Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran dimasukkan

dalam kurikulum. Menurut Iskandar (1997:16), alasan-alasan tersebut dapat

digolongkan menjadi empat golongan besar yaitu:

1. Mata pelajaran itu faedah bagi kehidupan atau pekerjaan


dikemudian hari.
2. Mata pelajaran itu bagian dari kehidupan bangsa.
3. Mata pelajaran itu melatih anak untuk berfikir kritis.
4. Mata pelajaran itu memiliki nilai-nilai pendidikan yang
memiliki potensi (kemampuan) dapat membentuk pribadi
anak secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran

IPA perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dasar karena IPA sangat
15

berguna bagi kehidupan anak, bahkan bagi suatu bangsa disebabkan IPA

merupakan dasar teknologi, yang mana teknologi merupakan ”tulang punggung

pembangunan suatu negara”.

Pengalaman-pengalaman siswa dalam berhubungan dengan alam dan

lingkungan dapat diasah melalui serangkaian kegiatan ilmiah dan dihubungkan

dengan konsep-konsep atau teori-teori yang sudah ada. Semakin banyak

frekuensi kegiatan ilmiah yang dilakukan, maka anak akan semakin terlatih untuk

berfikir kritis sehingga potensi dan kemampuan anak akan berkembang lebih

baik. Jadi guru harus membuat desain pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa agar dalam menerima pelajaran IPA, siswa merasa mendapat

pengalaman baru yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan, mengacu pada

fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam undang-

undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang menyertainya.

Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia;

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang

bertanggung jawab dan demokratis; dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

(Depdiknas, 2008:148) mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut,

maka melalui pembelajaran IPA di SD ini bertujuan agar peseta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:


16

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha


Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar. Memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta memelihara
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar/ untuk melanjutkan/ pendidikan ke SMP atau
MTs.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan-pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi karena

pendidikan IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang mahkluk hidup dan

proses kehidupannya, alam semesta beserta isinya, energi dan perubahannya, dan

lain sebagainya.

Menurut KTSP (2006:148) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut:

a. Mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan dan


tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda atau materi, sifat-sifat kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
17

6. Pendekatan Pembelajaran IPA di SD

Pendekatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guna membuat

siswa terlibat aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran (KTSP,

2006:221). Selanjutnya, Permendiknas (2008:221) menjelaskan bahwa: ” ada

beberapa pendekatan yang digunakan untuk pembelajaran IPA di SD, diantaranya

pendekatan konsep, pendekatan proses, pendekatan discovery atau penemuan

terbimbing, pendekatan inkuiri, pendekatan history, pendekatan nilai, pendekatan

lingkungan dan pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat”.

Akan tetapi dengan berjalannya waktu dan munculnya problematika

pembelajaran di lapangan yang semakin kompleks, maka munculah berbagai

pendekatan pembelajaran inovatif sebagai upaya untuk mengelola pembelajaran

menjadi lebih baik. Menurut Yulianto (2009:17), ada berbagai macam pendekatan

pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPA

diantaranya yaitu pengajaran langsung (direct instruction), pembelajaran

kontekstual (contextual teaching and learning), pembelajaran kooperatif

(cooperative learning), pengajaran kuantum (quantum teaching) atau berbasis

masalah (problem based instruction).

Dari berbagai pendekatan pembelajaran yang telah diungkapkan tadi,

model cooperative learning adalah model yang menuntut kerjasama dan saling

bergantungnya siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur

penghargaan. Struktur tugas mengaju kepada dua hal, yaitu cara pembelajaran

diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas. Struktur

tujuan dalam pendekatan cooperative learning terjadi apabila siswa dapat

mencapai tujuan tersebut. Struktur penghargaan mengacu kepada upaya individu


18

membantu individu yang lain dalam memperoleh penghargaan (Ibrahim dkk

dalam Yulianto, 2009:16). Dengan demikian, penghargaan individu merupakan

penghargaan bersama atau kelompok.

Pendekatan Cooperatif Learning tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pendekatan pembelajaran Cooperatif Learning

yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan

(Lie, 2007:29). Pelaksanaan prosedur pendekatan Cooperatif Learning dengan

benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Roger dan Davut Jonhson (dalam Lie, 2007:31) mengatakan bahwa tidak

semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperatif Learning. Untuk mencapai hasil

yang maksimal, lima unsur model Cooperatif Learning harus diterapkan yaitu:

1) Saling ketergantungan positif

2) Tanggung jawab perseorangan

3) Tatap muka

4) Komunikasi antar anggota

5) Evaluasi proses kelompok

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang

termasuk dalam pendekatan Cooperatif Learning, karena menekankan pada

kegiatan belajar kelompok.

Dari berbagai pendekataan di atas, maka pendekatan yang sesuai untuk

digunakan pada membelajarkan Organ Pencernaan Manusia di kelas V SDI Al

Hikmah Gadang adalah pendekatan cooperatif learning, karena di dalam

pendekatan tersebut, Snowball Throwing menjadi bagian dan merupakan salah

satu tipe pengembangan pembelajaran dalam pendekatan Cooperatif Learning.


19

7. Pembelajaran IPA di Kelas V SD

Berdasarkan KTSP (2006:157-158) pembelajaran IPA kelas V SD, materi

yang dibahas meliputi:

a. Mahkluk hidup dan proses kehidupan

1) Fungsi organ tubuh manusia dan hewan.

2) Cara tumbuhan hijau membuat makanan.

3) Cara mahkluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.

b. Benda dan sifatnya

Hubungan antar sifat bahan dan penyusunnya dan perubahan sifat benda

sebagai hasil suatu proses.

c. Energi dan perubahannya

1) Hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

2) Sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.

d. Bumi dan alam semesta

Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber

daya alam.

8. Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia

dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan”

Kompetensi dasar (KD) yang dibahas dalam penelitian ini adalah

“mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan

makanan dan kesehatan”, pada materi pokok Organ Pencernaan Manusia. Pada

uraian berikut, akan dibahas mengenai isi materi Organ Pencernaan Manusia

yang terdiri dari:


20

8.1 Organ yang menyusun sistem pencernaan

Makanan merupakan kebutuhan pokok mahkluk hidup. Makanan yang

kita makan tidak sepenuhnya dapat diserap oleh darah. Sebelum zat-zat makanan

diserap, makanan harus dicerna terlebih dahulu. Organ yang berperan dalam

mencerna makanan satu dengan lainnya saling berhubungan yang disebut sistem

pencernaan. Pencernaan adalah proses pengolahan makanan yang semula kasar

menjadi halus oleh tubuh. Proses ini menghasilkan sari-sari makanan, yang akan

diedarkan oleh darah keseluruh tubuh, sedangkan ampas akan menjadi feses atau

kotoran akan dikeluarkan tubuh melalui anus.

Ada 2 mekanisme pencernaan, yaitu:

1) Pencernaan mekanik: terjadi ketika makanan dikunyah serat dilumatkan oleh

gigi dan lidah di dalam mulut.

2) Pencernaan kimiawi: terjadi ketika makanan atau sari makanan bercampur

dengan enzim.

Adapun organ pencernaan pada manusia tersusun atas 1) mulut, 2) kerongkongan,

3) lambung, 4) usus halus, 5) usus besar, 6) anus


21

Gambar 2.1 Organ Pencernaan Makanan

1. Mulut

Didalam rongga mulut, makanan dipotong dan dikunyah oleh gigi dibantu

oleh lidah untuk mengaduk dan menelan makanan, serta dicampur dengan air liur

ludah. Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur yang mengandung enzim

ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi

zat gula. Makanan yang dicampur air ludah dapat memudahkan penelanan

makanan.

Di dalam rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa

makanan dan membantu mengatur posisi makanan. Pada pencernaan mekanik gigi

berperan penting. Gigi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1) Gigi seri, berfungsi untuk mengerat dan menggigit makanan.

2) Gigi taring, berfungsi untuk memotong dan mencabik makanan.


22

3) Gigi geraham depan dan belakang berfungsi untuk mengunyah dan

melumatkan makanan.

2. Kerongkongan

Kerongkongan berfungsi sebagai saluran penghubung antara rongga mulut

dan lambung. Di dalam kerongkongan, makanan didorong kearah lambung

dengan gerak peristaltik. Gerak peristaltik adalah gerak memijit dan mendorong

ke satu arah.

3. Lambung

Lambung merupakan kantong yang terletak di dalam rongga perut sebelah

kiri atas. Lambung mengeluarkan getah lambung yang mengandung:

1) Renin berguna untuk mengendapkan protein susu menjadi kasein.

2) Pepsin berguna untuk mengubah protein menjadi pepton.

3) Asam klorida (HCL) berguna untuk membunuh kuman yang masuk bersama

makanan dan mengasamkan makanan.

Pencernaan kimiawi di lambung terjadi ketika makanan dicampur dengan

getah lambung. Pencernakan mekanik di lambung terjadi ketika otot lambung

bergerak meremas makanan. Hasil pencernaan mekanik dan kimiawi di lambung

disebut kim. Makanan dicerna di lambung selama 3 hingga 4 jam.

4. Usus halus

Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yaitu usus dua belas jari (duodedum),

usus kosong (jejunum) dan usus penyerap (ileum). Usus 12 jari merupakan muara

pertemuan 2 saluran yang berasal dari kalenjar pankreas dan kandung empedu.

Kandung empedu menempel pada hati. Hati menghasilkan getah empedu yang

disimpan di dalam kandung empedu. Getah empedu ini akan mengubah lemak
23

yang terkandung dalam makan menjadi zat yang dapat diserap tubuh. Kalenjar

pankreas terletak didekat usus 12 jari dan menghasilkan beberapa enzim sebagai

berikut:

1) Enzim amilase, berfungsi menjadi zat tepung (amilum) menjadi zat gula

2) Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.

3) Enzim lipase, berfungsi untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan

gliserol.

Ketika masuk ke usus kosong, makanan dicerna lagi secara kimiawi

dibantu oleh enzim pencernaan dari pankreas. Kemudian makanan dilanjutkan

usus penyerapan. Disini zat makanan diserap oleh jonjot usus, kemudian diangkut

oleh darah. Permukaan dinding usus penyerap berjonjot dan berlipat-lipat agar

permukaanya bertambah luas, sehingga sari-sari makanan yang diserap dapat

bertambah banyak.

5. Usus besar

Makanan yang tidak diserap akan mengalami pembusukan oleh bakteri,

misalnya Escherichia coli di usus besar. Di usus besar ini juga akan terjadi

penyerapan air.

Usus besar di bagi 3 yaitu:

1) Usus besar naik (vertical)

2) Usus besar mendatar (melintang)

3) Usus besar turun

Di ujung bawah usus besar turun terdapat usus buntu (sekum) dan umbai

cancing (apendiks). Air sisa metabolisme diangkut oleh darah ke ginjal sebagai

urine dan kulit sebagai keringat.


24

6. Anus

Dari usus besar, sisa-sisa makanan masuk ke rektum kemudian

dikeluarkan melalui poros usus (anus). Anus merupakan lubang tempat

mengeluarkan sisa-sisa makanan yang telah dibusukkan oleh bakteri di dalam

usus besar. Dinding anus tersusun atas otot serat lintang dan otot polos. Sisa

pencernaan yang disalurkan keluar melalui anus disebut feses.

8.2 Zat makanan yang dibutuhkan tubuh

Makanan diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi yang digunakan

untuk beraktivitas. Tubuh kita membutuhkan zat-zat tertentu yang dapat diperoleh

dari makanan. Zat makanan tersebut berpengaruh pada kesehatan dan

pertumbuhan. Oleh karena itu makanan tidak boleh hanya lezat tetapi juga harus

mengandung gizi seimbang, bersih, dan sehat. Adapun manfaat bagi tubuh adalah:

1) Pertumbuhan atau membentuk sel baru

2) Mengganti sel-sel yang rusak

3) Memperoleh energi dan panas

4) Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit

(Rachat & Sunarto, 2007:28)

Keempat manfaat makanan tersebut dapat tercapai jika makanan yang kita

konsumsi mengandung zat-zat yang terpenting pagi tubuh. Zat-zat tersebut ialah

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.


25

1. Karbohidrat

Karbohidrat berguna untuk menghasilkan energi dan cadangan makanan

bagi tubuh. Karbohidrat banyak terdapat pada beras, jagung singkong, kentang,

sagu dan ubi.

Gambar 2.2 Makanan yang banyak mengandung karbohidrat

2. Protein

Protein dibagi menjadi dua yaitu protein nabati yang berasal dari

tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari tumbuhan. Protein nabati

contohnya kedelai, kacang tanah, kapri, dan buncis dll. Sedangkan protein hewani

contonya daging telur, ikan susu, keju dll. Adapun fungsi protein adalah:

a) Menghasilkan kalori

b) Membentuk sel baru

c) Mengganti sel yang rusak


26

Gambar 2.3 Makanan yang banyak mengandung protein

3. Lemak

Lemak berguna untuk menghasilkan energi, bantalan tubuh, cadangan

makanan, dan menghaluskan kulit. Lemak yang berasal dari tumbuhan (lemak

nabati) dapat kita peroleh dari kecap, kacang tanah, kemiri dll. Sedangkan lemak

yang berasal dari hewan ( lemak hewani) dapat kita peroleh dari daging, susu,

telur dll.

Gambar 2.4 Makanan yang banyak mengandung lemak


27

4. Vitamin

a) Vitamin A

Makanan yang mengadung vitamin A yaitu sayur-sayuran dan buah-

buahan yang dagingnya berwarna merah. Misalnya wortel, tomat, hati, susu,

mentega dll. Vitamin A berguna untuk memelihara kesehatan kulit dan menjaga

kesehatan mata.

b) Vitamin B

Vitamin B berguna untuk mencegah penyakit beri-beri dan menjaga

kesehatan syaraf. Vitamin B dapat kita peroleh dari ragi, roti tawar, kacang-

kacangan, polong-polongan, buncis dll.

c) Vitamin C

Vitamin C dapat kita peroleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang

masih segar. Kekurangan vitamin C yang menyebabkan sariawan, yaitu luka-luka

pada bibir dan gusi.

d) Vitamin D

Vitamin D biasanya terdapat persamaan dengan vitamin A, seperti minyak

ikan, susu, sayuran, dan sinar matahari. Kekurangan vitamin D menyebabkan

penyakit rakhitis dan pertumbuhan tulang tidak normal.

e) Vitamin E

Vitamin E dipercaya dapat membantu pertumbuhan sel dan penyembuhan

luka. Selain itu vitamin E juga baik untuk kulit. Vitamin E dapat kalian temukan

pada roti tawar, beras merah, mentega sayuran hijau dll. Kekurangan vitamin E

juga dapat menyebabkan kemandulan pada wanita.


28

f) Vitamin K

Vitamin K dapat mempercepat pembekuan darah saat luka. Vitamin K

dapat kalian peroleh dari sayuran hijau dan hati.

Gambar 2.5 Makanan yang banyak mengandung vitamin

5. Mineral

Mineral (garam-garaman) memiliki berbagai macam kegunaan bagi tubuh.

Kegunaannya yaitu:

a) Membangun tubuh

b) Membantu dalam pembekuan darah

c) Membantu pengangkutan oksigen dan karbohidrat di dalam tubuh

d) Mencegah penyakit tertentu.

Contoh mineral yaitu fosfor, yodium, flour dan besi. Garam-garaman

dapat diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, air, telur, ikan laut dll.

6. Air

Kebutuhan air dalam tubuh dapat diperoleh dari makanan, seperti buah-

buahan, sayuran, dan minuman. Lebih dari 60% tubuh kita mengandung air.

8.3 Penyakit yang berhubungan dengan pencernaan


29

a) Gangguan pada mulut

Gangguan pada mulut biasanya diakibatkan karena kekurangan vitamin C.

Contoh penyakit yang menyerang mulut adalah sariwan, gusi berdarah, gondok,

dan gondong.

b) Gangguan pada gigi

Gangguan pada gigi terjadi karena gigi kurang dirawat dengan baik.

Contoh gangguan pada gigi adalah gigi keropos.

c) Gangguan pada lambung

Makan yang tidak teratur dapat mengakibatkan gangguan pada lambung.

Gangguan ini biasanya disebut dengan maag. Makan tidak teratur membuat

lambung kosong dan menyebabkan luka pada dinding lambung. Maag juga dapat

disebabkan oleh stress yang menyebabkan produksi asam lambung meningkat.

d) Gangguan pada usus

Gangguan pada usus biasanya diakibatkan oleh cacing, ataupun bakteri.

Untuk itu kita perlu menjaga kesehatan usus dengan menjaga kebersihan

makanan, alat makan dan tangan. Gangguan pada usus diantaranya diare, radang

usus buntu, sembelit, cacingan, dan tifus.

e) Gangguan pada anus

Gangguan pada anus, misalnya wasir atau ambeien. Gangguan ini

mengakibatkan sakit saat buang air besar, karena adanya tekanan yang menimpa

pembuluh-pembuluh darah ke bawah.


30

8.4 Cara menjaga kesehatan organ pencernaan

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk menjaga kesehatan

organ pencernaan, dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a) Makan makanan yang bergizi secara berfariasi, tidak berlebihan dan

mengandung gizi seimbang.

b) Rawatlah gigi secara teratur.

c) Usahakan melakukan pola makan yang teratur, karena pola makanan yang

tidak teratur membuat kerja organ pencernaan tidak teratur.

d) Makan dengan tenang, jangan terlalu cepat mengunyah, telanlah makanan jika

benar-benar lumat.

e) Hancurkan makanan dengan sempurna, cara menghancurkan makanan yang

tidak sempurna dalam mulut, hal ini akan memperberat kerja lambung.

f) Kebersihan makanan serta alat makan harus selalu dijaga.

g) Jagalah kebersihan tangan, terutama ketika akan makan.

h) Jika mengalami kesulitan saat buang air besar banyaklah mengkonsumsi buah

dan sayur.

B. Model Pembelajaran Snowball Throwing

1. Model Pembelajaran Snowball Throwing

Proses belajar mengajar hendaknya terdapat kegiatan untuk

membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dalam prakteknya sebenarnya tidak

ada model yang tepat untuk segala kondisi dan situasi. Oleh sebab itu kita tetap

harus memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang
31

tersedia dan kondisi guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Ada

berbagai model pembelajaran yang dikembangkan saat ini, salah satunya adalah

model pembelajaran Snowball Throwing.

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model

dalam pembelajaran dengan pendekatan cooperatif learning dimana cara

pembelajarannya melalui diskusi kelompok dengan permainan, yang terdiri dari 4-

6 siswa. Dalam model ini siswa dituntut untuk berfikir, mengajukan pertanyaan

dan menjawab dikaitkan dengan pengetahuan umum siswa itu sendiri dari buku

paket atau sumber lain serta LKS yang mendorong siswa berdiskusi kelompok

secara aktif sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan menimbulkan

keaktifan siswa dalam kelas.

Jika diartikan secara etimologi snowball artinya bola salju, sedangkan

throwing artinya melempar. Secara keseluruhan Snowball Throwing dapat

diartikan melempar bola salju maksudnya siswa membuat bola yang terbuat dari

kertas atau menempel kertas pada bola yang berisi pertanyaan tentang materi yang

dibahas oleh guru kemudian memberikannya pada teman yang lain pada proses

pembelajaran yang sedang berlangsung (Supandi, 2007:15).

Menurut Gustaf Asyirint (2010:59), langkah-langkah model pembelajaran

Snowball Throwing sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi yang disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok, selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi kepada

ketua kelompok.
32

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ±15 menit.

f. Setelah siswa dapat 1 bola pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola

tersebut, secara bergantian.

g. Guru memberikan kesimpulan.

h. Evaluasi.

i. Penutup.

Adapun tujuan model pembelajaran Snowball Throwing yang termasuk ke

dalam pendekatan cooperatif learning menurut Gustaf Asyirint (2010:60), adalah:

a) Untuk meningkatkan daya kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-

tugas akademik, terutama melatih siswa untuk memahami materi yang sulit.

b) Melatih dan mendidik siswa untuk saling menghargai dan toleran terhadap

teman atau orang lain yang memiliki perbedaan baik fisik ataupun karakter.

c) Melatih siswa mengembangkan keterampilan sosial, keaktifannya, dapat

saling menghargai dan bekerjasama dalam satu teman lain.

Secara garis besar dapat kita tuliskan langkah-langkah pembelajaran

Snowball Throwing adalah penyampian informasi materi secara umum,

membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi


33

tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan

dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian,

penyimpulan, refleksi dan evaluasi.

2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Suatu model pembelajaran tentu tidak ada yang sempurna, semua model

pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal ini dikarenakan tidak ada

model yang tepat untuk segala kondisi dan situasi. Oleh karena itu berikut ini

adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing.

a. Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing

Rahayu (2009:13) mengatakan kelebihan model pembelajaran Snowball

Throwing sebagai berikut: 1) melatih kesiapan dan berfikir siswa, 2) saling

memberikan pengetahuan atau berbagi pengetahuan, 3) siswa menjadi semangat

belajar karena pembelajaran yang dilakukan berupa permainan, 4) dapat

menimbulkan sikap-sikap positif dalam diri siswa, dan 5) melatih siswa untuk

lebih tanggap menerima pesan dari orang lain.

b. Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing

Sedangkan kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing menurut

Rahayu (2009: 14) adalah 1) pengetahuan yang diperoleh siswa tidak luas hanya

berkutat pada pengetahuan sekitar siswa, 2) dapat menimbulkan gaduh dikelas

dikarenakan sorakan-sorakan untuk berebut bola yang berisikan pertanyaan.

Khusus untuk poin ke-2 tentang kelemahan model pembelajaran Snowball

Throwing menurut Rahayu bisa dikatakan bukanlah kelemahan, akan tetapi

kegaduhan tersebut timbul karena proses pembelajaran.


34

Dengan uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran

Snowball Throwing, lebih banyak memiliki kelebihan dari pada kelemahan.

Dengan model pembelajaran yang berbentuk permainan seperti ini siswa akan

lebih aktif dan bersemangat dalam kegiatan belajar, karena telah kita diketahui

dan buktikan bahwa bermain adalah hal yang paling disukai oleh anak sampai

kapanpun.

3. Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam Kompetensi Dasar

“Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya

dengan makanan dan kesehatan”

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu model

pembelajaran dengan permainan melempar bola kertas yang berisikan pertanyaan

antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Menurut Supandi (2007:16)

kelebihan dari model Snowball Throwing adalah “ kemampuannya menumbuhkan

semangat siswa dalam proses belajar sehingga siswa akan lebih aktif”. Dengan

penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing maka diharapkan

pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berfikir, mengajukan

serta menjawab pertanyaan dikaitkan dengan pengetahuan umum siswa itu sendiri

dari buku paket atau sumber lain yang mendorong siswa bekerja dalam kelompok

secara aktif, sehingga pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan dan

menimbulkan keaktifan siswa dalam kelas.


35

Model pembelajaran Snowball Throwing untuk membelajarkan siswa IPA

di kelas V Sekolah Dasar dinilai tidak hanya mampu meningkatkan hasil belajar,

tetapi juga dapat meningkatkan keaktifan siswa, hal ini berdasarkan hasil

penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Supandi pada tahun 2007 yang

berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pokok Materi Teorema Sisa dan

faktor dengan Model Snowball Throwing pada Siswa kelas XI IPS3 Semester II

Di SMA Negeri Gondang Tulungagung”. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa

dengan menggunakan teknik Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi dan

aktifitas belajar siswa yang dinilai dari hasil belajar siswa.

Sedangkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Trimo dan

Rusatiningksih (dalam Rahayu 2009) yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar

IPS Melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada

kelas VI SDN Anjasmoro Semarang” menunjukkan bahwa melalui model

Quantum Teaching dan Snowball Throwing terbukti dapat meningkatkan hasil

belajar IPS pada siswa kelas VI SD Anjasmoro Semarang. Hal itu ditandai dengan

ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas serta adanya

peningkatan rata-rata hasil belajar IPS dari siklus I sebesar 81, 90 menjadi 87, 62

pada siklus II. Sedangkan pencapaian ketuntasan belajar individual, siklus I

sebesar 76, 19 % menjadi 90, 48 % pada siklus II.

Model pembelajaran dengan permainan Snowball Throwing untuk

membelajarkan IPA kelas V pada Kompetensi Dasar “Mengidentifikasi fungsi

organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan”,

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut


36

a) Guru terlebih dahulu menyampaikan arahan singkat mengenai langkah-

langkah serta aturan dalam model pembelajaran Snowball Throwing kepada

siswa, sehingga siswa menjadi tahu dan lebih siap untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok dan menjelaskan tugas.

c) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya untuk menjelaskan

tugas yang diberikan guru tentang materi yang diberikan.

d) Setiap kelompok mendapatkan masing-masing 1 Lembar Kegiatan Siswa dan

1 lembar kertas kosong untuk menuliskan pertanyaan yang dibuat.

e) Kertas yang berisikan pertanyaan tersebut kemudian dikumpulkan untuk

dibentuk seperti bola salju, yang akan dipergunakan dalam permainan

lempaPr bola tersebut.

f) Setiap kelompok mendapatkan kesempatan untuk melempar bola kepada

kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan guru.

g) Pelemparan bola dimulai dan diakhiri berdasarkan petunjuk aba-aba dari guru.

h) Kelompok lain berusaha menangkap lemparan bola salju.

i) Kesimpulan dilakukan setelah masing-masing kelompok menjawab

pertanyaan dengan cara mempresentasikan hasil jawabannya.

j) Evaluasi

k) Penyimpulan materi yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru.

Dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran model Snowball

Throwing yang tersebut diatas maka kelemahan model pembelajaran ini dapat

diminimalisasi.
37

Anda mungkin juga menyukai