Anda di halaman 1dari 12

Makalah FG 1 Komkes 20

Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi Keshatan

I. Pendahuluan
Perkembangan teknologi di dunia kesehatan tidak diimbangi dengan
pemenuhan informasi kesehatan yang valid. Banyak dari masyarakat Indonesia
terpapar hoaks terutama mengenai kesehatan. Hal ini diperkuat oleh keterangan
Kominfo yang menemukan bahwa hoaks tentang kesehatan yang tersebar sebanyak
126 berita sepanjang Agustus 2018 hingga Februari 2019. Hoaks ini tak hanya
menyebar di kalangan orang dewasa, namun juga menyebar di kalangan remaja dan
anak-anak. Masalah komunikasi menjadi pemicu hal ini terjadi.
Komunikasi adalah sebuah proses yang dapat merangsang stimulus untuk
mengubah atau memengaruhi perilaku orang lain secara verbal maupun non verbal
(Rahmadiana, 2012). Komunikasi kesehatan adalah salah satu bagian dari
komunikasi antar manusia yang berfokus mengadakan penyuluhan mengenai
kesehatan serta solusi bagaimana menjaga kesehatannnya (Rahmadiana, 2012).
Komunikasi kesehatan memberikan informasi tentang pencegahan penyakit, cara
memelihara kesehatan serta menyadarkan masyarakat agar lepih peduli mengenai
isu-isu kesehatan beserta solusinya (Rahmadiana, 2012).
Dalam memberikan informasi atau perspektif baru tentu diperlukan sebuah
strategi. Strategi agar tujuan kita dapat tersampaikan memerlukan metode
komunikasi yang sesuai. Metode yang digunakan bervariasi tergantung orang
yang menerima informasnya.

II. Pembahasan Topik

1. Konsep Umum Komunikasi Kesehatan

1.1 Definisi Komunikasi Kesehatan


Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin
communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami
satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another). Komunikasi dalam konteks kesehatan
adalah proses penyampaian informasi atau pesan-pesan mengenai
kesehatan. Biasanya tujuan dari komunikasi kesehatan ini untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan.
Cara yang dilakukan dalam komunikasi kesehatan ini cukup beragam
diantaranya melalui konseling, pelatihan, pendidikan,
menyebarluaskan informasi baik secara individu maupun kelompok.
Dalam bidang kesehatan, komunikasi sangat penting karena bisa
menjadi salah satu bentuk pencegahan terhadap suatu penyakit
melalui kegiatan promosi atau pelatihan. Komunikasi yang baik
dalam bidang kesehatan juga sangat penting agar tidak terjadi salah
pengertian antara pelayan kesehatan dengan individu ataupun
kelompok tertentu. Hal ini sangat penting agar kesehatan manusia
tetap terjaga sehingga bisa menjalani aktivitas sehari-hari.

1.2 Unsur-unsur Komunikasi


a. Pengirim atau sumber (Sender atau Resource)
Pengirim atau sumber atau sender adalah pihak yang
bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi.
Sender tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun
juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang
disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang
berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan seorang atau
beberapa orang sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.

b. Encoding
Encoding untuk melakukan pengalihan gagasan ke dalam
pesan. Encoding dapat juga diartikan sebagai bentuk dimana
pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke
dalam bentuk symbol atau isyarat.

c. Pesan (Message)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
sender. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau
perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada
usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti
pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.

d. Media atau saluran


Media digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses
komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi
tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan. Media
digolongkan atas empat macam, yakni:
- Media antarpribadi, media ini dibuat untuk hubungan
perorang (antarpribadi) media yang tepat digunakan ialah
kurir/utusan, surat, dan telpon.
- Media kelompok, Dalam aktivitasa komunikasi yang
melibatkan orang yang lebih dari 15 orang, maka media
komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok,
misalnya pada acara-acaranya seperti rapat, seminar, dan
konferensi.
- Media publik, media ini digunakan ketika melibatkan lebih
dari 200 orang, maka media komunikasi yang tepat digunakan
adalah media publik. Contohnya seperti pada rapat akbar, rapat
raksasa dan semacamnya.
- Media massa, media masa digunakan ketika orang yang
ingin dilibatkan tidak diketahui di mana mereka berada. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan
televisi.

e. Decoding
Decoding diartikan sebagai pengalihan pesan kedalam
bentuk yang sudah berbeda atau sudah menjadi sebuah gagasan.
Decoding juga diartikan sebagai proses dimana penerima
menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang
berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap
pesan yang dimaksudkan oleh penerima, maka semakin efektif
komunikasi yang terjadi.

f. Penerima (Receiver)
Penerima atau biasa disebut juga receiver adalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa
terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok ataupun
golongan. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah,
seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris
disebut audience atau receiver. Penerima adalah elemen penting
dalam sebuah proses komunikasi, karena dialah yang menjadi
sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh
penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau
saluran.

g. Umpan balik (Feedback)


Umpan balik berarti reaksi dari pesan yang disampaikan.
Pengaruh atau efek perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan,
sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa
juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan
seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

h. Gangguan (Noise)
Gangguan atau noise merupakan segala sesuatu yang
mengubah informasi yang disampaikan kepada penerima atau
mengalihkannya dari penerimaan tersebut. Ada dua macam
gangguan dalam unsur komunikasi, yaitu:
- Gangguan teknis dan gangguan semantik, Gangguan teknis
misalnya orang yang mengalami kesulitan bicara atau bicaranya
hanya komat-kamit.
- Gangguan semantik, yaitu bila penerima memberi arti yang
berlainan atas sinyal yang disampaikan oleh pengirim.

i. Bidang pengalaman (Field of experience)


Dalam unsur komunikasi bidang atau ruang yang menjadi
latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima menjadi
suatu unsur yang akan berpengaruh sesuai dengan latar belakang
orang yang melakukan komunikasi.

j. Pertukaran makna (Shared meaning)


Dalam unsur-unsur komunikasi bidang atau ruang pertemuan
(irisan) yang tercipta karena kebersamaan dari orang yang
melakukan proses komunikasi.

k. Konteks (context)
Unsur-unsur komunikasi yang terahir adalah konteks yang
artinya situasi, suasana atau lingkungan fisik, non fisik
(sosiologis – antropologis, politik, ekonomi dan lain-lain) dari
orang yang melakukan komunikasi.

1.3 Sifat atau Konsep Dasar Komunikasi


- Proses simbolis
Komunikasi sebagai simbolik ialah simbol yang dinyatakan
dalam bentuk lisan maupun melalui isyarat– isyarat tertentu, symbol
yang membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima.

- Proses sosialisasi
Proses penyesuaian diri. Dengan kemampuan penyesuaian diri
itulah orang dapat hidup dengan baik. Dalam proses ini, individu
mempelajari bentuk tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
atau masyarakat. Di samping itu juga termasuk mempelajari
seluk-beluk bahasa yang digunakan setiap hari.

- Proses satu atau dua arah


One Way Communication (Komunikasi Satu Arah) Pesan atau
informasi disampaikan kepada penerima melalui media, dan tidak
ada pembicaraan langsung atau tatap muka, informasi ini dapat
diterima oleh masyarakat luas. Two Way Communication
(Komunikasi Dua Arah) Pesan atau informasi yang ingin
disampaikan dapat langsung diterima oleh penerima pesan dan
terjadi dialog interaktif antara pengirim dan penerima pesan atau
informasi hanya dapat diterima terbatas pada banyaknya peserta
yang hadir.

- Bersifat Koorientasi
Karena dua belah pihak atau lebih, terlibat dalam komunikasi
yang mempunyai tujuan yang sama.
- Bersifat Purposif dan Persuasif
Komunikasi bersifat purposif yaitu setiap proses komunikasi
mempunyai suatu tujuan. Komunikasi bersifat persuasif memiliki
makna yaitu proses komunikasi dapat memberikan pengaruh kepada
pemberi dan penerima informasi.

- Mendorong Interpretasi Pelaku


Komunikasi akan meningkatkan pendapat atau pandangan manusia.

- Pertukaran Makna
Proses komunikasi terjadi pertukaran makna antara pemberi dengan
penerima informasi.

- Dalam Konteks Ruang dan Waktu


Komunikasi dapat terpisahkan oleh jarak dan waktu. Media
komunikasi yang dapat kita gunakan seperti ponsel, media sosial.

1.4 Bentuk Komunikasi Kesehatan


Komunikasi kesehatan adalah segala jenis komunikasi yang
berhubungan dengan kesehatan (Rogers,1996,p.15). Komunikasi
kesehatan memiliki beberapa bentuk, yaitu bentuk komunikasi verbal
dan nonverbal.
a. Verbal
- Bahasa Lisan
Bahasa lisan merupakan percakapan kita sehari-hari,
dan bahasa tulis merupakan bahasa yang digunakan dalam
tulisan seperti berita, buku, pengumuman, dan lain
sebagainya. Bahasa lisan umumnya merupakan perkataan
spontan. ¥
- Bahasa Tulis
Bahasa tulis lebih terstruktur karena dipikirkan
benar-benar saat ditulis, walaupun terkadang juga menjadi
tidak terstruktur seperti percakapan lewat SMS.
b. Non verbal
Bentuk komunikasi nonverbal adalah komunikasi atau
penyampaian pesan atau informasi tanpa lisan ataupun
tulisan, misalnya ekspresi dan bahasa tubuh. Komunikasi
nonverbal ini terbagi menjadi enam, yaitu kinetik,
paralinguistik, prosemik, kontak fisik, karakteristik
lingkungan, dan penampilan fisik.
- Kinetik
Kinetik adalah bahasa tubuh. Gesture tubuh, ekspresi
wajah, dan tatapan merupakan beberapa contoh dari kinetik.
Bahasa tubuh ini berbeda-beda tiap wilayah atau negara,
tergantung pada budaya yang ada di wilayah tersebut.

- Paralinguistik
Paralinguistik adalah hal-hal yang termasuk dalam
suara, seperti intonasi, nada bicara, kecepatan berbicara, dan
lain sebagainya.

- Prosemik
Prosemik merupakan jarak antarmanusia atau personal
space. Ruang personal ini terbagi menjadi empat tingkatan,
dimulai dari yang terdekat yaitu intimate, personal, sosial,
dan publik. Ruang personal ini juga berbeda-beda
tergantung pada budaya di suatu wilayah. Kebanyakan
orang akan merasa tidak nyaman ketika mereka merasa
diganggu ruang personalnya.

- Kontak fisik
Kontak fisik juga merupakan bentuk penyampaian
pesan. Kontak fisik dapat mengurangi kesalahan interpretasi
pesan

- Karakteristik lingkungan
Karakteristik lingkungan juga berperan dalam
memberikan suasana dan kenyamanan. Dalam memilih
tempat, kita perlu memerhatikan kepada siapa kita berbicara
dan apa yang ingin dibicarakan.

- Penampilan fisik
Penampilan fisik ternyaa juga berpengaruh, karena
biasanya orang-orang akan menilai kita pertama kali dari
penampilan kita. Bahasa verbal dan nonverbal ini haruslah
berjalan bersamaan. Keduanya sama-sama penting dan
membawa pengaruh yang besar dalam berkomunikasi.

1.5 Model Komunikasi Kesehatan


Komunikasi kesehatan menggunakan model komunikasi Berlo
(1960) atau biasa disebut SCMR (source, message, channel,
receiver). Sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-
faktor keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial,
dan budaya. Pesan yang disampaikan dari sumber ke penerima
dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan dan kode.
Pesan tersebut disampaikan melalui atau diterima melalui panca
indra yaitu dengan mendengar, melihat, menyentuh, membau, dan
mencicipi.

1.6 Fungsi Komunikasi Kesehatan


Komunikasi kesehatan ini tentulah memiliki fungsi yaitu untuk
menyampaikan informasi yang akurat dari tenaga kerja kesehatan
kepada pasien.
2. Hubungan antarmanusia dalam Proses Komunikasi
2.1 Metode Komunikasi Kesehatan
Penyampaian informasi kesehatan bertujuan untuk memperbaiki
pola hidup menjadi lebih sehat. Komunikasi yang efektif menjadi kunci
utama untuk menyebarkan perspektif baru sehingga diperlukan metode
yang tepat agar tujuan tersebut dapat tersampaikan kepada semua
kalangan. Berikut ini metode komunikasi menurut Health Literacy
Centre Europe (2015) yang dapat digunakan:
a. Siapkan materi/riset secara mendalam
Informasi kesehatan yang akan disampaikan harus disiapkan
secara matang. Sumber materinya bisa kalian cari di buku kesehatan
dan jurnal kesehatan. Kalian juga dapat berkonsultasi pada praktisi
kesehatan.

b. Wawancara orang yang dituju


Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah usia, jenis kelamin,
domisili orang yang dituju. Terutama saat berkomunikasi dengan
orang yang lebih tua, kita harus sabar dan secara perlahan saat
menjelaskan informasi kesehatan.

c. Diperlukan basa-basi
Saat tatap muka dan terjadi komunikasi dengan orang baru, kita
harus berbasa-basi dulu dengan mereka agar terjalin komunikasi
yang nyaman. Tak perlu mengenai kesehatan, tanyakan juga hobi
mereka.

d. Jadilah pendengar yang baik


Dalam berkomunikasi dengan orang lain, tentunya terjadi
komunikasi dua arah. Sehingga saat menyampaikan pesan tentang
kesehatan, kita juga harus bersiap menerima keluh kesah tentang
kondisi kesehatan mereka.

e. Perhatikan intonasi, pemilihan kata dan gaya bicara


Dalam menyampaikan sebuah pesan, gaya bicara perlu
diperhatikan. Atur intonasi dan pemilihan kata agar orang yang
dituju merasa nyaman berkomunikasi dengan kita dan perlahan-lahan
menerima pesan kita.

f. Gunakan media sosial


Di era digital ini, media sosial merupakan salah satu media yang
paling sering digunakan dalam menyampaikan sebuah pesan.
Penyebaran yang cepat dan penggunaan gambar yang informatif
dianggap efektif agar terbaca semua kalangan.
2.2 Hambatan Komunikasi Kesehatan dalam Hubungan
antarmanusia
Manusia tidak dapat hidup sendiri. Sebuah fakta yang sangat
mudah untuk dibuktikan dalam kehidupan nyata. Manusia pasti
memiliki hubungan dengan manusia lain, entah sebagai keluarga,
teman, bahkan musuh. Hubungan tersebut mempunyai kaitan
erat dengan komunikasi karena jenis hubungan yang dimiliki
secara tidak langsung akan mengubah cara manusia melakukan
komunikasi. Sama halnya dalam komunikasi kesehatan.
Terdapat berbagai hambatan yang muncul saat berkomunikasi
ini, yaitu sebagai berikut.

- Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan setiap orang di berbagai negara
berbeda satu sama lain. Indonesia merupakan negara yang
memiliki banyak bahasa, namun disatukan dengan bahasa
Indonesia. Tidak menutup kemungkinan orang di daerah Papua
kadang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang dari
Jakarta karena perbedaan bahasa daerah dan juga logatnya. Hal
ini menyebabkan bahasa menjadi hambatan dalam membentuk
hubungan antar manusia untuk berkomunikasi. Penyusunan
kalimat dengan bahasa yang tepat untuk diungkapkan melalui
verbal atau tulisan harus diperhatikan.
Dalam kasus bidang kesehatan, terutama dokter. Pasien bisa
menjadi salah paham jika dokter tidak memperhatikan cara
bicara dan penggunaan bahasanya. Akibat yang ditimbulkan
dapat menjadi fatal apabila dibiarkan terus menerus.
Kemungkinan paling buruk adalah kematian pada pasien karena
salah mengartikan apa yang disampaikan oleh dokter. Selain
pada pasien, seorang dokter juga wajib berkomunikasi dengan
keluarga pasien dan tetap memperhatikan bahasa yang
digunakan agar tidak ada kesalahpahaman.

- Karakteristik dan keunikan seseorang


Manusia mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu
sama lain. Selain itu, terdapat keunikan di setiap diri manusia
yang menjadikan dirinya berbeda dari yang lain. Karakteristik
dan keunikan itu yang membuat manusia terlihat spesial.
Sayangnya, hal yang spesial tersebut merupakan salah satu
hambatan yang dialami oleh manusia ketika ingin berhubungan
dan berkomunikasi. Terkadang seseorang tidak dapat memahami
sifat spesial orang lain, sehingga ketika mereka mencoba untuk
berkomunikasi terjadi bentrok, kesalahpahaman, atau hal negatif
lainnya.
Para tenaga kesehatan tentunya selalu berhadapan dengan
banyak orang yang memiliki karakteristik dan keunikan
tersendiri. Mereka membutuhkan langkah pendekatan yang
berbeda untuk setiap orang yang mereka tangani atau hadapi.
Apabila cara berkomunikasi dilakukan sama rata, maka ada
kemungkinan satu orang senang, satu orang biasa saja, satu
orang kesal, dan berbagai kemungkinan lainnya. Oleh karena itu,
butuh pemahaman lebih mengenai karakteristik dan keunikan ini
agar komunikasi berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan
masalah rumit.

- Latar belakang seseorang


Latar belakang yang dimaksud di sini adalah keluarga,
budaya, suku, agama yang membuat sudut pandang orang dalam
melihat atau memahami sesuatu saling berbeda. Semakin kuat
latar belakang ini melekat dalam diri seseorang, maka semakin
sulit dan besar juga hambatan yang ada untuk melakukan
komunikasi. Hal ini dikarenakan pola pikir yang sudah terpaku
dengan latar belakangnya membuat pikirannya tidak mau
terbuka untuk menerima pemikiran lain yang berbeda.
Pada hambatan ini, tenaga kesehatan harus berusaha lebih
keras untuk mengubah pola pikir klien atau pasiennya demi
kepentingan pasien, bukan kepentingan pribadi. Pengubahan
pola pikir ini tidak dapat dilakukan secara paksa, tenaga
kesehatan bisa memberi penjelasan secara perlahan dan baik
agar pasien merasa nyaman. Selain itu, tenaga kesehatan sebisa
mungkin tidak mengatakan bahwa apa yang ada di pikiran
pasien adalah salah karena beberapa orang bisa merasa
tersinggung dan proses komunikasi akhirnya menjadi buruk.

- Pengetahuan yang dimiliki


Cara orang melakukan komunikasi juga dipengaruhi dari
pengetahuan yang mereka miliki. Seorang lulusan SMA akan
memiliki cara berbicara yang berbeda dengan seorang lulusan
sarjana. Informasi dan wawasann pengetahuan yang diberikan
juga akan sangat berbeda.
Tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan luas di
bidang kesehatan tentu mempunyai cara penyampaian informasi
sendiri. Masalahnya adalah bagaimana kalau mereka berhadapan
dengan pasien yang mempunyai pengetahuan mengenai
kesehatan dari sumber tidak jelas dan orang itu merasa dirinya
paling benar karena pengetahuan yang dimiliki. Hal ini menjadi
hambatan yang rumit dan membutuhkan langkah berkomunikasi
yang beda agar pasien dapat diarahkan ke informasi dan
pengetahuan yang tepat.

- Sikap dan perilaku


Hubungan antar manusia akan baik jika pemilik hubungan
memiliki sikap dan perilaku yang baik. Secara otomatis,
komunikasi yang dilakukan juga berlangsung dengan baik.
Sayangnya, masih banyak orang yang memiliki sikap dan
perilaku tidak baik, sehingga menyulitkan proses komunikasi
dan memperburuk hubungan.
Tanpa dikatakan, para tenaga kesehatan tentu sudah sadar
bahwa mereka harus bersikap dan berperilaku baik karena
mereka merupakan panutan bagi pasien dan kliennya. Alangkah
indahnya jika pasien yang ditangani memiliki sikap dan perilaku
baik pula, namun tidak semua pasien memiliki kesadaran untuk
berperilaku baik. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diwajibkan
dapat menangani pasien dengan perilaku seperti itu demi
mewujudkan komunikasi yang baik.

3. Prinsip Komunikasi Kesehatan


Berikut adalah prinsip komunikasi kesehatan yang disimpulkan dari
berbagai sumber :
- Fokus utamanya adalah terjadi transaksi informasi kesehatan
Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari komunikasi antar
manusia yang memiliki fokus pada bagaimana seorang individu dalam
suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan
dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya
(Northouse dalam Notoatmodjo, 2005). Maka dari itu, komunikasi
kesehatan berfokus pada pemberian informasi yang secara spesifik
berhubungan dengan isu-isu kesehatan. Perhatian utama dalam
komunikasi kesehatan berlangsung antar ahli kesehatan, ahli kesehatan
dengan pasien, dan antara pasien dengan keluarga pasien.

- Berusaha untuk memengaruhi secara positif


Komunikasi kesehatan dilakukan secara sistematis, baik dilakukan
dengan metode interpersonal atau komunikasi massa, untuk
memengaruhi secara positif perilaku kesehatan individu maupun
komunitas masyarakat. Selain itu, komunikasi kesehatan juga dipahami
sebagai studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat
mempengaruhi individu dan komunitas agar dapat membuat keputusan
yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan (Liliweri, 2008).

- Diharapkan adanya perubahan perilaku kesehatan


Konsep dan teori komunikasi diaplikasikan dalam komunikasi
kesehatan, yang membahas isu-isu kesehatan, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

- Ada interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu.


Individu yang dituju dalam komunikasi kesehatan berada dalam
situasi psikologis, biologis, dan sosial kemasyarakatan. Ketiga faktor
tersebut berpengaruh terhadap status kesehatan seorang individu. Dengan
komunikasi kesehatan, dipelajari adanya timbal balik antara ketiga faktor
yang memengaruhi suatu individu.

- Memberikan dampak positif


Komunikasi kesehatan yang berlangsung secara positif tentu
memberikan dampak yang positif bagi berbagai pihak. Oleh karena itu,
diperlukan penyampaian yang baik dan benar, menggunakan data yang
valid, sehingga terjalin hubungan yang baik antar pelaku komunikasi
kesehatan.

- Pertukaran informasi
Sejumlah studi mengatakan bahwa dokter umum meremehkan pasien
dalam hal informasi tentang penyakit dan perawatan yang inginkan.
Berdasarkan hasil penelitian oleh Donovan dan Blake (1992),
menunjukkan bahwa pasien berpenyakit “arthritis rheumatoid”,
mendambakan informasi lebih banyak tentang penyakit dan perawatnnya
dibanding dengan yang diberikan. Secara khusus, mereka ingin informasi
tentang etiologi, gejala, metode diagnosis, dan efek gejala/penyakit dan
efek samping obat-obatan, serta informasi tentang pilihan pengobatan
yang tersedia. Hal ini bisa saja terjadi terjadi kerena tidak berlangsung
pertukaran informasi yang cukup. (Dianne Berry, 2007;5)

III. Penutup
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional, kemampuan berkomunikasi
dalam menghadapi atau melayani pasien/klien sangat diperhatikan. Makalah ini
menyajikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi
kesehatan seperti unsur komunikasi, sifat atau konsep dasar komunikasi, bentuk,
model, dan fungsi komunikasi kesehatan metode komunikasi kesehatan, hambatan
dalam komunikasi kesehatan, serta prinsip komunikasi kesehatan. Diharapkan
dapat terjalin komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan dengan pasien/klien
yang akan dilayani, sehingga pelayanan kesehatan yang diterima pasien/klien pun

Daftar Pustaka
Rahmadiana, M., Komunikasi kesehatan: Sebuah tinjauan. Jurnal
Psikogenesis. 2012.
Arianto. Komunikasi kesehatan (komunikasi antara dokter dan pasien). Palu:
Fakultas Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Tadulako; 2016 (diakses
tanggal 11 September 2019).

Berry D. Health communication theory and practice. England: Open University


Press; 2007

Hekmat-panah J. Communication with and on behalf of patients. South Carolina:


CreateSpace Independent Publishing Platfrom; 2013

Schiavo, R. Health communication : from theory to practice / Renata


Schiavo. — 1st ed.

[internet] dinus.ac.id. [cited at 10 September 2019]. Available at :


http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Model-model_Komunikasi_06.pdf
HLCE. Health Communicatio Routes and Methods. Eropa: University Medical
Center Groningen; 2015. [cited 2019 september 11]. Available from:
http://healthliteracycentre.eu/health-communication-routes-and-methods/

Anda mungkin juga menyukai