Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang didapat di sekolah dan di luar sekolah ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan,
minat-minat, dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu ia secara
berkesinambungan dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan
menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang.

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak
mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosional dipengaruhi dan diarahkan
oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian
yang baik atau yang salah. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan
organisme yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan. Ia
berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang
memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.
Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang
sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara
harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyesuaian diri?
2. Apa saja aspek dari penyesuaian diri?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyesuaian diri?
4. Bagaimana penanganan konselor terhadap masalah penyesuaian diri siswa?
5. Apa saja faktor penghambat penyesuaian diri pada siswa?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari penyesuaian diri
2. Mengetahui aspek dari penyesuaian diri
3. Faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyesuaian diri?
4. Penanganan konselor terhadap masalah penyesuaian diri siswa?
5. Faktor penghambat penyesuaian diri pada siswa?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penyesuaian diri


Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar
terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap diri dan lingkungannya.
Masyarakat amat menentukan bagi penyesuaian diri anak, karena sebagian besar waktu anak-
anak dihabiskan di rumah. Dan rumah mereka berada di lingkungan masyarakat. Banyak hal-
hal yang terdapat di lingkungan masyarakat, yang dapat menimbulkan kesulitan terhadap
penyesuaian diri anak dan perkembangannya. Pengaruh film-film, TV, bacaan porno,
pergaulan bebas dan kekerasan serta tingkah laku yang bertentangan dengan pancasila,
menimbulkan hal-hal yang negatif bagi anak dan remaja. Mereka akan meniru perbuatan-
perbuatan negatif dari hasil totonan dan bacaan tersebut dengan mudah, padahal di sekolah
atau di kegiatan lainnya seperti keagamaan mereka diajarka norma-norma kesusilaan yang
cocok dengan nilai-nilai pancasila itu.
Akibatnya menimbulkan pertentang bathin (konflik mental) pada anak-anak dan
remaja. Kalau demikian halnya maka anggota masyarakat dan orang dewasa pada umumnya
mempunyai tanggung jawab moral terhadap pembinaan anak didik, disamping guru dan orang
tua. Pemerintah dan masyarakat yang bijaksana akan menciptakan situasi yang baik bagi
tercapainya tujuan pendidikan dengan jalan menghindarkan hal-hal yang negatif pada anggota
masyarakat dan kegiatan-kegiatannya.
Beberapa persoalan dalam rangka penyesuaian diri ini antara lain:
1. Bagaimana menimbulkan jiwa pemimpin bagi anak dan remaja.
Hal ini ditentukan oleh faktor “aku” pada diri anak dan bimbinga orang dewasa .Jika orang
dewasa memberikan kesempatan untuk berkembang jiwa kepemimpinannya, antara lain
dengan memberikan kebebasan mengeluarkan pendapat, menciptakan situasi yang demokratis
dan adanya sarana untuk itu, maka akan tumbuh calon-calon pemimpin yang baik. Tatapi
apabila orang dewasa menampakan “rasa aku” dan kekuasaannya, maka hal itu akan
mematikan bakat memimpin bagi remaja.
2. Anak dan remaja harus belajar mentaati norma-norma agama, dan aturan-aturan
masyarakat, serta perturan pemerintah, tata tertib sekolah dan orang tuanya.
Hal ini banyak bergantung dari contoh-contoh orang dewasa sendiri. Artinya jika
orang dewasa sudah biasa mentaati segala norma dan peraturan tersebut di atas tentu anak dan
remaja akan pula mentaatinya. Dan yang pokok bahwa pendidikan agama, pendidikan

2
kemasyarakatan, hukum dan sebagainya harus pula secara sistematis diajarkan kepada mereka
di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat.
3. Menghindarkan konflik psikis yang ditimbulkan oleh adanya pertentangan antara
keinginan remaja dengan tuntutan masyarakat.
Mana yang benar antara keinginan remaja atau tuntutan masyarakat. Selamanya kita
berasumsi bahwa tuntutan masyarkat itu adalah sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Kalau
demikian maka meluruskan keinginan anak remaja itu akan lebih mudah sebab sudah ada alat
pengukurnya. Artinya jika keinginan bertentangan dengan pancasila, maka keinginan itu
harus diusahakan supaya dapat selaras dengan landasan Negara itu.
Jika terjadi terus menerus konflik pada diri anak ramaja yakni antara keinginannya
dengan masyarakat, maka akan timbul tingkah laku malajudment (salahsuai) yang pada
gilirannya akan menimbulkan tingkah laku negatif seperti menentang atau bermusuhan
dengan lingkungan, mengganggu ketertiban umum, melanggar norma agama dan masyarakat
dan sebagainya lagi: tingkah laku mana sering disebut kenakalan atau kejahatan. Salah satu
bentuk manifesti dari penentangan terhadap lingkungan adalah geng remaja.
Saat ini geng remaja sudah menjurus ke hal-hal yang negatif, seperti perkelahian
massal, minuman keras, memakai narkoba, melakukan kejahatan seks dan perampokan. Di
Jerman saat ini berkembang pula geng skin head (kepala botak) yang anti etnis dan agama
islam kegiatannya ditujukan kepada orang-orang Turki dan imigran islam dengan cara terror
bom, melempar dan membakari rumah. Namaun pertentangan antar geng lainnya juga sering
terjadi.

3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar
terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap diri dan lingkungannya.
2. Beberapa persoalan dalam rangka penyesuaian diri ini antara lain:
a. Bagaimana menimbulkan jiwa pemimpin bagi anak dan remaja.
b. Anak dan remaja harus belajar mentaati norma-norma agama, dan aturan-aturan
masyarakat, serta perturan pemerintah, tata tertib sekolah dan orang tuanya.
c. Menghindarkan konflik psikis yang ditimbulkan oleh adanya pertentangan antara
keinginan remaja dengan tuntutan masyarakat.

4
DAFTAR PUSTAKA

https://belajarpsikologi.com/penyesuaian-diri-di-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai