Perkembangan Emosi Serta Mengupayakan Optimalisasi Aspek Perkembangan Emosi Peserta Didik Usia SMP/MTs
Perkembangan Emosi Serta Mengupayakan Optimalisasi Aspek Perkembangan Emosi Peserta Didik Usia SMP/MTs
i
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………............................ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii
PEMBAHASAN……………………………………………………………..… iii
1.Pengertian Perkembangan moral peserta didik…………………………... 1
2.Optimalisasi moral peserta didik Usia SMP/MTs………………………... 1
3.Tahap-tahap perkembangan emosi peserta didik usia SMP/MTs………… 3
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi peserta usia
SMP/MTs………………………………………………………………….. 5
5. Upaya-upaya mengoptimalkan perkembangan emosi peserta didik usia
SMP/MTs…………………………………………………………………. 6
6.Implikasi perkembangan emosi bagi pendidikan anak usia SMP/MTs…. 7
7.Peta konsep tentang perkembangan emosi anak Psikologi
Perkembangan……………………………………………………………... 7
8.Karakteristik perkembangan Emosi……………………………………... 8
9.Desain peta konsep tentang Karakteristik perkembangan Emosi………. 9
10.Perkembangan emosi peserta didik SMP/Mts zaman sekarang……………….. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 11
ii
1. Pengertian Perkembangan Moral Peserta Didik SMP
Pengertian perkembangan adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan
kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis
di dalam diri manusia. Sedangkan moral adalah suatu keyakinan dengan benar salah, baik buruk,
yang sesuai dengan kesepakatan social, yang mendasari tindakan atau pemikiran.
Perkembangan moral merupakan hal yang penting pada usia remaja atau pada saat duduk
di bangku sekolah menengah pertama. Yang mana peserta didik SMP harus mulai memahami nilai-
nilai, aturan, norma, yang berlaku di masyarakat, entah itu di lingkungan pendidikan ataupun
lingkungan non-pendidikan.
Perkembangan moral peserta didik harus dipantau secara optimal baik di sekolah maupun
didalam keluarga. Namun, disini peran pendidik sangatlah perlu untuk menanamkan moral dan
membentuk karakter peserta didik.
Menurut KBBI, optimalisasi adalah berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik,
tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling baik, pengoptimalan proses, cara, perbuatan
pengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi, dan sebagainya). Sehingga optimalisasi
adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain,
system, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih efektif.
1
Selain lembaga pendidikan formal keluarga juga memiliki peran penting dalam
menanamkan nilai-nilai moral terhadap anak dan anggota keluarga lainnya, karena keluarga
merupakan sarana terdekat dalam pembentukan karakter serta kepribadian terhadap individu.
Pendidikan karakter di sekolah merupakan peran guru bimbingan dan konseling dalam
menguatkan moral peserta didik sebagai karakter. Menurut Dany M. Handarini (2017: 1) peran dan
upaya yang dapat dilakukan Guru BK untuk menguatkan moral sebagai karakter adalah dengan
berperan sebagai leader, initiator, fasilitator, dan consultant.
Guru BK adalah pendidik yang bertugas untuk memimpin pengembangan aspek pribadi-sosial
dan kesehatan mental siswa, karena karakter baik itu performance maupun moral character
pada dasarnya adalah bagian dari aspek pribadi sosial. Oleh karena itu, guru BK dapat
memainkan peran dalam memimpin pengembangan program pendidikan karakter yang pada
dasarnya adalah bagian dari program bimbingan dan konseling komprehensif.
Isi dari pendidikan karakter lebih banyak berupa pengembangan aspek pribadi sosial. Dalam
konteks ini guru BK dapat mengambil inisiatif dalam pengembangan kurikulum pendidikan
karakter yang ada di sekolahnya melalui kegiatan analisis kebutuhan.
Sebagai fasilitator pendidikan karakter tugas utama guru BK adalah mempromosikan dan
melaksanakan pendidikan karakter.
Sebagai konsultan, tugas guru BK dan orang tua dalam mengembangkan karakter para siswa.
Pada dasarnya guru BK adalah pendidik yang pada pendidikan pajabatannya dipersiapkan
untuk memiliki pengetahuan dalam perkembangan anak dan remaja, serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan aspek-aspek pribadi-sosial siswa
didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru BK.
2
3. Tahapan Perkembangan Emosi Peserta Didik
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak- anak ke masa dewasa. Pada
masa ini, remaja mengalami perkambangan mencapai kematangan fisik, mental, social, dan
emosional. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18 tahun, yaitu
masa anak duduk di bangku sekolah menengah.
Secara garis besar masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode, yaitu periode
praremaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun karakteristik tiap periode
adalah sebagai berikut :
a. Periode praremaja
Selama periode ini terjadi gejala- gejala yang hampir sama antara remaja pria maupun wanita.
Perubahan fisik belum tampak jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan gerakan-
gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsangan
dari luar dan respons mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan
cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak- ledak.
Selama periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak adalah perubahan fungsi alat
kelamin. Karena perubahan tersebut remaja seringkali mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang dari mereka
cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan
merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit
dan mereka cepat marah dengan cara- cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia
sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya
sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang- kadang tidak wajar.
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul
secara lebih bijaksana meskipun belum bias secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-
cara sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Karena tuntutan peningkatan
tanggung jawab tidak hanya datang dari orangtua atau anggota keluarganya tetapi juga dari
3
masyarakat sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat
fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan adanya
kontradiksi dengan nilai- nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai
meragukan tentang apa yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringakali ingin
membentuk nilai- nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk
dikembangkan di kalangan mereka sendiri. Lebih- lebih jika orangtua atau orang dewasa di
sekitarnya ingin memaksakan nilai- nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan
alas an yang masuk akal menurut mereka.
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu
menunjukkan pemikiran, sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh karena itu orang tua
dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi
dengan orang tua juga menjadi lebih bagus dan lancer karena mereka sudah memiliki
kebebasan penuh serta emosinya pun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan
mulai mampu mengambil keputusan dan pilihan tentang arah hidupnya hidup yang dapat
dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orangtua, dan masyarakat.
Anak pada akhir masa remaja akhir dapat dikatakan telah mencapai kematangan emosional,
yang diharapkan dari padanya, bilamana dia menunjukkan sikap- sikap sebagai berikut:
- Dia tidak meledak-ledak dihadapan banyak orang karena tidak dapat menahan emosinya lagi.
- Dia mempertimbangkan dengan kritis terlebih dahulu suatu situasi, sebelum memberikan
reaksi yang dikuasai oleh emosi- emosi. Jadi keadannya berlainan dengan anak remaja yang
lebih awal(muda) yang reaksi- reaksinya didasarkan atas pandangan- pandangan sepintas lalu
saja dari situasi.
- Dia lebih stabil dalam pemberian reaksi terhadap salah stu bentuk emosi yang dialami.
4
4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Pada usia SMP atau MTs peserta didik sudah memasuki masa remaja dan sudah mulai
paham berbagai emosi dalam dirinya.Perkembangan emosi tersebut di pengaruhi oleh berbagai
kondisi emosional diantaranya adalah:
Faktor yang sangat berpengaruh dalam perkembangan emosi pada masa remaja adalah cinta
dan kasih sayang karena remaja membutuhkan kasih sayang yang sama layaknya apa yang mereka
alami pada tahun-tahun sebelumnya saat mereka masih anak-anak.Dengan adanya cinta dan kasih
sayang peserta didik akan mudah menemukan emosi di dalam dirinya dengan mengingat apa saja
emosi yang telah di berikan kepada kedua orang tuanya kepada dirinya sejak dia kecil.
Jika peserta didik tersebut tidak diberi cinta dan kasih sayang remaja tersebut pasti akan memiliki
perlambatan perkembangan emosi bahkan remaja tersebut sampai tidak dapat mengendalikan
emosinya.Oleh karena itu Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting,
walaupun kebutuhan-kebutuahan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi.
2.Gembira
3.Amarah
5
Dengan adanya amarah peserta didik akan mengalami perkembangan dalam emosi dimana mereka
dapat mengendalikan emosi dengan sadarnya mereka dalam kondisi marah.
Dengan adanya ketakutan dan kecemasan peserta didik akan mengalami perkembangan emosi
dimana ketakutan dan kecemasan tersebut akan melahirkan keseimbangan emosi dan juga
keberanian yang akan diperoleh setelah rasa dan takutnya telah hilang.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi peserta didik seorang pendidik juga
harus memahami upaya-upaya mengoptimalkan perkembangan emosi peserta didik usia SMP/MTs
(Fathiyah, K. N,2015).Upaya-upaya tersebut berupa :
6
6. Implikasi perkembangan emosi bagi pendidikan anak usia SMP/MTs
PERKEMBANGAN
EMOSI ANAK
7
8. Karakteristik Perkembangan Emosi
Karakteristik perkembangan emosi anak adalah fase dimana anak dalam keadaan emosi
yang sulit terkendali karena anak-anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional. Perkembangan
emosi ini mencolok pada usia 2,5 th-3,5 th dan 5,5 th-6,5 th. (Hurlock, 1980)
Anak mengkomunikasikan emosi melalui verbal, gerakan dan Bahasa tubuh yang bersifat
spontan dan sering kali tanpa disadari saat melakukannya. Bahasa tubuh yang bisa diaamati:
a. Ekspresi wajah
b. Napas
c. Gerakan tagan dan lengan
Melalui tingkah laku yang biasanya tampak dilihat:
a. Cemas
b. Cemburu
c. Takut
d. Senang
e. Marah
f. Sedih
Pada masa peralihan antara masa anak- anak dan masa dewasa, status remaja agak kabur, baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energy yang besar,
emosi berkobar- kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering
mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.
Adapun karakteristik emosional remaja berusia 12-15 tahun adalah sebagai berikut :
a. Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
Sebagian kemurungan sebagai akibat dari perubahan- perubahan biologis dalam
hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian karena kebingungannya dalam
menghadapi apakah dia masih sebagai anak- anak atau sebagai seorang dewasa.
b. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
c. Ledakan- ledakan kemarahan bias terjadi akibat dari kombinasi ketegangan psikologis,
ketidakstabilan biologis, dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atau pola makan
tidak tepat atau tidur yang tidak cukup.
8
d. Remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya
sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.
e. Remaja mulai mengamati orang tua dan guru- guru mereka secara lebih objektif dan
mungkun menjadi marah apabila mereka ditipu dengan gaya guru yang bersikap serba
tau.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN
EMOSI
9
10. Perkembangan emosi peserta didik SMP/Mts zaman sekarang
Hal itu disebabkan pada zaman sekarang sudah terdapat sumber kebahagiaan berupa
permainan,telfon genggam,dan lain sebagainya.Dan juga kasih sayang orang tua pada anaknya
sudah meningkat karena sudah terdapat panduan,dan ceramah yang orang tua dapatkan saat mereka
merencanakan ingin punya anak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin.2004.Paradigma Psikologi Islam.Jakarta: PT Pustaka Pelajaran.
Corey Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling&Psikoterapi, PT Refika aditama: Bandung
Suryabrata, Sumadi.2002.Psikologi Pendidikan. Cet. XI; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
11